Gerakan Non Blok (GNB) dibentuk oleh beberapa negara yang cinta damai dan ingin berperan aktif
dalam mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan perdamaian dan keamanan dunia.
Pertentangan atau rivalitas antara Blok Barat dan Blok Timur semakin memuncak. Meskipun
pertentangan itu belum sampai menyebabkan terjadinya peperangan secara terbuka, namun perang
dingin antara kedua blok telah menimbulkan ketegangan sehingga mengganggu ketertiban dan
perdamaian dunia. Dengan demikian, gagasan untuk mendirikan GNB merupakan upaya cerdas
untuk meredakan ketegangan antara blok barat dengan blok timur. Sekaligus mewujudkan
kehidupan dunia yang tertib, aman, dan damai berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan untuk
menentukan cita-citanya.
Untuk meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur, beberapa negarawan dari
Indonesia, India, dan Yugoslavia mengadakan pertemuan di pualu Brioni, Yugoslavia dan berhasil
mencetuskan ide pembentukan Gerakan Non Blok (GNB). Beberapa tokoh yang dianggap sebagai
pemrakarsa berdirinya GNB adalah :
Mereka sepakat menggalang solidaritas untuk mengenyahkan kolonialisme dalam segala bentuknya
dan mereka menentukan sikap bersama terhadap perang dingin. Pada tahun 1961 ketegangan
antara Blok Barat dan Blok Timur semakin memuncak, keika dibangun tembok Berlin untuk
membelah kota Berlin. Ketegangan semakin memuncak, ketika pada tahun yang sama timbul krisis di
Kuba, setelah Uni Soviet membangun pangkalan rudal di negara itu.
Ketegangan tersebut ikut mendorong terbentuknya GNB. Pada tahun 1961 berlangsung pertemuan
persiapan KTT 1 GNB di Kairo. Pertemuan itu berhasil mengangkat 5 (prinsip) prinsip yang menjadi
dasar GNB. Dari kelima prinsip itu memuat dua hal yang menjadi perhatian utama GNB,
yaitu kolonialisme dan negara super power. Adapun kelima prinsip tersebut adalah :
1. Tidak berpihak terhadap salah satu dari dua blok, yaitu Blok Barat dan Blok Timur
2. Berpihak terhadap perjuangan anti kolonialisme
Ø Tujuan ke dalam, yaitu mengusahakan kemajuan dan pengembangan ekonomi, sosial, dan politik
yangjauh tertinggal dari negara-negara maju
Ø Tujuan ke luar, yaitu berusaha meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur menuju
terwujudnya dunia yang tertib, aman, dan damai
Untuk mencapai tujuan tersebut, negara-negara non blok menyelenggarakan konferensi tingkat
tinggi (KTT). Pokok pembicaraan KTT adalah membahas persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan tujuan GNB dan membahas peristiwa-peristiwa internasional yang dapat membahayakan
perdamaian dan keamanan dunia.
Tahun 1989, negara-negara Blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet mengalami keruntuhan. Uni
Soviet pecah menjadi Rusia dan 14 negara kecil lainnya. Tembok Berlin dihancurkan dan Pakta
Warsawa dibubarkan. Dengan demikian, era ‘perang dingin’ sebagai penyebab timbulnya
ketegangan dunia pun berakhir. Namun dalam kenyataannya, ketegangan-ketegangan yang
mengancam ketertiban, keamanan, dan perdamaian dunia masih terus berlanjut, terutama karena
sikap arogan Amerika Serikat yang ingin menjadi pemimpin dunia. Semua negara dipaksa untuk
tunduk kepadanya
Berdasarkan perkembangan dunia, terutama berakhirnya perang dingin bukan berarti GNB harus
dibubarkan. Masih banyak persoalan dunia yang harus segera dipecahkan. Misalnya, masalah
kemiskinan pengangguran, ketimpangan sosial, penindasan hak asasi manusia. Oleh karena itu,
peranan dan fungsi GNB masih relevan dengan perkembangan dunia yang terjadi. Bedanya, pada
waktu yang lalu GNB berorientasi pada masalah-masalah politik, maka pada saat ini GNB
berorientasi pada masalah-masalah sosial-ekonomi yang timbul sebagai dampak globalisasi. Artinya,
untuk membangun kehidupan yang berkeadilan merupakan salah satu tugas berat GNB yang harus
diperjuangkan pada waktu sekarang dan yang akan datang.
Indonesia beranggapan bahwa hubungan luar negri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan antar
bangsa baik itu regional maupun secara global melalui bernagai macam forum bilateral maupun
multilateral yang ditujukan untuk kepentingan nasional dengan politik Luar negri bebas aktif sebagai
landasannya. Kondisi tersebut diarahkan dengan ikut berperan aktif dalam mewujudkan tatanan
dunia baru yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, serta keadilan sosial untuk
meningkatkan hubungan kerja sama internasional, salah satunya adalah dengan memantapkan serta
meningkatkan peranannya dalam Gerakan Non Blok. Adapun langkah yang ditempuh Indonesia
dalam meningkatkan peranan di GNB adalah :
Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia pada masa perkembangan Gerakan Non Blok adalah
dengan cara meningkatkan keeratan kerja sama yang telah dibangun antar sesama negara anggota
GNB, terutama dalam perkembangan kerjasama di bidang teknik dan ekonomi. Hal tersebut
merupakan perwujudan kerjasama Selatan-Selatan yang melibatkan negara-negara maju maupun
lembaga-lembaga keuangan internasional.
Sejak tahun 1992 hingga tahun 1995, Indonesia mendapat kepercayaan untuk memimpin organisasi
GNB tersebut, yaitu dengan terpilihnya Soeharto yang saat itu merupakan presiden Republik
Indonesia ke-2 menjadi Sekretaris Jendral (SekJen) Gerakan Non Blok. Indonesia menjadi negara
yang selalu setia serta komitmen terhadap prinsip serta aspirasi Gerakan Non Blok. Berbagai prestasi
telah diraih Indonesia selama memimpin organisasi dunia tersebut, diantaranya adalah :
Pada masa kepemimpinannya di GNB adalah Indonesia telah mampu membawa organisasi tersebut
dalam menentukan arah serta menyesuaikan diri terhadap adanya perubahan-perubahan yang
terjadi secara dinamis, yaitu dengan cara melakukan penataan kembali prioritas-prioritas lama
organisasi dan menentukan adanya prioritas-prioritas baru serta menetapkan pendekatan dan
orientasi yang baru pula.
Indonesia telah dianggap telah memberikan warna yang baru bagi organisasi tersebut, diantaranya
adalah dengan menitikberatkan kerjasama pada pembangunan ekonomi yaitu dengan
menghidupkan kembali dialog antara negara-negara selatan.Indonesia telah dipercaya untuk
membantu menyelesaikan pertikaian atau konflik regional di beberapa negara seperti kamboja,
sengketa yang terjadi di laut cina selatan, serta gerakan separatis Moro di Philipina.Indonesia telah
berhasil menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB yang ke-110 di Jakarta dan Bogor
pada 1 hingga 7 September 1992. Dalam KTT tersebut telah berhasil merumuskan suatu kesepakatan
bersama yang dikenal dengan “Pesan jakarta.” Yang di dalamnya terkandung visi dari Gerakan Non
Blok, yaitu
Hilangnya keraguan sementara anggota khususnya relevansi GNB setelah berakhirnya perang dingin
dan ketetapan hati untuk meningkatkan kerja sama yang konstruktif serta sebagai komponen
integral dalam arus utama (mainstream) hubungan internasional.Arah Gerakan Non Blok yang lebih
menekankan pada kerjasama ekonomi internasional dalam mengisi kemerdekaan yang telah berhasil
dicapai melalui cara-cara politik yang menjadi ciri yang menonjol dari Gerakan Non Blok
sebelumnya.Adanya kesadaran untuk semakin meningkatkan potensi ekonomi negara-negara
anggota melalui peningkatan kerjasama Selatan-selatan.
Pasca pelaksanaan KTT tersebut, GNB dianggap telah mampu mendapatkan kembali kekuatan,
keteguhan, serta kejelasan terkait tujuan-tujuannya yang murni.
Soal:
6. negara-negara non blok menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT). Pokok pembicaraan
KTT adalah?
8.Sejak tahun 1992 hingga tahun 1995, Indonesia mendapat kepercayaan untuk memimpin
organisasi GNB tersebut, yaitu dengan terpilihnya..
9.Indonesia telah dianggap memberikan warna yang baru bagi organisasi tersebut, diantaranya
adalah..
1.Gerakan Non Blok (GNB) dibentuk oleh beberapa negara yang cinta damai dan ingin berperan aktif
dalam mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan perdamaian dan keamanan dunia
2.mewujudkan kehidupan dunia yang tertib, aman, dan damai berdasarkan prinsip-prinsip
kebebasan untuk menentukan cita-citanya.
3.1. Presiden Soekarno (Indonesia),2. Presiden Jseph Broz Tito (Yugoslavia)3. Presiden Gamal
Abdul Naser (Mesir)4. Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan5. Perdana Menteri Kwame
Nkrumah (Ghana)
4.1. Tidak berpihak terhadap salah satu dari dua blok, yaitu Blok Barat dan Blok Timur
Tujuan ke luar, yaitu berusaha meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur menuju
terwujudnya dunia yang tertib, aman, dan damai
6.Pokok pembicaraan KTT adalah membahas persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tujuan
GNB dan membahas peristiwa-peristiwa internasional yang dapat membahayakan perdamaian dan
keamanan dunia.
8.yaitu dengan terpilihnya Soeharto yang saat itu merupakan presiden Republik Indonesia ke-2
menjadi Sekretaris Jendral (SekJen) Gerakan Non Blok.
9.diantaranya adalah dengan menitikberatkan kerjasama pada pembangunan ekonomi yaitu dengan
menghidupkan kembali dialog antara negara-negara selatan.
10.Hilangnya keraguan sementara anggota khususnya relevansi GNB setelah berakhirnya perang
dingin dan ketetapan hati untuk meningkatkan kerja sama yang konstruktif serta sebagai komponen
integral dalam arus utama (mainstream) hubungan internasional.Arah Gerakan Non Blok yang lebih
menekankan pada kerjasama ekonomi internasional dalam mengisi kemerdekaan yang telah berhasil
dicapai melalui cara-cara politik yang menjadi ciri yang menonjol dari Gerakan Non Blok
sebelumnya.Adanya kesadaran untuk semakin meningkatkan potensi ekonomi negara-negara
anggota melalui peningkatan kerjasama Selatan-selatan.