Anda di halaman 1dari 5

Marizka Distya Anastasia

17013010138

Akuntansi Kelas D

Sri Mulyani

1. Latar Belakang Suksesnya


Memiliki kercerdasan di atas rata-rata megantarkan Sri Mulyani Indrawati
mendapatkan pengakuan dunia. Ekonom kelahiran Lampung ini mejadi wanita pertama
yang menjadi menteri keuangan Indonesia dan sekaligus sebagai  orang asia pertama
yang menduduki jabatan Direktur Pelaksana Bank Dunia. Perempuan kelahiran Tanjung
Karang, Lampung, 26 Agustus 1962 ini adalah anak ketujuh dari sepuluh bersaudara dari
pasangan Prof. Satmoko dan Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko. Wanita dengan zoidak
Virgo ini mengenyam pendidikan dasar dan menengah pertama di kota kelahirannya,
tepatnya di SMPN 2 Bandar Lampung. Kemudian, melanjutkan sekolahnya ke SMAN 3
Semarang. Setelah itu, Sri Mulyani Indrawati melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia yang lulus tahun 1986. Tidak tanggung-tanggung, 2 tahun
kemudian ia melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Amerika Serikat. Tepatnya di
University of lllinois Urbana Champaign dengan gelar Master of Science of Policy
Economics (1990) dan Ph.D. of Economics (1992).
Hidup di keluarga yang menjunjung tinggi nilai pendidikan, Sri Mulyani
Indrawati bersama kesembilan saudaranya merupakan orang-orang yang berprestasi.
Orang tua Sri Mulyani sendiri merupakan guru besar IKIP Semarang (Kini Universitas
Negeri Semarang). Mayoritas saudara kandung Sri Mulyani sapaan akrabnya,
menyandang gelar master dan doktor. Ada seorang yang menyandang gelar sarjana dan
juga seorang yang menyandang gelar professor. Sama seperti orang tuanya, banyak dari
mereka mengabdikan diri di dunia pendidikan meskipun memiliki profesi yang berbeda.
Begitu pula dengan Sri Mulyani. Sebelum hijrah ke Negeri Paman Sam, ia sempat
menjadi asisten pengajar di Fakultas Ekonomi UI pda usia 23 tahun. Di Amerika sendiri,
Sri Mulyani pernah menjabat sebagai Asisten Profesor di University of lllinois at Urbana.
Setelah kembali ke tanah air, wanita yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata ini
pun terjun ke dunia birokrasi. Kariernya dimulai saat ia menjadi staf ahli di Staf Ahli
Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS sejak 1994 selama 1 tahun.
Selanjutnya, ia juga menjadi Anggota Kelompok Kerja General Agreement on Trade in
Services (GATS) Departemen Keuangan (1995). Lalu menjadi Dosen Program S1 &
Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia (1998) dan
redaktur jurnal kampus “Manajemen Usahawan Indonesia”. Sri Mulyani juga pernah
menjadi bagian dari Research Associate, Wakil Kepala Pendidikan, dan Wakil Kepala
Bidang Penelitian di FE-UI. Ia sering terlibat dalam penelitian-penelitian bidang ekonomi
moneter, tenaga kerja, dan perbankan. Beberapa hasil risetnya di antaranya Research
Demand for Housing, World Bank Project (1986), Fiscal Reform in Indonesia : History
and Perspective (1995), Studi Kesiapan Industri Dalam Negeri Memasuki Era
Perdagangan Bebas, Departemen Perindustrian dan Perdagangan bersama LPEM FEUI
(1997), dan Country Economic Review for Indonesia bersama Asian Development Bank
(1999). Kariernya di UI semakin menanjak, pada Juni 1998 ia dilantik menjadi Kepala
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (LPEM FEUI). Namanya semakin eksis karena ia sering tampil di berbagai
seminar dan media massa. Analisanya kritis, tajam, lugas, dan jernih mengantarkannya
menjadi penasehat pemerintah bersama pakar ekonom lain dalam Dewan Ekonomi
Nasional (DEN) pada era pemerintahan Presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus
Dur.
Pada Agustus 2001, Sri Mulyani hijrah ke Atlanta, Georgia, AS dan bergabung
dengan USAid sebagai konsultan. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan saran dan
nasihat mengenai bagaimana cara mendesain program S-2 untuk perkuatan universitas di
daerah maupun program USAid lainnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Ia pun
sempat mengajar sebagai dosen di Georgia University. Pada awal Oktober 2002, wanita
yang menjadi salah satu pakar ekonomi Indonesia ini pun bergabung dengan IMF sebagai
Executive Director menggantikan Dono Iskandar Djojosubroto mewakili 12 negara di
Asia Tenggara. Dikarenakan kesibukannya, ia terpaksa meninggalkan beberapa profesi
mengajarnya dan beberapa jabatan sebagai komisaris di perusahaan swasta.
Setelah kembali ke tanah air, pada 2004, ia diangkat oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas. Tak lama kemudian, pada 5 Desember 2005, seperti ditulis
dalam situs kementerian ekonomi, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani digeser menjadi Menteri Keuangan
menggantikan Jusuf Anwar. Kariernya di kabinet makin dipercaya. Pada tahun 2008, ia
menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko
Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia, sehingga
tugasnya merangkap sebagai menteri keuangan. Berkat keahliannya dalam bidang
ekonomi, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia oleh
Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan
IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia
versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007 dan wanita paling berpengaruh ke-23 di
dunia versi majalah Forbes tahun 2008.
Pada 20 Mei 2010, Sri Mulyani mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan
Kabinet Indonesia Bersatu karena ditunjuk sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Ia
adalah wanita dan orang asia pertama yang berhasil menduduki posisi tersebut. Enam
tahun kemudian, Presiden Jokowi memintanya untuk menjadi Menteri Keuangan
menggantikan Bambang Brodjonegoro. Sri Mulyani pun menerima amanah tersebut
untuk periode 2016-2019.

2. Faktor Suksesnya
Role model
Sukses akan sulit tergapai tanpa adanya  role model atau teladan. Bagi Sri
Mulyani, keluarga menjadi panutannya. Ia tidak ragu menjadikan kedua orang
tuanya, terutama sang ibu yang berprofesi sebagai dosen, menjadi  role
model tersebut. Bagi Menteri Sri Mulyani, sang dunda menjadi inspirasinya
karena meskipun harus mengasuh dan membesarkan anaknya yang berjumlah
sepuluh orang, dia masih bisa memperoleh gelar doktor.
Dukungan keluarga
Kunci jadi wanita karier yang suskses berikutnya adalah dukungan keluarga
sebagai motivasi. Selain orang tua, dukungan suami dan anak-anak sangat
penting. Menurutnya, tidak ada hal yang tidak mungkin bila semuanya
mendukung. Keluarga adalah mitra utama seorang wanita karier.
Total dalam bekerja
Berikan yang terbaik dalam bekerja. Menurut Sri Mulyani, menghabiskan
sebagian besar waktu di tempat bekerja pasti akan memberikan rasa bersalah
bagi seorang wanita yang juga seorang ibu dan istri. Rasa bersalah itu harus
dikompensasi dengan melakukan semua pekerjaan dengan baik sehingga tidak
ada rasa penyesalan.
Saling memotivasi
Keempat, saling memotivasi sesama pekerja wanita. Hal ini penting karena
perjalanan karir seorang wanita tidak mudah. Oleh karena itu, diperlukan
pemberdayaan dan penguatan agar dapat saling mendukung.
Di luar empat kunci tersebut, menurut Sri Mulyani, jangan lupa  melepaskan
atribut di tempat bekerja dan berlaku sebagaimana seorang wanita
sesungguhnya saat di rumah.

3. Presepsi Kita
Menurut saya, kepemimpinan Sri Mulyani sangatlah bagus. Gaya
kepemimpinannya sangat kuat. Beliau selalu memberikan motivasi kepada staf
bawahannya dan orang-orang yang berada dilingkup kementerian keuangan. Beliau juga
selalu menjadi contoh atau tauladan yang baik. Beliau juga memiliki sikap-sikap seorang
pemimpin seperti cakap dan cerdas, peduli, berani dan tegas dalam mengambil sebuah
keputusan, berambisi untuk maju, bertanggung jawab, serta sebagai inspirator. Dalam
pengambilan keputusan, Sri Mulyani bertindak sering, cepat, tepat, dan besar. Beliau juga
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Sri Mulyani juga memiliki tingkat
kepercayaan publik yang tinggi.
Mungkin diantara kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Sri Mulyani, saya
merasa beliau masih memiliki kelemahan didalam beban masa lalu. Yakni permasalahan
dalam negeri, yaitu didalam kasus bailout Bank Century. Hingga detik ini, beliau masih
belum bisa menuntaskan permasalahan tersebut.

4. Closing Statement
Kesimpulan dari sosok kepemimpinan Sri Mulyani, yaitu beliau mampu menjadi
seorang pemimpin yang hebat karena memiliki sikap-sikap seorang pemimpin. Selain itu,
Sri Mulyani menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dan benar. Sudah selayaknya
kita mampu meneladani dan menjadikan Sri Mulyani sebagai role model kita dalam
menjadi seorang pemimpin didalam dunia ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai