PENDAHULUAN
Dimana : berat badan dalam satuan kg, sedangkan tinggi badan dalam
satuan meter.
Tabel 2.1 Klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI 2010 untuk anak usia 0-
60 bulan.
Tabel 2.2 Klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI 2010 untuk anak usia 5-
18 tahun.
a. Herediter
Anak yang obes biasanya berasal dari keluarga penderita
obesitas. Bila kedua orangtua obes, sekitar 80% anak-anak mereka
akan menjadi obes. Bila salah satu orang tua obes kejadian nya
menjadi 40% dan bila kedua orang tua nya tidak obes maka
prevalensi turun menjadi 14%. Peningkatan risiko menjadi obesitas
tersebut kemungkinan disebabkan oleh pengaruh gen atau faktor
lingkungan dalam keluarga.17-21
b. Pola Makan
Peran nutrisi dimulai sejak masa gestasi. Perilaku makan
mulai terkondisi dan terlatih sejak bulan-bulan pertama kehidupan
yaitu saat diasuh orang tua. Pemberian susu botol pada bayi
mempunyai kecenderungan diberikan pada jumlah yang berlebihan
sehingga resiko menjadi obesitas menjadi lebih besar daripada ASI
saja. Akibatnya anak akan terbiasa untuk mengkonsumsi makanan
melebihi kebutuhan dan berlanjut ke masa prasekolah, masa usia
sekolah, sampai masa remaja.18
Peranan diet terhadap terjadinya obesitas sangat besar,
terutama diet tinggi kalori yang berasal dari karbohidrat dan lemak.
Masukan energi tersebut lebih besar daripada energi yang
digunakan.18,19 Anak-anak usia sekolah mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi makanan cepat saji (junk foods dan Fast foods),
yang umumnya mengandung energi tinggi karena 40-50% nya
berasal dari lemak.18,19,20,22
c. Aktivitas Fisik
Aktivitasi fisik sehari-hari dapat dipercaya menjadi salah
satu faktor munculnya obesitas seseorang. Suatu data menunjukkan
bahwa aktivitas fisik anak-anak cenderung menurun. Anak-anak
lebih banyak bermain di dalam rumah dibandingkan di luar rumah,
misal nya bermain games komputer maupun media elektronik lain
dan menonton televisi.
Sebaliknya menonton televisi akan menurunkan aktivitas
fisik keluaran energi, karena mereka menjadi jarang atau kurang
berjalan, bersepeda, naik-turun tangga. Suatu penelitian kohort
mengatakan bahwa menonton televisi lebih dari 5 jam
meningkatkan prevalensi dan angka kejadian obesitas pada anak 6-
12 tahun (18%).16-19,21
d. Gangguan Hormonal
Walaupun sangat jarang, ada kalanya obesitas disebabkan
oleh endocrine disorder, seperti pada Sindroma Cushing,
hiperaktivitas adrenokortikal, hipogonadisme, dan penyakit
hormon lain.16,18,19,21
2.1.2.4 Patofisiologi Obesitas
Proses terjadinya obesitas dimulai dengan penimbunan lemak
dalam sel lemak sehingga terjadi hipertrofi sel tersebut. Bila hipertrofi sel
lemak (adipose) ini mencapai tingkat tertentu akan terjadi rangsangan
pembentukan sel lemak baru dari bakal sel lemak (preadiposit) sehingga
terjadi perbanyakan atau hiperplasi. Belum diketahui secara tepat faktor
apa yang merangsang terjadinya diferensiasi preadiposit ini menjadi
adiposit. Protein tertentu yang diproduksi reticulum endoplasmic sel lemak
yaitu adipose differentiation related protein (ADRP) dan peripilin diduga
berperan dalam differensiasi adiposit. Regulasi negative yang berfungsi
untuk membatasi differensiasi adiposit dan akumulasi lipid dilakukan oleh
hasil fosforilasi faktor transkripsi peroxisome-proliferation-activate-
reseptor γ 2 (PPAR γ 2). Mutasi pada gen PPAR γ 2 akan mengakselerasi
differensiasi adiposit dan menjadi salah satu faktor penyebab obesitas.
Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa hormon insulin berperan
dalam proses maturasi preadiposit ini. Jaringan lemak juga merupakan
sumber angiotensinogen yang selain memberikan kontribusi hipertensi
pada obesitas bersama-sama dengan efek insulin terhadap aktivitas sistem
saraf simpatis dan retensi Na+ juga diduga berperan dalam regulasi
pembentukan sel lemak.15
Pada orang dewasa terbukti bahwa hipertrofi sel lemak akan
menyebabkan resistensi insulin pada jaringan otot dan adipose sehingga
mengakibatkan peningkatan produksi insulin oleh pankreas. Suatu
mediator kimiawi Tumor Necrosis Faktor-α (TNF-α) diduga menghambat
fosforilasi IRS-1 (insulin receptor substrate-1) sehingga mekanisme
transmisi sinyal insulin terganggu. Perangkat gen lain yang berhubungan
dengan perubahan kualitas/kuantitas reseptor insulin dalam jaringan
menyebabkan resistensi insulin begitu pula perubahan respon ATP-ase
terhadap kerja insulin pada membrane sel.15
Resitensi insulin menyebabkan peningkatan glukosa plasma dan
keadaan ini akan merangsang lagi peningkatan sekresi insulin oleh
pankreas sehingga mengakibatkan terjadinya hiperinsulinemia lebih lanjut.
Keadaan hiperinsulinemia ini akan merangsang sekresi enzim lipoprotein
lipase (LPL) sehingga penimbunan lemak dalam dalam adiposit akan
makin bertambah dan proses terjadinya obesitas pun akan berlangsung
terus. Disamping terus berlangsungnya proses kegemukan,
hiperinsulinemia ini akan menyebabkan perubahan profil lipid dan
hipertensi dua hal yang merupakan resiko utama penyakit kardiovaskuler
di masa dewasa.15
Krempler dkk 1998, menunjukkan bahwa penurunan kadar leptin secara
sekunder dapat terjadi karena gangguan pensinyalan insulin pada individu
dengan varian polimorfisme gen IRS-1 dan ini diduga merupakan faktor
yang akan memberikan kontribusi terhadap obesitas pada individu yang
bersangkutan. Selain dari itu penelitian pada anak, remaja dan dewasa
muda di Amerika Serikat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna
antara obesitas dengan terjadinya hiperinsulinemia.15,21
2.1.2.5 Resiko Komplikasi Obesitas
Dampak obesitas, meliputi faktor resiko kardiovaskular, sleep
apneu, gangguan fungsi hati, masalah ortopedik yang berkaitan dengan
obesitas, kelainan kulit serta gangguan psikiatrik.19
Potensial Kecerdasaan
Kognitif Aktual Prestasi
Belajar
Faktor Genetik
Faktor Lingkungan
Status sosial-ekonomi
Usia kronologis
Faktor Gizi
Kemampuan Kognitif Anak
Gizi lebih (overweight/obesitas)
Gizi normal
Faktor Kebebasan
Variabel X Variabel Y
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dengan:
n = besar sampel
Zα = deviat baku alfa
Zβ = deviat baku beta
r = koefisien korelasi
Dari tabel definisi operasional dapat dilihat bahwa ada 2 variabel yang
masuk dalam penelitian yaitu , obesitas dan kemampuan kognitif potensial.
Tabel definisi operasional menjelaskan definisi, alat ukur yang digunakan,
cara mengukur, dan klasifikasi hasil ukur serta skala dari masing-masing
variabel tersebut.
Sampel penelitian
Pengumpulan data penelitian
Hubungan antara derajat obesitas dengan kemampuan kognitif pada siswa sekolah
dasar di SDN 47/IV Kota Jambi
Dari gambar diatas, dilihat bahwa jalan penelitian dari awal hingga akhir telah
dijelaskan. Tentang apa yang akan dilakukan dalam penelitian ini hingga
mendapat hasil yaitu ada atau tidaknya hubungan derajat obesitas dengan
kemampuan kognitif.
Daftar Pustaka