PENDAHULUAN
Nyeri tengkuk (neck pain) didefinisikan sebagai nyeri yang dirasakan didaerah
yang dibatasi oleh : linea nuchae superior dibagian superior, dibagian lateral sisi lateral
leher dan dibagian inferior oleh garis transversal imajiner melalui prosesus spinosus
Torakal 1.1
laki-laki dan ± 9,4 % pada wanita, dalam periode tahun 1976 – 1980. Nyeri tengkuk
lebih sering ditemukan pada wanita dan frekwensinya lebih banyak pada usia tua,
perokok dan pekerja yang banyak mengalami stres baik fisik maupun mental. 2,3
tempat lain (terbanyak adalah ke anggota gerak atas dan kepala).4 Penyebab nyeri dapat
berasal dari kompresi terhadap struktural nyeri yang dapat berupa inflamasi, neoplastik,
infeksi, proses degenerasi atau trauma. Nyeri tengkuk umumnya cenderung berulang,
disertai beragamnya keluhan dan temuan klinis dari derajat ringan sampai sedang
disertai temuan pemeriksaan imajing yang tidak spesifik dan banyaknya diagnosis
banding sehingga hal ini merupakan tantangan bagi klinisi dalam mendiagnosis dan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Servikal sindrom adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala yang ditandai
adanya iritasi atau kompresi pada radiks saraf servikal, dengan gejala adanya rasa nyeri
pada leher (tengkuk) yang dijalarkan ke bahu dan lengan sesuai radiks yang
terganggu.1,7
Rasa nyeri yang dijalarkan disebut nyeri radikuler (rasa nyeri berpangkal pada
tempat perangsangan dan menjalar ke daerah persarafan radiks yang terkena, sesuai
sebagai sekumpulan gejala berupa nyeri tengkuk, nyeri menjalar, rasa kesemutan yang
menjalar, spasme otot yang disebabkan karena perubahan struktural kolumna vertebra
B. ANATOMI
membentuk kurva lordosis bila diliat dari lateral. Dapat dibagi menjadi 2 regio, regio
2
atas (C1, C2) dan regio bawah (C3-C7). Ada perbedaan nyata terhadap kedua regio
Regio atas
Secara struktural terdapat perbedaan yang jelas antar tulang C1 (Atlas) dan C2
(Axis). Tulang C1 tidak mempunyai korpus vertebra, berbentuk seperti cincin dengan
kedua masa lateral dihubungkan dengan arkus anterior dan posterior. Sedangkan tulang
gerakan fleksi 10° dan ekstensi 25°, tidak ada pergerakan rotasi dan lateral fleksi.
Antara C1 dan C2 dihubungkan dengan sendi alantoaxial yang dapat bergerak rotasi 45°
Terdapat banyak ligamen pada regio atas vertebra servikal dan sangat penting
Ligamentum transversum sebagai penahan prosesus odontoid terhadap arkus
anterior
Ligamentum apikal: menghubungkan prosesus odontoid dengan foramen
magnum
Ligamentum alar: 2 ligamentum turun dari oksiput ke pinggir prosesus odontoid
Ligamentum asesorius: 2 ligamentum untuk membatasi gerakan atlas terhadap
axis
3
Ligamentum longitudinal posterior yang terhubung dari foramen magnum
sampai sacrum
Ligamentum flavum: mencegah subluksasi ke depan dari oksiput atlas terhadap
axis
Ligamentum nukhae/interspinosus: sebagai septum yang membagi otot ekstensor
leher.9,10
Regio bawah
lebih lebar dari bagian posterior. Begitu pula dengan diskus intervertebralis nya
sehingga dapat membentuk kurva lordotik. Vertebra cervical ini mempunyai persendian
yang disebut sendi uncovertebral disebut juga sebagai sendi lusckha terletak pada tepi
Gerakan yang dapat terjadi pada regio ini adalah fleksi, ekstensi, lateral fleksi
dan rotasi. Sedangkan ligamentum yang terdapat pada segmen ini adalah ligamentum
nukhae/interspinosus.
Saraf
Struktur medulla spinalis terdapat di dalam kanalis spinalis mulai dari foramen
magnum sampai lebih kurang setinggi L2. Nervus spinalis mempunyai 2 radiks spinalis
posterior (sensori) dan anterior (motorik). Kedua radiks tersebut berjalan bersamaan
4
keluar dari foramen intervertebralis dan menjadi satu membentuk nervus
C. ETIOLOGI
Timbulnya sindroma servikal ini oleh karena adanya rangsangan pada radiks
saraf servikal, dimana radiks anterior dan posterior akan bergabung menjadi saraf spinal
di foramen intervertebralis sehingga letak gangguannya adalah pada atau dekat foramen
intervertebralis. 3,4
Dorongan dari tumor, abses atau perdarahan oleh karena trauma tumor.
trauma oleh karena anggukan kepala yang intensif yang didahului oleh
mengalami reksis.
5
Adanya penipisan dari diskus intervertebralis sehingga keadaan ini akan
disesuaikan dengan gejala dan tanda yang dikeluhkan oleh penderita dan
D. MANIFESTASI KLINIK
Seperti yang telah diketahui bahwa saraf cervical yang berperan dalam
persarafan bahu, lengan, sampai jari adalah saraf cervical yang berasal dari segmen
medula spinalis C5, C6, C7, dan C8 maka radiks-radiks dari segmen inilah yang
memegang peranan dalam masalah cervical root syndrome ini. Pada anamnesa biasanya
dijumpai pasien dengan keluhan nyeri tengkuk serta kaku pada otot leher dan kadang
disertai dengan sakit daerah belakang kepala. Rasa nyeri biasanya timbul pada
pergerakan kepala dan leher disertai adanya penjalaran ke lengan sesuai dengan
geraknya dan biasanya pasien juga merasakan hal itu dengan atau tidak disertai nyeri
ditentukan oleh terdapatnya nyeri saraf daerah kulit yang dipersarafi oleh radiks dorsalis
yang terangsang. Hal tersebut yang dinamakan dengan dermatom. Sedangkan kelaianan
motorik ditandai dengan adanya kelemahan pada daerah lengan dan tangan.
Pemeriksaan lebih lanjut dinilai refleks tendonnya yang terkadang menurun pada otot
yang dipersarafinya.11
6
Radiks Nyeri dijalarkan Kelemahan Gangguan Refleks
Tidak ada
gangguan
sensibilitas
pada jari-jari
C6 Bagian lateral Biceps Permukaan Refleks
manus
C8 Bagian medial Otot-otot Jari Refleks
terganggu
Gejala dan tanda dari gangguan masing-masing radiks spinalis seperti terlihat
7
Dermatom pada anggota gerak atas
E. PATOLOGI
8
Leher mempunyai bangunan peka nyeri dalam daerah relatif kecil dan padat.
faset, radiks saraf, kapsul faset, ligamentum longitudinale anterior, otot, ligamentum
interspinosum, kapsul artikularis dan duramater. Nyeri leher dapat dihasilkan oleh
berbagai patologi terhadap bangunan peka nyeri tersebut, baik primer maupun rujukan
dari bagian lain tubuh (sekunder) misalnya : iritasi, cedera atau trauma, inflamasi,
F. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
menyebabkan cervical root syndrome ini, terutama mengenai identitas, serta riwayat
2. Inspeksi
9
Perhatikan sikap tubuh pasien saat menanyakan riwayat penyakit. Bagaimana
posisi kepala dan leher selama wawancara. Biasanya pasien menekukkan kepala
menjauhi sisi yang cedera dan leher terlihat kaku. Gerak leher ke segala arah menjadi
3. Palpasi
-
Nyeri kaku pada leher
-
Rasa nyeri dan tebal dirambatkan ke ibu jari dan sisi radial tangan
-
Dijumpai kelemahan pada biceps atau triceps. Berkurangnya reflex biceps
-
Dijumpai nyeri alih (referred pain) di bahu yang samar, dimana “nyeri bahu”
atas.1
servikal yang terkena sesuai dengan distribusi myotomal. Sebagai contoh: Kelemahan
pada abduksi pundak menunjukkan radikulopati C5. Kelemahan pada fleksi siku dan
siku dan fleksi pergelangan tangan menunjukkan radikulopati C7 dan kelemahan pada
ekstensi ibu jari dan deviasi ulnar dari pergelangan tangan menunjukkan radikulopati
C8. Pemeriksaan refleks tendon sangat membantu menentukan tingkat radiks yang
terkena. Seperti : Refleks biseps mewakili tingkat radiks C5-6, Refleks triseps mewakili
10
Pemeriksaan fungsi sensorik dilakukan bila ada gangguan sensorik. Namun
seringkali gangguan sensorik tidak sesuai dermatomal atlas anatomik. Hal ini
disebabkan oleh adanya daerah persarafan yang bertumpang tindih satu sama lain .
6. Tes Provokasi
-
Tes Spurling
Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal, dilakukan dengan cara posisi leher
tekanan ke bawah pada puncak kepala. Hasil positif bila terdapat nyeri
Pemeriksaan ini sangat spesifik namun tidak sensitif guna mendeteksi adanya
radikulopati servikal. Pada pasien yang datang ketika dalam keadaan nyeri,
dapat dilakukan distraksi servikal secara manual dengan cara pasien dalam
-
Tes Lhermitte
menunduk). Hasil tes ini dinyatakan positif bila pada penekanan dirasakan
11
-
Tes Distraksi Kepala
terhadap radiks syaraf. Hal ini dapat diperlihatkan bila kecurigaan iritasi
radiks syaraf lebih memberikan gejala dengan tes kompresi kepala walaupun
12
-
Tes Valsava
Dengan tes ini tekanan intratekal dinaikkan, bila terdapat proses desak ruang
-
Tes Naffziger
13
Dilakukan pada posisi berbaring atau berdiri dengan menekan vena jugulare
7. Pemeriksaan penunjang
Foto polos servical ini biasanya rutin dilakukan pada pasien dengan cervical
MRI
EMG
14
Berguna untuk menilai lokasi radiks yang terlibat.9
G. PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa :
Obat penghilang nyeri atau relaksan otot dapat diberikan pada fase akut. Obat-
obatan ini biasanya diberikan selama 7-10 hari. Jenis obat- obatan yang banyak
digunakan biasanya dari golongan salisilat atau NSAID. Bila keadaan nyeri
seperti codein, meperidin, bahkan bisa juga diberikan morfin. Ansiolitik dapat diberikan
pada mereka yang mengalami ketegangan mental. Pada kondisi tertentu seperti
nyeri yang diakibatkan oleh tarikan, tindakan latihan ringan yang diberikan lebih awal
dapat mempercepat proses perbaikan. Kepala sebaiknya diletakan pada bantal servikal
sedemikian rupa yaitu sedikit dalam posisi flexi sehingga pasien merasa nyaman
dan tidak mengakibatkan gerakan kearah lateral. Istirahat diperlukan pada fase akut
15
b. Non medikamentosa
bekerja adalah kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan lingkungan kerja yang baik.
Sikap tubuh yang baik dimana tubuh tegak, dada terangkat, bahu santai, dagu
Memelihara sendi otot yang fleksibel dan kuat dengan latihan yang benar.
duduk, mengendarai kendaraan, dan posisi leher yang berkaitan dengan berbagai
c. Rehabilitasi Medik
Traksi
Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan nyeri tidak berkurang
atau pada pasien dengan gejala yang berat dan mencerminkan adanya kompresi radiks
saraf. Traksi dapat dilakukan 3 kali sehari selama 15 menit, dan dapat dilakukan dengan
frekuensi yang lebih sedikit selama 4 sampai 6 minggu. Setelah keluhan nyeri hilang
16
pun traksi masih dapat dianjurkan. Traksi dikontraindikasikan pada pasien dengan
spondilosis berat dengan mielopati dan adanya arthritis dengan subluksasi atlanto-
aksial.1
Cervical Collar
mengurangi kompresi pada radiks saraf, walaupun belum terdapat satu jenis collar yang
benar-benar mencegah mobilisasi leher. Salah satu jenis collar yang banyak digunakan
Mandibular Immobilizer).
17
Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-menerus siang dan malam dan
diubah secara intermiten pada minggu II atau bila mengendarai kendaraan. Harus
diingat bahwa tujuan imobilisasi ini bersifat sementara dan harus dihindari akibatnya
yaitu diantaranya berupa atrofi otot serta kontraktur. Jangka waktu 1-2 minggu ini
biasanya cukup untuk mengatasi nyeri pada nyeri servikal non spesifik. Apabila
disertai dengan iritasi radiks saraf, adakalanya diperlukan waktu 2-3 bulan. Hilangnya
nyeri, hilangnya tanda spurling dan perbaikan defisit motorik dapat dijadikan indikasi
pelepasan collar.1
Thermotherapy
Modalitas terapi ini dapat digunakan sebelum atau pada saat traksi servikal untuk
relaksasi otot. Kompres dingin dapat diberikan sebanyak 1- 4 kali sehari selama 15-30
menit, atau kompres panas/pemanasan selama 30 menit 2-3 kali sehari jika dengan
kompres dingin tidak dicapai hasil yang memuaskan. Pilihan antara modalitas panas
nyeri.1
Latihan
18
Berbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher. Latihan bisa
dimulai pada akhir minggu I. Latihan mobilisasi leher kearah anterior, latihan
mengangkat bahu atau penguatan otot banyak membantu proses penyembuhan nyeri.
Hindari gerakan ekstensi maupun flexi. Pengurangan nyeri dapat diakibatkan oleh
d. Operasi
disebabkan kompresi terhadap radiks saraf atau pada penyakit medulla spinalis yang
DAFTAR PUSTAKA
19
1. Noerjanto. Nyeri tengkuk,. dalam : Nyeri pengenalan dan tatalaksana. BP
Gangguan gerak (ed). Semarang : Badan Penerbit FK UNDIP, 2002; 106 – 07.
2004 : 492-514.
7. Jenie MN. Mekanisme nyeri di leher dan dari leher. Naskah lengkap pertemuan
8. Servikal sindom dalam buku pedoman standar pelayanan medis dan standar
http://www.springerlink.com/content/1r7004736x033820/fulltext.html.
11. Turana Y, Rasyid A, Wibowo BS. Gambaran klinis, radiologis dan EMG pada
http://bimaariotejo.wordpress.com/2009/05/31/cervical-root-syndrome/
20
13. Susilo WA. Pengaruh terapi modalitas dan terapi latihan terhadap penurunan
rasa nyeri pada pasien cervical root syndrome di RSUD. DR. Moewardi
21