Askep Dewasa Dengan TB KLP 3
Askep Dewasa Dengan TB KLP 3
“TB PARU”
Oleh :
KELOMPOK III
NURAENI 70300117037
KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANATAR
Puji syukur kita panjatkan kahadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Agregat Dewasa dengan Penyakit Infeksi TB Paru” dapat
diselesaikan. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW sebagai sosok teladan bagi seluruh umat
Makalah ini dibuat untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen pembimbing yang telah senantiasa memberikan bimbingan serta arahan
kepada kami. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada para pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini yang
tidak dapat kami sebutkan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 1
BAB II KONSEP 3
BAB IV PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 9
Daftar Pustaka 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1980, American Nurses Association (ANA) mendefinisikan
keperawatn kesehatan komunitas sebagai zintesis praktik keperawatan dan
praktik kesehatan publik yang diaplikasikan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan populasi. Sudut pandang ini menekankan bahwa
perawat kesehatankmunitas memberikan perawatan langsung kepada
individu, keluarga atu kelompok yang pada kahirnya asuhan ini akan
berkontribusi pada kesehatan seluruh populasi (Nies & Melanie, 2019).
Asuhan keperawatan komuitas dilakukan dengan pendekatan proses
keperawatan. Penerapan dari proses keperawatan bervariasi pada setiap
situasi, tetapi prosesnya memiliki kesamaan. Teruntuk pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas dilakukan dengan menggunakan empat pendekatan
yaitu pendekatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Asuhan
yang diberikan pada komunitas sendiri dilakukan berdasarkan pembagian
populasi-populasi yang ada di masyarakat, seperti populasi penyakit kronik,
populasi penyakit infeksi ataupun populasi rentan (Mokoginta, 2015).
Salah satu penyakit infeksi yang dewasa ini masih menjadi mimik
kesehatan dunia yaitu tuberkulosis paru (TB paru). World Health
Organization (WHO) pada tahun 2018 menjelaskan TB paru adalah penyait
menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium Tuberculosis yang biasanya
menyerang organ pernapasan terutama paru-paru. Pada tahun 2017, TB
menyebabkan sekitar 1,3 juta kematian, dua di antaranya pada orang HIV
negative dan 300.000 kematian pada orang dengan HIV positif. Secara
global, diperkirakan 10 juta orang menyebarkan penyakit TB pada tahun
2017, 5,8juta pria, 3,2 juta wanita dan 1,0 juta anak-anak (Lestari dkk, 2019).
Data Kemenkes RI (2018) menunjukkan bahwa penderita TB paru di
Indonesia sendiri mengalami peningkatan yang cukupsignifikan. Seperti pada
1
tahun 2016 teradi peningkatan dari 351.893 kasus menjadi 360.770 kasus
pada tahun 2017. Ditemukannya 168.412 kasus BTA positif dengan jumlah
kasus tertinggi terdapat di proinsi Jawa Tengah 18.248 kasus (10,8%), Jawa
Timur dengan 22.585 kasus (13,4%) dan Jawa Barat dengan jumlah kasus
mencapai 31.598 (18,8 %) (Lestari dkk, 2019).
Melihat peningkatan kasus TB paru yang terjadi, perlu dilakukannya
tindakan yang tepat untuk menaggapi. Sebagai langkah awal seorang perawat,
perlunya diketahui asuhan yang tepat yang harus diberikan kepada pasien
untuk membantu mengurangi atau meminimalisir resiko penularan penyakit
TB paru ini.
B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui masalah kesehatan yang sering terjadi
pada agregat dewasa
2. Mahasiswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi status
kesehatan agregat dewasa
3. Mahasiswa mampu memahami strategi pencegahan masalah kesehatan
pada agregat dewasa
4. Mahasiswa mampu memahami proses asuhan keperawatan komunitas
pada agregat dewasa dengan TB paru.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
bergizi, melakukan hubungan seks aman, menghindari narkoba, tidak
minum minuman beralkohol dan tetap aktif beraktifitas fisik.
2. Pendidikan kesehatan
Tenaga kesehatan profesional termasuk perawat kesehatan masyarakat,
menganggap bahwa pendidikan kesehatan adalah dasar dari pencegahan.
Meskipun dikritik beberapa orang karena terlalu sempit, pendidikan
kesehatan bisa berarti pemberdayaan yang membantu individu untuk
merubah perilaki. Pendidikan tentang isu-isu kesehatan orang dewasa
harus dimulai sejak dini.
3. Pencegahan sekunder
Fokus dari pencegahhan sekunder adalah mendeteksi penyakit yang baru
dimulai tetapi belum muncul secara klinis. Beberapa contoh dari
pencegahan ini adalah pemeriksaan kesehatàn secara berkala dan
pengujian kesehatan, seperti pengecekan gigi, mata, tekanan darah dan
kolesterol darah. Melalui pemeriksaan yang terorganisir, perawat dapat
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan bahwa
perawatan secara rutin telah dilaksanakan.
4. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk menghentikan komplikasi yang lebih
lanjut setelah penyakit terdiagnosis secara klinis. Rehabilitasi termasuk
bagian dari pencegahan tersier. Layanan rehabilitasi meliputi konseling
mengenai masalah hidup, perubahan peran, dan jika dibutuhkan, pelatihan
ulang kerja. Penetapan tujuan dan metode yang memungkinkan untuk
tercapainya tujuan harus dapat diterima oleh individu.
4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian inti komunitas
a. Sejarah
1) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan ketua RT 08 didapatkan data bahwa
suku asli dari RW 08 adalah suku Bugis, yang kemudian
datanglah sekelompok suku Jawa. Suku Jawa melihat mata
5
pencarian utama warga RW 08 adalah bertani. Maka orang-orang
dari suku Jawa tersebut mengajarkan warga untuk membuat usaha
dan berbisnis. Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit,
warga RW 08 juga ikut berkembang. Kemudian mulailah banyak
warga pendatang seperti dari suku Makassar, Betawi dan Mandar.
b. Demografi
1) Observasi : Hasil observasi yang dilakukan, ditemukan
kebanyakan rumah warga berbentuk panggung , kondisi jalan
cukup baik dan suasanan jalan yang cukup ramai baik itu
transportasi umum maupun kendaraan pribadi. Fasilitas umum
yang tersedia di RW 08 cukup banyak seperti puskesmas , praktik
klinik dokter maupun bidan, tempat beribadah, taman dan
lapangan olahraga. Terdapat pula fasilitas pendidikan dari PAUD
(pendidikan anak usia dini) sampai SMA.
2) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW 08, mengatakan
RW 09 tetmasuk dalam wilayah kelurahan X yang terori dari 10
RW dan 60 RT dimana RW 08 sendiri terdiri dari 5 RT, yaitu RT
2,3,4,5 dan 6. Jumlah penduduk di RW 08 1296 jiwa yang
didominasi oleh penduduk laki-laki berdasarlan catatan 2019
melalui usia penduduk mulai usia 0 hari sampai >75 tahun .
3) Data sekunder/angket
Tabel 1 : Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
6
Tabel 2 : Jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia
No Suku Persentase
1. Bugis 32%
2. Jawa 17%
3. Makassar 26%
4. Betawi 11%
5. Mandar 14%
Total 100 %
7
2) Wawancara
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, Ketua RW 08
mengatakan cukup banyak warga yang melaksanakan ibadah di
tempat ibadah, seperti warga yang beragama islam cukup sering
melaksanakan shalat berjamaah di masjid dan warga yg non-
muslim juga cukup sering beribadah di gereja setempat.
3) Data sekunder/angket :
2. Pengkajian subsistem
a. Lingkungan fisik
1) Observasi
Dari observasi, kondisi RW 08 yang berada di puncak
menyebabkan kebanyakan rumah-rumah warga berventilasi tetapi
tidak cukup besar sehingga pencahayaan yang masuk juga kurang.
Terlihat juga adanya kebiasaan warga merokok yang tidak
memandang tempat. Warga cenderung merokok di depan siapa
saja, baik itu anak, istri ataupun pendatang yang berkunjng ke RW
08. Sumber air bersih warga berasal dari PDAM, sumur atau
sungai. Selain itu, belum tersedianya TPA/TPS sehingga warga
hanya menumpukkan sampahnya di belakang atau pekarangan
rumahnya.
2) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW 08 didapatkan
bahwa warga RW 08 tidak terbiasa melakukan kerja bakti
8
sehingga lingkungan disana menjadi kurang bersih. Selain itu,
kondisi air baik PDAM maupun sedikit keruh, terlebih saat musim
hujan tiba
b. Pelayanan kesehatan
1) Observasi
Dari data observasi didapatkan bahwa fasilitas kesehatan tingkat
pertama terletak cukup jauh yang menyebabkan warga jarang
melakukan pemeriksaan kesehatan.
2) Wawancara
Dari hasil wawancata dengan petugas kesehatan di puskesmas
setempat didapatkan data bahwa warga RE 08 kurang
memanfaatkan sfasilitas kesehatan yang ada. Petugas puskesmas
juga mengatakan bahwa masaalah kesehatan terbanyak yang
terjadi di RW 08 adalah TB paru, yaitu sebanyak 15 kasus yang
tersebar di RT 2, 4 dan 5. 9 dari 15 kasus tersebut adalah laki-laki
dengan rentan usia 20-45 tahun. Dan dari 15 kasus TB paru, 9
klieñ sementara melakukan pengobatan 6 bulan, 3 kasus dengan
pengobatan dan 3 klien dengan pengobatan tidak tuntas dan
mengulang pengobatan.
3) Data sekunder/angket :
Jumlah
No Kasus TB Paru
Kasus
1 Kasus dengan pengobatan 6 bulan 9
2 Kasus dengan pengobatan tuntas 6
9
2) Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan ketua RW, dijelaskan bahwa
belum tersedianya kebijakan dari pemerintah dalam penyediaan
fasilitas ataupun penanganan masalah kesehatan yang dapat
menunjang peningkatan status kesehatan warga.
3) Data sekunder/angket
Dari 50 partisipan yang diberikan angket terdapat 35% partisipan
yang masih belum memiliki jaminan kesehatan.
d. Pendidikan
1) Observasi
Hasil observasi menunjukkan tersedianya fasilitas pendidikan dari
PAUD hingga SMA baik negeri maupun swasta yang dapat
diakses dengan berjalan kaki atau menggunakan transportasi
umum.
2) Wawancara
Dari wawancara yang dilakukan dengan pihak sekolah dijelaskan
bahwa masih ada remaja yang kurang peduli dengan pendidikan.
Selain itu ada juga sejumlah remaja yang putus sekolah baik itu
demgan alasan terkendala pada biaya maupun sebaggai akibat dari
pergaulan.
3) Data sekunder/angket
10
Dari observasi diperoleh warga RW 08 kebanyakan bekerja
sebagai petani/pekebun.
2) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kètua RW di dapatkan mata
pencaharian utama warga adalah petani/pekebun, pedagang, PNS,
buruh dan wiraswasta. Remaja yang putus sekolah dengan alasan
biaya biasanya ikut bekerja membantu orang tuanya.
3) Data sekunder/angket
No
Pekerjaan Persentase
.
1 PNS 18 %
2 Buruh 13 %
3 Petani/pekebun 30 %
4 Pedagang 17 %
5 Wiraswasta 15 %
6 Tidak bekerja 7%
Total 100%
f. Komunikasi dan informasi
1) Observasi
Dari observasi yang dilakukan warga RW 08 menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Sementara itu iklan
atau spanduk bertema kesehatan masih jaramg ditemukan.
2) Wawancara
Wawancara yang dilakukan dengan ketua RW menjelaskan bahwa
sebagian warga di RW 08 masih kurang terpapar informasi dari
luar khususnya informasi terkait TB paru dari petugas kesehatan.
g. Keamanan dan transportasi
1) Observasi
Obsèrvasi yang dilakukan menunjukkan keberadaan transportasi
umum yang cukup banyak dibanding kendaraan pribadi. Hal ini
didukung oleh tidak setiap rumah memiliki kendaraan pribadi baik
itu roda dua atau roda empat, sehingga menjadikan transportaai
11
umum sebagai sarana utama untuk bepergian. Selain itu terdapat
pos kamling di setiap RT.
2) Wawancara
Wawancara yang dilakukan dengan ketua RW mengatakan RW 08
dilengkapi pos kamling di setiap RT yang masih aktif beroperasi
dimana warga setempat yang bergantian untuk menjaga.
h. Rekreasi
1) Observasi
Dari observasi yang dilakukan terlihat adanya taman dan lapangan
olahraga yang nampak masih jarang digunakan.
2) Wawancara
Wawancara yang dilakukan dengan ketua RT menjelaskan bahwa
warga masih kurang memanfaatkan fasilitas taman dan lapangan
olahraga dikarenakan kebanyakan warga merasa terlalu lelah
untuk berolahraga selepas bekerja dan lebih memilih menghindari
aktivitas fisik yang terlalu berat.
B. Analisa Data
No Data Masalah
1 Observasi : Ketidakefektifan
Dari observasi yang dilakukan terlihat adanya pemeliharaan
taman dan lapangan olahraga yang nampak kesehatan
masih jarang digunakan
Dari data observasi didapatkan bahwa fasilitas
kesehatan tingkat pertama terletak cukup jauh
yang menyebabkan warga jarang melakukan
pemeriksaan kesehatan.
Wawancara :
Wawancara yang dilakukan dengan ketua RT
12
menjelaskan bahwa warga masih kurang
memanfaatkan fasilitas taman dan lapangan
olahraga dikarenakan kebanyakan warga merasa
terlalu lelah untuk berolahraga selepas bekerja
dan lebih memilih menghindari aktivitas fisik
yang terlalu berat.
Dari hasil wawancata dengan petugas kesehatan
di puskesmas setempat didapatkan data bahwa
warga RE 08 kurang memanfaatkan sfasilitas
kesehatan yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW
08 didapatkan bahwa warga RW 08 tidak
terbiasa melakukan kerja bakti sehingga
lingkungan disana menjadi kurang bersih
2 Observasi : Perilaku kesehatan
Dari observasi, kondisi RW 08 yang berada di tidak cenderung
puncak menyebabkan kebanyakan rumah-rumah berisiko
warga bervebtilasi tetaoi tidak cukup besar
sehingga pencahayaan yang masuk juga kurang.
Terlihat juga adanya kebiasaan warga merokok
yang tidak memandang tempat. Warga
cenderung merokok di depan siapa saja, baik itu
anak, istri ataupun pendatang yang berkunjng ke
RW 08.
Wawancara :
Dari hasil wawancara dengan ketua RW 08,
sebagaian warga masih menggunakan teknik
konvensional, seperri dalam hal memasak.
Masih ada ada warga yang memasak
menggunakan kayu bakar. Selain itu, warga juga
mempunyai kebiasaan menutup jendela atau
ventilasi pada saat cuaca sedang dingin atau
13
saat musim hujan
14
C. Skoring Diagnosa Keperawatan
Pengaruh positif
Peningkatan
Pentingnya untuk masyarakat Tingkatan semua
kualitas hidup
Masalah Masalah untuk jika masalah masalahdari level 1
jika masalah Total
No Keperawatan diselesaikan diselesaikan (0: tidak sampai 6 (1 kurang
diselesaikan (1: skor
Komunitas (1:rendah, berpengaruh, penting, 6: sangat
rendah, 2: sedang,
2:sedang, 3: tinggi) 1:rendah, 2: sedang, penting)
3: tinggi)
3:tinggi
Ketidakefektifa
1 n pemeliharaan 3 3 3 6 15
kesehatan
Perilaki
kesehatan,
2 3 3 2 5 12
cenderung
berisiko
1
D. Diagnosa Keperawatan
E. Intervensi Keperawatan
2
No Data Diagnosa Kode NOC Kode NIC
3
No Data Diagnosa Kode NOC Kode NIC
3. Ketua RW 08
mengatakan bahwa
warga RW 08 tidak
terbiasa melakukan
kerja bakti sehingga
lingkungan disana
menjadi kurang bersih
2 Observasi Domain 1 Primer : Primer :
1. Kebanyakan rumah- Promosi 1600 1. Perilaku Promosi 5510 1. Pendidikan kesehatan
rumah warga kesehatan 1855 Kesehatan 6520 2. Pengajaran:
berventilasi tetapi tidak 2. Pengetahuan gaya hidup Prosedur/perawatan
cukup besar sehingga Kelas 2 1908 sehat 7320
pencahayaan yang Manajemen Sekunder : 1806 Sekunder :
masuk juga kurang. kesehatan 1606 1. Partisipasi dalam 1. Skrining kesehatan
2. Terlihat juga adanya keputusan perawatan 5430 2. Mnajemen kasus
kebiasaan warga Dignosa kesehatan 5420
4
No Data Diagnosa Kode NOC Kode NIC
5
No Data Diagnosa Kode NOC Kode NIC
yang memasak
menggunakan kayu
bakar.
2. Selain itu, warga juga
mempunyai kebiasaan
menutup jendela atau
ventilasi pada saat
cuaca sedang dingin
atau saat musim hujan
6
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Masalah-masalah kesehatan nyang bisa terjadi pada agregat dewasa baik
laki-laki ataupun perempuan diantaranya yaitu TB paru, diabetes mellitus,
hipertensi, ISPA, asma, gastritis kanker, gangguan fungsi hati, gagal
ginjal, ISK dan lain sebagainya.
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan agregat dewasa
baik laki-laki atau perempuan yaitu akses ke pelayanan kesehatan, pola
perawatan medis, faktor waku, pekerjaan, pendidikan, ekonomi dan
kurang terpapar informasi.
3. Untuk dapat meningkatkan status kesehatan pada agregat dewasa, maka
diperlukan strategi yang dapat membantu dalam pencegahan timbulnya
masalah kesehatan yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu pencegahan
primer, sekunder dan tersier.
4. Pola asuhan keperawatan komunitas sedikit berbeda dengan asuhan
keperawatan lainnya meskipun secara umum sama, yaitu proses
keperawatan dari tahap pengkajian hingga evaluasi. Namun pada asuhan
keperawatan komunitas menggunakan teknik pengkajian Community as
Partner (CAP) yang fokusnya lebih luas dan lebih berfokus pada
kelompok atau masyarakat.
B. Saran
Diharapkan pembaca memahami dengan baik proses-proses
keperawatan yang ada di komunitas. Menilik proses pembuatan asuhan
keperawatan komunitas yang sedikit berbeda dengan bidang keperawatan
yang lain, maka diperlukan pembelajaran yang mandalam terkait semua aspek
yang ada di dalamnya.
1
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, N. P., Wahyuni, N. S., & Nasriati, R. (2019). STUDI KASUS: UPAYA
PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT PADA KELUARGA
DENGAN PENDERITA TB PARU. Health Sciences Journal, 3(2), 43-55.
2
LAMPIRAN
3
Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
Total nilai 100
Catatan :
Tanggal dikumpul :
Dosen pengampu : Ani Aulia Ilmi, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. Kom
Tanda tangan :
4
Format Penilaian Makalah
5
Catatan :
Tanggal dikumpul :
Dosen pengampu : Ani Aulia Ilmi, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. Kom
Tanda tangan :
6
Format Penilaian Presentasi
Tanggal dikumpul :
Dosen pengampu : Ani Aulia Ilmi, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. Kom
Tanda tangan :
7
Nama anggota kelompok :