Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit TBC sudah dikenal sejak dahulu kala. Penyakit ini disebabkan
oleh kuman/bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini pada umumnya
menyerang paru- paru dan sebagian lagi dapat menyerang di luar paru-paru
seperti kelenjar getah bening, kulit, usus/saluran pencernaan, selaput otak,
dan sebagainya. Penyakit TBC merupakan masalah yang besar bagi negara
berkembang termasuk Indonesia, karena diperkira kan 95% penderita TBC
berada di negara berkembang, dan 75% dari penderita TBC tersebut adalah
kelompok usia produktif (15-50 tahun). (Laban, Yoannes. 2009)
Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman yang membentuk
panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar komponen M.
tuberculosis adalah lemak / lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap
asam dan sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme
ini adalah aerob yang disukai yaitu daerah yang banyak mengandung oksigen.
Oleh karena itu, M. tuberkulosis senang tinggal di daerah paru-paru yang
mengandung oksigen tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif
untuk penyakit tuberkulosis. (Soemanri, Irman. 2009)
Tindakan atau upaya pencegahan penularan penyakit infeksi adalah
tindakan yang paling utama, Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan
cara memutuskan rantai penularannya. Rantai penularan adalah rentetan
proses berpindahnya mikroba patogen dari sumber penularan (reservoir) ke
pejamu dengan/tanpa media perantara. Jadi, kunci untuk mencegah atau
mengendalikan penyakit infeksi adalah mengeliminasi mikroba patogen yang
bersumber pada reservoir serta mengamati mekanisme transmisinya,
khususnya yang menggunakan media perantara. (Darmadi. 2010)
Berdasarkan masalah diatas, penulis memilih judul Institutional
Tuberculosis Transmission Controlled Trial of Upper Room Ultraviolet Air
Disinfection: A Basis for New Dosing Guidelines dikarenakan untuk
mengetahui pengaruh dari desinfeksi udara untuk mencegah penularan TBC.

1
1.2 Tujuan Penulisan
Dalam melakukan analisa jurnal dengan judul Institutional Tuberculosis
Transmission Controlled Trial of Upper Room Ultraviolet Air Disinfection: A
Basis for New Dosing Guidelines adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1) Mengetahui pengaruh dari desinfeksi udara untuk mencegah penularan
TBC.
2) Meningkatkan critical thinking tentang manfaat hasil penelitian bagi
dunia keperawatan

2
BAB II
JURNAL PENELITIAN

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Penelitian


1. Judul Penelitian : Effect of a relaxation training exercise on behaviour,
anxiety, and pain during buccal infiltration anaesthesia in children:
Randomized clinical trial
2. Pengarang : Sowmya Sridhar, Baranya Shrikrishna Suprabha, Ramya
Shenoy, Kunnumal Thekkeveetil Shwetha, Arathi Rao
3. Sumber : 2019 BSPD, IAPD and John Wiley & Sons A/S.
4. Abstract :
Background: Cognitive behavioural techniques can decrease procedural
pain and anxiety in children. Bubble breath exercise, a play therapy
technique, may be used as a relaxation strategy to manage anxiety and
pain. The objective of the study was to evaluate the effect of bubble breath
exercise on dental anxiety, dental behaviour, and pain intensity during
buccal infiltration of local anaesthetic in children. Study Design: This
randomized controlled trial involved 66 children aged 7‐11 years,
randomly allocated to two groups: Group 1 (control) and Group 2
(intervention group). Group 2 was trained in bubble breath exercise. The
reaction during buccal infiltration anaesthesia was recorded in terms of
behaviour (Frankl's behaviour rating scale), anxiety (Facial Image Scale
and pulse rate), and pain perception (Wong‐Baker FACES pain rating
scale and the Faces, Leg, Activity, Cry, and Consolability scale). Results:
The bubble breath exercise significantly reduced the pain perceived, as
measured by both the Wong‐Baker FACES pain rating scale (P < 0.001)
and the FLACC scale (P < 0.001). There was no statistically significant
difference in dental anxiety and behaviour among the groups. Conclusion:
Use of bubble breath exercise may be beneficial in decreasing the pain
perceived during maxillary buccal infiltration anaesthesia in 7‐ to 11‐year‐
old children.

4
Keywords: breathing exercises, dental anxiety, local anaesthesia,
relaxation therapy
5. Publikasi : 2019

3.2 Deskripsi Penelitian Berdasarkan Metode PICO


1) Tujuan Penelitian :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari desinfeksi udara
untuk mencegah penularan TBC.
2) Desain Penelitian :
Randomized clinical trial (uji coba terkontrol secara acak)
3) Analisis PICO:
a. P ( problem, population, purpose )
1. Problem : banyaknya anak-anak yang mengalami kecemasan dan
kegelisahan terkait nyeri saat hendak melakukan perawatan gigi
terutama pada saat pemberian anastesi lokal/bius
Population : uji coba terkontrol secara acak ini melibatkan 66
anak berusia 7-11 tahun yang dibagi menjadi dua kelompok:
Kelompok 1 (kontrol) dan kelompok 2 (kelompok intervensi).
Kelompok intervensi (n = 33)
Kelompok kontrol (n = 33)
Purpose : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
relaksasi dengan latihan pernafasan dan terapi bermain pada
perilaku kecemasan dan rasa nyeri selama anastesis lokal sebelum
cabut gigi
b. I ( Intervensi )
Pertemuan 1 : Pemeriksaan gigi,
kunjungan inklusi, dan aklimatisasi Dental anxiety Diukur dengan
facial image scala (FIS) sesaat sebelum dilakukan penemriksaan gigi.
Anak-anak diminta untuk menunjuk gambar wajah yang sesuai dengan
nyeri yang dirasakan.
Pada kelompok intervensi anak-anak diajari latihan nefas yang dilatih
oleh psikolog.

5
a. Latihan diawali dengan teknik nafas dalam,
b. kemudian dilanjutkan dengan memberi peniup gelembung udara
yang telah disediakan untuk meniup perlahan-lahan hingga menjadi
satu gelemnung besar
c. anak-anak didorong untuk meniup gelembung yang lebih besar
secara perlahan
d. anak-anak diminta untuk mengulang dari tahap awal hingga
meniup gelembung besar sebanyak 10
e. ini dilakukan 4 kali sehari dirumah didampingi oleh orang tua
hingga pertemuan berikutnya yang dijadwalkan selang 2-3 hari .
pertemuan 2 : prosedural kunjungan
a. kelompok intervensi mengulang latihan nfas gelembung 4-5 kali
sebelum pemberian anasteri lokal
b. pemberian anestesi lokal berupa Anestesi topikal. gel yang
mengandung 8% lignocaine. Yang diaplikasikan menggunakan
kapas steril.
c. Gel dimasukan kewadah dan diputas 3 kali sesuai jumlah obat yang
dibutuhkan
d. Gel diaplikasikan setelah tempat yang akan siap di suntikan dengan
kasa steril
e. Gel digosokkan kemukosa bawah sambil ditekan pelan selama 30
detik untuk meningatkan kedalaman peneterasi
f. Setelah 3 menit , anastesi topikal dibersihkan dengan kapas.
g. Kemudian bius lokal dengan teknik infiltrasi dengan jarum.

h. Scoring perilaku dan rasa sakit dilakukan dengan menggunakan


video dari prosedur oleh dua pemeriksa
i. Dikalibrasi dengan video record mulai dari waktu operator
memulai penerapan anestesi topikal sampai saat jarum telah di
cabut dari jaringan.
j. Kamera video tersembunyi diletakkan di tirai dan dipasang pada
jarak yang cukup sehingga dapat terlihat dari penglihatan langsung
anak
k. Tetapi pada seluruh tubuh saat yang sama anak terlihat selama
perekaman video Tidak seperti Peringkat real-time dari perilaku
atau sakit,
l. rekaman video dapat diputar membuktikan keakuratan rating. 16
Kalibrasi
m. kehandalan pemeriksaan dilakukan untuk 10% dari rekaman
berkala selama penelitian,
n. untuk menghindari intra-rating dan antar-rating Bias. Intraexaminer
dan kehandalan interexaminer, dinilai menggunakan statistik

6
Kappa Cohen, mengungkapkan nilai Kappa dari 1 dan 0,82,
masing-masing.
Perilaku dinilai selama waktu injeksi menggunakan skala penilaian
perilaku Frankl. 17 ( 1 = pasti negatif, 2 = sedikit negatif, 3 =
sedikit positif, 4 = pasti positif). Setiap anak dibuat untuk
mengukur rasa sakit dirasakan selama injeksi menggunakan Wong-
Baker FACES Peringkat sakit skala (WBFPRS) segera setelah
pemberian anestesi lokal. 18 The WBFPRS adalah skala yang
dilaporkan sendiri enam wajah, yang berkisar dari 'tidak sakit'
wajah tersenyum di sebelah kiri untuk menangis 'salahnya wajah
terburuk' di sebelah kanan. skala dilaporkan sendiri ini digunakan
dalam hubungannya dengan skala penilaian nyeri pengamatan:
yang Faces Kaki Aktivitas Cry dan Consolability skala (FLACC).
19 skala ini menggabungkan lima kategori perilaku untuk nyeri
tingkat. Setiap kategori mencetak pada skala 0-2, sehingga
memberikan nilai maksimum total 10. Skor perilaku yang lebih
dikodekan sebagai ringan (1-3), sedang (4-6), dan berat (7-10)
nyeri atau kategori ketidaknyamanan. 20

c. Compare
Pada kelompok kontrol tidak diberikan tindakan
d. Outcome
Latihan pernafasan dan terapi bermain dengan meniup gelembung
secara signifikan dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan selama
anastesi lokal sebelum cabut gigi pada anak-anak. yang diukur dengan
penilaian skala nyeri Wong-Baker FACES ( P < 0,001) dan skala
FLACC ( P < 0,001).
4) Kelebihan dan Kelemahan Penelitian
Limitation:
1. Mesikpun efektif untuk penularan bakteri tuber culosiss, udara pada
bangsal tercampur sehingga beresiko bagi yang ada didekat paisen
2. Mesikupun dapat deprogram dengan computer, tetapi peralatan di kamar
UV atas penting untuk memastikan adanya perubahan udara

Strength:

7
1. Pemantauan untuk ruangan deisinfeksi sangat efektif
2. Program computer untuk ruangan desinfeksi sangat efektif
3. Dijelaskan secara detail gambaran ruangan desifeksi udara dengan UV
4. Dosis yang diberikan jelas

5) Manfaat Hasil Penelitian bagi Keperawatan


Manfaat Praktis:Jurnal ini bermanfaat untuk mengetahui pengaruh
desinfeksi udara untuk mencegah penularan TBC.
Manfaat Teoritis :
Jurnal ini bermanfaat bagi mahasiswa program studi ilmu keperawatan
sebagai bahan referensi dalam menambah ilmu pengetahuan mereka dalam
mencegah penularan TBC.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan analisa jurnal terkait Institutional
Tuberculosis Transmission Controlled Trial of Upper Room Ultraviolet Air
Disinfection: A Basis for New Dosing Guidelines penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa setelah dilakukan desinfeksi udara pada ruangan yang
berhubungan dengan penyebaran Mycrobacterium Tuberculosis
menggunakan UV sangat efektif dalam mengurangi penularan TBC.

4.2 Saran
Menyadari penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail menjelaskan tentang makalah di atas dengan
menggunakan sumber sumber yang banyak dan tentunya dapat dipertanggung
jawabkan

9
LEMBAR KONSULTASI JURNAL
BLOK IDK 2

KELOMPOK 2

JUDUL JURNAL :
Institutional Tuberculosis Transmission Controlled Trial of Upper Room
Ultraviolet Air Disinfection: A Basis for New Dosing Guidelines
N Hari/Tanggal Materi Konsultasi TTD Dosen
O Konsultasi Pembimbing

1.

2.

3.

4.

TTD ACC JURNAL

Titik Agustyaningsih, M. Kep

10

Anda mungkin juga menyukai