Anda di halaman 1dari 6

KONSELING DOA

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING SUFISTIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Sufistik
Dosen Pengampu:
Prof. Amin Syukur

Disusun oleh :

1. Kiki Anggraini (1704046079)


TASAWUF DAN PSIKOTERAPI
USHULUDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2020/2021
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Doa
Menurut bahasa berasal dari bahasa arab “ad-du’aa” berarti memanggil, meminta tolong
atau memohon sesuatu. Sedangkan menurut istilah doa ialah permohonan sepenuh hati
dengan merendahkan diri dan tunduk kepada Allah Swt serta mengharap kebaikan yang
ada di sisi-Nya agar dikabulkan sesuatu yang dikehendaki. Doa merupakan bagian dari
ibadah dan boleh dilakukan sewaktu-waktu pada setiap tempat karena Allah Swt selalu
bersama dengan hamba-Nya. (QS. Al-Baqarah/2: 186) ; (QS.Al-Mu’min/40:60)1

Rasulullah Saw memerintahkan orang-orang beriman untuk berdoa. RAsulullah Saw


bersabda: “Wajib atas kamu berdoa” hadist yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi.
Ketinggian martabat doa terletak pada kemampuannya mengubah takdir yang satu ke
yang lain. Suatu takdir telah ditetapkan oleh Allah Swt pada seseorang akan dapat diubah
dikarenakan doa-Nya. Sebagaimana Rasulullah bersabda: “tidak ada yang bisa
mengubah takdir kecuali berdoa”(Abdullah bin Alwi al-Haddad, dalam terjemahan al-
Hamid al-Husaini, 2000:49). Seseorang yang menggantungkan hidupnya tidak akan
pernah kecewa karena selain mendapat pahala juga manfaatnya.2

Dari sudut psikologis, doa merupakan sumber kekuatan dan harapan yang besar dalam
kehidupan manusia, karena semua pertolongan dari Allah Swt.Alexis Carel seorang
dokter spesialis, dalam tulisannya: ”Prayer is a Power” mengatakan: “Doa adalah suatu
bentuk energi yang paling kuat dapat digerakkan manusia, suatu kekuatan yang sama
rillnya dengan gravitasi bumi. Sebagai dokter, saya telah melihat orang-orang yang
setelah pengobatan lainnya tidak berhasil, akhirnya terbebas dari penyakitnya berkat
doa. Manakala kita berbicara langsung dengan Tuhan dalam doa yang sungguh-
sungguh jiwa dan raga kita akan berubah kepada tingkat yang lebih baik.”

1
Duski Samad, KONSELING SUFISTIK, Depok: PT RajaGrafindo Persada 2017, hal.248
2
M. Amin Syukur, Sufi Healing: Terapi dengan metode Tasawuf, Jakarta: Erlangga,2012, hal.80
B. Syarat dan Adab dalam Berdoa
Dalam firman Allah Swt surah Al- A’raf ayat 55-56

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (tentang yang
diminta dan cara meminta).
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi, sesudah Allah Swt
memperbaikinya dan berdoaalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Swt amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-A’raf/7 55:56)
Akan dikabulkan doa seseorang dari kalian selagi tidak tergesa-gesa, yaitu jika
mengatakan, aku telah berdoa tetapi belim terkabulkan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Syarat terkabulnya doa: keikhlasan, keyakinan yang bulat dan kesucian hati.
Berdasarkan isyarat surah Alquran, proses penyembuhan penyakit melalui doa hendaklah
Sebagai berikut3:
1. Taubat
2. Sikap kelembutan dan kehalusan budi
3. Kesadaran diri, yakni introspeksi diri dengan doa yang telah dilakukan
4. Mencontoh perilaku lebah
Misalnya, berhati-hati dalam makanan, tidak berprasangka buruk dan kotor, memilih
tempat yang baik, dapat dimanfaatkan banyak orang.
5. Reaksi spiritual, interaksi hamba dengan Allah Swt
6. Diagnosis sebab akibat
7. Keyakinan dan tawakal kepada Allah Swt
Secara umum terdapat doa tertentu yang dapat diyakini untuk dikabulkan, yaitu:
Hendaknya didahului dengan taubat (istigfar), menghadaap kiblat, membaca
ta’awudz, membaca basmalah,hamdalah, shalawat kemudian menyampaikan
keinginan kepada Allah Swt. Setelah selesai membaca shalawat dan memuji kepada

3
Muzakkir, Hidup Sehat dan Bahagia dalam persektif Tasawuf, Jakarta:Prenadamedia Group,2018, hal.73
Allah Swt. Berdoa dengan khusyu’, penuh harap dan keyakinan serta suara yang
rendah. Tidak boleh berdoa untuk hal-hal yang tidak baik, dilarang, merugikan orang
lain, dan memutuskan silaturrahum (Eksiklopedia Islam, 2003:318).4
Selain itu, ada juga berdoa ada tata cara yang harus dilakukan agar doa dapat terkabul
oleh Allah Swt yakni ;
1. Memulai doa dengan membaca Basmalah, hamdalah dan shalawat.
Hadis Rasulullah Saw “Apabila seseorang diantara kamu berdoa hendaklah memuji
kepada Allah Swt dan berterima kasih kepada-Nya, kemudian membaca shalawat
dan salam kepada Nabi Muhammad Saw, kemudian berdoa sesuai keinginannya.”
2. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua tangan pada wajah
setelah selesai. Dari Umar bin Al-Khattab ia berkata: “Rasulullah Saw apabila
berdoa mengangkat kedua tangan itu sampai beliau mengusapkan kedua tangan itu
pada wajah beliau.”
3. Ketika berdoa disertai dengan hati yang khusyu’ dan meyakini bahwa doa itu diijabah
oleh Allah Swt. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata Rasulullah Saw telah bersabda:
“berdoalah kamu kepada Allah Swt dan hendaklah kamu meyakini doa itu akan
dikabulkan oleh-Nya. Ketahuilah bahwa Allah Swt tidak memperkenankan doa dari
hati yang lalai dan lengah.” (HR At Turmudzi)
a. Menggunakan suara yang lemah lembut (tidak perlu dengan suara keras) karena
sesungguhnya Allah Swt itu dekat. (QS Al Baqarah/2:186)
b. Merendahkan diri. (QS Al A’raf:55-56)
c. Menggunakan lafadz doa yang terdapat dalam Alquran atau hadis, namun jika ada
lafadz yang sesuai dengan keinginan kita, maka tidak salah dangan lafadz yang
sesuai dengan keinginan dan kemampuan sendiri.

Terdapat beberapa waktu yang diijabah oleh Allah Swt saat berdoa. Yakni
disepertiga malam atau tengah malam dan waktu setelah shalat lima waktu pada hari
jumat, waktu antara adzan dan istiqomah, saat seorang sedang berpuasa, hadisnya: “ada
tiga golongan yang tidak dapat ditolak doa mereka, yaitu: orang yang berpuasa sampai

4
M. Amin Syukur, Sufi Healing: Terapi dengan metode Tasawuf, Jakarta: Erlangga,2012, hal.80
ia berbuka, kepala negara yang adil, dan orang-orang yang teraniaya.” (HR At
Turmidzi)

Allah Swt berfirman:

“Dan orang-orang yang memohon ampun diwaktu dini hari.” (QS. Ali Imran: 17)

Rasulullah Saw bersabda:

“Sungguh aku mohon ampuh kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari
semalam 70 kali”

Jika merasa doa manusia tidak terjawab, sebenarnya ketidakterjawaban itu


hakikatnya Allah Swt memberi jawaban, karena Allah Swt taumana yang haq terbaik
untuk hamba-Nya. Doa terjawab akan segera terkabulkan nanti dihari pembalasan. Itulah
yang terbaik buat hamba-Nya. Karena belum tentu baik bagi hamba-Nya, belum tentu
baik menurut-Nya.5

C. Contoh-Contoh Doa Untuk Masalah Kejiwaan dan Fisik


1. Masalah Kejiwaan
a. Ya Allah Yang Maha Agung… meskipun saya sakit hati dan ingin balas
dendam, saya ikhlas menerima dorongan negatifini dan saya pasrahkan pada-
Mu solusi dari masalah saya ini.
b. Ya Allah Yang Maha Suci… meskipun saya cemas menjelang tampil pentas,
saya ikhlas menerima kecemasan saya ini, saya pasrahkan kepada-Mu
keberhasilan penampilan saya ini.
c. Ya Allah Yang Maha Melihat… meskipun saya cemas menjelang ujian atau
promosi ini, saya ikhlas menerima kecemasan saya ini, saya pasrahkan
kepada-Mu ketenangan hati saya.

5
Duski Samad, KONSELING SUFISTIK, Depok: PT RajaGrafindo Persada 2017, hal.249
d. Ya Allah Yang Maha Pengasih… meskipun saya dikejar-kejar utang, saya
ikhlas menerima kecemasan saya ini, saya pasrahkan kepada-Mu ketenangan
hati saya dan solusi dari masalah saya ini.
2. Masalah Fisik
a. Ya Allah Yang Maha Mengatur… meskipun dada saya sesak karena tekanan
pikiran, saya ikhlas menerima rasa sesak ini, saya pasrahkan kepada-Mu
kesembuhan saya.
b. Ya Allah Yang Maha Perkasa… meskipun saya sakit kepala karena demam,
saya ikhlas menerima ini, saya pasrahkan kepada-Mu kesembuhan saya.
c. Ya Allah Yang Maha Mengetahui… meskipun saya sakit perut saya ikhlas
menerima ini, saya pasrahkan kepada-Mu kesembuhan saya.
d. Ya Allah Yang Maha Pemberi… meskipun saya sakit jantung saya ikhlas
menerima ini, saya pasrahkan kepada-Mu kesembuhan saya.6

6
Muzakkir, Hidup Sehat dan Bahagia dalam persektif Tasawuf, Jakarta:Prenadamedia Group,2018, hal.74-75

Anda mungkin juga menyukai