PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Modal Ventura Syari’ah?
2. Bagaimana sejarah berdirinya modal ventura?
3. Bagaimana cara pendirian Perusahaan Modal Ventura ?
4. Apa saja dasar hukum Modal Ventura?
5. Dari mana saja sumber dana dari Perusahaan Modal Ventura?
6. Apa saja jenis pembiayaan Perusahaan Modal Ventura?
7. Bagaimana implementasi akad modal ventura?
8. Bagaimana analisis pembiayaan Perusahaan Modal Ventura?
9. Apa saja tujuan dan manfaat dari modal ventura?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Modal Ventura Syari’ah
2. Mengetahui sejarah berdirinya modal ventura
3. Mengetahui cara pendirian Perusahaan Modal Ventura
4. Mengetahui dasar hukum Modal Ventura
5. Mengetahui sumber dana dari Perusahaan Modal Ventura
6. Mengetahui jenis pembiayaan Perusahaan Modal Ventura
7. Mengetahui implementasi akad modal ventura
8. Mengertahui analisis pembiayaan Perusahaan Modal Ventura
9. Mengetahui tujuan dan manfaat dari modal ventura
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bukan Bank yang kegiatannya terutama membiayai pengembangan usaha.
PT BPUI ini dibentuk berdasarkan PP No 18 Tahun 1973 bergerak di
bidang penyertaan modal. PMV Syari’ah belakangan juga hadir, meskipun
dengan hitungan yang sangat sedikit. Secara prinsip, dasar hukum PMV
menginduk pada dasar hukum modal ventura yang sudah ada, disamping
diperkaya dengan prinsip-prinsip yang sesuai syari’ah.
Dasar pendirian modal ventura di Indonesia adalah Kepres Nomor
61/1998 tentang Lembaga Pembiayaan di mana usaha modal ventura
secara hukum merupakan bagian kegiatan yang dapat dilakukan oleh
lembaga pembiayaan. Ketentuan pelaksanaanya diatur berdasarkan SK
Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1989 tanggal 20 Desember
1988. Kemudian berdasarkan PP Nomor 62 Tahun 1992 tentang Sektor-
sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dari PMV yang
ditindaklanjuti dengan SK MK Nomor227/KMK. 01/1994, tanggal 9 Juni
1994 diatur mengenai sector-sektor usaha yang akan menjadi PPU.
Berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 169/KMK. 017/1995, tanggal
3 Oktober 1995, dijelaskan tentang pendirian dan pembinaan PMV. Hal
yang terpenting dari peraturan ini bahwa modal ventura tidak lagi menjadi
bagian dari kegiatan pembiayaan, dan sejak saat itu kegiatan modal
ventura dilakukan secara terpisah dengan badan hukum sendiri. Adanya
ketentuan ini menjadikan modal ventura mulai dikembangkan di setiap
provinsi yang pada prinsipnya bertujuan untuk menyediakan sarana
pembiayaan dalam rangka membantu kegiatan UKM yang sulit memenuhi
kredit perbankan. Selain itu, pendirian PMV Daerah juga dimaksudkan
untuk mempermudah pengawasan dan pembinaan terhadap PPU.
4
tersebut di atas, perusahaan modal ventura harus berbentuk Perseroan
Terbatas atau Koperasi. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988, apabilaperusahaan modal ventura itu berbentuk
Perseroan Terbatas, maka saham perusahaanmodal ventura dapat dimiliki
oleh:
a. Warga Negara Republik Indonesia dan atau Badan Hukum Indonesia.
b. Badan Usaha Asing dan Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum
Indonesiayang merupakan usaha patungan, dengan ketentuan
kepemilikan saham oleh BadanUsaha Asing maksimal 85% dari modal
disetor (Pasal 9 ayat (3) dan (4).
Sebelum Perusahaan Modal Ventura (PMV) melakukan kegiatan, terlebih
dahulu harusmemperoleh Ijin Usaha dari Menteri Keuangan (Pasal 10 ayat
(1). Permohonan untuk mendapatkan ijin usaha itu harus diajukan kepada
Menteri Keuangan dengan melampirkan:
1. Akta pendirian perusahaan modal ventura yang telah disahkan menurut
ketentuan;
2. Bukti pelunasan modal yang disetor untuk Perusahaan Modal Ventura
yang berbentuk PT dan Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib untuk
Perusahaan Modal Ventura yang berbentuk Koperasi, pada salah satu
bank di Indonesia.
3. Contoh perjanjian pembiayaan antara Perusahaan Modal Ventura
dengan Perusahaan Pasangannya.
4. Daftar susunan Pengurus Perusahaan Modal Ventura.
5. NPWP Perusahaan.
6. Perjanjian usaha patungan antara pihak Indonesia dengan pihak asing,
bagi perusahaan modal ventura dengan status patungan.
5
c. Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 1992 tentang Sektor-Sektor Usaha
Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura.
d. KMK No. 227/KMK.01/1994 tanggal 9 Juni 1994 tentang Sektor-
Sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal
Ventura.
e. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan
Perusahaan Modal Ventura.
f. KMK No. 469/KMK. 17/1995 tanggal 3 Oktober 1995 tentang
Pendirian dan Pembinaan Modal Ventura
g. Undang-Undang No. 7 Tahun 1991 tentang Pajak Penghasilan.
h. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan
Perusahaan Modal Ventura.
6
ventura berjangka panjang. Dana-dana yang berasal dari bank
sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dengan
pola bagi hasil yang berjangka waktu pendek.
7
bersama sesuai dengan kesepakatan. Implementasi kedua akad ini dalam
kegiatan usaha dari PMV dalam rangka memberikan pembiayaan kepada
PPU-nya yaitu:
1. Dalam hal PMV memperoleh permohonan pembiayaan dari PPU
sebagai mitranya, di mana terhadap PPU yang bersangkutan memiliki
usaha yang prospektif jika dikembangkan, misalnya usaha PPU untuk
mengembangkan penemuannya di bidang teknologi yang layak paten,
akan tetapi PPU yang dimaksud tidak memiliki permodalan.
Menghadapi kondisi seperti ini, maka PMV dapat memberikan
pembiayaan dengan akad mudharabah, yakni dengan memberikan
100% kebutuhan pendanaan dari PPU.
2. Dalam hal PMV mendapatkan PPU yang sudah memiliki usaha yang
telah berjalan, akan tetapi masih membutuhkan tambahan modal untuk
keperluan ekspansi usaha maka PMV dapat memberikan pembiayaan
PPU dimaksud dengan skema pembiayaan musyarakah. Adapun
mengenai obyek dalam akad musyarakah ini terdiri dari: Modal, Kerja,
Keuntungan, dan Kerugian. Beberapa hal mengenai obyek akad
musyarakah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Modal, bahwa modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak
atau yang nilainya sama. Modal dapat terdiri dari asset
perdagangan, seperti barang-barang , property, dan lain sebagainya.
b. musyarakah, akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah
merupakan syarat.
c. Keuntungan, terkait dengan keuntungan ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh para pihak, yakni bahwa keuntungan harus
dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan persengketaan
pada waktu alokasi keuntungan atau ketika penghentian
pembiayaan musyarakah, setiap keuntungan mitra harus dibagikan
secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada
jumlah yang ditentukan diawal yang ditetapkan bagi seorang mitra,
seorang mitra boleh menguntungkan bahwa jika keuntungan
melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan
8
kepadanya, dan system pembagian keuntungan harus tertuang
dengan jelas dalam akad.
d. Kerugian, bahwa kerugian harus dibagi di antara mitra secara
proporsional sesuai dengan saham masing-masing dalam modal.
9
c. Perumusan mengenai bentuk dan struktur pembiayaan yang
diperlukan, dan jenis instrument pembiayaan (saham biasa,
obligasi konversi, atau bagi hasil); dan
d. Penyiapan dokumen perjanjian modal ventura dan dokumen
lainnya.
4. Tahap pemantauan (monitoring), meliputi:
a. Pemantauan perkembangan PPU; dan
b. Evaluasi perkembangan PPU
5. Tahap divestasi melalui kegiatan:
a. Mempertimbangkan atau mempersiapkan divestasi;
b. Melaksanakan divestasi melalui:
1) Buy back;
2) Penanaman saham melalui pasar global;
3) Pemberian kredit atau pinjaman dari bank
4) Dijual kepada perusahaan lain (tunai/saham); dan
5) PPU dilikuidasi
10
f. Mengembangkan proyek penelitian dan pengembangan
(research and development).
g. Mengembangkan teknologi baru dan alih teknologi.
h. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu
perusahaan.
11
Pembiayaan Modal Ventura dengan cara penyertaan modal akan
mengurangi beban biaya bunga perusahaan. Disamping itu,
likuiditas perusahaan tidak perlu terganggu karena tidak
memiliki beban pembayaran cicilan atas pinjaman seperti halnya
kalau menerima pembiayaan kredit melalui bank. Oleh karena
itu, penyertaan Modal Ventura memiliki dampak positif
terhadap meningkatnya likuiditas keuangan perusahaan.
e. Meningkatkan Efisiensi Pendistribusian Produk
Pada awal berproduksinya perusahaan biasanya jumlah produk
tidak akan efisien apabila pendistribusian ditangani sendiri
karena volume produksi belum ekonomis untuk dilakukan
distribusi sendiri. Untuk mengatasi keterbatasan ini PMV yang
memiliki jaringan distribusi atau pemasaran yang luas dapat
diajak serta dalam membiayai dengan cara penyertaan modal
pada Perusahaan Pasangan Usahanya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi, yang dimaksud dengan Modal Ventura syariah adalah badan
udaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal
ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk
jangka waktu tertentu sesuai dengan prinsip islam. Dasar hukum PMV
diantaranya yaitu Kepres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan, KMK No.1251 /KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Keuangan,
Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 1992 tentang Sektor-Sektor Usaha
Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura, dsb.
Sumber dana PMV bisa diperoleh melalui investor perorangan,
investor institusi, perbankan. Akad yang digunakan dalam model
pembiayaan ini adalah akad mudharabah dan musyarakah. Adapun jenis
pembiayaan dari PMV bisa dilakukan dengan cara pendekatan satu
timgkat maupun dua tingkat.
13
DAFTAR PUSTAKA
14