Anda di halaman 1dari 5

JURNAL PSIKOLOGI

2003, NO. 2, 67 – 71

KEPERCAYAAN DIRI DAN KECEMASAN


KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA
Siska, Sudardjo & Esti Hayu Purnamaningsih
Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

The main problem in interpersonal communication anxiety is there are


feeling of worried another respons or jugdment for her or him about something
that sent and how she was send. Dependability for others judgment is one of
characteristics from low self confidence.
The purpose of the study was to see the relation between self confidence
and interpersonal communication anxiety and differences between communi-
cation anxiety at male and female students.
The subjects of this study were 61 female and 57 male students from
Economic Faculty of UKRIM at Yogyakarta. The hypothesis were: 1. There is a
negatif correlation between self confidence and interpersonal communication
anxiety, 2. There is a difference communications anxiety between male and
female studens. The first and the second hypothesis has analysed by Pearson's
product moment correlation and by t test respectivelly. Data were gethered by
Self confidence scale modification from Lauster (1978) and interpersonal
communication anxiety scale modification from Syarani (1995).
The result showed there was significant negatif correlation between self
confidence and interpersonal communication anxiety (r = - 0,725 ; p < 0,01) and
the t test showed a value of r = -0,678 and p > 0.05. From the values above, it
could be concluded that there was no differences of interpersonal
communication axxiety in male and female students.

Kemampuan untuk dapat berkomuni- siapkan mahasiswa menjadi pribadi yang


kasi secara efektif sangat dituntut pada mandiri dan inovatif ketika terjun ke
mahasiswa calon pemimpin bangsa dan masyarakat mengabdikan ilmunya.
intelektual muda. Berbeda dengan masa Pada kenyataannya ada mahasiswa
selama menjadi siswa, di tingkat Perguruan yang mengalami kesulitan dalam berkomu-
Tinggi mahasiswa dihadapkan pada situasi nikasi dengan orang lain (komunikasi
belajar yang menuntut mereka lebih interpersonal), baik dalam proses belajar di
mandiri, aktif, dan berinisiatif dalam men- kelas maupun dalam suasana informal di
cari informasi. Semua ini untuk memper- luar kelas. Salah satu kemungkinan besar

ISSN : 0215 - 8884


68 SISKA, SUDARDJO & PURNAMANINGSIH

yang menjadi penyebab terjadinya Taylor dkk (1986), mengungkapkan


kesulitan komunikasi interpersonal adalah bahwa komunikasi interpersonal terjadi
adanya kecemasan diantaranya adalah rasa ketika seseorang berkomunikasi secara
takut menerima tanggapan atau penilaian langsung dengan orang lain dalam situasi
negatif dari komunikan atau orang yang One-to-one atau dalam kelompok-
menerima pesan. kelompok kecil
Rakhmat (1986) mengatakan bila orang Penelitian pada mahasiswa yang
merasa rendah diri, ia akan mengalami dilakukan oleh Utami dan Prawitasari
kesulitan untuk mengkomunikasikan (1991) mengenai efektivitas relaksasi dan
gagasannya pada orang yang dihormatinya terapi kognitif dalam usaha untuk
dan takut berbicara didepan umum karena mengurangi kecemasan komunikasi pada
takut orang lain menyalahkannya. Hal ini mahasiswa, menunjukkan bahwa fenomena
sesuai dengan yang diutarakan oleh Heider kecemasan komunikasi memang tampak di
(1958), bahwa kemampuan seseorang, kalangan mahasiswa.
termasuk kemampuan komunikasi, tidak Menurut Buklew (1980) tanda-tanda
hanya ditentukan oleh masalah fisik & kecemasan bisa dilihat dari dua sisi, yaitu:
ketrampilan saja, tetapi juga dipengaruhi
oleh kepercayaan diri. Sementara banyak a. Tingkat psikologis, seperti tegang,
penelitian menunjukkan adanya perbedaan bingung, khawatir, sulit berkonsentrasi,
kepercayaan diri antara laki-laki dan dll
perempuan, dimana laki-laki lebih percaya b. Tingkat fisiologis, yaitu kecemasan
diri dari pada perempuan. yang sudah mempengaruhi fisik,
Penelitian ini bertujuan untuk terutama fungsi sistem syaraf seperti
mengetahui apakah ada hubungan antara sukar tidur, jantung berdebar, keringat
kepercayaan diri dengan kecemasan berlebihan, sering gemetar dan perut
komunikasi interpersonal pada mahasiswa, mual.
dan mengetahui apakah ada perbedaan Dalam kaitannya dengan jenis kelamin,
kecemasan komunikasi interpersonal antara Myers (1983) mengatakan bahwa perem-
mahasiswa laki-laki dan perempuan. puan lebih cemas akan ketidakmam-
Komunikasi merupakan kebutuhan puannya dibanding dengan laki-laki. Laki-
manusia yang sangat penting, karena laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan
merupakan satu-satunya cara bagi manusia perempuan lebih sensitif. Menurut Morris
untuk bisa mengenal dirinya dan dunia di (dalam Leavy, 1983), sifat sensitif pada
luar dirinya (Taylor dkk 1986). Jika perempuan membuat dirinya lebih mudah
seseorang melakukan komunikasi, berarti dipengaruhi rasa khawatir akan efek-efek
sedang melakukan kesamaan (commones) yang timbul dalam hubungan interpersonal.
dengan orang lain tentang suatu informasi, Kepercayaan diri merupakan suatu
gagasan atau sikap dengan orang lain. keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa
Karena pada hakekatnya adalah membuat dirinya mampu berperilaku seperti yang
si penerima & si pemberi sama-sama dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti
"sesuai" untuk suatu pesan (Schram dalam yang diharapkan (Bandura, 1977). Lauster
Onong,1973). (1978), mengungkapkan ciri-ciri orang

ISSN : 0215 - 8884


KEPERCAYAAN DIRI DAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL … 69

yang percaya diri adalah: mandiri, tidak HIPOTESIS


mementingkan diri sendiri, cukup toleran,
Hipotesis yang diajukan dalam
ambisius, optimis, tidak pemalu, yakin
penelitian ini adalah:
dengan pendapatnya sendiri dan tidak
berlebihan. Sementara itu Taylor dkk 1. Ada korelasi negatif antara kepercayaan
(1986) mengatakan bahwa orang yang diri dengan kecemasan komunikasi
percaya diri memiliki sikap yang positif interpersonal pada mahasiswa.
terhadap diri sendiri. 2. Ada perbedaan tingkat kecemasan
Meskipun kepercayaan diri diidentikan komunikasi interpersonal antara
dengan kemandirian, orang yang keper- mahasiswa laki-laki dan perempuan.
cayaan dirinya tinggi umumnya lebih Mahasiswa perempuan lebih tinggi
mudah terlibat secara pribadi dengan orang kecemasannya dibanding mahasiswa
lain dan lebih berhasil dalam hubungan laki-laki.
interpersonal (Goodstadt & Kipnir, dalam
Bunker dkk, 1983). Menurut Lauster METODE
(1978), rasa percaya diri bukan merupakan
sifat yang diturunkan (bawaan) melainkan Variabel-variabel dalam penelitian ini
diperoleh dari pengalaman hidup, serta adalah:
dapat diajarkan dan ditanamkan melalui Variabel bebas : Kepercayaan diri
pendidikan, sehingga upaya-upaya tertentu Variabel tergantung : Kecemasan komuni-
dapat dilakukan guna membentuk dan kasi interpersonal
meningkatkan rasa percaya diri. Dengan
Variabel moderator : Jenis kelamin
demikian kepercayaaan diri terbentuk dan
berkembang melalui proses belajar di Subjek penelitian adalah mahasiswa
dalam interaksi seseorang dengan Program Studi Manajemen Fakultas
lingkungannya. Ekonomi Universitas Kristen Imanuel
(UKRIM) Yogyakarta. Jumlah subjek 118
Permasalahan utama dalam kecemasan
orang, terdiri dari 61 orang mahasiswi dan
komunikasi interpersonal adalah adanya
57 orang mahasiswa.
rasa khawatir tentang respon atau penilaian
orang lain terhadap dirinya, yaitu mengenai Data dikumpulkan dengan mengguna-
apa yang disampaikannya dan bagaimana kan dua (2) skala, yaitu Skala Kepercayaan
ia menyampaikannya. Ketergantungan Diri yang terdiri dari 43 aitem, yang
terhadap penilaian orang lain ini merupakan modifikasi dari The Test of Self
merupakan salah satu ciri dari orang yang Confidence yang disusun oleh Peter
kurang percaya diri (Lauster, 1978). Lauster (1978), dan Skala Kecemasan
Menurut Krech (1962), bagaimana cara Komunikasi Interpersonal yang terdiri dari
seseorang menghadapi orang lain 57 aitem, dimodifikasi dari skala yang
dipengaruhi oleh bagaimana ia memandang disusun oleh Syarani (1995) berdasarkan
dirinya. Respon-respon interpersonal aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan
seseorang sering merupakan refleksi dari oleh Sue (1986).
kognisinya terhadap diri sendiri. Data dianalisis dengan menggunakan
korelasi moment tangkar dan uji t, dengan

ISSN : 0215 - 8884


70 SISKA, SUDARDJO & PURNAMANINGSIH

bantuan Seri Program Statistik (SPS) edisi Kepercayaan diri memberikan


Sutrisno Hadi dan Seno Pamardiyanto. sumbangan efektif sebesar 52,6 % terhadap
kecemasan komunikasi interpersonal,
sementara sisanya 47,4 % ditentukan oleh
HASIL PENELITIAN
faktor lain di luar kepercayaan diri, seperti
Analisis terhadap data penelitian ketrampilan berkomunikasi, situasi,
menghasilkan koefisien korelasi sebesar - pengalaman kegagalan atau kesuksesan
0,725 dengan p < 0,01 yang berarti ada dalam komunikasi interpersonal, dan
hubungan negatif yang signifikan antara predisposisi genetik.
kepercayaan diri dengan kecemasan Hasil uji t menunjukkan tidak ada
komunikasi interpersonal. Berarti semakin perbedaan kecemasan komunikasi antara
tinggi kepercayaan diri, maka semakin subjek laki-laki dan perempuan.
rendah kecemasan komunikasi interperso- Kemungkinan besar hal ini disebabkan
nalnya, begitu pula sebaliknya. Sementara karena adanya pengaruh faktor lingkungan.
dari uji t diperoleh hasil sebesar - 0,678 Fakta yang bisa dilihat pada lingkungan
dengan p>0,05 yang berarti tidak ada subjek penelitian yaitu di kampus, tidak
perbedaan kecemasan komunikasi interper- menunjukkan adanya perbedaan perlakuan
sonal yang signifikan antara subjek terhadap laki-laki dan perempuan. Selain
perempuan dan laki-laki. itu model pendidikan dalam keluarga saat
ini sudah mulai berubah, dimana tidak
PEMBAHASAN menonjol lagi diskriminasi perlakuan
terhadap laki-laki dan perempuan, sehingga
Diterimanya hipotesis yang diajukan kedua-duanya dapat mengaktualisasikan
menguatkan pendapat beberapa ahli bahwa dirinya dengan leluasa.
salah satu penyebab kecemasan berkomuni-
kasi adalah keraguan terhadap kemampuan Dalam penelitian ini diperoleh rerata
diri sendiri (Taylor dkk, 1986 & Rakhmat, empirik kecemasan komunikasi sebesar
1986). Penelitian yang dilakukan oleh 144,542 sedangkan rerata hipotetik sebesar
Utami dan Prawitasari (1991), menunjuk- 171. hal ini menunjukkan bahwa
kan bahwa terapi kognitif efektif untuk kecemasan komunikasi subjek cenderung
mengurangi kecemasan berbicara di muka rendah. Kondisi seperti ini akan memberi
umum. Dalam terapi kognitif ini yang pengaruh positif bagi pengembangan diri
dilakukan adalah usaha-usaha untuk mahasiswa. Karena kecemasan komunikasi
mengubah penilaian negatif dan irasional tidak lagi menjadi penghambat dalam
subjek terhadap dirinya, menjadi penilaian mencari informasi, merundingkan sesuatu
positif dan rasional. Dari si dapat atau dalam kerjasama. Selain itu diperoleh
disimpulkan bahwa penyebab kecemasan rerata empirik kepercayaan diri subjek
berbicara di muka umum adalah pikiran- sebesar 148,499, dan rerata hipotetiknya
pikiran negatif bahwa dirinya tidak mampu, 129. hal ini menunjukkan kepercayaan diri
tidak akan berhasil, dan akan dinilai negatif subjek cukup baik. Hal ini merupakan
oleh orang lain. Bisa dikatakan bahwa potensi yang berharga mengingat pendapat
semua ini berawal dari kurangnya rasa beberapa ahli bahwa kepercayaan diri
percaya diri subjek. merupakan prediktor yang akurat bagi

ISSN : 0215 - 8884


KEPERCAYAAN DIRI DAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL … 71

keberhasilan seseorang, disamping kemam- Krech,D., Crutchfield, R,S., & Ballachey,


puan dan ketrampilan yang dimiliki. E.L., 1962, Individual in Society: Mc
Graw-Hill Inc.
DAFTAR PUSTAKA Lauster,P., 1978, The Personality Test,
London: Pan Books
Bandura, A.,1977, Social Learning Theory,
New Jersey: Prentice Hall Inc. Myers,E.G., Social Psychology, Tokyo: Mc
Graw-Hill
Buklew,J., 1980, Paradigm for Psycho-
pathology. A Contribution to Case Onong, E.U., 1973, Komunikasi dan
History Analysis, New York: J.B. Modernisasi, Bandung: Alumni.
Lippencott Company Rakhmat,J., 1986, Psikologi Komunikasi,
Bunker,B.B., Major,B., & Instone,D., Bandung: Remaja Karya
1983, Gender, Self Confidence, and Sue, D., & Sue,S., 1986, Understanding
Influence Strategies: An Organizatio- Abnormal Behavior, Boston: Houghton
nal Simulation, Journal of Personality Mifflin Company
and Social Psychology, Volume 44, No Syarani,D., 1995, Perilaku Asertif dan
2,322-333, USA: APA Inc. Kecemasan Komunikasi Interpersonal,
Heider,F., 1958, The Psychology of Fakultas Psikologi UGM, Skripsi, tidak
Interpersonal Relations, New York: diterbitkan.
John Wiley & Sons, Inc.

ISSN : 0215 - 8884

Anda mungkin juga menyukai