Anda di halaman 1dari 12

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM

URIN SECARA TITRIMETRI


Lutfiah Nur Hidayati

4301417037

Kimia

Pendidikan Kimia 17A

Dante Aligiri S.Si., M.Sc. & Harjono. S.Pd.,


M.Si
28 Oktober 2019

Audhea Kartini P. (4301417035)

Feby Kristiansi (4301417060)

Nabila Izmi Farikh (4301417079)


Nama : Lutfiah Nur Hidayati
NIM : 4301417037
Jurusan/Prodi : Kimia/Pendidikan Kimia
Kelompok :6
Tanggal Praktikum : 21 Oktober 2019
Nama Praktikum : Penentuan kadar glukosa dalam urin secara titrimetri

A. Tujuan Praktikum
1. Memahami prosedur dan prinsip dasar analisis kadar glukosa dalam urin.
2. Terampil melakukan analisis kadar glukosa dalam urin menggunakan metode
titrimetri.
B. Landasan Teori
Urin merupakan salah satu zat eksrentant yang disekresi oleh ginjal.
Kenormalan urin seseorang bergantung pada kandungan yang ada di dalam urin.
Sehingga urin dapat digunakan sebagai indikator kondisi tubuh seseorang,
penerapannya seperti jika orang menderita dehidrasi dan untuk mendeteksi penderita
diabetes mellitus (Kuchel, 2005).
Pada umumnya, orang memproduksi urin sebanyak 1 hingga 2 liter per
harinya. Ada juga keadaan dimana orang memproduksi urin sebanyak 2,5 liter tiap
harinya, kondisi ini disebut keadaan polirua. Ada juga penyakit mengenai produksi
urin yakni oliguria dimana orang tersebut megeluarkan 400 ml urin saja tiap harinya.
Pada umumnya, air seni tidak mengandung glukosa. Jika terdapat glukosa dalam urin
(glukosuria) dapat diwaspadai bahwa orang tersebut menderita gangguan penyakit
(Kimball, 2005).
Glukosa terdiri atas karbohidrat yang terdapat dalam makanan dan jika
disimpan di dalam hati dan otot rangka berbentuk sebagai glikogen. Kadar glukosa
snediri dipengaruhi oleh 3 hormon dalam kelenjar pankreas. Glukosa memiliki sifat
pereduksi dimana ion cupri direduksi menjadi ion cupro yang mengendap dalam
warna merah bata. Larutan yang mempunyai gugus aldehid ataupun keton akan
memberi hasil positif. Natrium sitrat dan natrium karbonat berfungsi sebagai
pencegah pengendapan (Winarno, 2007)
Analisis penentuan kadar glukosa menggunakan titrimetri atau analisis
volumetri merupakan salah satu pemeriksaan jumlah zat kimia yang luas
pemakaiannya. Cara ini menguntungkan karena dapat digunakan untuk menentukan
kadar berbagai zat yang memiliki sifat yang berbeda – beda (Harizul,2002).
CuSO4 alkalis dalam panas dalam percobaan ini dapat direduksi oleh glukosa
menjadi glukosal dan kuprooksida (Cu2O) maka terbentuklah endapan berwarna
merah bata. Warna biru pada larutan kupri semakin lama akan menghilang jika
CuSO4 berubah menjadi Cu2O. Senyawa tersebut akan mengganggu titik akhir titrasi
sehingga ditambahkan kalium ferrosianida yang dapat mengikat Cu2O menjadi
kompleks yang larut dalam air (Wijayanti, 2018).
C. Alat dan Bahan
Alat :
1. Pembakar spiritus
2. Kaki 3
3. Kasa
4. Gelas kimia
5. Labu erlenmayer
6. Statif dan Klem
7. Corong
8. Pipet tetes
9. Pipet volume
10. Ball pipet
11. Pengaduk kaca
12. Spatula
13. Gelas arloji
14. Gelas ukur
15. Buret
16. Neraca analitik
Bahan :
1. Urin
2. Serbuk glukosa 0,5%
3. Larutan CuSO4
4. Larutan signette
5. Larutan kalium ferrosianida
6. Aquades
D. Langkah Kerja
1. Titrasi dengan Glukosa 0,5 %

Larutan CuSO4

Letakkan
Labu erlenmayer

Masukkan

Larutan Signette

Masukkan
Larutan Kalium Ferrosianida

Masukkan

Glukosa

Pada

Buret

Titrasi campuran

Data
2. Titrasi dengan campuran glukosa 0,5 % dan urin

Larutan CuSO4

Letakkan
Labu erlenmayer

Masukkan

Larutan Signette

Masukkan
Larutan Kalium Ferrosianida

Masukkan

Glukosa + urin

Pada

Buret

Titrasi campuran

Data
E. Data Pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan +/-
1. Larutan CuSO4 + Signette + V glukosa1 = 9,4 ml +
Kalium Ferosianida + Titrasi V glukosa2 = 9,2 ml
glukosa 0,5 % V rata – rata = 9,3 ml
Terbentuk larutan coklat setelah
titrasi
2. Larutan CuSO4 + Signette + V urin + glukosa1 = 17 ml +
Kalium Ferosianida + Titrasi V urin + glukosa2 = 17,1 ml
glukosa 0,5 % dan urin V rata – rata = 17,05 ml
Terbentuk larutan coklat setelah
titrasi

F. Analisis Data dan Pembahasan


Analisis Data
Hasil titrasi glukosa 0,5 % = 9,3 ml
Hasil titrasi campuran glukosa 0,5 % + urin = 17,05 ml
Hasil titrasi penimbangan glukosa = 2,5 gram
Berat glukosa 2,5 = 2,5 x 9,3 = 0,0465 gram
500
Berat glukosa dalam campuran urin + glukosa (urin : glukosa = 2 :1)
Volume glukosa 0,5 % = 1 x 17,05 = 5,6833
3
Berat glukosa 0,5 % dalam campuran = 1 x 17,05 x 2,5 = 0,0284
3 500
Volume urin = 2 x 17,05 = 11,367 ml
3
Kadar glukosa dalam urin sebagai titran :
(Berat glukosa – berat glukosa dalam campuran) x 100%
Volume urin
= (0,0465-0,0284) x 100% = 0,16%
11,367
Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini adalah memahami prosedur dan prinsip dasar
analisis kadar glukosa dalam urin serta terampil dalam melakukan analisis kadar
glukosa dalam urin menggunakan titrimetri.
Urin merupakan suatu cairan hasil ekskresi dari organ ginjal. Sebagian besar
produk sisa diekskresikan melalui urin yang mengandung senyawa organik maupun
non organik. Senyawa yang terdapat dalam urin diantaranya natrium, kalium,
karbonat, klorida, fosfat, amonia, asam hipurat, benda keton, hormon dan zat toksin.
Urin juga mengandung zat abnormal seperti glukosa. Kadar glukosa dalam urin
normal adalah kurang dari 1%, jika melebihi 1% maka orang tersebut mengidap
diabetes mellitus.
Dalam percobaan ini, melakukan penentuan kadar glukosa. Penentuan kadar
glukosa bisa dilakukan dengan metode titrimetri. Titrimetri sendiri merupakan suatu
metode analisis kimia yang cepat, akurat, dan sering digunakan untuk menentukan
kadar dari suatu unsur atau senyawa dalam larutan. Menurut khopkar (2008), prinsip
metode titrimetri berdasar pada reaksi kimia, dimana titran (larutan yang ada dalam
buret) ditambahkan secara kontinu kedalam titrat hingga diperoleh titik ekuivalen.
Titik ekuivalen umumnya ditandai perubahan warna larutan (titrat) setelah
penambahan indikator.
Titrasi dilakukan menggunakan 2 jenis titran, pada percobaan ini
menggunakan titran glukosa 0,5% dan campuran glukosa 0,5% + urin dimana
perbandingan antara glukosa 0,5% dengan urin adalah 1:2. Sedangkan titrat
merupakan campuran dari 5 ml larutan CuSO4, 5 ml larutan signette, dan 2,5 ml
larutan kalium ferosianida untuk sekali titrasi, titrasi dilakukan secara duplo untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Fungsi larutan CuSO4 adalah sebagai penyedia ion
Cu2+ yang akan direduksi oleh glukosa. Sedangkan fungsi penambahan larutan
signette adalah sebagai katalis yang mempercepat tercapainya titik ekuivalen titrasi.
Titik ekuivalen titrasi terjadi saat larutan berubah menjadi warna coklat dimana titrasi
berhenti, jika kelebihan melakukan titrasi maka larutan akan berubah warna menjadi
hitam.
Pada percobaan pertama, titrasi dilakukan dengan titran glukosa 0,5%. Dan
titrat berisi 12,5 ml campuran larutan CuSO4, signette dan kalium ferosianida. Titrat
dipanaskan terlebih dahulu hingga mendidih. Setelah mendidih titrasi dilakukan,
titrasi dilakukan pada saat karena CuSO4 alkalis dalam panas dapat direduksi menjadi
glukosa dan cuprooksida dimana dihasilkan endapan merah bata dari cuprooksida.
Titrasi dilakukan dengan menitrasi campuran larutan CuSO4, signette dan kalium
ferosianida oleh glukosa 0,5% hingga berwarna coklat (titik ekuivalen). Volume
glukosa yang dibutuhkan untuk menitrasi campuran tersebut adalah 9,4 ml dan 9,2 ml
dan jika di rata-rata merupakan 9,3 ml. Sebelum titrasi, campuran berwarna biru
pekat. Warna biru dari cupri perlahan akan menghilang pada saat titrasi dan berubah
menjadi merah bata yang berasal dari Cu2O. Endapan Cu2O akan mengganggu titik
akhir titrasi sehingga dibutuhkan larutan kalium ferosianida. Larutan kalium
ferosianida berfungsi untuk mengikat Cu2O menjadi senyawa kompleks yang akan
larut dalam air (coklat).
Reaksi yang terjadi :

O
O
C H
C OH

H OH
H OH

HO H +CuSO4 + NaOH + Cu2O + Na2SO4


HO H

H OH
H OH

H OH
H OH

CH2OH
CH2OH

2Cu2O + K4Fe(CN)6 Cu4[Fe(CN)6] + 2K2O

Selanjutnya, pada titrasi yang kedua, titran diganti dengan campuran antara
glukosa 0,5% + urin. Campuran tersebut memiliki perbandingan antara glukosa 0,5%
dengan urin yakni 1:2. Titrasi dilakukan seperti pada titrasi sebelumnya yakni
menggunakan titran glukosa 0,5%. Titrasi dilakukan hingga titrat memiliki perubahan
warna dari biru pekat menjadi coklat yang menjadi indikator bahwa ion Cu2+ telah
direduksi oleh glukosa menjadi cuprooksida. Berdasarkan pengamatan, didapatkan
hasil volume campuran glukosa 0,5% + urin yang dibutuhkan untuk menitrasi titrat
adalah 17,0 dan 17,0 dan apabila dirata-rata adalah 17,05 ml.
Dari kedua hasil dapat diketahui kadar glukosa dalam uein yakni sebesar
0,16%. Kadar normal urin pada umumnya yakni berada dibawah 1%. Hal ini
membuktikan bahwa urin yang diujikan merupakan urin sehat.
G. Simpulan dan Saran
Simpulan
1. Prinsip dasar dari analisis kadar glukosa dalam urin adalah dihasilkannya warna
coklat ketika CuSO4 alkalis dalam suasana panas dititrasi oleh glukosa 0,5% dan
campurang glukosa 0,5% + urin menghasilkan glukosa dan cuprooksida yang
telah direduksi oleh glukosa.
2. Analisis kadar glukosa dalam urin dilakukan dengan titrimetridimana campuran
larutan CuSO4 + signette + kalium ferosianida dititrasi oleh glukosa 0,5% dan
campuran glukosa 0,5% + urin dengan perbandingan glukosa 0,5% dan urin
adalah 1:2. Hasil menunjukkan kadar glukosa dalam urin yang diujikan yakni
sebesar 0,16%.
Saran
1. Praktikan lebih teliti pada saat melakukan percobaan
2. Praktikan harus fokus pada saat percobaan
3. Praktikan harus memahami materi terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan.

H. Daftar Pustaka
Harizul, Rivai. 2002. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Khopkar, S. M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.
Kimball, J. W. 2005. Kimia. Jakarta : Erlangga.
Kuchell, P. 2005. Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Winarno, F. G. 2007. Kimia Untuk Kesehatan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Wijayant, N. 2018. Praktikum Biokimia. Semarang : UNNES.
Lampiran

Jawaban Pertanyaan
1. Gambarkan diagram analisis kadar glukosa dalam urin menggunakan metode
titrimetri.
2. Dalam analisis ini jelaskan indikator titik akhir titrasi sehingga titrasi dapat
dihentikan.
3. Mengapa titrasi dilakukan pada saat mendidih? Jelaskan.

Jawaban :
1.
Larutan CuSO4 + Larutan Campuran
Signette + Larutan dimasukkan kedalam Dipanaskan
Kalium Ferosianida labu erlenmayer

Ganti titran dengan Dititrasi dengan


campuran glukosa 0,5 glukosa 0,5 % hingga
% dan urin terbentuk larutan coklat

2. Titrasi dapat dihentikan pada saat larutan berubah warna dari biru pekat hingga
terjadi larutan berwarna coklat.
3. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reaksi dan menurunkan energi aktivasi
sehingga glukosa dapat direduksi secara cepat.
Data acc
Dokumentasi

Gambar 1. Larutan Gambar 2. Gambar 3.


CuSO4 + Larutan Pemanasan larutan Menitrasi larutan
Signette + Larutan CuSO4 + larutan CuSO4 + larutan
K4[Fe(CN)6]. Signette + larutan Signette + larutan
K4[Fe(CN)6]. K4[Fe(CN)6] saat
sudah mendidih.

Gambar 4. Larutan Gambar 5. Larutan Gambar 6. Larutan


CuSO4 + larutan CuSO4 + larutan CuSO4 + larutan
Signette + larutan Signette + larutan Signette + larutan
K4[Fe(CN)6] mulai K4[Fe(CN)6] mulai K4[Fe(CN)6] mulai
berubah warna berubah warna berubah warna
menjadi warna menjadi warna menjadi warna
hijau. kuning. cokelat.

Anda mungkin juga menyukai