4301417037
Kimia
A. Tujuan Praktikum
1. Memahami prosedur dan prinsip dasar analisis kadar glukosa dalam urin.
2. Terampil melakukan analisis kadar glukosa dalam urin menggunakan metode
titrimetri.
B. Landasan Teori
Urin merupakan salah satu zat eksrentant yang disekresi oleh ginjal.
Kenormalan urin seseorang bergantung pada kandungan yang ada di dalam urin.
Sehingga urin dapat digunakan sebagai indikator kondisi tubuh seseorang,
penerapannya seperti jika orang menderita dehidrasi dan untuk mendeteksi penderita
diabetes mellitus (Kuchel, 2005).
Pada umumnya, orang memproduksi urin sebanyak 1 hingga 2 liter per
harinya. Ada juga keadaan dimana orang memproduksi urin sebanyak 2,5 liter tiap
harinya, kondisi ini disebut keadaan polirua. Ada juga penyakit mengenai produksi
urin yakni oliguria dimana orang tersebut megeluarkan 400 ml urin saja tiap harinya.
Pada umumnya, air seni tidak mengandung glukosa. Jika terdapat glukosa dalam urin
(glukosuria) dapat diwaspadai bahwa orang tersebut menderita gangguan penyakit
(Kimball, 2005).
Glukosa terdiri atas karbohidrat yang terdapat dalam makanan dan jika
disimpan di dalam hati dan otot rangka berbentuk sebagai glikogen. Kadar glukosa
snediri dipengaruhi oleh 3 hormon dalam kelenjar pankreas. Glukosa memiliki sifat
pereduksi dimana ion cupri direduksi menjadi ion cupro yang mengendap dalam
warna merah bata. Larutan yang mempunyai gugus aldehid ataupun keton akan
memberi hasil positif. Natrium sitrat dan natrium karbonat berfungsi sebagai
pencegah pengendapan (Winarno, 2007)
Analisis penentuan kadar glukosa menggunakan titrimetri atau analisis
volumetri merupakan salah satu pemeriksaan jumlah zat kimia yang luas
pemakaiannya. Cara ini menguntungkan karena dapat digunakan untuk menentukan
kadar berbagai zat yang memiliki sifat yang berbeda – beda (Harizul,2002).
CuSO4 alkalis dalam panas dalam percobaan ini dapat direduksi oleh glukosa
menjadi glukosal dan kuprooksida (Cu2O) maka terbentuklah endapan berwarna
merah bata. Warna biru pada larutan kupri semakin lama akan menghilang jika
CuSO4 berubah menjadi Cu2O. Senyawa tersebut akan mengganggu titik akhir titrasi
sehingga ditambahkan kalium ferrosianida yang dapat mengikat Cu2O menjadi
kompleks yang larut dalam air (Wijayanti, 2018).
C. Alat dan Bahan
Alat :
1. Pembakar spiritus
2. Kaki 3
3. Kasa
4. Gelas kimia
5. Labu erlenmayer
6. Statif dan Klem
7. Corong
8. Pipet tetes
9. Pipet volume
10. Ball pipet
11. Pengaduk kaca
12. Spatula
13. Gelas arloji
14. Gelas ukur
15. Buret
16. Neraca analitik
Bahan :
1. Urin
2. Serbuk glukosa 0,5%
3. Larutan CuSO4
4. Larutan signette
5. Larutan kalium ferrosianida
6. Aquades
D. Langkah Kerja
1. Titrasi dengan Glukosa 0,5 %
Larutan CuSO4
Letakkan
Labu erlenmayer
Masukkan
Larutan Signette
Masukkan
Larutan Kalium Ferrosianida
Masukkan
Glukosa
Pada
Buret
Titrasi campuran
Data
2. Titrasi dengan campuran glukosa 0,5 % dan urin
Larutan CuSO4
Letakkan
Labu erlenmayer
Masukkan
Larutan Signette
Masukkan
Larutan Kalium Ferrosianida
Masukkan
Glukosa + urin
Pada
Buret
Titrasi campuran
Data
E. Data Pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan +/-
1. Larutan CuSO4 + Signette + V glukosa1 = 9,4 ml +
Kalium Ferosianida + Titrasi V glukosa2 = 9,2 ml
glukosa 0,5 % V rata – rata = 9,3 ml
Terbentuk larutan coklat setelah
titrasi
2. Larutan CuSO4 + Signette + V urin + glukosa1 = 17 ml +
Kalium Ferosianida + Titrasi V urin + glukosa2 = 17,1 ml
glukosa 0,5 % dan urin V rata – rata = 17,05 ml
Terbentuk larutan coklat setelah
titrasi
O
O
C H
C OH
H OH
H OH
H OH
H OH
H OH
H OH
CH2OH
CH2OH
Selanjutnya, pada titrasi yang kedua, titran diganti dengan campuran antara
glukosa 0,5% + urin. Campuran tersebut memiliki perbandingan antara glukosa 0,5%
dengan urin yakni 1:2. Titrasi dilakukan seperti pada titrasi sebelumnya yakni
menggunakan titran glukosa 0,5%. Titrasi dilakukan hingga titrat memiliki perubahan
warna dari biru pekat menjadi coklat yang menjadi indikator bahwa ion Cu2+ telah
direduksi oleh glukosa menjadi cuprooksida. Berdasarkan pengamatan, didapatkan
hasil volume campuran glukosa 0,5% + urin yang dibutuhkan untuk menitrasi titrat
adalah 17,0 dan 17,0 dan apabila dirata-rata adalah 17,05 ml.
Dari kedua hasil dapat diketahui kadar glukosa dalam uein yakni sebesar
0,16%. Kadar normal urin pada umumnya yakni berada dibawah 1%. Hal ini
membuktikan bahwa urin yang diujikan merupakan urin sehat.
G. Simpulan dan Saran
Simpulan
1. Prinsip dasar dari analisis kadar glukosa dalam urin adalah dihasilkannya warna
coklat ketika CuSO4 alkalis dalam suasana panas dititrasi oleh glukosa 0,5% dan
campurang glukosa 0,5% + urin menghasilkan glukosa dan cuprooksida yang
telah direduksi oleh glukosa.
2. Analisis kadar glukosa dalam urin dilakukan dengan titrimetridimana campuran
larutan CuSO4 + signette + kalium ferosianida dititrasi oleh glukosa 0,5% dan
campuran glukosa 0,5% + urin dengan perbandingan glukosa 0,5% dan urin
adalah 1:2. Hasil menunjukkan kadar glukosa dalam urin yang diujikan yakni
sebesar 0,16%.
Saran
1. Praktikan lebih teliti pada saat melakukan percobaan
2. Praktikan harus fokus pada saat percobaan
3. Praktikan harus memahami materi terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan.
H. Daftar Pustaka
Harizul, Rivai. 2002. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Khopkar, S. M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.
Kimball, J. W. 2005. Kimia. Jakarta : Erlangga.
Kuchell, P. 2005. Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Winarno, F. G. 2007. Kimia Untuk Kesehatan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Wijayant, N. 2018. Praktikum Biokimia. Semarang : UNNES.
Lampiran
Jawaban Pertanyaan
1. Gambarkan diagram analisis kadar glukosa dalam urin menggunakan metode
titrimetri.
2. Dalam analisis ini jelaskan indikator titik akhir titrasi sehingga titrasi dapat
dihentikan.
3. Mengapa titrasi dilakukan pada saat mendidih? Jelaskan.
Jawaban :
1.
Larutan CuSO4 + Larutan Campuran
Signette + Larutan dimasukkan kedalam Dipanaskan
Kalium Ferosianida labu erlenmayer
2. Titrasi dapat dihentikan pada saat larutan berubah warna dari biru pekat hingga
terjadi larutan berwarna coklat.
3. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reaksi dan menurunkan energi aktivasi
sehingga glukosa dapat direduksi secara cepat.
Data acc
Dokumentasi