EKONOMI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
FITRI ANNISA HARAHAP
NIM. 8196166002
PROGRAM MAGISTER
PENDIDIKAN EKONOMI
2020
PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN
Kata produktivitas berasal dari bahasa Inggris yakni productivity. Kata itu merupakan
gabungan dari dua kata yaitu product dan activity. Secara sederhana, kata itu diartikan sebagai
kegiatan untuk menghasilkan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa, yang lebih tinggi atau
lebih banyak. Akan tetapi pengertian produktivitas tidak sesederhana itu. Para ahli dan institusi
banyak mendefinisikan produktvitas dengan berbagai definisi. Masing-masing mendefinisikan
sesuai dengan sudut pandang yang berbeda.
Sebagai salah satu alat manajemen dalam melakukan perbaikan, produktivitas digunakan
dalam segala aspek kehidupan. Baik dalam proses produksi barang maupun jasa. Upaya
perbaikan dari suatu aktivitas akan dicirikan dengan meningkatnya produktivitas.
Hanya saja, parameter pengukuran produktivitas berbeda-beda antara satu aktivitas dengan
aktivitas lainnya. Pengukuran produktivitas produksi barang berbeda dengan jasa. Tidak
terkecuali di bidang pendidikan. Bagaimana mengukur produktivitas di bidang pendidikan,
adalah hal yang sangat penting, untuk mengetahui kualitas pendidikan di Tanah Air.
1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produksi tidak lain adalah ratio apa yang
dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang digunakan.
2. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin dan hari
esok lebih baik dari hari ini.
3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu serasi dari tiga faktor esensial, yakni :
Investasi termasuk pengetahuan dan tekhnologi serta riset, manajemen dan tenaga
kerja.
Secara umum produktivitas merupakan perbandingan dari dua unsur yakni “hasil yang
dicapai” dan “keseluruhan sumber daya yang digunakan”. Secara sederhana dapat
digambarkan dengan\ notasi sebagai berikut:
Yang menjadi fokus kemudian apa saja yang menjadi keluaran dan masukan dari
sebuah aktivitas. Keluaran dari produksi barang misalnya jumlah barang yang dihasilkan
dalam periode waktu tertentu. Sedangkan masukannya adalah jumlah tenaga kerja, bahan
baku, serta sarana pendukung. Jadi, “keluaran” yang dimaksud akan berbeda antara satu
aktivitas dengan aktivitas lain. Demikian pula “masukan”. Oleh karena itu sangat penting
untuk mengetahui bagaimana mengukur produktivitas sebuah aktivitas.
Demikian pula halnya dengan menilai produktivitas sekolah. Misalnya yang menjadi
acuan menilai produktivitas sekolah adalah “jumlah lulusan yang banyak”, maka ketika kita
akan mengitung produktivitasnya, kita perlu mengetahui jumlah siswa yang masuk k
sekolah tersebut dan kemudian akhirnya berhasil lulus/ tamat dari sekolah tersebut. Misalkan
pada SMP x jumlah siswa yang mendaftar pada tahun ajaran 2011/2012 sejumlah 100 orang
siswa (masukan), sedangkan siswa yang berhasil tamat pada angkatan tersebut adalah
sebanyak 80 orang siswa (keluaran), maka dapat kita hitung produktivitasnya sebagai
berikut:
80
Produktivitas = = 0,8
100
Mengukur Produktivitas
Produktivitas merupakan alat manajemen yang penting dalam segala aktivitas.
Pengukuran produktivitas diperlukan untuk menentukan perubahan pelayanan ke arah yang
lebih efektif dan efisien. Pengukuran produktivitas dapat dilakukan baik terhadap individu
maupun terhadap institusi.
Dalam prakteknya, mengukur produktivitas tidaklah semudah membagi antara jumlah
keluaran dan jumlah masukan. Mengapa? Karena keluaran dan masukan yang dimaksud
belum tentu mudah diukur. Dalam produksi barang, mungkin masih bisa diukur berapa
jumlah bahan baku dan berapa jumlah produk yang dihasilkan. Tapi bagaimana untuk
bidang jasa? Tentu indikatornya makin kompleks.
Secara lebih rinci, pengukuran produktivitas dapat dilakukan melalui dua parameter
utama, yakni efektifitas dan efisiensi. Produktivitas makin tinggi manakala aktivitas makin
efektif dan makin efisien. Apa perbedaan antara efektif dan efisien, dapat dijelaskan dalam
analogi sebagai berikut: efektif adalah melakukan hal yang benar (do the right things),
sedangkan efisien adalah melakukan satu hal dengan cara yang benar (do the things right).
Efisiensi
Ukuran efisien dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari berbagai parameter
suasana dari proses pendidikan, yakni:
Waktu / biaya sedikit. Makin singkat waktu yang dibutuhkan untuk proses
pendidikan dan biaya sedikit maka proses pendidikan makin efisien.
Etos kerja yang tinggi. Etos kerja yang tinggi di kalangan pengelola pendidikan,
maka proses pendidikan makin efisien.
Komitmen tinggi. Demikian pula komitmen yang tinggi dari pengelola pendidikan,
maka kegiatan pendidikan makin baik.
Dipercaya banyak pihak. Yang tak kalah penting, lembaga pendidikan dikatakan
efisien apabila mendapat kepercayaan dari banyak pihak.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Pendidikan
Allan Thomas menyoroti produktivitas pendidikan dalam tiga fungsi penting. Yakni,
fungsi administrasi, psikologi, dan ekonomi.
Fungsi Produksi Administrasi
Merupakan fungsi manajerial yang berkaitan dengan berbaga pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan siswa dan guru. Yang menjadi masukan di sini adalah ruang belajar,
perlengkapan mengajar, sumber belajar, dan kualifikasi pengajaran yang memungkinakn
pembelajaran dapat berlansgung dengan baik. Sedangkan keluarannya dapat berupa lama
waktu belajar.
Fungsi Produksi Psikologi
Merupakan fungsi produksi pendidikan yang menunjuk pada fungsi layanan yang dapat
mengubah perilaku peserta didik. Masukannya dapat berupa waktu mengajar, kualitas
mengajar, sikap dan perilaku guru, serta fasilitas yang digunakan. Keluarannya berupa
perubahan perlaku siswa.
Fungsi Produksi Ekonomi
Merupakan produksi yang terkait dengan perhitungan ekonomi dalam proses pendidikan.
Masukannya berupa biaya pendidikan dan biaya lain yang terait langsung atau tidak
langsung. Sedangkan keluarannya adalah kompetensi yang relevand engan dunia kerja
yang bisa mendapatkan penghasilan tinggi dan mampu hidup mandiri.
E. Strategi Peningkatan Produktivitas Pendidikan
Secara umum pembiayaan pendidikan adalah sebuah kompleksitas,yang didalamnya akan
terdapat saling keterkaitan pada setiap komponennya,yang memiliki rentang yang bersifat mikro
(satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional),yang meliputi sumbersumber pembiayaan pen
didikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya, efektivitas dan efisiensi dalam penggunaanya,
akuntabilitas hasilnya yang diukur dari perubahanperubahan yang terjadi pada semua tataran,
khususnya sekolah, dan permasalahanpermasalahan yang masih terkait dengan pembiayaan pend
idikan, sehingga diperlukan studi khusus untuk lebih spesifik mengenal pembiayaan pendidikan i
ni.
Didalam prosesnya hampir dapat dipastikan bahwa pendidikan tidak dapat berjalan tanpa
dukungan biaya yang memadai. Implikasi diberlakukannya kebijakan desentralisasi pendidikan,
membuat para pengambil keputusan sering kali mengalami kesulitan dalam mendapatkan
referensi tentang komponen pembiayaan pendidikan. Kebutuhan tersebut dirasakan semakin
mendesak sejak dimulainya pelaksanaan otonomi daerah yang juga meliputi bidang pendidikan.
Secara umum pembiayaan pendidikan adalah sebuah kompleksitas, yang didalamnya
akan terdapat saling keterkaitan pada setiap komponennya, yang memiliki rentang yang bersifat
mikro (satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional), yang meliputi sumber-sumber
pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya, efektivitas dan efisiensi
dalam penggunaanya, akuntabilitas hasilnya yang diukur dari perubahan-perubahan yang terjadi
pada semua tataran, khususnya sekolah, dan permasalahan-permasalahan yang masih terkait
dengan pembiayaan pendidikan, sehingga diperlukan studi khusus untuk lebih spesifik mengenal
pembiayaan pendidikan ini.
Lembaga pendidikan sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada bidang usaha
lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu biaya produksi, tetapi ada beberapa kesulitan
khusus mengenai penerapan perhitungan biaya ini. J. Hallack mengemukakan tiga macam
kesulitan, yaitu berkenaan dengan (1) definisi produksi pendidikan, (2) identifikasi transaksi
ekonomi yang berhubungan dengan pendidikan, dan (3) suatu kenyataan bahwa pendidikan
mempunyai sifat sebagai pelayanan umum.
Secara garis besarnya biaya pendidikan dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Biaya Langsung dan Biaya Tak Langsung.
Ada dua cara untuk memperkirakan biaya pendidikan, yaitu (1) memperkirakan biaya
atas dasar sumber-sumber pembiayaan, dan (2) memperkirakan biaya atas dasar laporan dari
lembaga-lembaga pendidikan.
Cara yang pertama dilakukan dengan cara meneliti laporan dari sumber-sumber
pembiayaan pendidikan. Menurut sifatnya sumber-sumber ini dibedakan atas (1) pengeluaran
yang menyeluruh, dan (2) pengeluaran menurut status, tingkat, dan sifatnya. Pengeluaran
menyeluruh terdiri atas (a) sumber-sumber pemerintah, yang terdiri atas (1) pemerintah pusat, (2)
pemerintah daerah, dan (3) bantuan luar negeri. Pengeluaran menurut status dan sifatnya.
Menurut statusnya pengeluaran dibedakan atas pengeluaran dari lembaga pendidikan pemerintah
dan pengeluaran pendidikan swasta. Kemudian menurut tingkatnya, yaitu TK, SD, SLTP, SLTA
(SMU dan SMK), dan perguruan tinggi. Selanjutnya menurut sifatnya pengeluaran dibedakan
atas pengeluaran berulang, pengeluaran modal, dan pengeluaran lainnya.
Cara yang kedua, ialah menggunakan secara langsung laporan dari lembaga-lembaga
pendidikan. Untuk keperluan membuat perkiraan tersebut harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut. Yang pertama, dan yang terpenting adalah harus ada laporan dari lembaga-lembaga
pendidikan. Kedua, laporan tersebut harus dibuat menurut pola standar fungsional yang seragam.
Ketiga, laporan harus memperlihatkan keseluruhan biaya operasi dari lembaga tersebut.
Pemilihan unit-unit untuk penetapan biaya dilakukan dengan cara menghitung biaya: per lulusan,
biaya menurut tingkatan pendidikan, biaya unit per anak didik, rata-rata biaya kehadiran sehari-
hari, biaya modal per tempat, biaya rata-rata per kelas, dan biaya berulang rata-rata per pendidik.
Proyeksi biaya unit meliputi pembiayaan modal dan biaya berulang. Untuk itu perlu
memperkirakan luasnya akibat tujuan kuantitatif dan kualitatif dalam memperhitungkan rata-rata
biaya unit berulang untuk tahun yang bersangkutan.
Analisis Biaya Manfaat
Analisis biaya manfaat merupakan metodologi yang banyak digunakan dalam melakukan
analisis investasi pendidikan. Metode ini dapat membantu para pengambil keputusan dalam men
entukan pilihan diantara alternatif alokasi sumbersumber pendidikan yang terbatas tetapi member
ikan keuntungan yang tinggi.
Dalam konsep dasar pembiayaan pendidikan ada dua hal penting yang perlu dikaji atau di
analisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per siswa (unit
cost). Biaya satuan ditingkat sekolah merupakan Aggregate biaya pendidikan tingkat sekolah bai
k yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang dikerluarkan untuk menyelen
ggarakan pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan permurid merupakan ukuran yang
menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan sekolah secara efektif untuk kepentinga
n murid dalam menempuh pendidikan. Oleh karena biaya satuan ini diperoleh dengan memperhit
ungkan jumlah murid pada masing-masing sekolah, maka ukuran biaya satuan dianggap standar
dan dapat dibandingkan antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Analisis mengenai biaya
satuan dalam kaitannya dengan faktorfaktor lainyang mempengaruhinya dapat dilakukan dengan
menggunakan sekolah sebagai unit analisis. Dengan menganalisis biaya satuan, memungkinkan k
ita untuk mengetahui efisiensi dalam penggunaan sumbersumber di sekolah, keuntungan dari inv
estasi pendidikan, dan pemerataan pengeluaran masyarakat, pemerintah untuk pendidikan. Disam
ping itu, juga dapat menjadi penilaian bagaimana alternatif kebijakan dalam upaya perbaikan ata
u peningkatan sistem pendidikan.
Komponen Biaya Pendidikan meliputi:
1. Peningkatan KBM 13. Peningkatan pembinaan kegiatan siswa
2. Pembinaan tenaga kependidikan 14. Rumah tangga sekolah
3. Pengadaan alat-alat belajar 15. Kesejahteraan
4. Pengadaan bahan pelajaran 16. Perawatan
5. Sarana kelas 17. Pengadaan alat-alat belajar
6. Sarana sekolah 18. Pembinaan tenaga kependidikan
7. Pembinaan siswa 19. Pengadaan bahan pelajaran
8. Pengelolaan sekolah
Ada dua cara untuk memperkirakan biaya pendidikan, yaitu (1) memperkirakan biaya
atas dasar sumber-sumber pembiayaan, dan (2) memperkirakan biaya atas dasar laporan dari
lembaga-lembaga pendidikan.
Sumber-sumber dana pendidikan antara lain meliputi: Anggaran rutin (DIK); Anggaran
pembangunan (DIP); Dana Penunjang Pendidikan (DPP); Dana BP3; Donatur; dan lain-lain yang
dianggap sah oleh semua pihak yang terkait. Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber
dari pemerintah, orang tua dan masyarakat (pasal 33 No. 2 tahun 1989). Sejalan dengan adanya
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah dapat menggali dan mencari sumber-sumber dana
dari pihak masyarakat, baik secara perorangan maupun secara melembaga, baik di dalam
maupun di luar negeri, sejalan dengan semangat globalisasi.
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber itu perlu digunakan untuk kepentingan
sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu,
setiap perolehan dana, pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah
disesuaikan dengan rencana anggaran pembiayaan sekolah (RAPBS).
Setelah memahami bentuk biaya, tujuan dari analisis biaya adalah untuk memberikan
kemudahan, memberikan informasi pada para pengambil keputusan untuk menentukan
langkah/cara dalam pembuatan kebijakan sekolah, guna mencapai efektivitas maupun efisiensi
pengolahan dana pendidikan serta peningkatan mutu pendidikan.
Secara khusus, analisis manfaat biaya pendidikan bagi pemerintah menjadi acuan untuk
menetapkan anggaran pendidikan dalam RAPBN, dan juga sebagai dasar untuk meningkatkan
kualitas SDM dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sedangkan bagi masyarakat,
analisis manfaat biaya pendidikan ini berguna sebagai dasar/pijakan dalam
melakukan ”investasi” di dunia pendidikan. Hal ini dirasakan penting untuk diketahui dan
dipelajari, karena menurut sebagian masyarakat pendidikan hanya menghabis-habiskan uang
tanpa ada jaminan/prospek peningkatan hidup yang jelas dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/184596780/Makalah-Analisis-Produkivitas-Pendidikan
http://hasanaryantouinjkt.blogspot.com/2009/11/ekonomi-pendidikan-analisa-manfaat.html
http://revafebrianti.blogspot.com/2016/12/fungsi-produksi-dalam-pendidikan.html