Anda di halaman 1dari 12

Makalah Keperawatan Keluarga I

PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK USIA DEWASA

Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Keluarga I

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Arita Murwani, S.Kep., Ns., M. Kes.

Disusun Oleh:

Muhammad Irfan (04.17.4594)

Muhammad Saifullah (04.17.4596)

D/KP/17-VI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakaraatuh. Bismillahi Rabbil A’lamin.


Alhamdulillahi Rabbil A’lamin. Segala Puji Bagi Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan dalam menyusun makalah ini. Tanpa pertolongan Allah penulis tidak mampu
menyusun makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan Syukur Kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu sehat
fisik maupun sehat pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan tugas Keperawatan
Keluarga I, Perkembangan Keluarga Anak Usia Dewasa.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami menerima kritik dan saran dari para pembaca, agar makalah ini dapat lebih sempurna
nantinya. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini bisa bermanfaat nantinya. Terima kasih.
Wassalamu’’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Selasa, 17 Maret 2020

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ II

DAFTAR ISI....................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2

A. Definisi Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal?........................... 2


B. Perkembangan Sosial Fase Dewasa Awal.................................................................... 2
C. Peran Perawat dalam Keluarga dengan tahap Perkembangan Anak Usia Dewasa...... 7

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 8

A. KESIMPULAN............................................................................................................. 8
B. SARAN......................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa dewasa merupakan waktu yang paling lama dialami setiap manusia dalam rentang
kehidupan. Menurut Hurlock (2012) tugas perkembangan pada masa dewasa yang dimulai
dengan dewasa awal adalah mulai bekerja, memilih dan memperoleh pasangan, belajar hidup
dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga,
mengambil tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari kelompok sosial yang
menyenangkan. Dengan kata lain masa dewasa adalah masa di mana seseorang semestinya
sudah memperoleh pasangan hidup atau menikah, terutama bagi perempuan karena menurut
Jacoby dan Bernard (dalam Suryani, 2007) setelah usia tertentu, umumnya sekitar usia 30
tahun, wanita mendapat tekanan yang lebih besar untuk menikah dari orang tua, sahabat, dan
bahkan teman sekerjanya. Oleh karena itu wanita yang sudah memasuki tahap dewasa
merasa cemas bila belum menikah. Kecemasan yang dirasakan oleh wanita yang sudah
memasuki tahap dewasa cukup beralasan karena berbagai faktor eksternal, seperti misalnya
banyaknya pertanyaan dari keluarga besar, teman, dan bahkan lingkungan sekitar. Jones
(dalam Suryani, 2007) mengatakan bahwa sikap masyarakat Indonesia yang menempatkan
menikah dan memiliki anak sebagai prioritas hidup wanita semakin membuat pernikahan
menjadi hal yang lebih penting bagi wanita daripada pria, sehingga status melajang yang
dimiliki wanita lebih mendapat sorotan.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal.
2. Perkembangan Sosial Fase Dewasa Awal.
3. Peran Perwat dalam Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Dewasa.
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Sosial Fase Dewasa Awal.
3. Untuk Mengetahui Peran Perwat dalam Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak
Usia Dewasa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal


Definisi Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai saat anak
pertama meninggalkan rumahnya. Lamanya taha ini bergantung pada jumlah anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali untuk tetap berperaan dalam
melepas anak untuk hidup mandiri. Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk
membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk hidup mandiri
(Mubarak, 2011).
B. Perkembangan Sosial Fase Dewasa Awal
Valiant (dalam Papila,dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa
pembentukan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia
20 sampai 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua,
membentuk keluarga dengan pernikahan, dan mengembangkan persahabatan. Masa
konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan
memperkuat ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan
masa meninggalkan kesibukkan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang
telah diperoleh.
Menurut teori perkembangan yang telah dikemukakan Friedman (1998) masa usia
menikah adalah usia dewasa awal yaitu antara 20 sampai 40 tahun. Hal ini dapat diartikan
sebagaimana fungsi perkembangan dewasa awal untuk memasuk dunia pernikahan dan
dapat membina bahtera rumah tangga. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Huvigurst (1990) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi
karakteristik masa dewasa awal mulai memilih pasangan hidup dan mulai bekerja.
Valiant (1998) mengatakan bahwa masa dewasa awal ini merupakan masa adaptasi
dengan kehidupa, sekitar usia 20-30 tahun individu dewasa awal mulai membangun apa
yang ada pada dirinya, mencapai kemandirian, menikah, mempunyai anka dan
membangun persahabatan.

2
Salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa dewasa awal
adalah memasuki dnia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan dalam fase ini,
seseorang dituntut dapat menentukan jenjang karier yang tepatbagi dirinya. Seorang
individu dalam menjalani hidupnya ditengah fase ini diharapkan sudah memiliki
pekerjaan yang layak dan menjamin.
Ketika orang dewasasudah memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa cenderung
merasa tertekan oleh tuntunan pekerjaan yang mereka jalani. Mereka biasanya kurang
setia atau memiliki loyalitasterhadap perusahaan yang rendah dan cenderung mencari
pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin atas
kelangsungan hidupnya.
Terdapat beberapa aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang yang
telah memasuki dewasa awal, diantaranya adalah usia, peran jenis kelamin, perilaku dan
performance, dan bagaimana kecenderungan pekerjaan dalam keluarga.
Perkembangan fisik dewasa muda awal :
1. Dewasa Muda sebagai Masa Transisi
a. Transisi fisik dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa
dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki
masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa
tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-
benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau
remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan
fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang
dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat
bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk
keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan- aturan hukum
yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan
memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau
perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh
bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
b. Transisi Intelektual menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993;
Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa

3
muda tergolong masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa
post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa
muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir
abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah
lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (uniiversitas/akademi). Kemudian,
setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih
puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman
yang makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terns
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka
lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai
dengan masalah- masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan
sosialnya.
c. Transisi Peran Sosial pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan
dengan pacarnya (dating),untuk segera menikah agar dapat membentuk dan
memelihara kehidupan rumah tangga yang baru, yakni terpisah dari kedua orang
tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak
baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai
individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi
anak-anaknya. Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sedangkan seorang
wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa meninggalkan tugas karier tempat mereka
bekerja. Namun demikian,ntak sedikit seorang wanita mau meninggalkan
kariernya untuk menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga, agar
dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota
masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya dalam
kegiatan pen- didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.
2. Aspek perkembangan fisik
a. Kekuatan dan Energi, selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa
muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembangkan diri
melalui jalur karier. Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi
bagi seorang individu. Hal ini karena mereka sedang merintis dan membangun
kehidupan ekonomi agar benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka

4
yang menikah hams rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu,
mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai
kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
b. Ketekunan, untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis seseorang harus memiliki
kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi kerja
yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya, mereka
umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerjaannya dengan baik,
Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu karier
pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi
keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan
ekonomi seseorang pun suram. Namun, tak sediki seorang individu yang belum
cocok dengan pekerja. Dan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan
mereka segera pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini
biasanya dilakukan mereka yang masih membujang atau belum menikah. Kalau
mereka telah menikah, umumnya akan menekuni bidang kariernya walaupun hasil
gajinya masih pas-pasan, dengan alasan sulimya mencari jenis pekerjaan yang
baru dan takut dibayangi kegagalan.
c. Motivasi, maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran
diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata
lain, motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki
motivasi Internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi
lingkungan eksternal, seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar
mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh
hambatan atau rintangan dari lingkungan eksternal.
3. Kesehatan Dewasa Muda
a. Pengertian Kesehatan, organisasi bangsa-bangsa yang mengurusi masalah
kesehatan dunia (WHO), memberi definisi mengenai kesehatan. Menurut WHO
yang dimaksud dengan sehat(healthy) adalah kondisi sehat sejahtera baik secara
fisik, mental maupun sosial yang ditandai dengan tidak adanya gangguan-
gangguan atau simtom-simtom penyakit, seperti keluhan sakit fisik, keluhan
emosional (Papalia, Olds, dan Feldman, 1998; Sarafino, 1994). Kondlsi kesehatan

5
seseorang berhubungan erat dengan beberapa kebiasaan perilaku individu yang
bersangkutan. Untuk mencapai kehidupan yang sehat, diperlukan kebiasaan-
kebiasaan perilaku yang sehat pula. Ada beberapa perilaku sehat yang dapat
menopang kesehatan seseorang, di antaranya (1) makan secara teratur (tiga kali:
sarapan, makan siang, dan makan malam, tidak termasuksnack); (2) perlu
mengonsumsi makan-makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi, protein,
vitamin, karbohidrat, mineral, zat besi), misalnya empat sehat lima sempuma; (3)
melakukan aktivitas secara seimbang antara kegiatan bekerja/belajar dengan
kegiatan olahraga; (4) pola tidur yang sehat dan normal selama 7-8 jam; (5)
membiasakan diri untuk tidak merokok; (6) membiasakan diri untuk tidak
mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-obatan); (7) tidak
mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi {daging
sapi/kambing, fast-food/sea food (udang, cumi). Individu yang secara tekun
mengikuti kebiasaan-kebiasaan tersebut, umumn ya akan memiliki taraf kondisi
kesehatan yang baik daripada individu yang tidak melakukannya.
b. Perilaku dan Status Kesehatan, status kesehatan seseorang sangat berkaitan
dengan seberapa jauh pola kebiasaan perilaku orang tersebut Kebiasaan perilaku
yang sehat akan memberi pengaruh positif pada kesehatannya, sebaliknya
kebiasaan yang salah cenderung memberi dampak negatif. Akibatnya, individu
mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb (dalam Sarafino, 1994) mengemukakan
tiga jenis upaya individu untuk mengatasi suatu penyakit dan menipertahankan
taraf kesehatan, yakni (1} health behavior; (2) illness behavior; (3) sick-role
behavior .
a) Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini
akan dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau
menanggulangi gangguan penyakitnya.
b) Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna
memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat
kembali.
c) Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses
penyembuhan dari rasa sakitnya.

6
4. Perkembangan Kognitif Dewasa Muda
Awal Masa perkembangan dewasa muda (young adulthood] ditandai dengan
keinginan mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang dimatangkan selama
mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk
meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka beriomba
dan bersaing dengan orang lain guna mem-buktikan kemampuannya. Segala daya
upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan
diikuti sebab dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat dan martabat
hidup di mata orang lain.
Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai
penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu,
seorang individu akan siap untuk menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia
pekerjaan. Dengan demikian, individu akan mampu memecahkan masalah secara
sistematis dan mampu mengembangkan daya inisiatif-kreatimya sehingga ia akan
memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Dengan pengalaman-pengalaman
tersebut, akan semakin mematangkan kualitas mentalnya.
C. Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Dewasa
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan
orangtua mereka ; masalah-masalah transisi peran bagi suami istri, masalah orang yang
memberikan perawatan (bagi orangtua lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan
tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi
remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah manupouse dikalangan wanita
umum terjadi. Efek-efek yang dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama
dan praktek diet semakin lebih jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan dan
“gaya hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa (Friedman,
1998):
a. Memberikan pendidikan konseling pada keluarga
b. Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lain
c. Menkaji kebutuhan permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginya

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa dewasa merupakan waktu yang paling lama dialami setiap manusia dalam
rentang kehidupan. Menurut Hurlock (2012) tugas perkembangan pada masa dewasa
yang dimulai dengan dewasa awal adalah mulai bekerja, memilih dan memperoleh
pasangan, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak,
mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari
kelompok sosial yang menyenangkan.
Peran Perwat dalam Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Dewasa
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan
orangtua mereka ; masalah-masalah transisi peran bagi suami istri, masalah orang yang
memberikan perawatan (bagi orangtua lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan
tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi
remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah manupouse dikalangan wanita
umum terjadi. Efek-efek yang dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama
dan praktek diet semakin lebih jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan dan
“gaya hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa (Friedman,
1998):
d. Memberikan pendidikan konseling pada keluarga
e. Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lain
f. Menkaji kebutuhan permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginya
B. SARAN
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kami menerima kritik dan saran dari para pembaca, agar makalah ini dapat lebih

8
sempurna nantinya. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

 https://id.scribd.com/com/doc/304956624/Tahap-Perkembangan-Keluarga-Dengan-
Anak-Usia-Dewasa.
 http://eprints.ums.ac.id/24076/2/04._BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai