KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA Siska, Sudardjo & Esti Hayu Purnamaningsih Universitas Gadjah Mada
ABSTRACT
The main problem in interpersonal communication anxiety is there are
feeling of worried another respons or jugdment for her or him about something that sent and how she was send. Dependability for others judgment is one of characteristics from low self confidence. The purpose of the study was to see the relation between self confidence and interpersonal communication anxiety and differences between communi- cation anxiety at male and female students. The subjects of this study were 61 female and 57 male students from Economic Faculty of UKRIM at Yogyakarta. The hypothesis were: 1. There is a negatif correlation between self confidence and interpersonal communication anxiety, 2. There is a difference communications anxiety between male and female studens. The first and the second hypothesis has analysed by Pearson's product moment correlation and by t test respectivelly. Data were gethered by Self confidence scale modification from Lauster (1978) and interpersonal communication anxiety scale modification from Syarani (1995). The result showed there was significant negatif correlation between self confidence and interpersonal communication anxiety (r = - 0,725 ; p < 0,01) and the t test showed a value of r = -0,678 and p > 0.05. From the values above, it could be concluded that there was no differences of interpersonal communication axxiety in male and female students.
Kemampuan untuk dapat berkomuni- siapkan mahasiswa menjadi pribadi yang
kasi secara efektif sangat dituntut pada mandiri dan inovatif ketika terjun ke mahasiswa calon pemimpin bangsa dan masyarakat mengabdikan ilmunya. intelektual muda. Berbeda dengan masa Pada kenyataannya ada mahasiswa selama menjadi siswa, di tingkat Perguruan yang mengalami kesulitan dalam berkomu- Tinggi mahasiswa dihadapkan pada situasi nikasi dengan orang lain (komunikasi belajar yang menuntut mereka lebih interpersonal), baik dalam proses belajar di mandiri, aktif, dan berinisiatif dalam men- kelas maupun dalam suasana informal di cari informasi. Semua ini untuk memper- luar kelas. Salah satu kemungkinan besar
ISSN : 0215 - 8884
68 SISKA, SUDARDJO & PURNAMANINGSIH
yang menjadi penyebab terjadinya Taylor dkk (1986), mengungkapkan
kesulitan komunikasi interpersonal adalah bahwa komunikasi interpersonal terjadi adanya kecemasan diantaranya adalah rasa ketika seseorang berkomunikasi secara takut menerima tanggapan atau penilaian langsung dengan orang lain dalam situasi negatif dari komunikan atau orang yang One-to-one atau dalam kelompok- menerima pesan. kelompok kecil Rakhmat (1986) mengatakan bila orang Penelitian pada mahasiswa yang merasa rendah diri, ia akan mengalami dilakukan oleh Utami dan Prawitasari kesulitan untuk mengkomunikasikan (1991) mengenai efektivitas relaksasi dan gagasannya pada orang yang dihormatinya terapi kognitif dalam usaha untuk dan takut berbicara didepan umum karena mengurangi kecemasan komunikasi pada takut orang lain menyalahkannya. Hal ini mahasiswa, menunjukkan bahwa fenomena sesuai dengan yang diutarakan oleh Heider kecemasan komunikasi memang tampak di (1958), bahwa kemampuan seseorang, kalangan mahasiswa. termasuk kemampuan komunikasi, tidak Menurut Buklew (1980) tanda-tanda hanya ditentukan oleh masalah fisik & kecemasan bisa dilihat dari dua sisi, yaitu: ketrampilan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Sementara banyak a. Tingkat psikologis, seperti tegang, penelitian menunjukkan adanya perbedaan bingung, khawatir, sulit berkonsentrasi, kepercayaan diri antara laki-laki dan dll perempuan, dimana laki-laki lebih percaya b. Tingkat fisiologis, yaitu kecemasan diri dari pada perempuan. yang sudah mempengaruhi fisik, Penelitian ini bertujuan untuk terutama fungsi sistem syaraf seperti mengetahui apakah ada hubungan antara sukar tidur, jantung berdebar, keringat kepercayaan diri dengan kecemasan berlebihan, sering gemetar dan perut komunikasi interpersonal pada mahasiswa, mual. dan mengetahui apakah ada perbedaan Dalam kaitannya dengan jenis kelamin, kecemasan komunikasi interpersonal antara Myers (1983) mengatakan bahwa perem- mahasiswa laki-laki dan perempuan. puan lebih cemas akan ketidakmam- Komunikasi merupakan kebutuhan puannya dibanding dengan laki-laki. Laki- manusia yang sangat penting, karena laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan merupakan satu-satunya cara bagi manusia perempuan lebih sensitif. Menurut Morris untuk bisa mengenal dirinya dan dunia di (dalam Leavy, 1983), sifat sensitif pada luar dirinya (Taylor dkk 1986). Jika perempuan membuat dirinya lebih mudah seseorang melakukan komunikasi, berarti dipengaruhi rasa khawatir akan efek-efek sedang melakukan kesamaan (commones) yang timbul dalam hubungan interpersonal. dengan orang lain tentang suatu informasi, Kepercayaan diri merupakan suatu gagasan atau sikap dengan orang lain. keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa Karena pada hakekatnya adalah membuat dirinya mampu berperilaku seperti yang si penerima & si pemberi sama-sama dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti "sesuai" untuk suatu pesan (Schram dalam yang diharapkan (Bandura, 1977). Lauster Onong,1973). (1978), mengungkapkan ciri-ciri orang
ISSN : 0215 - 8884
KEPERCAYAAN DIRI DAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL … 69
yang percaya diri adalah: mandiri, tidak HIPOTESIS
mementingkan diri sendiri, cukup toleran, Hipotesis yang diajukan dalam ambisius, optimis, tidak pemalu, yakin penelitian ini adalah: dengan pendapatnya sendiri dan tidak berlebihan. Sementara itu Taylor dkk 1. Ada korelasi negatif antara kepercayaan (1986) mengatakan bahwa orang yang diri dengan kecemasan komunikasi percaya diri memiliki sikap yang positif interpersonal pada mahasiswa. terhadap diri sendiri. 2. Ada perbedaan tingkat kecemasan Meskipun kepercayaan diri diidentikan komunikasi interpersonal antara dengan kemandirian, orang yang keper- mahasiswa laki-laki dan perempuan. cayaan dirinya tinggi umumnya lebih Mahasiswa perempuan lebih tinggi mudah terlibat secara pribadi dengan orang kecemasannya dibanding mahasiswa lain dan lebih berhasil dalam hubungan laki-laki. interpersonal (Goodstadt & Kipnir, dalam Bunker dkk, 1983). Menurut Lauster METODE (1978), rasa percaya diri bukan merupakan sifat yang diturunkan (bawaan) melainkan Variabel-variabel dalam penelitian ini diperoleh dari pengalaman hidup, serta adalah: dapat diajarkan dan ditanamkan melalui Variabel bebas : Kepercayaan diri pendidikan, sehingga upaya-upaya tertentu Variabel tergantung : Kecemasan komuni- dapat dilakukan guna membentuk dan kasi interpersonal meningkatkan rasa percaya diri. Dengan Variabel moderator : Jenis kelamin demikian kepercayaaan diri terbentuk dan berkembang melalui proses belajar di Subjek penelitian adalah mahasiswa dalam interaksi seseorang dengan Program Studi Manajemen Fakultas lingkungannya. Ekonomi Universitas Kristen Imanuel (UKRIM) Yogyakarta. Jumlah subjek 118 Permasalahan utama dalam kecemasan orang, terdiri dari 61 orang mahasiswi dan komunikasi interpersonal adalah adanya 57 orang mahasiswa. rasa khawatir tentang respon atau penilaian orang lain terhadap dirinya, yaitu mengenai Data dikumpulkan dengan mengguna- apa yang disampaikannya dan bagaimana kan dua (2) skala, yaitu Skala Kepercayaan ia menyampaikannya. Ketergantungan Diri yang terdiri dari 43 aitem, yang terhadap penilaian orang lain ini merupakan modifikasi dari The Test of Self merupakan salah satu ciri dari orang yang Confidence yang disusun oleh Peter kurang percaya diri (Lauster, 1978). Lauster (1978), dan Skala Kecemasan Menurut Krech (1962), bagaimana cara Komunikasi Interpersonal yang terdiri dari seseorang menghadapi orang lain 57 aitem, dimodifikasi dari skala yang dipengaruhi oleh bagaimana ia memandang disusun oleh Syarani (1995) berdasarkan dirinya. Respon-respon interpersonal aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan seseorang sering merupakan refleksi dari oleh Sue (1986). kognisinya terhadap diri sendiri. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi moment tangkar dan uji t, dengan
ISSN : 0215 - 8884
70 SISKA, SUDARDJO & PURNAMANINGSIH
bantuan Seri Program Statistik (SPS) edisi Kepercayaan diri memberikan
Sutrisno Hadi dan Seno Pamardiyanto. sumbangan efektif sebesar 52,6 % terhadap kecemasan komunikasi interpersonal, sementara sisanya 47,4 % ditentukan oleh HASIL PENELITIAN faktor lain di luar kepercayaan diri, seperti Analisis terhadap data penelitian ketrampilan berkomunikasi, situasi, menghasilkan koefisien korelasi sebesar - pengalaman kegagalan atau kesuksesan 0,725 dengan p < 0,01 yang berarti ada dalam komunikasi interpersonal, dan hubungan negatif yang signifikan antara predisposisi genetik. kepercayaan diri dengan kecemasan Hasil uji t menunjukkan tidak ada komunikasi interpersonal. Berarti semakin perbedaan kecemasan komunikasi antara tinggi kepercayaan diri, maka semakin subjek laki-laki dan perempuan. rendah kecemasan komunikasi interperso- Kemungkinan besar hal ini disebabkan nalnya, begitu pula sebaliknya. Sementara karena adanya pengaruh faktor lingkungan. dari uji t diperoleh hasil sebesar - 0,678 Fakta yang bisa dilihat pada lingkungan dengan p>0,05 yang berarti tidak ada subjek penelitian yaitu di kampus, tidak perbedaan kecemasan komunikasi interper- menunjukkan adanya perbedaan perlakuan sonal yang signifikan antara subjek terhadap laki-laki dan perempuan. Selain perempuan dan laki-laki. itu model pendidikan dalam keluarga saat ini sudah mulai berubah, dimana tidak PEMBAHASAN menonjol lagi diskriminasi perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan, sehingga Diterimanya hipotesis yang diajukan kedua-duanya dapat mengaktualisasikan menguatkan pendapat beberapa ahli bahwa dirinya dengan leluasa. salah satu penyebab kecemasan berkomuni- kasi adalah keraguan terhadap kemampuan Dalam penelitian ini diperoleh rerata diri sendiri (Taylor dkk, 1986 & Rakhmat, empirik kecemasan komunikasi sebesar 1986). Penelitian yang dilakukan oleh 144,542 sedangkan rerata hipotetik sebesar Utami dan Prawitasari (1991), menunjuk- 171. hal ini menunjukkan bahwa kan bahwa terapi kognitif efektif untuk kecemasan komunikasi subjek cenderung mengurangi kecemasan berbicara di muka rendah. Kondisi seperti ini akan memberi umum. Dalam terapi kognitif ini yang pengaruh positif bagi pengembangan diri dilakukan adalah usaha-usaha untuk mahasiswa. Karena kecemasan komunikasi mengubah penilaian negatif dan irasional tidak lagi menjadi penghambat dalam subjek terhadap dirinya, menjadi penilaian mencari informasi, merundingkan sesuatu positif dan rasional. Dari si dapat atau dalam kerjasama. Selain itu diperoleh disimpulkan bahwa penyebab kecemasan rerata empirik kepercayaan diri subjek berbicara di muka umum adalah pikiran- sebesar 148,499, dan rerata hipotetiknya pikiran negatif bahwa dirinya tidak mampu, 129. hal ini menunjukkan kepercayaan diri tidak akan berhasil, dan akan dinilai negatif subjek cukup baik. Hal ini merupakan oleh orang lain. Bisa dikatakan bahwa potensi yang berharga mengingat pendapat semua ini berawal dari kurangnya rasa beberapa ahli bahwa kepercayaan diri percaya diri subjek. merupakan prediktor yang akurat bagi
ISSN : 0215 - 8884
KEPERCAYAAN DIRI DAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL … 71
puan dan ketrampilan yang dimiliki. E.L., 1962, Individual in Society: Mc Graw-Hill Inc. DAFTAR PUSTAKA Lauster,P., 1978, The Personality Test, London: Pan Books Bandura, A.,1977, Social Learning Theory, New Jersey: Prentice Hall Inc. Myers,E.G., Social Psychology, Tokyo: Mc Graw-Hill Buklew,J., 1980, Paradigm for Psycho- pathology. A Contribution to Case Onong, E.U., 1973, Komunikasi dan History Analysis, New York: J.B. Modernisasi, Bandung: Alumni. Lippencott Company Rakhmat,J., 1986, Psikologi Komunikasi, Bunker,B.B., Major,B., & Instone,D., Bandung: Remaja Karya 1983, Gender, Self Confidence, and Sue, D., & Sue,S., 1986, Understanding Influence Strategies: An Organizatio- Abnormal Behavior, Boston: Houghton nal Simulation, Journal of Personality Mifflin Company and Social Psychology, Volume 44, No Syarani,D., 1995, Perilaku Asertif dan 2,322-333, USA: APA Inc. Kecemasan Komunikasi Interpersonal, Heider,F., 1958, The Psychology of Fakultas Psikologi UGM, Skripsi, tidak Interpersonal Relations, New York: diterbitkan. John Wiley & Sons, Inc.
Emotional Intelligence: The Ultimate Guide to Build Healthy Relationships. Learn How to Master your Emotions to Finally improve Your EQ and Social Skills.