Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keberadaan usaha Modal Ventura di Indonesia dalam arti
institusional dan formal merupakan pranata yang relative baru. Usaha ini
baru  diperkenalkan melalui kebijaksanaan paket deregulasi tanggal 20
desember 1988 yang diikuti dengan dikeluarkannya Kepres No. 61 tahun
1988 tentang Lembaga Pembiayaan. Pemerintah Indonesia dalam
perkembangannya berusaha memasyarakatkan pola penyertaan modal
yang dapat membantu usaha kecil, menengah, dan koperasi dengan
mendirikan perusahaan Modal Ventura.
Perusahaan Modal Ventura sebagai sarana pembiayaan memiliki
peluang besar untuk mengembangkan usaha kecil, menengah, dan koperasi
karena mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh perusahaan
lainnya. Seperti misalnya kedudukan Modal Ventura bukan hanya terlibat
dengan menginvestasikan modalnya, melainkan sekaligus juga ikut
berperan aktif dalam manajemen perusahaan yang dibantunya.
Karena Perusahaan Modal Ventura itu sendiri dikelola secara
professional, maka hal ini akan memberikan dampak kepada pengusaha
kecil yang pada umumnya dikelola secara tradisional, berangsur-angsur
akan menjadi professional. Keistimewaan modal ventura yang dapat
dimanfaatkan untuk menegakkan pola yang lebih adil dan merata adalah
karena sifatnya yang tidak akan pernah melakukan investasi secara
permanen. Setelah masa investasinya itu berakhir, perusahaan modal
ventura dapat melakukan investasi kepada pengusaha yang membantunya
dan ini akan menumbuhkan sikap professional bagi usaha kecil,
menengah, dan koperasi.
Dalam makalah ini akan dijelaskan secara sistematis dan lengkap
tentang seluk beluk usaha modal ventura. Melalui makalah ini diharapkan
pembaca akan memperoleh pemahaman yang lengkap tentang keberadaan
dan aktivitas  dari usaha modal ventura tersebut.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Modal Ventura Syari’ah?
2. Bagaimana sejarah berdirinya modal ventura?
3. Bagaimana cara pendirian Perusahaan Modal Ventura ?
4. Apa saja dasar hukum Modal Ventura?
5. Dari mana saja sumber dana dari Perusahaan Modal Ventura?
6. Apa saja jenis pembiayaan Perusahaan Modal Ventura?
7. Bagaimana implementasi akad modal ventura?
8. Bagaimana analisis pembiayaan Perusahaan Modal Ventura?
9. Apa saja tujuan dan manfaat dari modal ventura?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Modal Ventura Syari’ah
2. Mengetahui sejarah berdirinya modal ventura
3. Mengetahui cara pendirian Perusahaan Modal Ventura
4. Mengetahui dasar hukum Modal Ventura
5. Mengetahui sumber dana dari Perusahaan Modal Ventura
6. Mengetahui jenis pembiayaan Perusahaan Modal Ventura
7. Mengetahui implementasi akad modal ventura
8. Mengertahui analisis pembiayaan Perusahaan Modal Ventura
9. Mengetahui tujuan dan manfaat dari modal ventura

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Modal Ventura Syari’ah


Modal Ventura syariah adalah badan udaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal  ke dalam suatu perusahaan
yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan prinsip islam.
Berdasarkan definisi yang diuraikan di atas, maka dapat
disimpulkan ciri-ciri khas Modal Ventura sebagai berikut:
1. Bantuan pembiayaan pada Perusahaan Pasangan Usaha (PPU).
2. Jangka waktu penyertaan bersifat sementara, sampai pada masanya
dilakukandivestasi.
3. Perusahaan modal ventura terlibat dalam manajemen perusahaan
pasangan usahayang dibiayai.
4. Pembiayaan bukan dalam bentuk pinjaman (loan), melainkan
penyertaan modal(equity Participation)
5. Pembiayaan terutama ditujukan kepada perusahaan berskala kecil atau
masih baru,tetapi berpotensi besar untuk berkembang dan prospek
cerah, misalnya usaha dalam bidang teknologi ataunonteknologi, atau
usaha yang mengandung terobosan baru.
6. Pembiayaan itu berisiko tinggi, karena modal usaha (risk capital) yang
tidak didukungoleh jaminan (collateral)
7. Motif utama adalah bisnis pembiayaan yang mengharapkan
keuntungan (capital gain)relatif tinggi sebagai imbalan pembiayaan
risiko tonggi.
8. Pembiayaan umumnya berjangka panjang dari 5 sampai 10 tahun.

2.2. Sejarah Modal Ventura


Pengembangan modal ventura di Indonesia dimulai sejak 1973
dengan didirikannya PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) yang
saat itu status kelembagaannya termasuk dalam Lembaga Keuangan

3
Bukan Bank yang kegiatannya terutama membiayai pengembangan usaha.
PT BPUI ini dibentuk berdasarkan PP No 18 Tahun 1973 bergerak di
bidang penyertaan modal. PMV Syari’ah belakangan juga hadir, meskipun
dengan hitungan yang sangat sedikit. Secara prinsip, dasar hukum PMV
menginduk pada dasar hukum modal ventura yang sudah ada, disamping
diperkaya dengan prinsip-prinsip yang sesuai syari’ah.
Dasar pendirian modal ventura di Indonesia adalah Kepres Nomor
61/1998 tentang Lembaga Pembiayaan di mana usaha modal ventura
secara hukum merupakan bagian kegiatan yang dapat dilakukan oleh
lembaga pembiayaan. Ketentuan pelaksanaanya diatur berdasarkan SK
Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1989 tanggal 20 Desember
1988. Kemudian berdasarkan PP Nomor 62 Tahun 1992 tentang Sektor-
sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dari PMV yang
ditindaklanjuti dengan SK MK Nomor227/KMK. 01/1994, tanggal 9 Juni
1994 diatur mengenai sector-sektor usaha yang akan menjadi PPU.
Berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 169/KMK. 017/1995, tanggal
3 Oktober 1995, dijelaskan tentang pendirian dan pembinaan PMV. Hal
yang terpenting dari peraturan ini bahwa modal ventura tidak lagi menjadi
bagian dari kegiatan pembiayaan, dan sejak saat itu kegiatan modal
ventura dilakukan secara terpisah dengan badan hukum sendiri. Adanya
ketentuan ini menjadikan modal ventura mulai dikembangkan di setiap
provinsi yang pada prinsipnya bertujuan untuk menyediakan sarana
pembiayaan dalam rangka membantu kegiatan UKM yang sulit memenuhi
kredit perbankan. Selain itu, pendirian PMV Daerah juga dimaksudkan
untuk mempermudah pengawasan dan pembinaan terhadap PPU. 

2.3. Pendirian Modal Ventura di Indonesia


Menurut Kepres Nomor 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988, Perusahaan Modal Ventura
merupakan salah satu bentuk Perusahaan Pembiayaan. Oleh karena itu tata
cara pendirian Perusahaan ini pada dasarnya tidak berbeda dengan tata
cara pendirian Perusahaan Pembiayaan lainnya. Menurut kedua peraturan

4
tersebut di atas, perusahaan modal ventura harus berbentuk Perseroan
Terbatas atau Koperasi. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988, apabilaperusahaan modal ventura itu berbentuk
Perseroan Terbatas, maka saham perusahaanmodal ventura dapat dimiliki
oleh:
a. Warga Negara Republik Indonesia dan atau Badan Hukum Indonesia.
b. Badan Usaha Asing dan Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum
Indonesiayang merupakan usaha patungan, dengan ketentuan
kepemilikan saham oleh BadanUsaha Asing maksimal 85% dari modal
disetor (Pasal 9 ayat (3) dan (4).
Sebelum Perusahaan Modal Ventura (PMV) melakukan kegiatan, terlebih
dahulu harusmemperoleh Ijin Usaha dari Menteri Keuangan (Pasal 10 ayat
(1). Permohonan untuk mendapatkan ijin usaha itu harus diajukan kepada
Menteri Keuangan dengan melampirkan:
1. Akta pendirian perusahaan modal ventura yang telah disahkan menurut
ketentuan;
2. Bukti pelunasan modal yang disetor untuk Perusahaan Modal Ventura
yang berbentuk PT dan Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib untuk
Perusahaan Modal Ventura yang berbentuk Koperasi, pada salah satu
bank di Indonesia.
3. Contoh perjanjian pembiayaan antara Perusahaan Modal Ventura
dengan Perusahaan Pasangannya.
4. Daftar susunan Pengurus Perusahaan Modal Ventura.
5. NPWP Perusahaan.
6. Perjanjian usaha patungan antara pihak Indonesia dengan pihak asing,
bagi perusahaan modal ventura dengan status patungan.

2.4. Dasar Hukum Modal Ventura 


a. Kepres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.
b. KMK No.1251 /KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Keuangan.

5
c. Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 1992 tentang Sektor-Sektor Usaha
Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura.
d. KMK No. 227/KMK.01/1994 tanggal 9 Juni 1994 tentang Sektor-
Sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal
Ventura.
e. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan
Perusahaan Modal Ventura.
f. KMK No. 469/KMK. 17/1995 tanggal 3 Oktober 1995 tentang
Pendirian dan Pembinaan Modal Ventura
g. Undang-Undang No. 7 Tahun 1991 tentang Pajak Penghasilan.
h. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan
Perusahaan Modal Ventura. 

2.5. Sumber Dana Modal Ventura


1. Investor Perseorangan
Alternatif sumber modal ventura adalah investor individu. Hanya saja
menarik investor perseorangan untuk mengikutsertakan dananya ke
dalam suatu usaha modal ventura tidaklah mudah. Hal ini disebabkan
bisnis modal ventura memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi
dibanding jenis investasi lainnya.
2. Investor Institusi
Biasanya bagi perusahaan-perusahaan besar terutama di negara industri
memiliki  suatu divisi tersendiri yang khusus menangani bisnis modal
ventura. Tugas divisi khusus ini adalah menampung dan mengevaluasi
ide-ide terutama dalam bidang teknologi yang dapat dikembangkan
menjadi suatu produk teknologi baru yang dapat dipasarkan.
Keikutsertaan investor institusi ini merupakan salah satu sumber dana
modal ventura.
3. Perbankan
Sumber dana modal ventura dapat diperoleh dari bank-bank yang
tertarik melakukan bisnis modal ventura. Namun perlu dipertimbangkan
melalui sifat dana bank yang berjangka pendek sementara modal

6
ventura berjangka panjang. Dana-dana yang berasal dari bank
sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dengan
pola bagi hasil yang berjangka waktu pendek. 

2.6.. Jenis Pembiayaan Modal Ventura


1. Pendekatan Satu Tingkat (single tier approach)
Pendekatan ini menempatkan sebuah PMV dalam dua fungsi sekaligus,
yaitu sebagai pemberi bantuan pembiayaan (fund company) dan juga
sebagai pemberi bantuan manajemen atau pengelolaan dana (manajemen
company). Berdasarkan hal tersebut pihak-pihak yang terkait dalam
kegiatan modal ventura hanya terdiri dari PMV dan PPU saja. Dalam hal
ini, modal ventura dibentuk dan langsung dikelola oleh manajemen PMV
itu sendiri.
2. Pendekatan Dua tingkat (two tier approach)
Pendekatan ini memungkinkan sebuah PPU untuk menerima bantuan
pembiayaan dan bantuan manajemen dari PMV yang berbeda.
Berdasarkan pengertian tersebut, pihak-pihak yang terkait meliputi tiga
pihak, yaitu (1) Perusahaan Modal Ventura yang memberikan bantuan
pembiayaan, (2) Perusahaan Modal Ventura yang memberikan bantuan
manajemen, dan (3) Perusahaan Pasangan Usaha. Dalam hal ini, modal
ventura dibentuk kemudian pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan
manajemen investasi yang memang memiliki kelebihan di bidang modal
ventura. 

2.7. Implementasi Akad Modal Ventura Syari’ah


Akad bagi hasil dalam konsep fiqih yang kemudian diintrodisir oleh Fatwa
DSN MUI, terdiri dari akad mudharabah dan akad musyarakah. Akad
mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lainnya menjadi pengelola.
Sedangkan musyarakah adalahakad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung

7
bersama sesuai dengan kesepakatan. Implementasi kedua akad ini dalam
kegiatan usaha dari PMV dalam rangka memberikan pembiayaan kepada
PPU-nya yaitu:
1. Dalam hal PMV memperoleh permohonan pembiayaan dari PPU
sebagai mitranya, di mana terhadap PPU yang bersangkutan memiliki
usaha yang prospektif jika dikembangkan, misalnya usaha PPU untuk
mengembangkan penemuannya di bidang teknologi yang layak paten,
akan tetapi PPU yang dimaksud tidak memiliki permodalan.
Menghadapi kondisi seperti ini, maka PMV dapat memberikan
pembiayaan dengan akad mudharabah, yakni dengan memberikan
100% kebutuhan pendanaan dari PPU.
2. Dalam hal PMV mendapatkan PPU yang sudah memiliki usaha yang
telah berjalan, akan tetapi masih membutuhkan tambahan modal untuk
keperluan ekspansi usaha maka PMV dapat memberikan pembiayaan
PPU dimaksud dengan skema pembiayaan musyarakah. Adapun
mengenai obyek dalam akad musyarakah ini terdiri dari: Modal, Kerja,
Keuntungan, dan Kerugian. Beberapa hal mengenai obyek akad
musyarakah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Modal, bahwa modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak
atau  yang nilainya sama. Modal dapat terdiri dari asset
perdagangan, seperti barang-barang , property, dan lain sebagainya.
b. musyarakah, akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah
merupakan syarat.
c. Keuntungan, terkait dengan keuntungan ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan  oleh para pihak, yakni bahwa keuntungan harus
dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan persengketaan
pada waktu alokasi keuntungan atau ketika penghentian
pembiayaan musyarakah, setiap keuntungan mitra harus dibagikan
secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada
jumlah yang ditentukan diawal yang ditetapkan bagi seorang mitra,
seorang mitra boleh menguntungkan bahwa jika keuntungan
melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan

8
kepadanya, dan system pembagian keuntungan harus tertuang
dengan jelas dalam akad. 
d. Kerugian, bahwa kerugian harus dibagi di antara mitra secara
proporsional sesuai dengan saham masing-masing dalam modal. 

2.8. Analisis Penilaian Pembiayaan Modal Ventura


1. Tahap evaluasi atau negosiasi awal
a. Evaluasi terhadap permohonan pembiayaan;
b. kondisi persaingan PPU;
c. Proyeksi pasar;
d. Kondisi tim pengelola;
e. Kemungkinan penggunaan sumber pembiayaan lain;
f. Potensi tingkat keuntungan;
g. Jumlah pembiayaan yang dibutuhkan; dan
h. Jangka waktu pembiayaan
2. Tahap pemeriksaan dan evaluasi lanjutan (due diligent), meliputi
pemeriksaan, penelitian, dan evaluasi secara mendalam terhadap:
a. Rencana usaha;
b. Kemampuan manajemen;
c. Keunikan barang/jasa yang diproduk;
d. Teknologi yang digunakan;
e. Kondisi pasar;
f. Asumsi yang digunakan;
g. Strategi pemasaran, proyeksi keuangan, dan strategi
pengembangan produk; dan
h. Informasi dari pihak-pihak yang terkait dengan cal;on PPU.
3. Tahap negosiasi dan penyelesaian akhir, meliputi:
a. Perumusan hasil penelitian/ pemeriksaan/ evaluasi;
b. Rekapitulasi menegnai posisi dan jumlah aset/kewajiban,
prospek usaha, dan perkiraan return yang diharapkan;

9
c. Perumusan mengenai bentuk dan struktur pembiayaan yang
diperlukan, dan jenis instrument pembiayaan (saham biasa,
obligasi konversi, atau bagi hasil); dan
d. Penyiapan dokumen perjanjian modal ventura dan dokumen
lainnya.
4. Tahap pemantauan (monitoring), meliputi:
a. Pemantauan perkembangan PPU; dan
b. Evaluasi perkembangan PPU
5. Tahap divestasi  melalui kegiatan:
a. Mempertimbangkan atau mempersiapkan divestasi;
b. Melaksanakan divestasi melalui:
1) Buy back;
2) Penanaman saham melalui pasar global;
3) Pemberian kredit atau pinjaman dari bank
4) Dijual kepada perusahaan lain (tunai/saham); dan
5) PPU dilikuidasi 

2.9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura


1) Tujuan Modal Ventura
Modal Ventura merupakan salah satu usaha yang berorientasi untuk
memperoleh   keuntungan besar sebagai imbalan pembiayaan yang
berisiko tinggi. Tujuan Modal Ventura adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pendirian atau pembentukan suatu perusahaan baru.
b. Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami
kesulitan dana dalam pengembangan usahanya, terutama pada
tahap awal.
c. Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu
produk atau pada tahap mengalami kemunduran.
d. Membantu merealisasaikan suatu gagasan terutama produk
teknologi yang siap dipasarkan tanpa bergabung dari
pembiayaan kredit bank.
e. Memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri.

10
f. Mengembangkan proyek penelitian dan pengembangan
(research and development).
g. Mengembangkan teknologi baru dan alih teknologi.
h. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu
perusahaan.

2) Manfaat Perusahaan Modal Ventura


Di samping tujuan yang telah disebutkan di atas, manfaat usaha
modal ventura dari sisi perusahaan pasangan usaha. Masuknya
modal ventura sebagai sumberpembiayaan akan membrikan
manfaat bagi perusahaan yang bersangkutan sebagaiberikut:
a. Memungkinkan Usaha Lebih Besar
Seseorang yang menemukan ciptaan baru belum tentu mampu
memproduksi dan sekaligus memasarkan produknya dengan
berhasil karena membutuhkan keahlian pengalaman dan
jaringan disamping pengetahuan yang memadai yang dapat
menjamin kelancaran usahanya.
b. Meningkatkan Kemampuan Memperoleh Keuntungan
Pembiayaan melalui PMV merupakan bentuk penyertaan modal,
sehingga investee company tidak perlu memerlukan biaya rutin
dalam bentuk bunga dan cicilan pinjaman yang akan
maempengaruhi cashflow perusahaan.
c. Meningkatkan Bankabilitas
Perusahaan yang baru didirikan sering mengalami kesulitan
memperoleh pembiayaan karena memiliki tim manajemen yang
lemah disamping struktur permodalan yang kuat. Akibatnya,
pemilik kurang berminat memberi pinjaman kepada perusahaan
baru. Masuknya PMV ke dalam perusahaan yang bersangkutan
jelas akan meningkatkan kepercayaan para calon kreditur pada
perusahaan tersebut.
d. Meningkatkan Likuiditas Keuangan

11
Pembiayaan Modal Ventura dengan cara penyertaan modal akan
mengurangi beban biaya bunga perusahaan. Disamping itu,
likuiditas perusahaan tidak perlu terganggu karena tidak
memiliki beban pembayaran cicilan atas pinjaman seperti halnya
kalau menerima pembiayaan kredit melalui bank. Oleh karena
itu, penyertaan Modal Ventura memiliki dampak positif
terhadap meningkatnya likuiditas keuangan perusahaan.
e. Meningkatkan Efisiensi Pendistribusian Produk
Pada awal berproduksinya perusahaan biasanya jumlah produk
tidak akan efisien apabila pendistribusian ditangani sendiri
karena volume produksi belum ekonomis untuk dilakukan
distribusi sendiri. Untuk mengatasi keterbatasan ini PMV yang
memiliki jaringan distribusi atau pemasaran yang luas dapat
diajak serta dalam membiayai dengan cara penyertaan modal
pada Perusahaan Pasangan Usahanya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Jadi, yang dimaksud dengan Modal Ventura syariah adalah badan
udaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal
ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk
jangka waktu tertentu sesuai dengan prinsip islam. Dasar hukum PMV
diantaranya yaitu Kepres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan, KMK No.1251 /KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Keuangan,
Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 1992 tentang Sektor-Sektor Usaha
Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura, dsb.
Sumber dana PMV bisa diperoleh melalui investor perorangan,
investor institusi, perbankan. Akad yang digunakan dalam model
pembiayaan ini adalah akad mudharabah dan musyarakah. Adapun jenis
pembiayaan dari PMV bisa dilakukan dengan cara pendekatan satu
timgkat maupun dua tingkat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ghafur, Anshari Abdul.Penerapan Prinsip Syari’ah dalam Lembaga Keuangan,


Lembaga Pembiayaan, dan Perusahaan Pembiayaan. 2008. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik. 2001. Jakarta:
Gema Insani.
Machmud,Amirdan Rukmana. Bank Syari’ah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris
di Indonesia. 2010. Jakarta: Erlangga.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah. 2010. Jakarta:
Kencana.
Rauf, Fadillah.Aspek Hukum PembiayaanModal Ventura Bagi Usaha Agribisnis.
http:.//etd. Repository.ugm.ac.id, (diakses pada tanggal 30 oktober 2015)

14

Anda mungkin juga menyukai