NIM : 1032171036
SEMESTER : IV (ENAM)
DOSEN : Ns. Seven Sitorus M.Kep., Sp.Kep.MB
MATA KULIAH : KEPERAWATAN BENCANA II
TUGAS : Merangkum materi “Promosi Kesehatan
dan pencegahan penyakit saat bencana”
Situasi bencana membuat kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, anak-anak dan lanjut
usia mudah terserang penyakit dan malnutrisi. Akses terhadap pelayanan kesehatan dan pangan
menjadi semakin berkurang. Air bersih sangat langka akibat terbatasnya persediaan dan
banyaknya jumlah orang yang membutuhkan. Sanitasi menjadi sangat buruk, anak-anak tidak
terurus karena ketiadaan sarana pendidikan. Dalam keadaan yang seperti ini risiko dan penularan
penyakit meningkat.
1) Petugas kesehatan
2) Relawan
3) tokoh masyarakat, tokoh agama
4) guru
5) Lintas sector
6) Kader
7) Elompok rentan: ibu hamil, anak-anak, lanjut usia
8) Masyarakat
9) Organisasi masyarakat
10) Dunia usaha
Promosi kesehatan dalam kondisi darurat untuk meningkatkan pemahaman keluarga dan
masyarakat untuk melakukan PHBS di pengungsian , yaitu:
1. Tim Reaksi Cepat (TRC) Tim yang diharapkan dapat segera bergerak dalam
waktu 0–24 jam setelah ada informasi kejadian bencana.
2. Tim Penilaian Cepat (Tim RHA) Tim yang bisa diberangkatkan bersamaan
dengan TRC atau menyusul dalam waktu kurang dari 24 jam yang bertugas
melakukan penilaian dampak bencana dan mengidentifikasi kebutuhan bidang
kesehatan
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dan kajian lebih lanjut pada pasca
bencana adalah :
1. Perkiraan jumlah orang yang menjadi korban bencana (meninggal, sakit, cacat) dan
ciri–ciri demografinya.
4. Diare - Feses cair (dengan/ - Pencegahan dan - Penyediaan air yang - Klorinasi sumber air
tanpa darah dan lendir), penanganan dehidrasi saniter untuk keperluan minum/air bersih
BAB >3x/hari, dapat - Pemberian makanan sanitasi (mandi, cuci) - Penggunaan
disertai demam dan secara berkelanjutan - Penyediaan air minum pengolahan air yang
nausea (termasuk ASI) selama yang memenuhi standar terstandarisasi (misal:
episode diare kesehatan sistem filtrasi bertahap)
- Monitoring kondisi - Penyediaan jamban - Pengemasan dan
pasien yang memenuhi standar distribusi makanan
- Pemberian obat diare minimal kesehatan segera
(contoh: norit, kaplet untuk pencegahan - Jauhkan jarak dapur
obat diare) penularan penyakit umum dari toilet umum
- Perhatikan kebersihan
penjamah makanan
5. Hepatitis - Anoreksia berat, mual, - Tidak ada perawatan - Vaksinasi untuk
- Penyediaan fasilitas
muntah, dehidrasi, dan spesifik hepatitis A
sanitasi (air untuk
penurunan berat badan - Pastikan penderita - Klorinasi sumber air
mencuci tangan dan
selama beberapa banyak beristirahat minum/air bersih
sabun)
minggu - Perhatikan status gizi - Jauhkan jarak dapur
- Pemasakan makanan
penderita untuk umum dari toilet umum
dengan memperhatikan
membantu pemulihan
implementasi cara
imunitas penderita
penanganan makanan
6. Demam tifoid - Demam tinggi, kadang - Penderita dapat dengan benar - Kontrol kepadatan
delirium/gangguan ditangani dengan - Pencegahan malnutrisi pengungsian
kesadaran, nausea/rasa pemberian antibiotika untuk mempertahankan - Klorinasi sumber air
penuh di lambung, kloramfenikol atau kekebalan alami tubuh minum/air bersih
konstipasi/diare tiamfenikol - Pemisahan makanan - Pengemasan dan
- Penderita harus mentah dan masak distribusi makanan
beristirahat total untuk segera
mencegah keparahan - Jauhkan jarak dapur
dan komplikasi umum dari toilet umum
penyakit
- Perawatan segera untuk
penderita yang sudah
mengalami komplikasi
(contoh: perforasiusus)
7. Tuberkulosis - Lemah, batuk-batuk - Diagnosis dan - Penyediaan fasilitas - Perbaikan ventilasi
dalam jangka waktu pengobatan sesegera sanitasi (air untuk - Kontrol kepadatan
yang lama mungkin pada mencuci tangan dan pengungsian
- Pemeriksaan dahak penderita sabun)
menunjukkan BTA (+) - Vaksinasi BCG - Pencegahan malnutrisi
(biasanya pada bayi untuk mempertahankan
baru lahir, namun kekebalan alami tubuh
revaksinasi tidak
dianjurkan)
- Pemeriksaan kesehatan
untuk screening orang
yang memiliki kontak
dengan penderita
(terutama pada anak
dengan usia dibawah 6
tahun)
8. Infeksi cacing - Perut kembung, mual, - Pemberian dosis - Perhatikan kebersihan - Filtrasi sumber air
muntah, sakit perut, tunggal dari penjamah makanan bersih yang digunakan
nafsu makan menurun, antihelminthic - Penyediaan fasilitas - Penggunaan APD alas
- Diare (albendazole, sanitasi (air untuk kaki
- Gatal di dubur pada levamisole, mencuci tangan dan
malam hari mebendazole, atau sabun)
- Infeksi ringan pyrantel) - Pemasakan makanan
umumnya tanpa gejala dengan memperhatikan
implementasi cara
penanganan makanan
dengan benar
- Mencegah kontak
langsung dengan media
penularan seperti tanah,
baju, dan masakan
mentah yang tidak
hygiene
9. Leptospirosis - Demam tinggi, sakit - Pengobatan dengan - Penggunaan APD - Pengendalian hewan
kepala, menggigil, antibiotika baik (sepatu dan sarung pengerat (terutama
nyeri otot, mual, oral/intravena seperti tangan) terutama saat tikus) dengan
jaundice/ kulit kuning, doxycycline/ penicillin bencana banjir memasang perangkap
mata merah, diare pada awal infeksi - Perbaikan lingkungan
(limbah dan sampah)
- Penyuluhan
10. Tetanus - demam, disfungsi - Perawatan luka dengan - Penyuluhan - Luka terbuka dalam
sistem syaraf, benar - Imunisasi tetanus tertusuk paku/ benda
berkeringat - Spesifik profilaksis diberikan 2 kali tajam segera diberi
- leher kaku setelah/ sebelum interval minimal 1 Anti Tetnus Serum
- kesulitan menelan mendapat luka bulan
- mengeluarkan air liur - PHBS