Anda di halaman 1dari 12

MELAKUKAN ANALISIS DAN MELAKUKAN TERAPI INTRAVENA

Disusun oleh:
KELOMPOK 6
ENDAH KIRANA 616080619004
MAULINDA ARYANI 616080619012
NALINI JULIKAS 616080619013
SITI NURASIA 616080619024

DOSEN : DESI ERNITA AMRU SST MKM

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN


PROFESI BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA BUNDA PERSADA
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,


karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Melakukan Analisis dan Melakukan Terapi Intravena ”. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas  mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan.Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Batam, 13 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar belakang masalah.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................3
A. Terapi Intravena.........................................................................................3
B. Indikasi Terapi Intravena ..........................................................................3
C. Keuntungan dan kerugian terapi intravena................................................4
D. Pemilihan Lokasi Pemasangan IV ............................................................5
E. Komplikasi Terapi IV................................................................................5
F. Persiapan Pemasangan IV.........................................................................5
G. Macam macam Terapi IV..........................................................................5
H. Prosedur Pemasangan Infus ......................................................................6
BAB IV PENUTUP...............................................................................................8
A. KESIMPULAN.........................................................................................8
B. SARAN......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Terapi intravena (IV) merupakan salah satu prosedur yang paling sering
dilakukan di rumah sakit di seluruh dunia. Di USA, hampir 20 juta pasien dari
total 40 juta pasien yang dirawat mendapatkan terapi intravena (Yalcin, 2004,
dalam Uslusoy, 2008). Gonullu, Dogan, & Dulger (1996, dalam Uslusoy &
Mete, 2008) menyatakan bahwa terapi IV bertujuan untuk memberikan cairan,
elektrolit, obat, transfusi darah, dan nutrisi. Terapi IV dilakukan dengan
memasang kanul atau kateter IV sebagai akses ke dalam intravaskular (Kozier,
2010).
Terapi intravena merupakan salah satu terapi medis yang dilakukan secara
invasif dengan menggunakan metode yang efektif untuk mensuplai cairan dan
elektrolit, nutrisi dan obat melalui pembuluh darah (intravascular). Lebih dari
80% pasien rawat akut mendapatkan terapi intravena sebagai bagian rutin dari
perawatan di rumah sakit. Adanya terapi ini sering menyebabkan terjadinya
komplikasiantara lain terjadi plebitis. Salah satu komplikasi dari pemasangan
kateter IV tersebut adalah terjadinya flebitis. Flebitis adalah inflamasi pada
satu atau lebih lapisan dinding vena yang menyebabkan nyeri, kulit berwarna
merah dan teraba keras, dan pasien merasa tidak nyaman selama pemberian
obat (Higginson & Parry, 2011).
Terapi intravena merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan
cara memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan infus set yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Pemasangan
infuse adalah tindakan pemasangan kateter intravena pada vena tertentu untuk
memberikan terapi intravena. Terapi intravena digunakan untuk mengoreksi
berbagai kondisi pasien, terutama dalam hal pemasukan peroral tidak adekuat,
ketidakseimbangan elektrolit, kurangnya nutrient tubuh, untuk medikasi
secara IV dan untuk memasukkan produk darah. Selain itu terapi intravena
diberikan untuk memperbaiki atau mencegah ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit pada penyakit akut dan kronis dan juga digunakan untuk pemberian
obat intravena (Wayunah, 2011).

1
B. Rumusan masalah
a. Apa itu Intravena Terapi ?
b. Apa saja Indikasi Terapi Intravena ?
c. Apa Keuntungan dan kerugian terapi intravena?
d. Bagaimana Pemilihan Lokasi Pemasangan IV ?
e. Apa saja komplikasi terapi intravena ?
f. Bagaimna Persiapan Pemasangan IV?
g. Macam macam terapi IV ?
h. Bagaimana Prosedur Pemasangan Infus ?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui bagaimana melakukan analisis dan melakukan terapi intravena.
D. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai yaitu penulis, penyusun, dan pembaca dapat
memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang melakukan analisis dan
melakukan terapi intravena.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Terapi Intravena
1. Pengertian terapi intravena
Terapi intravena merupakan salah satu terapi medis yang dilakukan secara
invasif dengan menggunakan metode yang efektif untuk mensuplai cairan
dan elektrolit, nutrisi dan obat melalui pembuluh darah (intravascular).
Lebih dari 80% pasien rawat akut mendapatkan terapi intravena sebagai
bagian rutin dari perawatan di rumah sakit. Adanya terapi ini sering
menyebabkan terjadinya komplikasiantara lain terjadi plebitis (Wayunah,
2011).
Terapi intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh,
melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
(Darmadi,2010). Menurut Edward (2011) pemasangan terapi intravena
merupakan tindakan memasukan jarum (abocath) melalui transkutan yang
kemudian disambungkan dengan selang infus.
2. Tujuan Terapi Intravena
Menurut Arief ( 2014 ) tujuan dari terapi intravena secara umum antara
lain :
a) Memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu
mengkonsumsi cairan oral secara adekuat
b) menambah asupan elektrolit untuk menjaga keseimbangan
c) menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses
metabolisme 4 titik spasi
d) memenuhi vitamin larut garis air media pemberian obat melalui Vena
B. Indikasi Terapi Intravena
Menurut sugiarto ( 2006 ) indikasi pemasangan terapi intravena, yaitu:
1) Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).
2) Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam
jumlah terbatas.
3) Pemberian kantong darah dan produk darah.

3
4) Pemberian obat yang terus-menerus (continiu).
5) Upaya profilaksis (tindakan pencegahan sebelum prosedur (misalnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat).
6) Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya resiko
dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolaps (tidak teraba). sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.
C. Keuntungan dan kerugian terapi intravena
a. Keuntungan Menurut Sugiarto (2006) terapi intravena mempunyai
keuntungan sebagai berikut :
1) Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke
tempat target berlangsung cepat.
2) Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih
dapat diandalkan.
3) Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat
dipertahankan maupun dimodifikasi.
4) Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular
atau subkutan dapat dihindari.
5) Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena
molekul yang besar, iritasi atau ketidak stabilan dalam traktus
gastrointestinalis.
b. Kerugian terapi intravena mempunyai kerugian sebagai berikut:
1) Tidak bisa dilakukan “drug recall” dan rnengubah aksi obat tersebut
sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi.
2) Kontrol pemberian yang tidak baik bisa rnenyebabkan “speedshock”.
3) Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu kontaminasi mikroba melalui
titik akses ke sirkulasi dalam periode tertentu, iritasi vaskular seperti
flebitis mekanik dan kimia, inkompabilitas obat dan interaksi dari
berbagai obat tambahan.

4
D. Pemilihan Lokasi Pemasangan IV
Sugiarto (2006) Pemilihan lokasi pemasangan infus adalah :
a. Pada orang dewasa pemasangan kanula lebih baik pada lengan atas dan
pada lengan bawah, bila perlu pemasangan dilakukan di daerah sub
klavikula atau jugularis.
b. Vena tangan paling sering digunakan untuk terapi IV yang rutin.
c. Vena lengan, periksa dengan teliti kedua lengan sebelum keputusan
dibuat
d. Vena lengan atas, juga digunakan untuk terapi IV.
e. Vena ekstremitas bawah, digunakan hanya menurut kebijaksanaan
institusi.
f. Vena kepala, digunakan sesuai kebija institusi, sering dipilih pada bayi
dan anak.
E. Komplikasi / Resiko Terapi IV
Berikut adalah komplikasi dari pemasangan terapi intravena yang dapat
terjadi antara lain:
1. Komplikasi sistemik: kelebihan beban cairan, emboli udara, dan
septikemia.
2. Komplikasi lokal: infiltrasi, flebitis, trombo flebitis dan hematoma.
F. Persiapan Pemasangan IV
Sugiarto (2006) Adapun persiapan pemasangan IV yaitu :
a. Tempat yang akan dipasang kanula terdahulu didesinfeksi dengan
antiseptik.
b. Gunakan Yodium Tinture 1-2 % atau dapat juga menggunakan
c. Klorheksidine, lodofer atau alkohol 70 %. Antiseptik secukupnya dan
ditunggu sampai kering minimal 30 detik sebelum dilakukan pemasangan
kanula.
d. Jangan menggunakan heksalurofen atau campuran semacam
benzalkonium dalam air untuk desinfeksi tempat tusukan
G. Macam-Macam Injeksi Intravena
1. Pemberian obat melalui intravena (secara langsung)

5
cara pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena
medianacubiti/cephalika (lengan), vena saphenosus (tungkai), vena
jugularis (leher), venafrontalis temporalis (kepala), yang bertujuan agar
reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah
2. Pemberian obat melalui intravena (secara tidak langsung)
Merupakan cara pemberian obat dengan menambahkan atau memasukkan
obat kedalam media (wadah atau selang), yang bertujuan untuk
meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam
darah.
H. Prosedur Pemasangan Terapi Intravena
Menurut aziz (2012 ) pemasangan terapi intravena :
a. Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
2. Infus pemberian dan pmberian nutrisi
b. Alat dan bahan
1. Standar infus
2. Set infus
3. Torniket
4. Kapas alkohol
5. Plester
6. Gunting
7. Kasa steril
8. Sarung tangan
c. Prosedur kerja
Standar Prosedur Operasional (SPO) pemasangan terapi intravena
1. Cuci tangan.
2. Dekatkan alat
3. Jelaskan pada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan
selama pemasangan infus
4. Atur posisi pasien
5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus
dan gantungkan pada standar infus

6
6. Menentukan area vena yang akan di tusuk
7. Pasang alas
8. Pasang torniquet pembendung ±15 cm di atas vena yang akan di tusuk
9. Pakai sarung tangan
10. Disinfeksi area yang ditusk dengan diameter 5-10 cm
11. Tusukan IV kateter ke vena dengan jarum menghadap kejantung
12. Pastikan jarum IV masuk kevena
13. Sambungan jarum IV dengan selang infus
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV di tempati insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
16. Atur tetesan infus sesuai progam medis
17. Lepas sarung tangan
18. Pasang label pemasangan tidakan yang berisi: nama pelaksana, tanggal
dan jam pelaksana
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi

7
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Terapi intravena merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan
cara memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan infus set yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.. Terapi
intravena digunakan untuk mengoreksi berbagai kondisi pasien, terutama
dalam hal pemasukan peroral tidak adekuat, ketidakseimbangan elektrolit,
kurangnya nutrient tubuh, untuk medikasi secara IV dan untuk memasukkan
produk darah.
B. SARAN
Lebih meningkatkan kemampuan atau pengetahuan melakukan analisis
dan melakukan terapi intrvena.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ump.ac.id/3310
http://stikba.ac.id/medias/journal/Manuskrip_86-100_Hasyim.pdf
http://repository.ump.ac.id/725
aziz,musrifatul.2012.kebutuhan dasar manusia.EGC.Jakarta.
Rahman,arif.2014.Buku panduan praktek laboratorium keterampilan dasar dalam
keperawatan II.Deepublish.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai