Anda di halaman 1dari 5

ADVOKASI KESEHATAN

POLICY BRIEF : PENGARUH PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN


TERHADAP KESEHATAN

Dosen Mata Kuliah : Dino Sumaryono,Skm.M.Ph

Disusun Oleh :

Kelompok 9

1. Fenti Apriani
2. Ogi Cahyadi Putra
3. Siti Rukma Afia Rahmah
4. Yulia Novitasari

Tingkat : 3 B

POLTEKKES KEMENKES KOTA BENGKULU

JURUSAN DIV PROMOSI KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


PENGARUH PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN TERHADAP
KESEHATAN

Ringkasan Eksekutif

Kebakaran hutan dan lahan merupakan masalah nasional yang dihadapi Indonesia
saat memasuki musim kemarau. Yang memiliki dampak yang cukup besar
terhadap aspek-aspek kehidupan terutama dari segi kesehatan. Beberapa wilayah
di Indonesia terutama Sumatera dan Kalimatan memiliki lahan yang mudah
terbakar dan banyak faktor yang menyebabkan kebakaran hutan.

PENDAHULUAN

Di Indonesia kebakaran hutan sering terjadi terutama di wilayah sumatera


dan kalimantan. Kebakaran hutan ini terjadi hampir setiap tahun terutama ketika
memasuki musim kemarau. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kebakaran hutan yaitu faktor alam dan manusia atau kombinasinya. Faktor alam
seperti musim kemarau dan kondisi hutan atau lahan yang mudah terbakar,
sedangkan faktor manusia adalah kelalaian atau kesengajaan dalam pembakaran
hutan untuk membuka lahan perkebunan. Masyarakat sering membuka lahan
perkebunan dengan cara membakar hutan. Hal itu dilakukan setiap tahun dengan
lahan yang berbeda dan baru (berpindah-pindah). Jika hal itu terjadi maka
semakin banyak hutan dan lahan yang dibakar guna kepentingan pribadi. Menurut
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), jumlah kebakaran
gambut pada tahun 2019 sebanyak 27 % dari luasan hingga agustus 2019.

PERMASALAHAN

Permasalah yang disebabkan oleh kebakaran hutan, antara lain :

1. Hutan gundul
2. Kebanjiran/longsor
3. Hilangnya habitat satwa, flora dan fauna
4. Cuaca gersang
5. Kurangnya oksigen
6. Polusi udara
7. Gangguan penglihatan
8. Ganguan kesehatan pernapasan

Banyaknya dampak dari kebakaran hutan atau lahan terutama dilihat dari segi
kesehatan. Kebakaran hutan yang cukup besar ini mengakibatkan terjadinya kabut
asap. Kabut asap menyebar ke propinsi-propinsi bahkan ke negara-negara
tetangga. Kabut asap ini menyebabkan polusi udara. Yang dapat mempengaruhi
kesehatan pernapasan dan penglihatan.

Menurut BMKG selama september tahun 2019 konsentrasi partikel udara, PM


10 menunjukan dibawah nilai ambang batas (NAB). Terutama pada 12-13
september 2019 melonjok melebihi NAB, yaitu 478 mikrogram per meter kubik
alias sudah sangat berbahaya.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah salah satu dampak kebakaran hutan.
Penderita ISPA akibat kebakaran hutan dan lahan yang tercata hingga bulan
September 2019 menyentuh angka 919.516 orang. ISPA tersebar di berbagai
propinsi dengan penderita terbanyak berada di Sumatera Selatan berjumlah
291.807 orang.

POLICY OPTION

1. Kebijakan menurut UU 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup pasal 108 beisi, seseorang yang sengaja membuka lahan
dengan cara dibakar dikenakan sanksi minimal 3 tahun dan maksimal 10 tahun
serta denda maksimal Rp 10 Miliar.
2. Program Desa Siaga Api adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Hal ini untuk membangun budaya di kalangan masyarakat yang tidak
memberikan toleransi (Zero Tolerance) terhadap perilaku dan tindakan
membakar hutan dan lahan karena konsekuensi yang ditimbulkannya sangat
berbahaya.
3. Pengkajian ulang kebijakan pemanfaatan hutan dan lahan. Penyebab lain
kebakaran hutan berkaitan dengan konversi lahan, aktivitas pemanfaatan
sumber daya alam, pemanfaatan lahan gambut, sengketa lahan, yang belum
tersentuh dalam kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

REKOMENDASI STRATEGI

Untuk mengurangi kebakaran hutan yang memiliki dampak yang besar.


Maka dipelukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan baik dari
pemerintah maupun masyarakat. Harus adanya kombinasi dari berbagai kebijakan.

1. Program pemberdayaan masyarakat melalui Program Desa Siaga Api.


2. Mempertegas pelaksanaan Kebijakan menurut UU 32 tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
3. Pemerintah mengkaji ulang kebijakan-kebijakan yang dapat menyebabkan
kebakaran hutan seperti konversi lahan, aktivitas pemanfaatan sumber daya
alam, pemanfaatan lahan gambut, dan sengketa lahan.

KESIMPULAN

Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia.
Kebakaran hutan yang memiliki dampak yang besar terutama dari segi kesehatan.
Diperlukannya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. Kebakaran
hutan bukan hanya tangggung jawab pemerintah tetapi harus adanya kerjasama
dari berbagai pihak terutama masyarakat.
REFERENSI

Gro. 2020. Program Desa Siaga Api SMART Cegah Kebakaran Hutan - Dunia
Usaha. Diakses melalui http://www.neraca.co.id/article/70011/program-
desa-siaga-api-smart-cegah-kebakaran-hutan-dunia-usaha

Qodriyatun ,Sri Nurhayati.2014. Kebijakan Penanganan Kebakaran Hutan Dan


Lahan. Diakses melalui
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-VI-6-II-
P3DI-Maret-2014-19.pdf pada tanggal 16 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai