Sering mucnul pertanyaan tentang mengapa calon guru masih banyak menghadapi
masalah terkait pengajaran ketika mereka sudah menjadi guru, padahal membekalan Subject
Matter Knowledge (SMK), sudah cukup banyak mereka peroleh di bangku kuliah? Menurut
Nilsson (2008), permasalahan ini kemungkinan terjadi karena calon guru belum menrima
pengetahuan dalam suatu unit transformasi, yaitu pengetahuan yang dapat
mentransformasikan suatu konten ke dalam bentuk pembelajaran yang dapat memberikan
pemahaman pada siswa. Penyebab lain adalah kesulitan dalam melakukan verbalisasi
pengetahuan konten yang diperoleh, menghubungkan pengetahuan ke dalam kehidupan
sehari-hari, menghubungkan teori ke dalam kehidupan sehari-hari dan kekurangmampuan
dalam memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa (Appleton, 2006; Harlen,
1997/Harlem & Holroyd, 1997).
Pedagogical Content Knowledge (PCK) merupakan konstruk akademik yang mewakili
ide menarik yang berakar dari keyakinan bahwa mengajar memerlukan lebih dari sekedar
penyampaian konten materi pada siswa, dan bahwa proses pembelajaran pada siswa lebih
dari sekedar menyerap informasi dan mengeluarkannya kembali. PCK merupakan
pengetahuan yang dikembangkan guru sepanjang waktu, dan melalui pengalaman mengajar
konten tertentu dalam cara tertentu untuk meningkatkan pemahaman siswa. Bagaimanapun
juga, PCK bukan merupakan suatu hal yang sama untuk semua guru untuk materi subyek
tertentu; lebih merupakan keahlian tertentu dengan keunikan individua dan perbedaan penting
yang dipengaruhi paling sedikit oleh konteks pembelajaran, konten dan pengalaman. Untuk
beberapa orang guru, PCK bisa sama atau serupa, dan berbeda untuk guru lainnya, akan
tetapi walau bagaimanapun PCK merupakan suatu tolok ukur bagi pengetahuan dan keahlian
profesional seorang guru.
Untuk mengenali dan menilai perkembangan PCK mereka sendiri, guru perlu
mempunyai pemahaman konseptual yang kaya mengenai konten materi tertentu yang mereka
ajarkan. Pemahaman konseptual yang kaya ini, yang kemudian dikombinasikan dengan
keahlian dalam mengembangkan,menggunakan dan mengadaptasi prosedur mengajar,
strategi dan pendekatan, untuk digunakan dalam kelas tertentu secara sengaja dikaitkan untuk
menciptakan gabungan pengetahuan konten dan pedagogi yang digambarkan Shulman (1986,
1987) sebagai PCK.
Shulman (1987) mendefinisikan pengetahuan konten pedagogi (Pedagogical Content
Knowledge) sebagai pengetahuan dalam mengorganisasi konten yang cocok untuk tugas
2
Gambar 1. Model baru tentang keterkaitan PCK dalam science for all
(dikutip dari NSTA Standards for Science Teacher Education, 2003)
3
(amalgasi)
PCK
Pengenalan PCK seseorang kemungkinan sangat jelas ketika mengajar di luar area
keahlian subyeknya. Tidak masalah seberapa kompetennya seorang guru ketika mengajar
subyek spesialisnya, baik keahlian dan kemampuan akan segera tertantang ketika mengajar
materi yang kurang familiar. Ketika mengajar di luar di luar keahliannya, meskipun
mempunyai pengetahuan mengenai prosedur mengajar yang sudah terbentuk dengan baik
(misalnya diagram Venn, peta konsep, diskusi interpretasi, dll) atau pengetahuan konten
spesialis yang kuat (misalnya spesialis bidang fisika, biologi atau kimia), keahlian guru dalam
menggabungkan pengetahuan konten dan pedagogi dalam suatu cara yang bermakna untuk
alasan khusus tidak lagi terlalu jelas terlihat. Isu-isu yang berhubungan dengan aspek sulit
dari topik, siswa, konsep alternatif, ide besar yang penting, kaitan konseptual, pemicu belajar
dan seterusnya, tidak diketahui atau difahami dengan baik oleh guru ketika pemahaman akan
konten materi kurang, dan elemen dari praktek profesional itulah yang membedakan PCK
dari pengetahuan akan pedagogi saja atau pengetahuan akan konten saja.
4
sehingga informasi spesifik mengenai ide besar yang mempengaruhi cara suatu konten
diajarkan dapat dibuat eksplisit.
Melalui proses ini, CoRe menjadi bentuk yang dapat digeneralisir dari PCK guru
peserta sebagaimana ia mengaitkan antara bagaimana, mengapa dan apa konten yang
diajarkan dengan apa yang mereka setujui penting dalam membentuk bagaimana siswa
belajar dan guru mengajar. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing aspek dari
CoRe.
mengadaptasinya untuk memenuhi kebutuhan kontekstual yang diperlukan saat itu (Loughran
2006, p.29) sebagai ciri dari sebuah keahlian yang tinggi.
Secara jelas, prosedur mengajar tidak menjamin adanya proses pembelajaran, akan
tetapi penggunaan yang penuh pertimbangan dalam cara yang tepat pada saat yang tepat
dapat menpengaruhi pola pikir siswa dan dapat meningkatkan pemahaman ide sains yang
lebih baik.
Cara spesifik untuk memastikan pemahaman atau kebingungan siswa mengenai
materi ini
Guru secara konstan memonitor pemahaman siswa dan kemajuannya (baik secara
formal dan informal). Pernyataan ini dirancang untuk menggali bagaimana pendekatan
yang digunakan guru dalam aspek ini ketika mengajar dalam suatu topik, untuk
mendapatkan perspektif yang berbeda mengenai keefektifan dari pengajaran yang
merrka lakukan, sebagaimana halnya penyesuaian akan pemikiran mereka mengani
situasi yang sama atau serupa di masa depan.
pendangan mendalam mengenai pengalaman praktek guru di kelas. Untuk alasan ini maka
peneliti (Loughran dkk) mengembangkan PaP-eRs (Pedagogical and Profesional–
experience Repertoires), dimana untuk semua tujuan dan maksud yang diharapkan, menjadi
jalan pembuka bagi PCK yang membawa PCK ke dalam realita praktek guru sains, pemikiran
dan pemahaman akan mengajar konteks tertentu dalam cara tertentu dan pada waktu tertentu.
masing dirancang untuk mengaitkan satu atau lebih aspek spesifik dari CoRe dalam area
konten yang relevan, tetapi masing-masing berfokus pada aspek yang berbeda dari PCK
seorang guru yang berhasil, Bersama –sama dengan Resource Folio, PaP-eRs membawa
CoRe menjadi nyata dab nebwarkan cara untuk menankap hakikat keseluruhan dan
kompleksitas PCK dalam suatu cara yang tidak mungkin dilakukan oleh CoRe saja.
Sejumlah PaP-eRs berfokus pada bagaimana guru melihat situasi pengajaran dan
pembelajaran dengan pandangan baru , sebagaimana mereka “Merancang kembali” praktek
mereka di kelas sebagai respon terhadap pandangan mendalam yang baru mereka peroleh
dari pertanyaan yang diajukan dalam pengajaran dan proses pembelajaran dari konsep sains
tertentu.
kemudian bekerja mundur ke belakang untuk area yang membutuhkan waktu dan energi
lebih. Meskipun demikian, dua pernyataan terakhir cenderung menunjukkan detail yang
lebih karena mereka menguraikan cerita guru akan praktek pembelajaran di kelas dan
mendorong adanya proses berbagi narasi. Dari contoh-contoh tersebut bahwa ide untuk PaP-
eRs biasanya dapat didukung dan juga menjadi katalis untuk PaP-eRs selanjutnya melewati
bidang CoRe yang berbeda.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tidak ada sejumlah informasi tertentu atau
sejumlah ide besar besar tertentu yang harus dilengkapi untuk “melengkapi CoRe”. Bekerja
dengan CoRe menciptakan suasana pembelajaran profesional dan saling berbagi keahlian
mengajar, yang untuk banyak guru merupakan hal yang cukup berbeda dari apa yang
sebelumnya telah mereka alami. Dalam berdiskusi, berdebat dan menyuarakan aspek dari
ruang-ruang yang berbeda yang pada akhirnya menjadi CoRe yang ada, guru sains secara
cepat membentuk cara untuk mendiskusikan praktek mengajar mereka, dan membuat hal-hal
yang tadinya implisit, pribadi dan individual, menjadi eksplisit, jelas dan bermakna bagi
mereka sendiri dan bagi kolega mereka; beberapa dari pendekatan tersebut penting dalam
membentuk bahasa yang telah kita gunakan dalam menyajikan konseptualisasi kita akan
PCK. Sebagai contoh, gagasan akan “ide-ide besar” dan hakikat serta bahasa dari pernyataan-
pernyataan tersebut nampaknya masuk akal bagi guru dan tekah diciptakan dengan bekerja
secara dekat dengan mereka. Sebagai hasilnya, peneliti telah menemukan bahwa melalui
“bahasa” ini, guru tidak menjadi terjebak dalam beberapa argumen umum yang berkisar pada
pertanyaan seperti: “Apa konten yang harus ada dalam topik ini?”, akan tetapi mereka
merefleksikan pentingnya konsep yang kritis untuk dipahami dalam topik.
Format kosong dalam gambar berikut ini merupakan titik awal yang baik untuk
menguji kembali cara dimana topik tertentu diakarkan dan untuk memfokuskan kembali
perhatian pada keterampilan, pengetahuan, dan keahlian yang seringkali terlewat dalam
pengajaran normal yang rutin.
13
Berikut ini adalah contoh PCK dalam materi Biologi dengan mengambil topik Sistem
Sirkulasi
Rambu-rambu dalam membentuk faktor-faktor yang mempengaruhi CoRes dan PaP-eRs
Peneliti secara singkat menunjukkan beberapa point yang membentuk pemahaman kita
dalam menyajikan PCK. Informasi ini dirancang untuk mengingatkan pembaca mengenai
asal mula bentuk representasi PCK, dan informasi itu spesifik untuk masing topik individual
yang ditampilkan.
Beberapa poin penting yang harus diingat ketika mengikuti Resource Folio adalah sebagai
berikut:
Sangat sulit untuk menawarkan contoh tunggal Pedagogical Content Knowledge (PCK)
dalam bentuk paket konkrit yang rapih, mampu dianalisa dan dibedah untuk digunakan
sebagai contoh bagi orang lain. Karenanya, pendekatan kami dalam menangkap dan
14
menampilkan PCK bertumpu pada pemahaman bahwa mengajar dan konten harus
disajikan dalam bentuk yang mempertahankan kompleksitas hubungannya, akan tetapi
pada saat yang bersamaan juga menawarkan beberapa cara untuk melihat kompleksitas
tersebut untuk memperoleh pandangan yang lebih mendalam.
Pendekatan peneliti berbasis pada apa yang mereka sebut CoRe (Content
Representation) dan PaP-eRs (Pedagogical and Profesional-experience Repertoires).
CoRe menggambarkan beberapa aspek PCK ‘yang paling mendekati konten’, tetapi
bukan satu-satunya cara penyajian. CoRe penting tapi merepakan generalisasi tidak
lengkap yang membuat kompleksitas dapat diakses dan dikelola; CoRe belum lengkap
ataupun mutlak. Bersama dengan CoRe adalah PaP-eRs, yang berkaitan dengan aspek
bidang ini yang “membawa kepada kenyataan”. Sebuah PaP-eRs merupakan area
konten dan harus membiarkan pembaca melihat ke dalam situasi
mengajar/pembelajaran dimana konten membentuk pedagogi.
PaP-eRs membawa CoRe menjadi kenyataan dan membawa pencerahan akan sifat
kompleks dari PCK. PaP-eRs membantu menciptakan cara untuk memahami dan
menghargai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan guru, sekaligus membuat
sesuatu yang biasanya tidak jelas dan tersembunyi menjadi jelas bagi orang lain.
Hal yang relevan dan penting untuk dikaji dalam tulisan ini adalah bahwa konten dalam
sains tidak hanya menyangkut fisika, biologi, kimia saja akan tetapi juga menyangkut proses
dan konsep yang umum (unifying), sebagaimana disusun oleh The National Science
Education Standards (National Research Council, 1996) yang meliputi: a. Sistem, susunan,
dan penataan/aturan; b. bukti/fakta, model, dan penjelasannya; c. tetapan, perubahan dan
pengukuran; d. evolusi dan kesetimbangan; e. bentuk dan fungsi.
Penyatuan konsep dan proses diatas dapat dikemas sedemikian rupa sehingga mudah
diajarkan oleh guru dan mudah dijangkau oleh siswa, sehingga pembekalan pengetahuan guru
sebagai pengajar materi subjek, tidak hanya menyangkut aspek kontennya saja, akan tetapi
meliputi aspek substansi (organisasi ilmu) dan sintaktikal (rumusan dan validasi
pengetahuan). Misalnya konsep molekul dalam kimia, Hidrogen (H) tidak bisa dipahami
terpisah dengan keberadaan oksigen (O) dalam pembentukan air (H2O), proses interaksi dan
bagaimana terbentuknya air itulah yang menjadi substansi, kemudian bagaimana sifat-sifat
air, molekul air berfungsi untuk apa dan seterusnya itu adalah aspek sintaktikal.