Anda di halaman 1dari 7

MATERI COVID-19

 PENGENALAN TENTANG VIRUS

A. Ciri-ciri virus

1. Virus hanya memiliki satu jenis asam nukleat yang diselubungi oleh kapsid
atau selubung protein. Asam nukleat ini yaitu DNA atau RNA.
2. Ukuran virus sangat kecil. Ukuran virus yaitu antara 25 – 300 nm. Untuk 1 nm
sama dengan 10-9 m)
3. Tubuh dari virus ini tidak berbentuk sel. Sehingga virus ini tidak memiliki inti
sel, membran plasma, dan sitoplasma.
4. Virus hanya dapat hidup dan berkembang biak pada sel hidup atau dikenal
sebagai parasit intraseluler obligat.
5. Virus merupakan suatu makhluk meta organisme. Makhluk metaorganisme
merupakan suatu bentuk peralihan antara benda mati atau memiliki sifat yang
dapat dikristalkan dan makhluk hidup atau dapat berkembang biak.
6. Virus memiliki beberapa bentuk tubuh. Bentuk tubuh virus yaitu bulat, batang,
bentuk T, dan silindris.

B. Bentuk virus

1. Bentuk tubuh bulat dimiliki oleh virus-virus penyebab penyakit AIDS, ebola,
dan influenza.
2. Bentuk tubuh oval dimiliki oleh virus penyebab penyakit rabies.
3. Bentuk tubuh batang dimiliki oleh virus TMV (Tobaccao Mosaic Virus).
4. Bentuk tubuh polihidris dimiliki oleh virus Adenovirus penyebab demam.
5. Bentuk tubuh huruf T pada bacteriophage, virus menyerang bakteri E. coli.

C. Struktur virus

1. Kepala
Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik
kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein
yang tersusun oleh protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis
virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk
lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-
unit protein.
2. Tubuh
Isi tubuh virus atau biasa disebut virion, adalah bahan genetik yang berupa
salah satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang
dimiliki virus akan mempengaruhi bentuk tubuh virus. Virus dengan isi tubuh
berupa RNA biasanya berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau polihedral,
contohnya pada virus-virus penyebab penyakit polyomyelitis, virus influenza,
dan virus radang mulut dan kuku.
3. Ekor
Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai
alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini
umumnya terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan
serat halus. Adapun pada virus yang hanya menginveksi sel eukariotik,
bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai.
4. Kapsid
Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang
berfungsi sebagai pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah
sebagai pembentuk tubuh dan pelindung bagi virus dari kondisi lingkungan
luar.

D. Cara hidup virus

Virus tergolong dalam parasit intraseluler obligat karena hanya dapat hidup di dalam
sel yang hidup. Artinya, jika sel tersebut mati, virus tidak akan mati melainkan
mengristal. Sel hidup yang ditumpangi virus disebut sel inang. Bagaimana cara virus
mengenali inangnya? Yaitu menggunakkan sistem lock key atau kesesuaian.
Berdasarkan jenisnya, sel inang dibagi menjadi dua, kisaran inang luas dan kisaran
inang sempit.
Virus dengan kisaran inang luas bisa menginfeksi beberapa inang, contohnya virus
flu burung bisa menginfeksi unggas, babi, dan manusia. Sedangkan virus dengan
kisaran inang sempit hanya bisa menginfeksi inang tertentu saja, contohnya virus flu
hanya menginfeksi sel-sel di saluran pernapasan dan virus bakteriofag hanya bisa
menginfeksi bakteri Escherichia coli. Penularan virus dari satu inang ke inang yang
lain bisa melalui udara, lendir, air, darah, atau melalui perantara seperti nyamuk.

E. Perkembangan virus

Perkembangbiakan virus dikenal dengan istilah replikasi atau perbanyakan diri. Bagi
virus, sel inang merupakan sumber energi untuk sintesis protein. Perkembangbiakan
virus dibagi menjadi dua, yaitu daur litik dan lisogenik.

1. Daur litik
Terjadinya daur litik disebabkan oleh ketahanan sel inang lebih lemah
daripada daya infeksi virus. Akibatnya sel inang akan pecah dan mati, serta
akan menghasilkan virion-virion baru. Adapun tahapan pada daur litik adalah
adsorpsi, penetrasi, sintesis dan replikasi, pematangan atau perakitan, dan
lisis.
2. Daur lisogenik
Daur lisogenik terjadi jika pertahanan tubuh inang lebih kuat daripada daya
infeksi virus. Pada daur ini sel inang masih bisa bereproduksi dengan normal
dan tidak akan langsung pecah. Akan tetapi, DNA virus bakteriofag akan
berinteraksi dengan kromosom sel inang membentuk profag. Saat sel inang
yang mengandung profag tersebut membelah diri, barulah profag akan
diwariskan ke sel berikutnya. Adapun tahapan pada daur lisogenik adalah
adsorpsi dan infeksi, pemetrasi, penggabungan, pembelahan, sintesis.

F. Klasifikasi virus

1) Klasifikasi virus berdasarkan ada tidaknya selubung pada nukleokapsid

 Virus berselubung yaitu virus yang selubungnya terdiri dari lipoprotein


dan glikoprotein, contohnya Poxyvirus, Herpesvirus, Togavirus,
Rhabdovirus, dan Paramyxovirus.
 Virus telanjang yaitu virus yang tidak memiliki selubung pada
nukleokapsidnya, contohnya Papovirus, Adenovirus, Picornavirus,
dan Reovirus.

2) Klasifikasi virus berdasarkan jumlah kapsomernya

 Virus dengan 32 kapsomer, contohnya Parvovirus.


 Virus dengan 60 kapsomer, contohnya Picornavirus.
 Virus dengan 72 kapsomer, contohnya Papovirus.
 Virus dengan 162 kapsomer, contohnya Herpesvirus.
 Virus dengan 252 kapsomer, contohnya Adenovirus.

3) Klasifikasi virus berdasarkan jenis sel inangnya

 Virus penyerang bakteri, misalnya virus T.


 Virus penyerang tanaman, misalnya TMV dan Tungro.
 Virus penyerang hewan, misalnya virus rabies dan flu burung.
 Virus penyerang manusia, misalnya polio, HIV, dan flu.
4) Klasifikasi virus berdasarkan tipe genom dan metode replikasinya

 Virus tipe I memiliki DNA utas ganda dan reproduksinya dengan cara
replikasi, contohnya Herpesvirus.
 Virus tipe II memiliki DNA utas tunggal dan reproduksinya dengan
cara replikasi, contohnya virus MVM.
 Virus tipe III memiliki RNA utas ganda dan reproduksinya secara
replikasi, contohnya Reovirus.
 Virus tipe IV memiliki RNA utas tunggal (+) dan reproduksinya secara
replikasi, contohnya virus polio.
 Virus tipe V memiliki RNA utas tunggal (-) dan reproduksinya secara
replikasi, contohnya virus rabies.
 Virus tipe VI memiliki RNA utas tunggal (+) dengan DNA perantara
dan reproduksinya secara transkriptasi balik, contohnya virus AIDS.
 Virus tipe VII memiliki RNA utas ganda dengan RNA perantara dan
reproduksinya secara transkriptasi balik, contohnya Heparnavirus.

5) Klasifikasi virus berdasarkan jenis asam nukleatnya

 Virus DNA yaitu virus yang asam nukleatnya berupa DNA,


contoh Parvovirus.
 Virus RNA yaitu virus yang asam nukleatnya berupa RNA,
contoh Picornavirus.

6) Klasifikasi virus berdasarkan bentuk dasarnya

 Virus bentuk iksohedral memiliki sumbu rotasi ganda dan tata


ruangnya dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi, contohnya virus polio.
 Virus helikal memiliki satu sumbu rotasi, bentuknya menyerupai
batang panjang, nukleokapsid tidak kaku, dan berbentuk heliks,
contohnya virus flu.
 Virus kompleks memiliki struktur lebih kompleks daripada jenis virus
lainnya, contoh virus cacar.

G. Penyakit yang disebabkan oleh virus

1. Cacar variola disebabkan oleh virus jenis Orthopoxvirus.


2. Campak disebabkan oleh Morbilivirus.
3. AIDS disebabkan oleh HIV, yaitu Human Immunodeficiency Virus.
4. Flu disebabkan oleh virus influenza atau parainfluenza.
5. Flu burung disebabkan oleh HPAIV yaitu High Pathogenic Avian Influenza Virus.
6. Rabies disebabkan oleh Rhabdovirus.
7. Tetelo disebabkan oleh virus NCD.
8. Mosaik disebabkan oleh TMV atau Tobacco Mosaic Virus.

 PENGENALAN VIRUS CORONA

A. Latar belakang virus corona

Pada bulan Desember 2019, terjadi sekelompok kasus "radang paru-paru


(pneumonia) yang tidak diketahui penyebabnya" yang dihubungkan dengan pasar
grosir makanan laut Huanan. Pasar ini memiliki ribuan kios yang menjual berbagai
hewan, seperti ikan, ayam, burung pegar, kelelawar, marmut, ular berbisa, rusa
bintik, dan binatang liar lainnya. Setelah virus korona diketahui sebagai penyebab
penyakit ini, kecurigaan pun muncul bahwa virus korona baru ini bersumber dari
hewan.
Sebagian besar virus korona bersirkulasi di antara hewan, tetapi enam spesies di
antaranya berevolusi dan mampu menginfeksi manusia, seperti yang terlihat pada
sindrom pernapasan akut berat (SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah
(MERS), dan empat virus korona lain yang menyebabkan gejala pernapasan ringan
seperti pilek. Keenamnya dapat menular dari manusia ke manusia.

B. Gejala terinfeksi virus corona

C. Penyebab virus coronna

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok
virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus
hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan
tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).

D. Cara penyebaran virus corona

Cara penyebaran virus Corona bisa terjadi dari manusia ke manusia lewat droplet
atau percikan air liur. Sebab virus Corona sebagian besar ditemukan menyerang
saluran pernapasan.
Pakar penyakit menular Charales Chiu, MD, PhD, dari University of California San
Fransisco, mengatakan cara penyebaran virus Corona yang telah diketahui sampai
saat ini adalah melalui percikan air liur ketika seseorang yang sudah terinfeksi bersin
atau batuk. Orang dengan jarak kurang dari dua meter bisa tertular apabila si
terinfeksi virus Corona bersin atau batuk tanpa memakai masker.
Itulah sebabnya, kini gencar digalakkan imbauan untuk social distancing. Yakni menjaga jarak
antara satu orang dengan orang lain dengan berdiam atau melakukan aktivitas di
rumah. Baik itu kerja atau sekolah. Sebab, kontak jarak dekat atau close contact
meningkatkan risiko cara penyebaran virus Corona.
Cara penyebaran virus Corona lewat kontak jarak dekat yaitu melalui jabatan tangan,
berciuman, berpelukan atau aktivitas lain yang melibatkan sentuhan langsung. Virus
Corona juga bisa menyebar jika kita bersentuhan dengan permukaan benda yang
telah terpapar.
Benda-benda seperti pegangan pintu, saklar, meja, tiang, remote TV atau AC, atau
benda lain yang digunakan secara bergantian, apabila pernah disentuh orang
terinfeksi berpotensi jadi cara penyebaran virus Corona. Dengan kata lain jika
permukaan benda yang terkena virus Corona disentuh lalu tangan kita mengusap
mata, hidung dan mulut atau membran mucus lainnya, maka bisa tertular.
E. Pencegahan virus corona

Anda mungkin juga menyukai