Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

“PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG CAMPAK PADA

MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERBERAS“

OLEH :

TUNGGUL HARWANTO, S.KEP,NS.,M.KES

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

Judul : “Peningkatan Pengetahuan Tentang Campak Pada Masyarakat Di

Wilayah Kerja Puskesmas Sumberberas“

1. Ketua pelaksanan : Tunggul Harwanto, S.Kep,Ns.,M.Kes

2. Anggota : Rahmawati Raharjo, S.Kep,Ns.,M.Kes

3. Jangka waktu kegiatan : 1 hari

4. Sumber dana : Universitas

5. Biaya kegiatan : Universitas

Mengetahui, Banyuwangi, 08 November 2018


Dekan FIKES Ketua Pelaksana

dr. Ika Veronita Tunggul H, S.Kep,Ns.,M.Kes


NIPY : NIPY :

Menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Bakti Indonesia

MOH. IMRON ROSIDI, M.Pd


NIDN.072105870
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tulisan proposal pengabdian kepada masyarakat yang berjudul “Peningkatan

Pengetahuan Tentang Campak Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas

Sumberberas“

Penulis menyadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang

dimiliki, tulisan proposal ini masih belum sempurna, oeh karena itu penulis

mengharap kritik dan saran yang membangun agar tulisan ini dapat bermanfaat

bagi yang membutuhkan.

Banyuwangi, 08 November 2018

Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan laporan

pengabdian masyarakat yang berjudul “Peningkatan Pengetahuan Tentang

Campak Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumberberas“

Keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik secara langsung

maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Teguh Sumarno, MM selaku Pembina Yayasan Puspa Dunia

2. Ibu Hj. Isnainiwati, M.Pd selaku Ketua Yayasan Puspa Dunia

3. Bapak Totok Sumarhadi,M.Pd selaku Rektor Universitas Bakti Indonesia

4. Ibu dr. Ika Veronita selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti

Indonesia

5. Bapak Moh. Imron Rosidi, M.Pd selaku Ketua Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat

6. Bapak H. Sudarmawan, S.Kep,Ns Selaku Kepala Puskesmas Sumberberas

7. Dan Semua Pihak Yang Telah Membantu Terselesaikannya Penulisan Laporan

Ini

Banyuwangi, 08 November 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Campak sering menyerang anak anak balita. Penyakit ini

mudah menular kepada anak anak sekitarnya, oleh karena itu, anak yang

menderita Campak harus diisolasi untuk mencegah penularan. Campak

disebabkan oleh kuman yang disebut Virus Morbili. Anak yang terserang

campak kelihatan sangat menderita, suhu badan panas, bercak bercak seluruh

tubuh terkadang sampai borok bernanah. Biasanya penyakit ini timbul pada

masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang

dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan

secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur

tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili.

Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka

50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada

trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak

dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati

atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.

Morbili / campak adalah penyakit akut yang disebabkan virus campak

yang sangat menular pada umumnya menyerang anak-anak. Menurut kriteria

diagnostiknya, ada 4 stadium campak meliputi stadium tunas, stadium

prodormal / kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Gejala klinis

morbili meliputi demam mencapai 400C, pilek, batuk, konjungtivitis, ruam

erupsi makulopapular, dan  koplik’s spot (merupakan tanda pathognomonis


penyakit campak, bentuk bintik tidak teratur dan kecil berwarna merah terang,

pada pertengahan di dapat noda putih keabuan, mula-mula 2-6 bintik). Pada

pasien ini masih di observasi febris hari ke-2 dengan suspek morbili. Untuk

terapi medikamentosa diberikan infus KAEN 3A, antipiretik (parasetamol),

ambroxol, vitamin A dan C. Sedangkan untuk Supportifnya, pasien diminta

untuk istirahat, dan pasien dirawat di bangsal isolasi untuk mencegah

penularan ke pasien lain.

B. Tujuan

5.1.1 Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan tentang Campak pada masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Sumberberas.

5.1.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui Pengertian Campak

b. Mengetahui Tanda Dan Gejala Campak

c. Mengetahui Penyebab Campak

d. Mengetahui Cara Mengatasi Campak

e. Mengetahui Cara Mencegah Campak

C. Manfaat

1. Bagi Masyarakat

a. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Tentang Campak

b. Membantu Masyarakat Untuk Dapat Mendeteksi Dini Gejala

Campak
2. Bagi Instansi

a. Membina Hubungan Baik Dengan Stakeholder Di Puskesmas

Sumberberas Dengan Melakukan Kegiatan Bersama

b. Membantu Mencegah Campak Sedini Mungkin

3. Bagi Peneiti

a. Menambah Pengetahuan Tentang Campak

b. Melatih Keterampilan Menulis Karya Ilmiah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Campak

Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai

dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau

demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi. Morbili ialah penyakit

infeksi virus akut, sangat menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu

stadium inkubasi, stadium prodromal dan stadium erupsi. (Azis, 2006).

Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat disebabkan

oleh sebuah virus yang bernama Virus Campak. Penularan melalui udara

ataupun kontak langsung dengan penderita.Gejala-gejalanya adalah : Demam,

batuk, pilek dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3 – 5 hari setelah

anak menderita demam. Bercak mula-mula timbul dipipi bawah telinga yang

kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya. Komplikasi

dari penyakit Campak ini adalah radang Paru-paru, infeksi pada telinga,

radang pada saraf, radang pada sendi dan radang pada otak yang dapat

menyebabkan kerusakan otak yang permanen ( menetap ).

Pencegahan adalah dengan cara menjaga kesehatan kita dengan

makanan yang sehat, berolah raga yang teratur dan istirahat yang cukup, dan

paling efektif cara pencegahannya adalah dengan melakukan imunisasi.

Pemberian Imunisasi akan menimbulkan kekebalan aktif dan bertujuan untuk

melindungi terhadap penyakit campak hanya dengan sekali suntikan, dan

diberikan pada usia anak sembilan bulan atau lebih.


B. Gejala Campak

Penyakit ini merupakan salah satu self limiting disease dengan ditandai oleh 3

stadium, yaitu :

1. stadium inkubasi, 10-12 hari, tanda gejala.

2. Stadium prodormal, dengan gejala – gejala panas sampai dengan,

coryza,batuk,konjungtivitis,fotofobia, anoreksia, malaise, dan koplik spot

pada mukosa bukalis.

3. Stadium erupsi, dengan adanya rash makulopapulous pada seluruh tubuh

dan panas tinggi.

Setelah masa inkubasi, mulai timbul gejala panas dan malaise.

Dalam 24jam coryza , konjungtivitis dan batuk. Gejala-gejala ini

bertambah hebat secara bertahap dan mencapai puncaknya saat timbul

erupsi pada hari ke empat. Kira-kira sebelum timbulnya rash, terlihat

koplik spot dimukosa bukalist pada sisi yang berlawanan dengan gigi

molar. Panas dan koplik spot menghilang dalam 24 jam setelah timbul

rash. Coryza dan konjungtivitis menghilang pada ke tiga rash lamanya

eksantema menghilang jarang melebihi 5-6hari.

a. Panas

Panas dapat meningkat pada hari ke-5/ke-6, yaitu pada saat

timbulnya puncak timbulnya erupsi. Kadang- kadang temperatur

dapat bisafik dengan peningkatan awal yang cepat dalam 24-48

jam pertama diikuti dengan periode normal selama 1 hari dan

selanjutnya terjadi peningkatan yang cepat sampai 39-40,6 C saat

erupsi rash mencapai puncaknya.


Pada morbili yang tidak mengalami komplikasi, temperatur

turun secara lisis antara hari ke2 dan ke3, hingga timbulnya

eksantema. Bila tidak disertai komplikasi, 2 hari setelah timbulnya

rash panas biasanya turun bila panas menetap kemungkinan

penderita mengalami komplikasi.

b. Coryza

Batuk dan bersin diikuti dengan hidung tersumbat dan

sekret yang mukopurulen dan menjadi profus pada saat erupsi

mencapai puncaknya. Serta menghilang bersamaan dengan

menghilangnya panas.

c. Konjungtivitis

Pada periode awal stadium prodomal dapat ditemukan

transverse marginal line injection pada palpebra inferior.

Konjungtivitis akan berkurang setelah demam turun.

d. Batuk

Batuk disebabkan oleh reaksi inflamasi mukosa saluran

pernafasan. Intensitas batuk meningkat dan mencapai puncaknya

pada saat erupsi. Namun, batuk bertahan lebih lama dan

menghilang secara bertahap dalam waktu 5-10 hari.

e. Koplik spot

Merupakan bercak-bercak kecil iregular sebesar ujung

jarum atau pasir yang berwarna merah terang dan bagian tengahnya

bewarna putih kelabu. Gambaran ini merupakan salah satu tanda


patonomomik morbili. Koplik spot menghilang dalam 24 jam- hari

kedua timbulnya rash.

f. Rash

Timbul setelah 3-4 hari panas, rash mulai timbul dari

belakang telinga dari batas rambut, kemudian penyebar didaerah

pipi,leher seluruh wajah dan dada. Biasanya dalam 24 jam sudah

menyebar sampai kelengan atas dan selanjutnya keseluruh tubuh

mencapi kaki pada hari ke tiga pada saat rash sudah sampai kaki,

rash yang timbul duluan berangsur-angsur menghilang.

C. Penyebab Campak

Campak disebabkan oleh paramiksovirus. Penularan terjadi melalui

percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak.

Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan

kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal

(berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak

adalah bayi berumur lebih dari 1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan

imunisasi dan remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi

kedua.

D. Cara Mengatasi Campak

Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi

demam tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat.

Mungkin diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk

mengganggu dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.


Penatalaksanaan Teraupetik :

a) Pemberian vitamin A.

b) Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik.

c) Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi.

d) Pemberian obat batuk dan sedativum

E. Pencegahan Campak
Morbili ( campak ) dapat di cegah dengan pemberian imunisasi. Imunisasi

yang diberikan berupa pasif dan aktif.

1. Imunisasi aktif :

Vaksin yang di berikan ialah “ Live attenuated measles vaccine”.

Mula – mula diberikan Strain Edmonson B, tetapi ‘ strain ‘ ini dapat

menimbulkan panas tinggi dan eksanthem pada hari ke 7 dan ke 10 post

vaksinasi, sehingga strain vaksin ini sering diberikan bersama – sama

dengan Gamma globulin di lengan lain.

Sekarang di gunakan strain Schwarz dan Moraten dan tidak

diberikan bersama dengan Gamma dan Globulin. Vaksin ini diberikan

secara subkutan dan dapat menimbulkan kekebalan yang berlangsung

lama. Di Indonesia di gunakan vaksin Perum Biofarma yang terdiri dari

virus morbili hidup yang sudah dilemahkan yaitu Strain Schwarz. Tiap

dosis yang dilarutkan mengandung virus morbili tidak kurang dari

1.000 TCID50dan neomisisn B Sulfat tidak lebih dari 50 mikrogram.

Vaksin ini diberikan scara subkutan sebanyak 0,5 ml pada umur 9

bulan. Pada anak di bawah umur 9 bulan umumnya tidak dapat

memberikan kekebalan yang baik, karena gangguan dari antibodi yang

dibawa sjak lahir.


Pemberian imunisasi ini akan menyebabkan anergi terhadap

tuberculin selama 2 bulan setelah vaksinasi. Bila anak telah mendapat

immunoglobulin atau transfuse darah sebelumnya, maka vaksinasi ini

harus ditangguhkan sekurang – kurangnya 3 bulan.

Vaksinasi ini tidak boleh dilakukan bila :

a) Menderita infeksi saluran pernapasan akut atau infeksi akut

lainnya yang disertai dengan demam lebih dari 380C.

b) Riwayat kejang demam

c) Defisiensi imunologik

d) Sedang mendapat pengobatan kortikosteroid dan imunosupresif

2. Imunisasi Pasif :

Tidak banyak dianjurkan, karena resiko terjadinya ensefalitis dan

aktivasi tuberkulose.
BAB III

METODOLOGI

A. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di aula Balai

Desa Sumberberas pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 20 Oktober 2018

Waktu : 09.00 WIB - selesai

B. Peserta

Peserta kegiatan ini adalah masyarakat di wilayah kerja puskesmas

Sumberberas

C. Metode yang digunakan

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah dan

tanya jawab

D. Alat dan Bahan

1. LCD

2. Proyektor

3. Meja

4. Kursi

5. Speaker

6. Leaflet

E. Prosedur

1. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dengan mengisi daftar hadir peserta

pada panitia
2. Kegiatan diisi dengan metode ceramah oleh narasumber

3. Setelah diberikan materi, peserta diajak berdiskusi dengan metode tanya

jawab

4. Kemudian kegiatan diakhiri dengan kesimpulan dan evaluasi


BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Proses

Proses kegiatan pemaparan tentang materi campak berjalan dengan

lancar dan tertib, selama proses pemaparan materi peserta nampak antusias

mendengarkan. Bahkan ketika sesi taya jawab belum dibuka peserta ada yang

bertanya dan bertukar pengalaman seperti kejadian yang dialami tetangganya

atau saudaranya.

B. Pengaruh

Pengaruh dari pemaparan materi ini dinilia cukup baik, terbukti dari

evaluasi yang dilakukan oleh narasumber, masyarakat dapat mengulang

kembali pertanyaan seperti cara mengatasi campak, serta pertanyaan lainnya

yang telah dipaparkan oleh narasumber.

C. Hambatan

Hambatan yang terjadi selama proses secara umum tidak ada, tetapi

terkait sarana dan prasarana seperti kipas perlu diperhatikan. Banyak ibu

hamil yang mengeluh panas kare ruangan juga memiliki minim jendela.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan

bahwa :

1. Peserta mengetahui informasi tentang campak

2. Kesadaran untuk memperoleh informasi kesehatan cukup baik

3. Peserta sudah mengetahui tindakan apa yang dilakukan untuk mencegah

campak

B. Saran

Karena campak sering terjadi pada anak, sebaiknya menjaga kondisi

lingkungan dan hidup dengan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya

campak.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, R. (1998). Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : Percetakan Informedika.

Hasan, R. (1997). Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta : Percetakan Informedika.

Hidayat, alimul azis. (2006). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba


   Medika

Ngastiyah. (2005). Perawatan anak sakit. (ed 2). Jakarta : EGC.

Saripudin. Yuliani, R. (2010). Asuhan keperawatan pada anak (Ed. 2nd). Jakarta :


  CV. Sagung Seto.

Arista, D. & Hosana, 2016. Hubungan Tingkat Pendidikan, Dukungan Keluarga dan

Peran Tenaga Kesehatan Dengan Riwayat Pemberian Imunisasi Dasar

pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Paal V Kota Jambi Tahun 2016.

Scientia Journal, Volume 5 No. 2, pp. 157-166.

Chaplin, J. P., 2011. Kamus Psikologi Lengkap. 1-14 ed. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Dahlan, M. S., 2015. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. 6 ed. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia.

Dwiastuti, P. & Prayitno, N., 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Pemberian Imunisasi BCG Di Wilayah Puskesmas UPT Cimanggis Kota
Depok Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 5 No. 1.

Gahara, E., Saftarina, F., Lisiswanti, R. & Dewiarti, A. N., 2015. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu dan Status Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi
Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Sawah. Majority,
Volume 4 No. 9.

Anda mungkin juga menyukai