Tak Lia
Tak Lia
Oleh :
1.Arif Darmawan
2. Rahma Yuliastuti
A. Latar Belakang
Di dalam melaksanakan program rehabilitasi, diperlukan suatu terapi yang
dapat dilakukan sejalan dengan terapi modalitas lain yang berupa terapi aktivitas
kelompok. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung, dan mempunyai norma yang sama. Tujuan
kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai
tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk
menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan laboratorium
tempat mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang baik, serta
mengembangkan perilaku yang adaptif. Di dalam kelompok merasa dimiliki,
diakui dan dihargai oleh anggota kelompok yang lain. Jadi terapi aktivitas
kelompok adalah psikoterapi yang dilakukan pada sekelompok klien secara
bersama-sama yang diarahkan oleh tim terapis yang terlatih atau merupakan salah
satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi
dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Didalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan mempunyai
norma yang sama. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar
belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaanya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik. Semua
kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok ketika anggota kelompok
memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang
terjadi dalam kelompok.
Salah satu terapi aktivitas kelompok adalah terapi aktivitas stimulasi
persepsi : halusinasi, yaitu berupa aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman kehidupan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya
dengan tepat.
b. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang
dialami.
C. Indikasi dan Kontra Indikasi
1. Indikasi
a. Karakteristik Pasien
1) Disorientasi (waktu/tempat/orang)
2) Konsentrasi kurang
3) Penyimpangan pendengaran/penglihatan
4) Gelisah
5) Mudah tersinggung
6) Perubahan kemampuan memecahkan masalah
7) Perubahan pola perilaku
8) Perubahan pola komunukasi
9) Halusinasi
Halusinasi penglihatan: merasa melihat bayangan
Halusinasi pendengaran: merasa mendengar suara, bisikan, atau
percakapan
Halusinasi pengecap: merasa mengecap rasa seperti rasa darah,
urin atau feses
Halusinasi peraba: merasa mengalami nyeri atau ketidaknyamanan
tanpa stimulus yang jelas
Halusinasi penghidu: membaui bau-bauan tertentu yang idak
menyenangkan
b. Masalah Keperawatan
1) Gangguan persepsi sensori : halusinasi (pendengaran/
penglihatan/ pengecap/ peraba/ pengidu)
2. Alat dan Bahan
a. Pulpen
b. Kartu TAK (Activity Daily Living)
c. Handphone (Music)
d. Papan Nama
D. Persiapan
1. Analisa Situasi
a. Waktu pelaksanaan : Senin, Tanggal 4 Oktober 2010
pukul 09.00WIB
b. Tempat pelaksanaan : Ruang Abimanyu
c. Lamanya : 30 menit
d. Jumlah klien : 6 orang
e. Jumlah perawat : 7 orang
f. Pembagian Tugas
1). Leader : Rahma Yuliastuti
2). Co-leader : Arif Darmawan
3). Fasilitator : -
4). Observer : -
2. Uraian Tugas
a. Leader
1). Analisa dan observasi pola-pola komunikasi dalam kelompok
2) Tetapkan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
3) Bacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
4) Motivasi anggota aktif dalam kelompok
5) Mampu memimpin kegiatan dengan tertib
b. Co-leader
1) Sampaikan informasi atau pesan dari fasilitator ke leader
2) Ingatkan leader jika kegiatan menyimpang
c. Fasilitator
1) Fasilitasi klien yang kurang aktif
2) Jadi model bagi klien selama kegiatan
d. Observer
1) Obsevasi jalannya kegitan (jumlah peserta, klien yang keluar
dan tidak kembali, ketepatan waktu)
2) Catat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
3) Atur alur permainan
E. Antisipasi Masalah
1. Klien yang aktif
a. Panggil nama klien
b. Beri kesempatan pada klien tersebut untuk menyapa atau
menjawab sapaan perawat
2. Klien yang kurang aktif
a. Panggil nama klien
b. Dekati dan beri motivasi agar klien mau berinteraksi
3. Klien yang meninggalkan permainan tanpa pamit
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan permainan
c. Beri penjelasan bahwa klien boleh ikut kembali bila klien
mau
4. Klien lain yang ingin mengikuti permainan
a. Beri penjelasan pada klien bahwa permainan ini ditujukan
pada klien yang sudah dipilih
b. Katakan bahwa akan ada waktu khusus untuk mereka
c. Bila klien tersebut tetap memaksa, ijinkan masuk ruangan
tetapi tidak ikut terlibat dalam permainan.
BAB II
PELAKSANAAN
ADL (Activity Daily Living)
A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menjelaskan aktivitas sehari-hari (Merawat Diri)
B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
Gambar:
L CO Ket:
P
P L = Leader
CO = Co leader
F
F P = Pasien
F = Fasilitator
P
P O = Observer
F
F P P
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
Contoh: “selamat pagi mas X…..”
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien
Contoh : Bagaimana perasaan mas saat ini? Coba ibu ceritakan?
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi
dengan melakukan kegiatan.
2. Menjelaskan aturan main berikut.
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin
kepada terapis.
- Lama kegiatan 30 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan memperagakannya.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat
F. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 3, kemampuan yang
diharapkan adalah klien melakukan kegiatan sehari hari untuk mencegah
timbulnya halusinasi.
2. Dokumentasi
Mendokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien.
Stimulasi Persepsi Halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
N Nama klien
Aspek yang dinilai
o
Menyebutkan nama
1.
Menyebutkan kualitas
2. kegiatan sehari-hari yang
normal dilakukan
Menyebutkan tujuan dari
3. melakukan aktivitas sehari-
hari
Menyebutkan akibat jika
4. tidak melakukan aktivitas
sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Kesimpulan :