Terusan Sap
Terusan Sap
Konsep psikososial terdiri dari dua hal, yaitu psiko dan sosial. Kata
psiko mengacu pada jiwa, pikiran, emosi atau perasaan, perilaku, hal-hal yang
diyakini, sikap, persepsi dan pemahaman akan diri. Kata sosial merujuk pada
orang lain, tatanan sosial, norma, nilai aturan,system ekonomi, system
kekerabatan, agama atau religi serta keyakinan yang berlaku dalam suatu
masyarakat.Psiko sosial diartikan sebagai hubungan yang dinamis dalam
interaksi antara manusia, dimana tingkah laku, pikiran dan emosi individu akan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain atau pengalaman sosial. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Hidayat pada kelompok masyarakat yang terkena
erupsi gunung Merapi pada tahun 2010, menunjukkan adanya permasalahan
psikososial yang dihadapi oleh kelompok korban, kelompok terancam dan
kelompok terungsi.Data dari 971 responden menunjukkan bahwa gangguan
stress pasca trauma (post traumatic stress disorder) hanya sebesar 3,3 persen
dari total responden. Sementara gangguan psikologis yang atau emosi-emosi
yang tidak menyenangkan yang diperoleh dari hasil penelitian meliputi :
kecemasan, depresi atau tertekan, psikosomatis serta masalah dalam
penyesuaian diri. Tujuan dukungan psikososial adalah mengembalikan individu
atau keluarga atau kelompok pasca kejadian tertentu (bencana alam maupun
bencana sosial) sehingga menjadi kuat secara individu atau kolektif ; berfungsi
optimal, memiliki ketangguhan dalam menghadapi masalah; serta menjadi
berdaya dan produktif dalam menjalani hidupnya.
1. Rapid Assesment
Kaji cepat dapat dilakukan kepada sasaran/ penyintas mulai dari kelompok
rentan, penyintas yang kehilangan anggota keluarga saat terjadi bencana,
penyintas yang mengalami luka berat, penyintas yang rumahnya hancur atau
rusak berat, orang dewasa, ibu hamil, penyandang disabilitas.
a. Wawancara terbuka
b. Wawancara tertutup dengan menggunakan instrument kaji cepat
c. Activity Daily Living Mapping
Metode ini digunakan untuk asesmen pada kelompok wanita dan pria
dewasa dengan menuliskan aktivitas penyintas sehari-hari sebelum
bencana, aktivitas saat ini setelah pengungsian, masalah dan harapan
penyintas.
2. Intervensi
2).Teknik support
3).Teknik debriefing
B. Tujuan
Tujuan teknik relaksasi progresif dan nafas dalam yaitu:
1. Menurunkan kecemasan /stress
2. Agar seseorang merasa lebih nyaman, santai
3. Menurunkan nyeri
4. Membantu melupakan nyeri yang dirasakan
5. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
6. Meningkatkan rasa nyaman
7. Mengaktifkan kekuatan energi dari otak kanan, yaitu bagian otak yang mengurusi masalah
emosi dan imajinasi manusia.
Prosedur teknik relaksasi napas dalam menurut Priharjo (2003) Bentuk pernapasan yang
digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan diafragma yang mengacu pada pendataran kubah
diagfragma selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan
dengan desakan udara masuk selama inspirasi. Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas
dalam adalah sebagai berikut :
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan
1,2,3.
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan
bawah rileks
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-
lahan
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
12. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam,
napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan
napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas
dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen,
frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus
nyeri-ansietas-ketegangan otot
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa
jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang
4. Usahakan tetap rileks dan tenang
5. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
6. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas
dan bawah rileks
7. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
8. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
9. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
10. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
11. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
12. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
13. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
14. Lakukan evaluasi
15. Cuci tangan