Tugas Rutin Agama Josua

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RUTIN

OLEH :

Nama : Huberus Josua Hasudungan Sinaga


Nim : 5183122028

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
1. Terangkan gambaran Kitab Suci tentang manusia sebagai Citra Allah!
Jawaban : Citra Allah adalah sebutan bagi manusia, baik laki-laki dan perempuan yang
dipanggil untuk mewujudkan cinta allah. Dalam 2 Kor 4:4 dan Kol 1:15, citra Allah yang
utama adalah Kristus. Dalam doktrin Kristen, manusia adalah citra Allah untuk berkuasa
atas semua mahluk sebagai wakil yang mewakilkan sang Pencipta. Tugas dari manusia
sebagai citra Allah selain berkuasa, juga mengusahakan agar seluruh ciptaan memuliakan
Allah.Keberadaan manusia sebagai citra Allah merupakan sebuah anugerah sekaligus
tugas bagi setiap manusia

2. Terangkan pengertian Imago dalam ajaran bapa Gerejayakni St. Agustinus dan
St.Thomas Aquinas!

Jawaban : Agustinus yang merupakan murid dan pengikut Plato, hadir sekaligus
menawarkan konsep tentang illuminatio (penerangan ilahi) sebagai solusi atas
permasalahan yang terjadi pada abad tersebut. Pergumulan yang dihadapi oleh para filsuf
dan teolog untuk menghubungkan dua sumber pengetahuan tersebut diselesaikan oleh
Agustinus. 

Dengan konsep penerangan ilahi yang menjelaskan betapa manusia begitu tergantung dan
terarah pada Tuhan sebagai sumber segala sesuatu. Pengetahuan manusia pun pada
dasarnya hanya berpartisipasi dalam sumber segala pengetahuan yaitu Tuhan.

Agustinus meyakini bahwa manusia tidak bisa memiliki pengetahuan dari dirinya sendiri
kalau tidak disinari dan dicahayai oleh Tuhan. Filsafat yang dikembangkan Agustinus
secara essensial adalah filsafat pengalaman keagamaan dan merupakan sumber bagi
mistisisme dan etika barat.

Menurut Agustinus penciptaan adalah suatu creatio ex nihilo, penciptaan keluar dari pada
"yang tidak ada". Dasar penciptaan ini adalah akal dan hikmat Tuhan. Di dalam akal
Tuhan terdapat gagasan-gagasan atau ide-ideNya. Dunia diciptakan sesuai dengan ide-ide
tersebut dan proses penciptaan yang terjadi dilaksanakan dengan perantaraan logos. 

Barangkali satu-satunya kontribusi terbesar Agustinus bagi filsafat barat (dan bukannya
pemikiran Kristen) ialah penekanannya pada kehidupan personal, kehidupan batiniah
seseorang.

Agustinus melihat hubungan antara Tuhan dan jiwa manusia sebagai perhatian utama
agama. Karena jiwa diciptakan "dalam citra Tuhan", pengetahuan diri menjadi alat untuk
mengenal Tuhan, tak lagi dipahami sebagi soal pengamatan dua akal budi, tetapi juga
perasaan.
Dalam visi Agustinus tentang pengetahuan manusia, Tuhan bukan hanya sang pencipta,
tetapi juga pelaku aktif di dalam alam semesta. Menurut Agustinus, wahyu melalui Kitab
Suci amatlah penting untuk memahami sepenuhnya rencana ilahi dan tempat manusia di
dalam rencana tersebut.

Sedangkan menurut St.Thomas Aquinas

Thomas Aquinas menekankan bahwa manusia adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
jiwa dan badan. Dengan tesis dasar anima forma corporis, dan mengacu pada ajaran
Hylemorfisme, Thomas menegaskan bahwa, jiwa dan badan bukanlah merupakan dua
substansi yang masing-masing bisa berada sendiri, melainkan dua prinsip metafisis yang
bersama-sama menjadi nyata dan ada. Manusia  itu seluruhnya jiwa dan seluruhnya
badan. Dengan demikian manusia tidak bisa hidup hanya badan saja atau hanya jiwa saja.
Kedua unsur ini selalu ada pada manusia dan tidak bisa dilepaspisahkan.
Jiwa menjalankan aktivitas-aktivitas yang melebihi sifat badaniah yakni aktivitas berpikir
dan berkehendak yang disebut aktivitas rohani. Karena jiwa bersifat rohani, maka setelah
kematian badan, jiwa hidup terus dalam ujudnya sebagai bentuk yang tetap mempunyai
keterarahan pada badan.
Menurut Thomas, setiap perbuatan, termasuk kegiatan berpikir dan berkehendak adalah
perbuatan dari segenap pribadi manusia yang dijiwai oleh satu bentuk utama yakni bentuk
rohani. Jiwa yang satu ini mempunyai lima daya yakni daya vegetatif, daya sensitif, daya
yang menggerakkan, daya untuk berpikir dan daya untuk mengenal. Dengan kelima daya
ini manusia dapat menunjukkan keberadaannya sebagai manusia yang berbeda dari
makhluk hidup lainnya. Kekhasan manusia justru terletak pada keberadaannya sebagai
makhluk yang berakal budi dan memiliki kehendak/kemauan bebas dan berperasaan.
Dengan akal budinya manusia dapat berpikir untuk menjalin relasi dengan orang lain dan
juga unsur-unsur lain yang mendiami kosmos. Manusia juga peka terhadap situasi dan
kondisi di sekitarnya.

3. Terangkan ajaran Konsili Vatikan II tentang manusia sebagai pribadi!


Jawaban : Bai orang Katholik hokum kpdrat manusia mempunyai sebuah dimensi yang
lebih mendalam, suatu makna yanglebih kaya. Kristus adalah awal yang setelah
mengambil kodrat manusia, secara defenitifmenyinarinya dengan unsur-unsur
konstitusinya dan dinamisme kasihnya terhadap Allah dan sesame. Disinilah kita
memahami arti terdalam dari kebebasan manusia, yaiu yang benar dan apa yang baik.

4. Terangkan hubungan manusia lain sebagai citra Allah!


Jawaban : Kitab Kejadian menggambarkan manusia sebagai makhluk yang istimewa.
Manusia diciptakan menurut "gambar dan rupa Allah" (Kej 1:26), atau seringkali
disingkat dengan ungkapan manusia sebagai "citra Allah". Ungkapan manusia sebagai
"citra Allah" ini sarat makna. Di satu pihak terkandung gambaran manusia yang luhur,
istemewa di hadapan Allah dan unggul di antara ciptaan, di lain pihak terkandung pula
tanggung jawab manusia atas seluruh ciptaan. Dari sini tampak bahwa citra Allah
menghubungkan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan seluruh
alam semesta sebagai makhluk cintaan Allah. Tulisan ini mau membahas gagasan
teologis mengenai citra Allah, serta implikasinya bagi tanggung jawab manusia di tengah
ciptaan.

5. Terangkan akibat dosa bagi kodrat manusia!

Jawaban : Pernyataan Adam itu seperti mengamini pandangan keliru tentang hirarki
dalam keluarga. Di mana perempuan (Hawa) diberikan Allah untuk menjadi penolong yang
sepadan bagi Adam, dan bukan untuk merongrong dia. Adamlah yang harus berperan
menjadi pemimpin yang membuat keputusan, bukan lantas mengekor apa kata isterinya.
Seharusnya Adam berkata kepada Allah, “Itu salahku, tanggung jawabku, hukumlah aku”.
Bukan malah menyetujui usul yang salah dari Hawa.

Itulah dosa, yang berdampak sangat luas bagi kehidupan manusia. Menyentuh banyak aspek,
mulai harga diri, hirarki, sampai merusak segala ketetapan yang harusnya dijaga benar oleh
manusia. Dosa membuat manusia semakin tak tahu diri, sehingga berdosa pun merasa diri
tak berdosa. Di sini jelas terlihat betapa dosa itu mengakibatkan kebebalan kedegilan yang
luar biasa. Manusia itu betul-betul menjadi bebal, sehingga tak lagi mampu menghargai apa
yang Allah kerjakan dalam kehidupan-Nya. Penolong yang Allah berikan kepadanya tidak
lagi menimbulkan rasa syukur dan terimakasih, tetapi justru menjadi sebuah gugatan. Ketika
muncul permasalahan, bukannya memeriksa diri dan mengaku salah, tapi justru
menyalahkan. Itulah akibat atau dampak luarbiasa dari dosa, yang pertama.

Selanjutnya, dosa juga meluluhlantakkan seluruh teori hubungan indah antara Pria dan
Wanita. Betapa indah, seharusnya, kalau di dunia ini hanya ada dua orang saja itu, yaitu
anda dan pasangan anda. Bukankah itu yang seringkali dibayangkan dan impikan banyak
orang. Walaupun faktual itu tidak mungkin terjadi sekarang ini, tapi bukankah itu angan-
angan pasangan yang sedang dimabuk cinta. Seolah-olah dunia ini milik berdua. Ya, itu
indah seharusnya. Apa lacur, dosa membuat sesuatu yang indah itu justru menjadi masalah
yang berat. Dosa merusak seluruh sistem hubungan yang sebenarnya. Jangan harap bisa
masuk logika, karena dosa Akal sehat tak lagi bekerja, tak lagi mampu merumuskan
bagaimana hubungan yang sebenarnya. Yang terjadi adalah pengkhianatan, pencideraan, pun
pengkhianatan terhadap pasangan.

Itulah problem sosiologi perdana, problem yang dimulai bukan oleh bangsa melawan
bangsa, tetapi hanya dua orang yang disebut suami-istri. Bahkan, anugerah yang diberikan
Allah, pasangan wanita, pun dianggap Pria (Adam) justru sebagai malapetaka. Sebuah
gugatan yang begitu memprihatinkan, karena menempatkan pasasangan (wanita/ Hawa),
justru sebagai teror bagi dirinya. Itulah dosa, yang sudah merusak dan meluluhlantakkan
seluruh hubungan. Sehingga relasi yang tadinya indah, menjadi relasi yang menciptakan
malapetaka. Kasih telah berubah menjadi kebencian, sehingga manusia itu tidak lagi saling
memproteksi, tetapi justru saling menyakiti dan menghancurkan. Tidak perduli laki-laki
terhadap perempuan, suami terhadap istri, atau sebaliknya.

Yang terakhir, akibat dari dosa adalah, manusia menjadi sangat mencintai dirinya dan
berusaha menyelamatkan diri. Parahnya, untuk menyelamatkan dirinya sendiri, seringkali
dia menceburkan orang lain. Inilah akibat dosa yang menimbulkan kengerian dan kekejian
dalam berelasi. Itulah juga tontonan gratis di kehidupan manusia yang ada di depan mata
kita. Manusia saling menyalahkan, saling menghancurkan. Semua orang terlibat di dalam,
entah dia orang biasa atau rohaniwan, atau apa pun agamanya. Sangat mudah membawa
orang dalam pertikaian, tetapi sangat sulit membawa ke meja perdamaian. Itu karena
hubungan sosial yang sudah rusak, porak poranda dan kacau.

Anda mungkin juga menyukai