Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau

secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Tenaga kesehatan memiliki

peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal

kepada masyarakat agar masyrakat mampu meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang

setingi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang

produktif secara sosial ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan

umum (UU No 36 tahun 2014).

Di era globalisasi menyebabkan negara berkembang dapat segera meniru

kebiasaan-kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern,

sejumlah prilaku akan mudah diikuti oleh masing-masing individu seperti

mengkonsumsi makanan cepat saji yangterkadang mengandungkadar lemak yang

tinggi, merokok, minum-minuman berakohol, kerja berlebihan, kurangnya

berolaraga dan stress telah menjadi gaya hidup penduduk terutam di perkotaan

prilaku-prilaku tersebut merupakan faktor penyebab penyakit-penyaki berbahaya

seperti jantung kangker dan stroke (Aurin, 2007).

1
2

Ada banyak tenaga kesehatan yang berperan penting untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan pada penderita stroke salah satunya adalah fisioterapi.

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan yang ditujukan kepada individu atau

kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi

tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penangan secara

manual, peningkatan gerak, peralatan (physic, elektroterapeutis dan mekanis)

pelatihan fungsi dan komunikasi (PerMenKes No.65 Tahun 2015).

Menurut WHO , stroke merupakan pembunuh nomor 3 setelah penyakit

jantung dan kanker.Di Eropa ditemukan sekitar 650.000 kasus baru stroke setiap

tahunnya. Di Inggris sendiri, stroke menduduki urutan ke-3 sebagai pembunuh

setelah penyakit jantung dan kanker. Di Amerika sendiri, stroke membunuh lebih

dari 160.000 penduduk dan tujuh puluh lima persen pasien stroke menderita

kelumpuhan (Waluyo, 2009).

Masalah stroke di indonesia menjadi semakin penting dan mendesak baik

stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik. Di indonesia sendiri, stroke

menepati urutan ke tiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker.

Dari data internasional yang didapat, angka kematian yang diakibatkan oleh

penyakit stroke terbesar 15,4% (lumbantobing, 2012).

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah kesuatu

bagian otak tiba-tiba terganggu, karena sebagian sel-sel otak mengalami kematian

akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah

otak. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian

reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan sel-sel saraf otak. Kematian
3

jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh

jaringan itu. Aliran darah yang berhenti membuat suplai oksigen dan zat makanan

ke otak berhenti, sehingga sebagian otak tidak bisa berfungsi sebagaimana

mestinya (Nabyl, 2012).

Berdasarkan etiologinya, kelainan stroke yang terjadi akibat gangguan

peredaran darah di otak salah satunya adalah iskemik (stroke nonhemoragik)

stroke iskemik (nonhemoragik), disebabkan oleh aterosklerosis karena menumpuk

dan mengerasnya lemak yang mengandung kolesterol (plak) dalam pembuluh

darah. Pertumbuhan plak membuat dinding dalam arteri menjadi kasar.

Permukaan yang tidak rata tersebut dapat menimbulkan perputaran aliran darah di

sekitar timbunan bagai sebuah batu besar di tengah aliran sungai deras yang bisa

memicu terbentuknya gumpalan. “Biasanya hal ini terjadi karena terganggunya

pasokan darah sesaat.’’ ungkap Dr. S. Wiryanto dari Tugu Medical Centre, Jakarta

(Kompas, 2006)

Banyak faktor yang menyebabkan pasien stroke menjadi terganggu dan

menjadi titik mandiri dalam memenuhi kebetuhan dan dalam melakukan aktifitas

sehari- hari,di antaranya adalah adanya keterbatasan fungsional anggota gerak

tubuh yang mengalami kelemahan akibat stroke tidak cukup hanya mengkonsumsi

obat-obatan tetapi juga sangat perlu dilakukan tindakan terapi untuk miningkatkan

kekutan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi dan mengembalikan aktifitas

fungsional yang terganggu dengan mngunakan modalitas electrotherapy dan

manual terapy seperti infra red dan terrapi latihan


4

Infra red (IR) adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan

panjang gelombang 7.700-4 juta amstrong Efek fisiologi sinar infra merah pada

sat di sinari akan diabsorsikan oleh kulit, maka akan muncul panas pada daerah

tersebut sinar infra merah yang bergelombang pendek (7.700-12.000A)

penetrasinya sampai pada lapisan dermis yaitu bawah kulit, sedangkan untuk

gelombang panjang diatas (12.000A) hanya sampai pada lapisan superficial

epidermis yang akan meningkatkan metabolisme, vasodilatasi pembuluh darah,

meningkatkan kemampuan kontraksi otot.efek terapeutik sinar infra merah

mengurangi rasa nyeri, rileksasi otot dan meningkatkan suplay darah (Usman,

2012).

Terapi latihan merupakan suatu teknik atau cara untuk mengerakan tubuh

atau bagian-bagian yang ditujukan untuk memperbaiki fungsi tubuh. PNF adalah

fasilitasi pada system neuromuskuler dengan merangsang reseptor sendi

propioseptif untuk menambah kekuatan otot, memperbaiki kordinasi, dan

mengajarkan kembali gerakan yang di pakai adalah Slow Reversal.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada karya tulis ilmiah

ini penulis tertarik untuk mengambil judul “PENATALAKSAAN

FISIOTERAPI PADA HEMIPARASE DEXTRA ET CAUSA STROKE

NON HEMORAGIK DENGAN MENGUNAKAN MODALITAS INFRA

RED (IR) DAN PNF (PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR

FACILITATION)”.
5

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis dapat

merumuskan pokok permasalahan antara lain :

1. Apakah Infrared dapat mengurangi nyeri pada penderita stroke ?

2. Apakah PNF dengan teknik Slow Reversal dapat meningkatkan kekuatan

otot pada penderita stroke ?

3. Apakah infra merah dan PNF dapat mengembalikan aktivitas fungsional

pada penderita stroke ?

1.3 Tujuan penulisan

Tujuan penulisan karya ilmia ini adalah :

1. Tujuan umum

Untuk memenuhi salah satu syarat akademik menyelesaikan program

pendidikan D III Fisioterapi.

2. Tujuan khusus

1) Untuk mengetahui pengaruh infra merah dapat mengurangi nyeri

gerak pada penderita sroke.

2) Untuk mengetahui pengaruh teknik Slow reversal PNF dapat

meningkatkan kekuatan otot pada penderita stroke.

3) Untuk mengetahui manfaat infra merah dan PNF dapat

mengembalikan aktifitas fungsional pada penderita stroke.


6

1.3 Manfaat penulisan

Karya tulis ini akan bermanfaat bagi :

1. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat memperkaya ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya

berkaitan dengan penguanaan modalitas infra merah dan PNF terhadapat

peningkatan kekuatan otot dan pengurangan nyeri pada penderita stroke.

2. Bagi penulis

Memperdalam ilmu pengetahuan dan mengetahui manfaat yang dihasilkan

modalitas infra merah dan PNF dalam pengurangan nyeri, meningkatkan

kekuatan otot serta mengembalikan aktifitas fungsional pasien.

3. Bagi institusi pendidikan

Sebagai salah satu bahan referensi tambahan di perpustakaan Baiturrahim

jambi tentang pelaksaan fisioterapi untuk pengurangan nyeri,

meningkatkan kekuatan otot pada penderita stroke dengan menggunakan

modalitas infra merah dan PNF.

4. Bagi masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyrakat mengenai peran fisioterapi

dan mengetahui tanda dan gejala suatu kondisi dan bagaimana penanganan

yang baik khususnya pada peningkatan kekuatan otot dan penurunan nyeri

pada penderita stroke.

5. Bagi fisioterapi
Sebagai motivasi dan memperdalam ilmu baru bagi fisioterapi tentang
stroke non hemoragik dengan mengunakan modalitas infra red dan terapi
latihan.

Anda mungkin juga menyukai