Anda di halaman 1dari 15

Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERISIKO DENGAN KEJADIAN PENYAKIT


GASTRITIS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2018

Sunarmi

STIKES „Aisyiyah Palembang, Program Studi DIII Keperawatan


sunarmiiswadi82@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan
tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Beberapa jenis
makanan yang dapat menyebabkan gastritis yaitu makanan bergas (sawi, kol, kedondong), makanan
yang bersantan, makanan yang pedas, asam. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di
ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Pada tahun 2014 pasien yang mengalami gangguan
sistem pencernaan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang berjumlah 127 orang, tahun 2015
berjumlah 169 orang, tahun 2016 berjumlah 147 orang, tahun 2017 berjumlah 124 orang. Tujuan
peneliti: Penelitian ini untuk mengetahui Faktor-faktor Berisiko dengan Kejadian Penyakit Gastritis di
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Metode penelitian: Penelitian
ini mengunakan desian Survey analitik dengan pendekatan Cross sectional. Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien dengan gangguan Sistem Pencernaan berjumlah 124 orang pada tahun 2017.Besar
sampel berjumlah 35 responden yang menderita gastritis. tehnik pengambilan sample yaitu dengan
cara Purposive Sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16-22 Januari 2018. Hasil penelitian:
Penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara Umur, Jenis kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, dengan Kejadian Gastritis di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang. Dengan p-value umur : 0,627, Jenis Kelamin: 0,884, Pendidikan: 0,407, Pekerjaan: 0,057.
Saran: Berdasarkan hasil penelitian diharapkan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang lebih Sering
memberikan penyuluhan tentang pola makan yang baik dan makanan apa saja yang tidak boleh dan
boleh dikonsumsi pada pasien dengan Gastritis.

Kata Kunci : Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Kejadian Gastritis

ABSTRACT
Background: The occurrence of gastritis can be caused by a diet that is not good and irregular so that
the stomach becomes sensitive when stomach acid increases. Some types of food that can cause
gastritis are unsweetened foods (mustard, cabbage, kedondong), foods that are coconut milk, spicy,
sour foods. This will result in burning and pain in the stomach which is accompanied by nausea and
vomiting. In 2014 patients who experienced digestive system disorders at the Muhammadiyah
Hospital in Palembang totaled 127 people, in 2015 there were 169 people, in 2016 there were 147
people, in 2017 there were 124 people. Researcher's objective: This study was to determine the risk
factors for gastritis at the Muhammadiyah Hospital Palembang Internal Medicine Polyclinic.
Research method: This research uses desian analytic survey with cross sectional approach. The
population in this study were patients with digestive system disorders totaling 124 people in 2017. The
sample size was 35 respondents who suffered from gastritis. Sampling technique is by purposive
sampling. This research was conducted on January 16-22, 2018. The results of the study: This study
showed that there was no relationship between Age, Gender, Education, Occupation, and Gastritis at
the Muhammadiyah Hospital in Palembang. With p-value age: 0.627, Gender: 0.884, Education:
0.407, Job: 0.057. Suggestion: Based on the results of the study, it is expected that the
Muhammadiyah Hospital of Palembang more often provides counseling about good diet and what
foods should not and may be consumed in patients with Gastritis.
Keywords: Age, Gender, Education, Occupation, Gastritis Occurrence

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 61


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

PENDAHULUAN kemampuan cimetidine (obat penghambat


Gastritis merupakan peradangan yang asam lambung) dan obat-obatan lainnya
mengenai mukosa lambung,peradangan ini dalam menurunkan asam lambung pada
dapat mengakibatkan pembengkakan malam hari, dimana hal tersebut memegang
mukosa lambung sampai terlepasnya peranan penting dalam proses timbulnya
epitel akan gangguan saluran pencernaan. peradangan pada mukosa lambung.Rokok
Pelepasan epitel akan merangsang dapat mengganggu faktor defensif lambung
timbulnya proses inflamasi pada lambung (menurunkan sekresi bikarbonat dan aliran
(Ardian Ratu, 2013). darah di mukosa), memperburuk
Faktor- faktor yang menyebabkan peradangan, dan berkaitan erat dengan
Gastritis pola makan ,alkohol kopi, rokok komplikasi tambahan karena infeksi H.
.Terjadinya gastritis dapat disebabkan pylori. Merokok juga dapat menghambat
oleh pola makan yang tidak baik dan penyembuhan spontan dan meningkatkan
tidak teratur sehingga lambung menjadi risiko kekambuhan tukak peptik (Beyer,
sensitif bila asam lambung meningkat. 2004).
Beberapa jenis makanan yang dapat Konsumsi alkohol dalam jumlah
menyebabkan gastritis yaitu makanan sedikit akan merangsang produksi asam
bergas (sawi, kol, kedondong), makanan lambung berlebihan, nafsu makan
yang bersantan, makanan yang pedas, berkurang, dan mual. Hal tersebut
asam, dan lain-lain. Mengkonsumsi merupakan gejala dari penyakit gastritis.
makanan pedas secara berlebihan akan Sedangkan dalam jumlah yang banyak
merangsangsistempencernaan,terutamalamb alkohol dapat merusak mukosa lambung.
ung dan usus untuk berkontraksi (Suparyanto, 2012)
(Suparyanto, 2012). Kafeindapat menyebabkan stimulasi
Efek rokok pada saluran system saraf pusat sehingga dapat
gastrointdstinal antara lain melemahkan meningkatkan aktivitas lambung dan
katup esofagus dan pilorus, meningkatkan sekresi hormon gastrin pada lambung dan
refluks, mengubah kondisi alami dalam pepsin.Hormon gastrin yang dikeluarkan
lambung, menghambat sekresi bikarbonat oleh lambung mempunyai efek sekresi
pankreas, mempercepat pengosongan cairan getah lambung yang sangat asam dari
lambung, dan menurunkan pH duodenum. bagian fundus lambung.Sekresi asam yang
Sekresi asam lambung meningkat sebagai meningkat dapat menyebabkan iritasi dan
respon atas sekresi gastrin atau asetilkolin. inflamasi pada mukosa lambung (Okviani,
Selain itu, rokok juga mempengaruhi 2011).

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 62


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

Pendidikan dalam hal ini biasanya penderita gastritis antara pria dan wanita,
dikaitkan dengan pengetahuan, dan ternyata lebih banyak di derita oleh
berpengaruh terhadap pemilihan bahan perempuan Riyanto (2012) karena wanita
makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. lebih sibuk pada tugas tugas kuliah
Salah satu contoh prinsip yang dimiliki sehingga menyebabkan telat makan, yang
seseorang dengan pendidikan rendah dapat menyebabkan asamlambung
biasanya adalah yang penting meningkat
mengenyangkan, sehingga porsi bahan Tuntutan dunia kerja yang keras,
makanan sumber karbohidrat lebih dengan deadline target yang menyita
banyak dibandingkan dengan kelompok waktu menyebabkan para pekerja
bahan makanan lain. Sebaliknya, mengabaikan pemenuhan kebutuhan
sekelompok orang yang berpendidikan dirinya, terutama dalam menjaga pola
tinggi cenderung memilih bahan makan tepat waktu dan istirahat yang
makanan sumber protein dan akan cukup. Sudah jamak di kota-kota besar,
berusaha menyeimbangkan dengan pekerja kantoran sering dikejar-kejar waktu
kebutuhan gizi lain. Sehingga pendidikan sehingga nyaris tidak memiliki jam istirahat
sangat berpengaruh terhadap terjadinya yang cukup, walau cuma untuk makan
penyakit gastritis (Pratiwi,2013). siang tepat waktu. Pola kerja super sibuk
Usia sangat berpengaruh terhadap seperti ini juga menyebabkan stres karena
penyakit gastritis, karena masa remaja tekanan kerja yang tinggi. Sehingga pekerja
adalah masa mencari identitas diri, adanya kantoran sangat rentan mengalami penyakit
keinginan untuk dapat diterima oleh teman maag.(Efendi,2015)
sebaya dan mulai tertarik oleh lawan jenis Badan penelitian kesehatan dunia
yang dapat menyebabkan remaja sangat WHO (2012), mengadakan tinjauan
menjaga penampilan. Semua itu sangat terhadap beberapa Negara di dunia dan
mempengaruhi pola makan remaja, mendapatkan hasil persentase dari angka
termasuk pemilihan bahan makanan dan kejadian gastritis di dunia,
frekuensi makan. Remaja takut gemuk diantaranya:Inggris (22%), Cina (31%),
sehingga remaja menghindari sarapan dan Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Prancis
makan siang atau hanya makan sehari (29,5%). Di dunia,insiden gastritis sekitar
sekali.(Pratiwi, 2013) 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap
Faktor jenis kelamin mempengaruhi tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia
terjadinya penyakit gastritis. Berdasarkan Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
hasil penelitian di dapatkan bahwa jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 63


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

gastritis yang dikonfirmasi melalui Bandung 32,5% , Palembang 35,35%,


endoskopi pada populasi di Shanghai Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2
sekitar (17,2%) yang secara substansial (Sulastri,2012) .
lebih tinggi daripada populasi di barat yang Dari data dinas kesehatan Provinsi
berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Sumatera Selatan diketahui bahwa jumlah
Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu penyakit gastritis pada tahun pada tahun
hal yang remeh, namun gastritis 2013 didapat angka kejadian gastritis
merupakan awal dari sebuah penyakit yang sebanyak 63.408 kasus, sedangkan pada
dapat menyusahkan kita (Zhaoshen, 2014). tahun 2014 sebanyak 52.936 kasus dan
Kejadian gastritis di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 49.115 kasus
menurut WHO adalah 40,8%,dan angka (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
kejadian gastritis di beberapa daerah di Selatan 2016). Tahun 2017 Pada bulan
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi Januari sebanyak 2237 (Dinkes Sumatera
274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa Selatan 2017).
penduduk (Kurnia, Rahmi,2011). Dari data dinas kesehatan kota
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia Palembang diketahui bahwa penderita
tahun 2011, gastritis merupakan salah penyakit gastritis pada tahun 2009 sebanyak
satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak : 429 orang penderita, pada tahun 2010
pada pasien rawat inap di rumah sakit di sebanyak : 425 orang penderita. Pada tahun
Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus 2011 sebanyak : 432 orang penderita, Pada
(4,9%) (Depkes,2012).Pada tahun 2013 tahun 2013 sebanyak : 12.019 orang
penyakit gastritis termasuk ke 9 penyakit penderita (Profil Kesehatan Provinsi
terbesar dikota Palembang dengan jumlah Sumatera Selatan 2013).
12.019 kasus (Dinkes, 2013). Sedangkan menurut data dari Medical
Angka kejadian gastritis pada Record Rumah Sakit Muhammadiyah
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi palembang Penderita Gastritis di
dengan prevalensi 274,396 kasus dari Poliklinik Penyakit Dalam pada tahun 2014
238,452,952 jiwa penduduk Berdasarkan berjumlah 127 penderita, Pada tahun 2015
hasil penelitian dan pengamatan yang berjumlah 169 penderita , Pada tahun 2016
dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI berjumlah 147 penderita, dan pada tahun
dan angka kejadian gastritis tertinggi 2017 berjumlah 124 penderita.Pada saat
mencapai 91,6% yaitu di kota Medan, lalu melakukan pengambilan data awal dirumah
di beberapa kota lainnya seperti Surabaya sakit banyak pasien yang mengatakan
31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, terkena gastritis karena terlalu capek kerja

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 64


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

sehingga berpengaruh pada pola makan yg gastritis. Hal ini menunjukkan bahwa yang
tidak teratur. berisiko terkena gastritis 16 responden
Penelitian yang dilakukan oleh (57,1%) dan 4 responden (7,1%) tidak
Mawaddah (2012) dengan judul Faktor terkena gastritis. Sedangkan yang tidak
Resiko Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja berisiko tapi terkena gastritis sebanyak 12
Puskesmas Kampili Kabupaten Gowa. responden (42,9%) dan 52 responden
Sampel penelitian ini adalah pasien yang (92,9%) yang tidak gastritis .Dengan p-
menderita gastritis dan tidak menderita value= 0,001, kesimpulannya bahwa
gastritis dengan perbandingan kasus dan terdapat hubungan yang bermakna antara
kontrol 1 : 2 yang terdiri dari 46 kasus dan umur dengan kejadian gastritis Perhitungan
92 kontrol. Analisis data dilakukan dengan risk estimate didapatkan OR= 17,333
CI=95% serta menggunakan uji odds ratio (OR>1) dengan CI 4,903-61,273 bearti ada
(OR). Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan antara umur responden yang
bahwa pola makan yang terdiri dari jenis tidak terkena gastritis dengan terkena
makanan (OR=2,42; 95%CI 1,17-5,02) dan gastritis. (Studi di RSU. dr. R. Soetrasno
frekuensi makan (OR=2,33; 95%CI 1,08- Rembang).
4,98), kebiasaan meminum kopi (OR=3,36; Penelitian yang dilakukan Yulce
95%CI 2,58-4,37), merokok (OR=3,69; Mega W. Dkk. (2015) tentang “Faktor-
95%CI 1,73-7,86), penggunaan obat anti faktor resiko yang Berhubungan dengan
inflamasi non steroid (OR=2,72; 95%CI Kejadian Gastritis Pada Pasien Rawat Jalan
1,29-5,76), dan riwayat gastritis keluarga di Puskesmas Tumpaan Kec. Tumpaan
(OR=3,27; 95%CI 1,55-6,91) merupakan Kab. Minahasa Selatan “Dengan jumlah
faktor risiko kejadian gastritis. Sedangkan sample 107 yang terdiri dari 31 responden
keteraturan makan (OR=1,85; 95% CI 0,91- (29%) terkena gastritis dan 75 responden
3,78) dan konsumsi alkohol (OR=1,86 (71%) tidak terkena gastritis. Hal ini
95%CI 0,91-3,81) bukan merupakan faktor menunjukan hasil proposi sampel 53
risiko kejadian gastritis responden (100%) dengan jenis kelamin
Penelitian Hanik Murjayanah (2011) perempuan 18 responden (34%) yang
tentang “Faktor-Faktor Resiko Yang terkena gastritis dan 35 responden (66%)
Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis di tidak terkena gastritis . Sedangkan yang
RSU. dr. R. Soetrasno Rembang 2010” berjenis kelamin laki-laki yang terkena
Dengan jumlah sampel 84 yang terdiri dari gastritis sebanyak 13 responden (24,1%)
28 responden (100%) terkena gastritis dan dan yang tidak terkena gastritis sekitar 41
56 responden (100%) tidak terkena responden (75,9%) Dengan p-value =0,260.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 65


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

Kesimpulannya bahwa tidak ada hubungan HASIL DAN PEMBAHASAN


yang bermakna antara jenis kelamin dengan Kejadian Gastritis
kejadian gastritis. Dari Hasil tabel pada variabel
Gastritis yang di lihat dari status responden
METODOLOGI PENELITIAN di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit
Penelitian ini menggunakan metode Muhammadiyah Palembang tahun 2018
survey analitik melalui pendekatan study dapat dilihat dalam tabel 1 sebagai berikut :
cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah Tabel I.
untuk mengetahui Faktor-faktor Berisiko Distribusi Frekuensi menurut Kejadian
Gastritis, Jenis Kelamin, Pendidikkan,
dengan Kejadian Penyakit Gastritis di
Pekerjaan
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang No Variabel Frekuensi Persentase

Tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini Gastritis

adalah semua pasien yang mengalami 1 Tidak 18 51,4

masalah sistem pencernaan di Rumah Sakit 2 Ya 17 48,6

Muhammadiyah sebanyak 124 orang . dari Jumlah 35 100


Jenis Kelamin
bulan Januari sampai November pada tahun
Laki – Laki 15 42,9
2017.
Perempuan 20 57,1
Sampel pada penelitian ini adalah
Jumlah 35 100
Pasien dengan gangguan Sistem
Pendidikkan
Pencernaan di Poliklinik Penyakit Dalam
Tinggi 13 37,1
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Rendah 22 62,9
Tahun 2018 berjumlah 35 Orang. Teknik Jumlah 35 100
Sampling yang digunakan adalah Purposive Pekerjaan
Sampling dengan kriteria Inklusi : 1) Pasien Tidak Bekerja 23 65,7

yang mengalami masalah Sistem Bekerja 12 34,3

pencernaan; 2) Composmentis; 3) Bersedia Total 35 100

menjadi Responden. Penelitian ini Berdasarkan tabel 1 dari 35


dilakukan pada Januari di Rumah sakit Responden yang tidak mengalami gastritis
Muhammadiyah Palembang Tahun 2018. sebanyak 18 Responden (51,4%) lebih
Data ini dikumpulkan dengan banyak dari pada yang mengalami gastritis
menggunakan data sekunder. (Medical sebanyak 17 responden (48,6%) , Dari 35
record). Analisa data yang digunakan pada Responden yang mengalami kejadian
Penelitian ini menggunakan Uji-T dan Chi gastritis pada jenis kelamin perempuan
Square. Sebanyak 20 Responden (57,1 %)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 66


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

lebihbesar dari pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 23 responden (65,7%) lebih
sebanyak 15 responden (42,9%) dari 35 besar dari pada responden yang bekerja
Responden yang mengalami kejadian sebanyak 12 responden (34,3%).
gastritis, Responden berpendidikan rendah Umur
sebanyak 22 responden (62,9%) lebih Dari hasil variabel umur yang di lihat
besar dari pada bependidikan tinggi dari status respon Rumah Sakit
sebanyak 13 responden (37,1%), dari 35 Muhammadiyah Palembang 2018 dapat
responden yang mengalami kejadian dilihat dalam tabel berikut ini :
gastritis pada responden tidak bekerja

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Umur
Variabel Mean Median SD Min-Max CI 95%

Umur 55,00 55,00 11,700 29-76 50,98-59,02

sebanyak 23 responden (65,7%)


Berdasarkan tabel 2 dari 35 Responden
lebih besar dari pada responden yang
di dapatkan rata-rata Umur responden
bekerja sebanyak 12 responden (34,3%).
adalah 55,00 Tahun .Dengan standar
deviasi 11,700 ,Umur termuda 29 tahun
Analisa Bivariat
dan umur tertua 76 tahun (95% CI : 50,98- Perbedaan antara Umur dengan
59,02). Dari hasil estimasi interval dapat Kejadian Gastritis
Perbedaan antara Umur dengan
disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa
Kejadian Gastritis , Dapat dilihat pada tabel
rata-rata umur responden adalah 50,98-
3 dibawah ini.
59,02 tahun.
Tabel 3.
Hubungan Umur dengan kejadian Gastritis
Gastritis Mean SDP value N
Tidak 55,94 13,913 0,627 18
Ya 54,00 9,117 17

Berdasarkan Tabel 3 di dapatkan mengalami gastritis adalah 54,00 tahun


bahwa rata-rata umur responden yang dengan standar deviasi 9,117.
tidak mengalami gastritis adalah 55,94 (56 Hasil uji statistik didapatkan nilai P=
tahun ) dengan standar deviasi 13,913 0,627,berarti pada alpha 5% terlihat tidak
sedangkan rata-rata umurresponden yang ada perbedaan yang signifikan rata-rata
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 67
Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

Umur responden yang mengalami gastritis Hubungan antara jenis kelamin


dengan yang tidak mengalami gastritis. dengan Kejadian Gastritis , Dapat dilihat
Hubungan antara Jenis Kelamin pada tabel 4 dibawah ini.
dengan Kejadian Gastritis

Tabel 4.
Hubungan antara Jenis Kelamin dengan kejadian Gastritis
Kejadian Gastritis
No Jenis Kelamin Tidak Ya Jumlah P-value
n % n % n %
1 Laki-laki 7 46,7 8 53,3 15 100 0.884
2 Perempuan 11 55,0 9 45,00 20 100
Total 18 51,4 17 48,6 35 100

Berdasarkan Tabel 4 dari 35 maka keputusannya Ha gagal ditolak Ho


responden terdapat 20 responden ditolak berarti tidak ada hubungan yang
perempuan yang mengalami gastritis signifikan antara jenis kelamin dengan
sebanyak 9 responden (45%) dan dari 15 kejadian gastritis
responden laki-laki yang mengalami Hubungan antara Pendidikan dengan
gastritis sebanyak 8 responden (53,3%) Kejadian Gastritis
Hubungan antara Pendidikan
Berdasarkan hasil uji statistik chi
dengan Kejadian Gastritis , Dapat dilihat
square di dapat p-value = 0,884 > α = 0,05
pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5.
Hubungan antara Pendidikan dengan kejadian Gastritis
Kejadian Gastritis
No Pendidikan Jumlah P-value
Tidak Ya
n % n % n %
1 Tinggi 5 38,5 8 61,5 13 100,0 0.407
2 Rendah 13 59,1 9 40,9 22 100,0

Total 18 51,4 17 48,6 35 100


Berdasarkan Tabel 5 dari 35 dan dari 13 responden yang berpendidikan
responden terdapat 22 responden tinggi yang mengalami gastritis sebanyak
berpendidikan rendah yang mengalami 8 responden (61,5%)
gastritis sebanyak 9 responden (40,9%)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 68


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

Berdasarkan hasil uji statistik chi Hubungan antara Pekerjaan dengan


square di dapat p-value = 0,407 > α = 0,05 Kejadian Gastritis
Hubungan antara Pekerjaan
maka keputusannya Ha gagal ditolak Ho
dengan Kejadian Gastritis , Dapat dilihat
ditolak bearti tidak ada hubungan yang
pada tabel 6 dibawah ini.
signifikan antara Pendidikan dengan
kejadian gastritis.
Tabel 6.
Hubungan antara Pekerjaan dengan kejadian Gastritis
Kejadian Gastritis
No Pekerjaan Jumlah P-Value
Tidak Ya
n % n % n %
1 Tidak 15 62,5 8 34,8 23 100,0 0.057
2 Bekerja 3 25,0 9 75,0 12 100,0
Total 18 51,4 17 48,6 35 100

Berdasarkan Tabel 6 dari 35 ada perbedaan yang signifikan rata-rata.


responden terdapat 23 responden tidak Umur responden yang mengalami gastritis
bekerja yang mengalami gastritis sebanyak dengan yang tidak mengalami gastritis .
8 responden (34,8%) dan dari 12 responden Usia sangat berpengaruh terhadap
bekerja yang mengalami gastritis sebanyak penyakit gastritis, karena masa remaja
9 responden (75,0%) adalah masa mencari identitas diri,
Berdasarkan hasil uji statistik chi adanya keinginan untuk dapat diterima
square di dapat p-value = 0,057 > α = 0,05 oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh
artinya Ha gagal ditolak dan Ho ditolak lawan jenis yang dapat menyebabkan
Hal ini menunjukan bahwa tidak ada remaja sangat menjaga penampilan. Semua
Hubungan yang signifikan antara pekerjaan itu sangat mempengaruhi pola makan
dengan kejadian gastritis remaja, termasuk pemilihan bahan
makanan dan frekuensi makan. Remaja
PEMBAHASAN takut gemuk sehingga remaja menghindari
Hubungan Antara Umur dengan sarapan dan makan siang atau hanya makan
Kejadian Gastritis sehari sekali .(Pratiwi,2013)
Hasil uji statistik didapatkan nilai P=
Penelitian ini tidak sejalan dengan
0,627, berarti pada alpha 5% terlihat tidak
penelitian Hanik Murjayanah (2011)
tentang “Faktor-Faktor Resiko Yang

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 69


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis di di dapat p-value = 0,884 (> 0,05) maka
RSU. dr. R. Soetrasno Rembang 2010” keputusannya Ha gagal ditolak Ho ditolak
Dengan jumlah sampel 84 yang terdiri dari bearti tidak ada hubungan yang signifikan
28 responden (100%) terkena gastritis dan antara jenis kelamin dengan kejadian
56 responden (100%) tidak terkena Gastritis
gastritis. Hal ini menunjukkan bahwa yang Faktor penyebab gastritis lebih sering
berisiko terkena gastritis 16 responden terjadi pada perempuan dari pada laki-laki ,
(57,1%) dan 4 responden (7,1%) tidak disebabkan karena perempuan lebih sibuk
terkena gastritis. Sedangkan yang tidak pada tugas sehingga menyebabkan telat
berisiko tapi terkena gastritis sebanyak 12 makan yang dapat menimbulkan asam
responden (42,9%) dan 52 responden lambung meningkat. (Riyanto,2012)
(92,9%) yang tidak gastritis. Denganp- Hal ini sejalan dengan hasil
value= 0,001, kesimpulannya bahwa penelitian yang dilakukan Yulce Mega W.
terdapat hubungan yang bermakna antara Dkk. (2015) tentang “Faktor-faktor resiko
umur dengan kejadian gastritis perhitungan yang Berhubungan dengan Kejadian
risk estimate didapatkan OR= 17,333 Gastritis Pada Pasien Rawat Jalan di
(OR>1) dengan CI 4,903-61,273 bearti ada Puskesmas Tumpaan Kec. Tumpaan Kab.
perbedaan antara umur responden yang Minahasa Selatan “Dengan jumlah sample
tidak terkena gastritis dengan terkena 107 yang terdiri dari 31 responden (29%)
gastritis (Studi di RSU. dr. R. Soetrasno terkena gastritis dan 75 responden (71%)
Rembang). tidak terkena gastritis. Hal ini menunjukan
Dari hasil penelitian yang di hasil proposi sampel 53 responden (100%)
dapatkan, maka peneliti berasumsi bahwa dengan jenis kelamin perempuan 18
tidak ada perbedaan yang signifikan antara responden (34%) yang terkena gastritis dan
rata-rata umur responden yang mengalami 35 responden (66%) tidak terkena gastritis.
gastritis dengan yang tidak mengalami Sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki
gastritis semua umur bisa mengalami yang terkena gastritis sebanyak 13
kejadian gastritis, yang disebabkan karena responden (24,1%) dan yang tidak terkena
pola makan yang tidak teratur, jenis gastritis sekitar 41 responden (75,9%)
makanan dan strees. dengan p-value =0,260. Kesimpulannya
Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
Kejadian Gastritis antara jenis kelamin dengan kejadian
Berdasarkan hasil uji statistik chi square
gastritis.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 70


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

Dari hasil penelitian yang didapatkan berusaha menyeimbangkan dengan


maka peneliti berasumsi bahwa tidak ada kebutuhan gizi lain. Sehingga pendidikan
hubungan yang signifikan antara jenis sangat berpengaruh terhadap terjadinya
kelamin dengan kejadian gastritis. hal ini penyakit gastritis (Pratiwi,2013)
disebabkan karena baik perempuan maupun Hal ini tidak sejalan dengan Hasil
laki-laki itu pola makan atau jenis makanan Penelitian yang dilaku kan Luluk ulyatul
yang dikonsumsi tidak jauh berbeda. khusma (2016) tentang “Hubungan tingkat
Walaupun perempuan lebih sering pengetahuan dengan upaya pencegahan
mengkonsumsi makanan pedas, asam, kekambuhan gastritis di wilayah kerja
berminyak, namum banyak pula laki-laki puskesman gatak sukoharjo tahun 2016”
yang hobi mengkonsumsi makanan pedas, dengan jumlah sample 77 responden yang
berminyak, dan asam, sehingga baik terdiri dari 14 responden (100%)
perempuan maupun laki-laki rentan terkena berpengetahuan rendah dan 23 responden
gastritis. (100%) berpengetahuan cukup serta 33
Hubungan Antara Pendidikan dengan responden (100%) berpengetahuan tinggi
Kejadian Gastritis tentang upaya pencegahan kekambuhan
Berdasarkan hasil uji statistik chi
gastritis. Pada usia 20-24 tahun di
square di dapat p-value = 0,407 (p>0,05)
puskesmas gatak sukoharjo sebagian besar
maka keputusannya Ha gagal ditolak Ho
mempunyai pengetahuan tinggoi yaitu 21
ditolak bearti tidak ada hubungan yang
responden (63,6%). Dengan angka p-value
signifikan antara Pendidikan dengan
= 0,001 artinya bahwa terdapat hubungan
kejadian Gastritis
yang bermakna antara tingkat pengetahuan
Pendidikan rendah lebih rentang
tentang gastritis dengan upaya pencegahan
terkena gastritis daripada yang
kekambuhan gastritis pada pasien diwilayah
berpendidikan tinggi, karena orang
kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.
berpendidikan rendah berasumsi tidak perlu
Beredasarkan Asumsi peneliti bahwa
makan yang kaya dengan karbohidrat yang
kejadian gastritis ini disebabkan karena
penting kenyang. sehingga porsi bahan
kemungkinan orang yang berpendidikan
makanan sumber karbohidrat lebih
rendah itu tidak mementingkan status gizi
banyak dibandingkan dengan kelompok
yang dimakan contohnya orang yang
bahan makanan lain. Sebaliknya,
berstatus rendah mungkin mengira bahwa
sekelompok orang yang berpendidikan
dengan makan–makanan yang mengandung
tinggi cenderung memilih bahan
karbohidrat tanpa di dampingi dengan
makanan sumber protein dan akan
protein sudah cukup yang penting

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 71


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

mengenyangkan.Berbeda dengan orang Hal ini disebabkan karena responden


yang berstatus tinggi dia lebih yang bekerja itu lebih rentan terkena
mementingkan status gizi pada saat makan, gastritis daripada yang tidak bekerja
dimana antara karbohidrat dengan protein disebabkan karena orang yang bekerja lebih
harus seimbang dan ada makanan tambahan sibuk dengan pekerjaan kantornya apalagi
seperti cemilan. kalau ada tugas yang deadline dia lebih
Hubungan Antara pekerjaan dengan mementingka tugas nya dari pada makan,
Kejadian Gastritis sehingga orang yang bekerja memiliki pola
Hal ini Sejalan dengan penelitian
makan yang tidak teratur yang dapat
Andi Megawati tentang “Faktor yang
menyebabkan terjadinya gastritis. Namun
berhubungan dengan kejadian Gastritis
tidak menutup kemungkinan orang yang
Pada pasien yang dirawat di RSUD
tidak bekerja tidak mengalami gastritis
Labuang Baji Makassar. Berdasarkan Hasil
nyatanya dari hasil penelitian di dapatkan
Penelitian dapat diketahui frekuensi
bahwa banyak responden yang tidak bekrja
responden mahasiswa terhadap kejadian
tetapi mengalami gastritis hal ini dapat di
gastritis sebanyak 14 responden (93,3%)
sebabkan karena orang yang tidak bekerja
sedangkan tidak terjadi gastritis sebanyak 1
itu lebih rentan terkena gastritis terutama
responden (6,7%). Responden PNS
pada ibu rumh tangga yang sibuk dengan
terhadap kejadian gastritis sebanyak 8
mengurus rumah dan anaknya sehingga
responden (80,0%)sedangkan tidak terjadi
sering sekali ibu rumah tangga telat makan
gastritis sebanyak 2 responden
yang dapat menyebabkan asaam lambung
(20,0%).Responden wiraswasta terhadap
nya meningkat,dan orang yang tidak
kejadian gastritis sebanyak 3 (60,0%)
bekerja juga ada yang mengalami kejadian
sedangkan yang tidak mengalami
gastritis yang di sebabkan karena strees
kejadiangastritis sebanyak 2 responden
,contoh orang yang pengangguran yang
(20,0%). Dan Responden URT sebanyak 5
tidak mempunyai penghasilan dapat
responden (62,5%) dan yang tidak
menyebabkan dia stress akibat tuntutan
mengalami kejadian gastritis sebanyak 3
ekonomi keluarga sehingga dia tidak nafsu
responden (37,5%).Dengan angka p-value
makan dapat menyebabkan asam lambung
= 0,23 artinya bahwa tidak terdapat
nya meningkat dan lambung kosong
hubungan yang bermakna antara pekerjaan
sehingga lambung mengalami pergesekan
dengan kejadian penyakit gastritis Pada
yang dapat menyebabkan peradangan pada
pasien yang dirawat di RSUD Labuang Baji
mukosa lambung
Makassar

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 72


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

KESIMPULAN DAN SARAN SARAN


Kesimpulan Melihat hasil penelitian diatas ada
1. Sebagian besar responden tidak memiliki beberapa saran yang perlu diperhatikan dan
gastritis sebesar 51,4% ditindak lanjuti sebagai berikut :
2. Sebagian responden pada usia kejadian 1. Bagi STIKES „Aisyiyah Palembang
gastritis sebanyak 54,43 tahun Hendaklah institusi pendidikan
3. Sebagian besar responden jenis kelamin dapat lebih menambah lagi sarana dan
perempuan yang paling banyak terkena prasarana belajar dengan menyediakan
gastritis sebesar 57,1%. bahan atau literature di perpustakaan
4. Sebagian besar responden memiliki sehingga dapat digunakan sebagai bahan
berpendidikan rendah sebanyak 62,9%. untuk perbaikan pada penelitian
5. Sebagian besar responden memiliki selanjutnya serta meningkatkan kualitas
kategorik tidak berkerja sebanyak pendidikan bagi mahasiwa
65,7%. 2. Rumah Sakit Muhammadiyah
6. Rata-rata umur responden yang tidak Palembang
mengalami gastritis adalah 56 tahun Diharapkan agar dapat me-
dengan standar deviasi 13,913 ningkatkan semua kualitas pelayanan
sedangkan untuk yang mengalami kesehatan yang sudah baik dengan cara
gastritis adalah 54,00 tahun dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada
standar deviasi 9,117. Hasil uji statistik perawat, dan anjurkan perawat untuk
didapatkan nilai P= 0,627, berarti pada memberikan penyuluhan kepada
alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan responden yang berobat di Poliklinik
yang signifikan rata-rata Umur penyakit Dalam rumah sakit
responden yang mengalami gastritis Muhammadiyah Palembang Khususnya
dengan yang tidak mengalami gastritis. penyuluhan tentang Faktor-faktor yang
7. Tidak Ada Hubungan antara Jenis berisiko terhadap kejadian penyakit
Kelamin dengan Kejadian Gastritis Gastritis.
dengan P-value = 0,884 > nilai α = 0,05. 3. Bagi Peneliti selanjutnya
8. Tidak Ada Hubungan antara Pendidikan Peneliti selanjutnya agar melakukan
dengan Kejadian Gastritis P-value = penelitian lebih lanjut tentang “ Faktor-
0,407 > nilai α = 0,05 faktor risiko dengan kejadian gastritis
9. Tidak Ada Hubungan antara Pekerjaan yang mempunyai variabel yang lebih
dengan Kejadian Gastritis dengan P- banyak lagi yang dapat mewakili subjek
value = 0,057 > nilai α = 0,057 penelitian dengan sampling dan desain

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 73


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

yang lebih berbeda sehingga dapat penyakit gastritis dan pola makan yang
menghasilkan penelitian yang menarik. benar
4. Bagi Pasien
Diharapkan agar responden
mengetahui dan paham tentang “

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2010. Gastritis. http://bluebear.student.umm.ac.id/2010/07/14/-gastritis-magh.


Diakses tanggal 04 Januari 2012
Ardian , Ratu R & G.Made Adwan. 2013. PenyakitHati,lambung, usus, dan
ambeien.Yokyakarta: Nuha Medika
Aulawi., Khudazhi 2013 Buku ajar: Asuhan keperawatan pada gangguan sistem
Gastrointestinal.Salemban Medika. Jakarta:EGC
Beyer. 2004. Medical Nutrition Therapy for Upper Gastrointestinal Tract Disorders.
Philadelphia: Saunders
Dinkes. (2013). “Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2013”.

Dinkes. (2013). “Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2016”.

Dinkes. (2013). “Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2017”.

Efendi,Joni lis,2015 Solusi Atasi Maag Bagi pekerja Kantoran. Diakses tanggal 26 Juni 2015
pukul 03: 02 wib
Hurlock, Elizabeth B. (2007). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan edisi kelima (alih Bahasa: Dra. Istiwidayanti & Drs.
Soedjarwo).Jakarta: PT Erlangga.
Menurut ISCO (International Standard Clasification of Oecupation) dalam Sriyono.2015
Metodologi Penelitian.Jakarta: PT Erlangga
Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna: Gastritis (Penyakit Maag). Jakarta:
Pustaka Populer Obor.
Muttaqin, Arif, dan, Kumala Sari. 2011.Gangguan Gastrointestinal Salemba Medika.
Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S .(2012).Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nuari ,Nian,afrian(2013). Buku ajar : Asuhan keperawatan pada gangguan sistem


Gastrointestinal . Jakarta: EGC
Nuzulul (2011).Asuhan Keperawatan (ASKEP) Gastritis)Diakses tanggal 13 june 2012

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 74


Volume 8, Juni 2018 Sunarmi

Okviani,Wati (2011) . Hubungan pola makan dengan kejadian Gastritis Pada mahasiswa S1
Keperawatan Program A.fikses UPN Veteran Jakarta
Pratiwi ,Wahyu (2013). Hubungan pola makan dengan Gastritis pada Remaja di pondok
pesantren daar el qolam bintung,jayanti,tangerang
Puspadewi .V. A ,Endang. L. 2012. Penyakit maag dan Gangguan pencernaan.
Yogyakarta:Kanisius
Rosniyanti. 2010. AINS. http://doctorology.net/?cat=169 Diakses tanggal 10 Januari 2012,
11:23 WIB.

Shinya, Hiromi. 2008. The Miracle of Enzyme : Self-Healing Program. Bandung: Qanita

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2001). “Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica
Ester, Yasmin Asih”. Jakarta: EGC.
Sudoyo, Aru W. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI

Suparyanto,2012.Etiologi dan Penanganan Gastritis. Diakses pada tanggal 17 februari 2017

Warianto, Chaidar. 2011. Minum Kopi Bisa Berakibat Gangguan


Pencernaan.http://www.griyawisata.com/pdf. php ? url pdf = 28640 Diakses tanggal 11
Januari 2012, 09:05 WIB.
WHO (2012).World Health Organizing

Wibowo, Amrih. (2011). “Gastritis” , diakses pada tanggal 1 Desember 2016.

Zhaoshen L, Duowu Z, Xiuqiang M, Jie C, Xingang S, Yanfang G, et al. 2010. Epidemiology


of Peptic Ulcer Disease: Endoscopic Results of the Systemic Investigation of
Gastrointestinal Desease in China Am J. diakses 28 November 2016.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 75

Anda mungkin juga menyukai