Disusun Oleh :
MAKSIMILIANA HOAR BEREK
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Surveilens Dalam Parktik Kebidanan ini dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan kami, tentunya semua ini tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak tertentu,
sehingga semakin memperlancar makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan limpah terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi
susunan kalimat maupun bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
kritik serta usul saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
maupun untuk menambah inspirasi bagi pembaca.
Tim penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah baru yang mempunyai ekologi
lain membawa konsekuensi orang-orang yang pindah tersebut mengalami kontak dengan
agen penyakit tertentu yang dapat menimbulkan masalah penyakit baru. Apapun jenis
penyakitnya, apakah dia penyakit yang sangat prevalens di suatu wilayah ataukah penyakit
yang baru muncul ataupun penyakit yang digunakan dalam bioteririsme, yang paliang penting
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan adalah mengenal dan mengidentifikasinnya
sedini mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut maka system surveilans yang tertata rapi
sangat diperlukan. CDC Atlanta telah mengembangkan rencana strategis untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul termasuk mengembangkan jaringan susrveilans sentinel,
pengembangan pusat-pusat surveilans berbasis masyarakat dan berbagai proyek yang
melengkapi kegiatan surveilans. Sebagai tambahan, Journal baru yang berjudul Emerging
Infectious Diseases telah diterbitkan. CDC dengan WHO telah pula melakukan kerjasama
tukar menukar informasi melalui media elektronika sejak tahun 1990 an. Bagaimanapun juga
4
deteksi dini terhadap suatu kejadian penyakit menular sangat tergantung kepada kejelian para
petugas kesehatan yang berada di ujung tombak untuk mengenali kejadian kesehatan yang
tidak biasa secara dini. Dokter atau tenaga kesehatan yang menemukan yang aneh di
lapangan punya kewajiban untuk melaporkan kepada otoritas kesehatan yang lebih tinggi
agar dapat dilakukan tindakan yang semestinya.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Defenisi Surveilans epidemiologi adalah pengumpulan dan pengamatan secara
sistematik berkesinambungan, analisa dan interprestasi data kesehatan dalam proses
menjelaskan dan memonitoring kesehatan dengan kata lain surveilans epidemiologi
merupakan kegiatan pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek
kejadian penyakit dan kematian akibat penyakit tertentu, baik keadaan maupun
penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan
penanggulangan. (Noor,1997). Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang terus
menerus atas distribusi, dan kecenderungan suatu penyakit melalui pengumpulan data yang
sistematis agar dapat ditentukan penanggulangannya yang secepat-cepatnya (Gunawan,
2000).
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
2. Evaluasi program pemberantasan penyakit. Bila kita tahu keadaan penyakit sebelum ada
program pemberantasannya dan kita menentukan keadaan penyakit setelah program ini,
7
maka kita dapat mengukur dengan angka-angka keberhasilan dari program pemberantasan
penyakit tersebut.
3. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)/ wabah. Suatu sistem surveilans yang efektif
harus peka terhadap perubahan-perubahan pola penyakit di suatu daerah tertentu. Setiap
kecenderungan peningkatan insidens, perlu secepatnya dapat diperkirakan dan setiap KLB
secepatnya dapat diketahui. Dengan demikian suatu peningkatan insidens atau perluasan
wilayah suatu KLB dapat dicegah”.
8
Tujuan surveilans:
a. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit;
Sederhana (simplicity).
Kelenturan (flexibility).
9
Dapat diterima (acceptability).
Kepekaan (sensitivity).
Sensitivitas sistem surveilans suatu sistem surveilans dapat dinilai dari kemampuan
mendeteksi kejadian kasus-kasus penyakit atau kondisi kesehatan yang dipantau dan
kemampuan mengidentifikasi kejadian luar biasa (KLB) atau wabah. Faktor-¬faktor
yang berpengaruh adalah: proporsi penderita, yang berobat ke pelayanan kesehatan,
kemampuan mendiagnose secara benar dan kemungkinan kasus yang terdiagnose
akan dilaporkan. Suatu sistem surveilans yang kurang sensitive masih bermanfaat
untuk memantau adanya trend penyakit asalkan sensivitas sistem tidak berubah.
Daya prediktif suatu surveilans diukur sebagai proporsi mereka yang diidentifikasi
sebagai kasus, yang memang menderita penyakit atau kondisi sasaran surveilans
(positif predictive value). Sistem surveilans dengan nilai rendah akan menimbulkan
banyak kasus yang sebenarnya merupakan penyakit lain, bukan penyakit sasaran
surveilans. Daya prediktif suatu surveilans diukur sebagai proporsi mereka yang
diidentifikasi sebagai kasus, yang memang menderita penyakit atau kondisi sasaran
surveilans (positive predcktve value). Sistem surveilans dengan nilai prediksi rendah
akan menimbulkan banyak kasus yang sebenarnya merupakan penyakit lain, bukan
penyakit sasaran surveilans. Akibatnya terjadi pemborosan khususnya bila kasus-
10
kasus palsu tersebut diselidiki sebagai wabah. Daya prediksi dipengaruhi oleh
prevalensi atau insiden penyakit dan sensivitas (Gordis, 1996)
Keterwakilan (representativeness).
11
Ketepatan waktu (timeliness).
Ketepatan waktu suatu sistem surveilans dipengaruhi oleh ketepatan dalam proses
data mulai dari deteksi, pengisian form, pelaporan, pengolahan data, dan
pendistribusian informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan
penyakit¬penyakit tertentu perlu dilakukan dengan cepat agar dapat dikendalikan
secara efektif atau agar tidak meluas sehingga membahayakan masyarakat. Ketepatan
waktu dalam sistem surveilans dapat dinilai berdasarkan ketersediaan informasi untuk
pengendalian penyakit yang mendesak atau untuk perencanaan program-program
dalam jangka panjang. Dewasa ini teknologi komputer semakin mampu untuk
mendukung ketepatan waktu penyediaan informasi dalam sistem surveilans.
a. Surveilans Individu
· Karantina total; Karantina total membatasi kebebasan gerak semua orang yang terpapar
penyakit menular selama masa inkubasi, untuk mencegah kontak dengan orang yang tak
terpapar.
· Karantina parsial. Karantina parsial membatasi kebebasan gerak kontak secara selektif,
berdasarkan perbedaan tingkat kerawanan dan tingkat bahaya transmisi penyakit. Contoh,
anak sekolah diliburkan untuk mencegah penularan penyakit campak, sedang orang dewasa
diperkenankan terus bekerja. Satuan tentara yang ditugaskan pada pos tertentu dicutikan,
sedang di pospos lainnya tetap bekerja.
12
b. Surveilans Penyakit
c. Surveilans Sindromik
13
sentinel. Pelaporan sampel melalui sistem surveilans sentinel merupakan cara yang baik
untuk memonitor masalah kesehatan dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
e. Surveilans terpadu
14
di dunia makin serupa dan bergayut. Timbulnya epidemi global (pandemi) khususnya
menuntut dikembangkannya jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang manyatukan para
praktisi kesehatan, peneliti, pemerintah, dan organisasi internasional untuk memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan surveilans yang melintasi batas-batas negara. Ancaman aneka penyakit
menular merebak pada skala global, baik penyakit-penyakit lama yang muncul kembali (re-
emerging diseases), maupun penyakit-penyakit yang baru muncul (newemergingdiseases),
seperti HIV/AIDS, flu burung, dan SARS. Agenda surveilans global yang komprehensif
melibatkan aktor-aktor baru, termasuk pemangku kepentingan pertahanan keamanan dan
ekonomi .
1. Mempelajari pola kejadian penyakit dan penyakit potensial pada populasi sehingga dapat
efektif dalam investigasi, controling dan pencegahan penyakit di populasi.
2. Mempelajari riwayat alamiah penyakit, spektrum klinik dan epidemiologi penyakit (siapa,
kapan dan dimana terjadinya, serta keterpaparan faktor resiko)
3. Menyediakan basis data yang dapat digunakan untuk memperkirakan tindakan pencegahan
dan kontrol dalam pengembangan dan pelaksanaan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
http://abidinzpb.blogspot.com/2014/05/tujuan-manfaat-surveilans.html
http://www.indonesian-publichealth.com/prinsip-dan-pengertian-surveilans/
https://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/28/prinsip-dasar-surveilans-surveilans/
https://simba-corp.blogspot.com/2019/02/makalah-surveilans-epidemiologi.html
https://fkm.uad.ac.id/unduhan/Surveilans%20Epidemiologi_sem5.pdf
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/225984479makalah-surveilans-
epidemiolog
17