Anda di halaman 1dari 11

Penyuluhan Pola Konsumsi Ibu Hamil di

Puskesmas Desa Batah Barat, Kwanyar,


Bangkalan, Madura

Fitria Hidayanti (18051334008)


Aisah Indrawati (18051334009)
Amelia Putri A. (18051334017)
Zafirah I. (18051334022)

PROGRAM STUDI S1 GIZI 2018


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
I. LATAR BELAKANG

Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang


penanggulangannya tidak hanya dapat dilakukan dengan pendekatan medis
dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindrom
kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat
rumah tangga, namun juga menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku
yang kurang mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi masyarakat akan
mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan
salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara
yang dikenal dengan istilah Human Development Index (HDI).

Salah satu masalah gizi yang akan kami telaah yaitu “Stunting pada
balita” yang terjadi di Kabupaten Bangkalan sebanyak 114 balita. Definisi
dari arti stunting sendiri yaitu keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek
hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan.
Stunting dapat di diagnosis melalui indeks antropometri tinggi badan menurut
umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan
pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari
gizi yang tidak memadai. Stunting merupakan pertumbuhan linear yang gagal
untuk mencapai potensi genetik sebagai akibat dari pola makan yang buruk
dan penyakit infeksi.

Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada


kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa
individu yang stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai
penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit. Stunting akan mempengaruhi
kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental dan intelektual akan terganggu.

Secara umum gizi buruk disebabkan karena asupan makanan yang


tidak mencukupi dan penyakit infeksi. Secara umum di Indonesia terdapat dua
masalah gizi utama yaitu kekurangan gizi makro dan kekurangan gizi mikro.
Kekurangan gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein. Sedangkan
kekurangan gizi mikro merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kekurangan asupan mineral dan vitamin. Masalah gizi makro adalah masalah
gizi yang utamanya disebabkan ketidak seimbangan antara kebutuhan dan
asupan energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai
dengan kekurangan zat gizi mikro.

Stunting adalah salah satu masalah gizi yang kekurangan zat gizi
makro dan kekurangan zat gizi mikro. Stunting tidak hanya disebabkan oleh
satu faktor saja tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor
tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Ada tiga faktor utama
penyebab stunting yaitu asupan makan tidak seimbang (berkaitan dengan
kandungan zat gizi dalam makanan yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral,
vitamin, dan air), riwayat berat lahir badan rendah (BBLR) dan riwayat
penyakit. Timbulnya masalah kurang gizi pada anak dipengaruhi status gizi
ibunya, serta mempengaruhi status gizi pada usia dewasa (inter-generation
impact of malnutrition).

Sehingga upaya yang akan kami lakukan yaitu dengan sosialisasi


mengenai pengetahuan tentang asupan yang baik untuk ibu hamil dan balita
agar tidak terkena stunting, yang didalamnya terdapat kegiatan tentang cara
pengolahan bahan makanan yang baik dan sesuai dengan B2SA.

II. TUJUAN

Tujuan diadakannya “Penyuluhan Pola Konsumsi Ibu Hamil” adalah


untuk mengurangi atau meminimalisir jumlah anak-anak yang terkena
stunting, seperti diketahui bersama bahwa banyak sekali anak-anak yang
mengidap stunting. Selain itu untuk memberikan pengetahuan kepada Ibu
hamil mengenai pola konsumsi yang benar saat hamil agar saat anaknya lahir
nanti tidak terkena stunting.
III. SASARAN

Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat
dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan
masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada
keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular,
keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang
buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk, dan sebagainya.

Sasaran dalam penelitian ini adalah sasaran primer. Sasaran Primer


merupakan kelompok masyarakat yang harus diubah perilakunya, yaitu ibu
hamil dan orang tua dari balita yang terkena stunting di Kabupaten Bangkalan,
Madura.

 Sasaran Primer : Ibu Hamil dan Orangtua dari Balita yang terkena
Stunting di Kabupaten Bangkalan, Madura
 Sasaran Sekunder : Ketua Posyandu dan Ibu dari Ibu hamil di
Kabupaten Bangkalan, Kecamatan Koanyar
 Sasaran Tersier : Kepala Desa di kabupaten Bangkalan, Kecamatan
Koanyar
 Sasaran Perilaku
1. Pengetahuan : Dapat memahami tentang asupan yang sesuai
dengan B2SA pada ibu hamil
2. Sikap : Dapat peduli terhadap asupan yang sesuai dengan
B2SA pada ibu hamil
3. Keterampilan : Dapat menerapkan dan mengolah makanan yang
sesuai dengan B2SA di kehidupan sehari – hari.
IV. MATERI
A. Pengertian B2SA

B2SA yang mempunyai kepanjangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan


Aman. Pola makan B2SA merupakan pola makan yang menggunakan susunan
makanan untuk sekali makan atau untuk sehari menurut waktu makan (pagi,
siang dan sore/malam), yang mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan
tubuh dengan jumlah yang memenuhi kaidah gizi seimbang yang sesuai
dengan daya terima (selera,budaya) dan kemampuan daya beli masyarakat
serta aman untuk dikonsumsi.

Berikut beberapa alasan kenapa kita harus mengkonsumsi pangan yang B2SA:

1. Beragam, artinya pangan yang dikonsumsi berbagai macam, baik hewani


maupun nabati, baik sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Setiap jenis/kelompok pangan mempunyai kelebihan atau kekurangan
nutrisi/gizi tertentu, sehingga dengan mengkonsumsi pangan yang
beragam maka nutrisi/gizi dari berbagai pangan saling menutupi sesuai
dengan kebutuhan tubuh kita. Selain itu juga kenapa harus beragam,
sejalan dengan salah satu Rencana Strategis Kementrian Pertanian yang
salah satunya adalah Peningkatan Diversifikasi pangan, jadi disini
diharapkan masyarakat tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan
tertentu saja. Misalnya tergantung pada beras atau terigu saja.
2. Bergizi, artinya pangan yang dikonsumsi harus mengandung gizi. Gizi
adalah unsur yang ada dalam makanan yang dapat dimanfaatkan langsung
oleh tubuh. Manfaat itu antara lain, memelihara tubuh serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak, memproduksi energi, mengatur metabolisme
dan mengatur berbagai keseimbangan air,mineral serta cairan tubuh
lainnya, sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
3. Seimbang, artinya pangan yang dikonsumsi harus seimbang dari berbagai
jenis/kelompok pangan serta sumber karbohidrat , protein, vitamin dan
mineral. Konsumsi pangan dikatakan seimbang tergantung pada umur,
jenis kelamin, aktivitas, ukuran tubuh dan keadaan fisiologi. Seimbang
disini maksudnya adalah seimbang jumlah antar kelompok pangan
(pangan pokok, lauk pauk, sayur dan buah) seimbang jumlah antar waktu
(3kali makan sehari).
4. Aman, artinya pangan yang dikonsumsi bebas dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung ataupun tidak
langsung ataupun tidak langsung (jangka panjang).
B. Tujuan B2SA

Dengan memperhatikan tujuan pola makan B2SA terhadap ibu


hamil,maka dapat memahami dari tujuan tersebut, diantaranya adalah :

1. Untuk mengarahkan agar pola pemanfaatan pangan memenuhi kaidah


mutu, kenekaragaman, kandungan gizi, keamanan dan kehalalan makanan
tersebut.
2. Sebagai efisiensi untuk mencegah pemborosan dalam pengeluaran biaya
rumah tangga sehari-hari.
C. Manfaat B2SA
1. Mengarahkan agar pemanfatan pangan dalam tubuh (food utility)
dapat optimal
2. Meningkatkan kesadaran atas pentingnya pola konsumsi beragam
dengan gizi seimbang mencakup energi, protein, vitamin dan mineral
serta aman.

Umumnya stunting  adalah gangguan yang sering ditemukan pada


balita, khususnya usia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, ibu dapat
mengenal apakah anak mengalami stunting atau tidak. Dampak stunting yang
bisa terlihat antara lain:

D. Mengganggu Pertumbuhan tinggi dan berat anak

Stunting adalah salah satu dari berbagai penyebab anak lebih pendek
dibandingkan dengan rata-rata anak seusianya. Berat badannya pun cenderung
jauh di bawah rata-rata anak sebayanya.
E. Tumbuh kembang anak tidak optimal

Stunting juga bisa terlihat pada tumbung kembang anak dimana anak
menjadi terlambat jalan atau kemampuan motoriknya kurang optimal.

F. Memengaruhi kecerdasan dan kemampuan belajar anak

Menurut sebuah penelitian, stunting adalah salah satu faktor yang


berpengaruh terhadap IQ anak lebih rendah dibanding anak seusianya. Anak
akan sulit belajar dan berkonsentrasi akibat kekurangan gizi.

G. Mudah terserang penyakit

Penderita stunting dapat mudah terserang penyakit dan berisiko


terkena berbagai penyakit saat dewasa seperti diabetes, jantung, kanker
dan stroke. Bahkan stunting juga bisa berujung pada kematian usia dini.

Penyebab Stunting pada Anak

Meski gejala stunting baru dapat terlihat ketika balita, namun


sebenarnya untuk memahami penyebab stunting adalah hal yang dapat
dilakukan sejak bayi masih di dalam kandungan :

1. Status gizi ibu

Ibu hamil yang kurang mengonsumsi makanan bergizi seperti asam


folat, protein, kalsium, zat besi, dan omega-3 cenderung melahirkan anak
dengan kondisi kurang gizi. Kemudian saat lahir, anak tidak mendapat
ASI eksklusif dalam jumlah yang cukup dan MPASI dengan gizi yang
seimbang ketika berusia 6 bulan ke atas.

2. Cara pemberian makan

Pemberian makanan pelengkap yang tidak cukup dan kekurangan


nutrisi penting di samping asupan kalori murni adalah salah satu penyebab
pertumbuhan pada anak terhambat. Anak-anak perlu diberi makanan yang
memenuhi persyaratan minimum dalam hal frekuensi dan keragaman
makanan untuk mencegah kekurangan gizi.
3. Kebersihan lingkungan

Ada kemungkinan besar hubungan antara pertumbuhan linier anak-


anak dan praktik sanitasi rumah tangga. Kontaminasi jumlah besar bakteri
fecal oleh anak-anak kecil ketika meletakkan jari-jari kotor atau barang-
barang rumah tangga di mulut mengarah ke infeksi usus. Ini memengaruhi
status gizi anak-anak dengan mengurangi nafsu makan, mengurangi
penyerapan nutrisi, dan meningkatkan kehilangan nutrisi.

Penyakit-penyakit yang berulang seperti diare dan infeksi cacing


usus (helminthiasis) yang keduanya terkait dengan sanitasi yang buruk
telah terbukti berkontribusi terhadap terhambatnya petumbuhan anak.
Enteropati lingkungan adalah sindrom yang menyebabkan perubahan pada
usus kecil orang dan dapat terjadi karena kurangnya fasilitas sanitasi dasar
dan terkena kontaminasi feses dalam jangka panjang.

Penelitian pada tingkat global telah menemukan bahwa proporsi


stunting yang dapat dikaitkan dengan lima atau lebih episode diare
sebelum usia dua tahun adalah 25%. Karena diare terkait erat dengan air,
sanitasi dan kebersihan (WASH), ini merupakan indikator yang baik untuk
hubungan antara WASH dan pertumbuhan yang terhambat.

Sejauh mana peningkatan dalam keamanan air minum, penggunaan


toilet dan praktik mencuci tangan yang baik berkontribusi untuk
mengurangi stunting tergantung pada seberapa buruk praktik-praktik ini
sebelum intervensi.
V. METODE dan MEDIA

Media yang akan kami gunakan pada saat penyuluhan adalah


menggunakan permainan Beberan atau Ular Tangga. Beberan dikenal dengan
permainan Simulasi Pendidikan, salah satunya dengan menggunakan Ular
Tangga. Tujuan dari permainan ini adalah melatih keterampilan baik yang bersifat
professional maupun bagi kehidupan sehari-hari, memperoleh pemahaman
tentang suatu konsep, melatih memecahkan masalah dan sebagainya.

Permainan ini melibatkan Ibu Hamil, yang dibentuk kedalam beberapa


kelompok, dimana setiap kelompoknya beranggotakan 4-5 orang. Sebelum
permainan dimulai, kami akan memberikan materi yang berisi tentang
pengetahuan Stunting dan B2SA (Beragam Bergizi Seimbang Aman). Materi
tersebut kemudian akan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada
permainan Ular Tangga.

Perwakilan setiap kelompok akan bergantian untuk mengocok dadu. Jika


pada saat memainkan Ular tangga kemudian berhenti pada salah satu tangga,
maka akan diberikan pertanyaan, jika bisa menjawab benar dipersilahkan untuk
menaiki tangga tersebut, tetapi apabila menjawab salah atau tidak bisa menjawab
pertanyaan maka tetap diam di tempat semula. Sebaliknya, jika pada saat
memainkan Ular tangga kemudian berhenti pada salah kepala ular, maka akan
diberikan pertanyaan, jika bisa menjawab benar dipersilahkan untuk tetap berada
ditempat semula, tetapi apabila menjawab salah atau tidak bisa menjawab
pertanyaan harus turun sampai ekor paling belakang.

Pertanyaan yang diajukan adalah seputar materi yang telah kami berikan
di awal. Jumlah pertanyaan yang dibuat sesuai dengan jumlah kotak Ular Tangga.
Sedangkan orang tua dari Ibu Hamil adalah sebagai pendamping, dan hanya
menerima materi yang akan kami sampaikan tanpa mengikuti permainan Ular
Tangga tersebut.
Selain ular tangga, media yang kami gunakan yaitu PowerPoint karena
kami memberi materi penyuluhan melalui media PowerPoint. Sedangkan Metode
yang kami gunakan yaitu presentasi materi penyuluhan yang akan kami berikan
kepada sasaran. Media kami yang ular tangga tersebut menggunakan Metode
permainan.

VI. RUNDOWN KEGIATAN

NO. WAKTU KEGIATAN

1. 06.00 – 07.30 Persiapan Kegiatan

2. 07.30 – 08.00 Pembukaan dan Sambutan

3. 08.00 – 09.00 Materi

4. 09.00 – 10.30 Games à Beberan (Ular Tangga)

5. 10.30 – 11.00 Kesimpulan dan Evaluasi

6. 11.00 – 12.00 Penutupan dan Ramah Tamah


VII. RANCANGAN ANGGARAN

NO. PENGELUARAN ANGGARAN

1. Banner Acara Rp. 70.000

2. Banner Ular Tangga Rp. 30.000

3. Gabus Rp. 25.000

4. Pin Ular Tangga Rp. 25.000

5. Konsumsi Ramah Tamah (50 x 15.000) Rp. 750.000

6. Kebersihan Rp. 100.000

TOTAL Rp. 1000.000

VIII. STRATEGI
Strategi yang kami gunakan adalah dengan penyuluhan.
Penyuluhan yang akan kami sampaikan adalah tentang Stunting dan B2SA
(Beragam Bergizi Seimbang Aman).

IX. EVALUASI
Kami akan melakukan Evaluasi dengan memberikan Kuisioner.
Dimana Kuisioner tersebut berisi pertanyaan berupa pendapat selama kami
melakukan penyuluhan.

Anda mungkin juga menyukai