BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
risiko tinggi, karena pada usia <20 tahun adalah kondisi yang masih dalam
Ibu yang melahirkan pada usia >35 tahun sangat berisiko untuk
melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) karena ibu lebih rentan
mengalami penyakit degeneratif serta kondisi tubuh ibu juga sudah menurun
(Sistriani, 2017).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram (M. Sholeh Kosim et al 2017). BBLR merupakan salah satu
penyebab kematian bayi baru lahir yang sering terjadi di negara berkembang
faktor utama kematian BBLR adalah hipotermia dan pemberian ASI yang
lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia, yang mewakili 15,5% dari semua
kelahiran, lahir dengan berat badan lahir rendah, 95.6% dari mereka di
sebesar 23 kasus per 1000 kelahiran. Data kematian bayi di Indonesia dinilai
paling tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya sebesar 22,23
per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2018. Sedangkan angka kematian
BBLR di indonesia masih cukup tinggi yaitu 10,2% jika dibandingkan negara
postmatur (3%), dan kelainan kongenital (1%) per 1.000 kelahiran hidup
hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR hasil tersebut dapat di
interpretasikan umur yang berisiko (umur <20 tahun dan >35 tahun), hal
Bayi Hipotermia adalah kondisi saat suhu tubuh bayi kurang dari
36°C. Suhu tubuh ini termasuk rendah sebab suhu tubuh normal untuk bayi
3
sempurna dan ukuran tubuh bayi yang masih kecil. Ini berarti bayi yang lahir
khusus agar bisa bertahan hidup dan tumbuh menjadi anak yang normal.
esensial ini salah satunya adalah mengenai menjaga suhu tubuh bayi agar
tubuh bayi, mengganti popok apabila basah, memakaikan pakaian dan topi
Tahun 2018.
No Nama Penyakit Jumlah %
1 BBLR 190 24,5
2 Sepsis Bakteri Pada Bayi Baru Lahir 146 18,9
3 Ikterus Neonatal Karena Infeksi 139 18,0
4 Asfiksia Kelahiran Yang Parah 65 8,4
5 Janin Dan Bayi Baru Lahir Dipengaruhi Oleh Persalinan Sc 59 7,6
6 Singleton, Lahir Di Rumah Sakit 52 6,7
7 Asfiksia Lahir Ringan Dan Sedang 51 6,6
8 Ikterus Neonatal,Tidak Spesifik 29 3,7
9 Infeksi Khusus Untuk Periode Perinatal 23 3,0
10 Asfiksia Lahir, Tidak Spesifik 20 2,6
Jumlah Total 774 100
Sumber : data rekam medik RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Berdasarkan tabel 1.1 s.d 1.3 di dapatkan data dari rekam medik RSUD
dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin, tahun 2017 s.d 2019 BBLR sementara
masih menjadi salah satu dari 10 penyakit terbanyak di ruang Bayi Merah
bayi Merah Delima RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin didapatkan
akan mengganggu aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Pada otak bisa
tubuh serta kehilangan refleks. Bayi terancam kehilangan gerakan pupil dan
Untuk jangka waktu lama, hipotermia yang parah akan berujung dengan
kondisi vital sign BBLR dan memberikan ASI bila bayi mampu menghisap atau
2018).
2018).
Keperawatan hipotermia pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Bayi
B. Rumusan Masalah
keperawatan Hipotermia di Ruang Bayi Merah Delima RSUD dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
masalah hipotermia di Ruang Bayi Merah Delima RSUD dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Peneliti
4. Bagi Keluarga
terjadi hipotermia.
5. Bagi Responden
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Pengertian
kurang dari 2500 gram (Ridha, 2017, P. 245). Bayi Berat Lahir Rendah
ialah bayi yang memiliki berat badan 2500 gram atau kurang dari usia
2. Etiologi
antara lain:
buruk,peminum alkohol.
kandungan.
b. Panjang badan <45 cm, lingkar kepala <33 cm, lingkar dada <30 cm
9
c. Rambut kepala tipis dan halus, daun telingan elastis, putting susu
4. Klasifikasi
1) Prematuritas murni
c) Dismaturitas
1) Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang berat
gestasi.
pertumbuhan intrauterin.
6) Berat badan kecil untuk usianya atau kecil untuk usia gestasinya
yang berat badan lahirnya kurang dari persentil ke-10 pada kurva
pertumbuhan intrauterin.
intrauterin.
11
5. Patofisiologi
38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa
kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi
makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu
dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil,
ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu
gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang
rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat
janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan
anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan
6. Pathway
Etiologi
Faktor Plasenta
BBLR
Jaringan lemak
sub kutan lebih Prematuritas Fungsi organ-organ belum baik
tipis
Penguapan berlebih
Dinding lambung
Peristaltic belum lunak
Kehilangan cairan
sempurna
Mudah kembung
Dehidrasi
Pengosongan
lambung belum baik
Disfunggi motilitas
gastrointestinal
Gambar 2.1 Patwhay Nanda jilid 1 (2017)
14
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah menurut
a. Hipotermia
Masalah ini terjadi karena ukuran tubuh bayi kecil, kurang energy,
sering.
b. Perdarahan intracranial
Masalah ini terjadi karena trauma lahir yang dapat disebabkan karena
8. Pemeriksaan Penunjang
c. Laboratorium
sepsis
3) Hemoglobin: 15-20gr
4) Bilirubin total: 6 mg/dl saat pertama lahir, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
9. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau
Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari.
c. Pencegahan Infeksi
d. Pernafasan
1. Pengertian
Bayi hipotermia adalah bayi dengan suhu tubuh kurang dari 36°C
atau kedua kaki dan tangan teraba dingin, bayi sudah mengalami
2017) Hipotermia adalah suhu inti tubuh dibawah kisaran normal karena
panas terbatas.
a. Radiasi
b. Konduksi
c. Konveksi
d. Evaporasi
panas yang hilang dan panas yang dihasilkan, atau lebih sering disebut
laju metabolik, yang juga akan menambah produksi panas (Potter &
Perry, 2017).
1. Pengkajian
a. Biodata
kandungan terganggu.
apgar pada 1-5 menit, 0-3 menunjukan kegawatan yang parah, 4-6
hidramnion.
f. ADL
terganggu.
20
g. pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
120-140X/menit
40X/menit
2) Pemeriksaan Fisik
lingkungan.
(Pantiawati, 2018).
2. Diagnosa keperawatan
dengan kesehatan.
gastrointestinal.
gastrointestinal.
3. Intervensi Keperawatan
2) Kriteria hasil:
a) RR 30-60 x/mnt
b) Sianosis (-)
c) Sesak (-)
d) Ronchi (-)
e) Whezing (-)
23
3) Intervensi:
perputaran pernafasan.
episode
bayi.
2) Kriteria hasil:
aman.
3) Intervensi:
microwave.
es.
tidak basi.
gastrointestinal.
2) Kriteria hasil:
a) Distensi abdomen
d) Nyeri abdomen.
3) Intervensi:
a) Monitor TTV
dilakukan.
25
intravena.
pasien..
gastrointestinal.
2) Kriteria hasil:
b) Muntah (-)
c) Kembung (-)
d) BAB lancar
f) Turgor elastis
3) Intervensi:
menelan.
2) Kriteria hasil:
a) Suhu 36-37C.
b) Kulit hangat.
c) Sianosis (-)
d) Ekstremitas hangat
3) Intervensi:
pasien.
tetap hangat
mendadak.
Karena.
27
2) Kriteria hasil:
3) Intervensi:
bilirubin pasien
2) Kriteria hasil:
a) Suhu 36-37C
c) Leukosit 5.000-10.000
3) Intervensi:
ke bayi.
rendah.
4. Implementasi
manusia.
5. Evaluasi
6. Dokumentasi Keperawatan
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus itu
Studi kasus ini berfokus pada Asuhan Keperawatan Bayi Berat Lahir
B. Subjek Penelitian
Studi kasus ini memilih responden menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi.
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Ekslusi
C. Fokus studi
Fokus studi pada penelitian kasus ini adalah Asuhan Keperawatan Pada
2. BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram usia
kehamilan, yang berat badannya lebih rendah dari berat badan bayi rata-
rata.
3. Bayi Hipotermia adalah kondisi saat suhu tubuh bayi kurang dari 36°C.
Suhu tubuh ini termasuk rendah sebab suhu tubuh normal untuk bayi
36,5-37,5°C.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2020
dan dilaksanakan di ruang Bayi Merah Delima RSUD Dr. H. Moch Ansari
1. Teknik Pengumpulan data pada studi kasus ini akan dilakukan dengan
G. Analisis Data
narasi. Analisis data dilakukan sejak penelitian di lakikan sampai semua data
berikut:
1. Data primer
2. Data sekunder dalam penelitian adalah data yang diperoleh tidak secara
1. Reduksi data
data diperlukan.
2. Display data
perawatan yang dilakukan pada pasien serta evaluasi dari kondisi pasien
H. Penyajian Data
merangkum sekumpulan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan cepat
I. Etika Penelitian
berikut:
nama responden tetapi hanya menuliskan inisial atau kode pada lembar
3. Confidentiality (kerahasiaan)