PENDAHULUAN
Osteomielitis merupakan infeksi yang terjadi pada tulang. Infeksi ini dapat
terjadi akibat infeksi yang menyebar melalui pembuluh darah atau penyebaran
melalui jaringan sekitar. Infeksi ini juga dapat terjadi akibat infeksi langsung
terhadap tulang tersebut. Kejadian seperti trauma dapat mengubah integrasi dari
osteomyelitis pada banyak rumah sakit. Hal ini juga terjadi akibat semakin
higienis yang masih rendah dan pengertian mengenai pengobatan yang belum
tulang dan sendi juga masih tinggi, pengobatan osteomyelitis memerlukan waktu
yang cukup lama dan biaya tinggi, serta banyaknya penderita dengan fraktur
osteomyelitis.2,3
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
OSTEOMIELITIS
I. DEFINISI
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan medula tulang baik karena
infeksi piogenik atau non piogenik misalnya mikobacterium tuberculosa. Ini dapat
tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks,
jaringan kanselosa, dan periosteum. Hal ini dapat bersifat akut maupun kronik.2
II. EPIDEMIOLOGI
Pada dasarnya, semua jenis organisme, termasuk virus, parasit, jamur, dan
2
Haemophilus influenza (2-4%), Salmonella typhii dan Eschericia coli (1-2%).
jaringan lunak yang terkait atau sendi; berevolusi menjadi infeksi kronis, dengan
rasa nyeri dan kecacatan; amputasi ekstremitas yang terlibat; infeksi umum; atau
temuan neurologis atau kompresi corda spinalis. Sebanyak 30% dari pasien anak
penyebarluasan infeksi.5
III. ETIOLOGI
3
Organisme penyebab osteomielitis tersering berdasarkan umur pasien :
- Staphylococcus auereus
- Escherichia coli
Anak (1 – 16 tahun) - Staphylococcus auereus
- Streptococcus pyogenes
- Haemophilus influenzae
Dewasa ( >16 tahun) - Staphylococcus epidermidis
- Staphylococcus auereus
- Pseudomonas aeruginosa
- Serratia mercescens
- Escherichia coli
IV. KLASIFIKASI
1. Osteomielitis akut
Penyebaran umum
Penyebaran lokal
4
periosteum
kulit
antara jaringan tulang dengan bakteri, biasa terjadi karena trauma terbuka dan
hematogenous osteomyelitis.6
yang kronik. Pemakaian prostetik adalah salah satu faktor resiko, begitu juga
2. Osteomyelitis subakut
Brodie adalah salah satu tipe yang paling umum dari osteomyelitis subakut. Abses
ini biasanya ditemukan dalam spongiosa tulang dekat ujung tulang. Bentuk abses
5
ini biasanya bulat atau lonjong dengan pinggiran skleroti, kadang-kadang terlihat
sekuester. Abses tetap terlokalisasi dan kavitas dapat secara bertahap terisi
jaringan granulasi. Abses Brodie juga dapat ditemukan pada osteomielitis kronik.
1,8
dibandingkan dengan tipe akut, dan itu terjadi pada bermacam-macam daerah
merupakan kebalikan dari yang dipercaya bahwa infeksi tulang pertama tidak
dewasa dibandingkan pada anak-anak; daerah yang paling sering terinfeksi adalah
dan talus. Osteomyelitis subakut yang terjadi pada tulang tarsal biasanya terjadi
pada daerah subkondral atau batas apofisis dari calcaneus. Lesi subakut dari
tulang belakang terjadi lebih sering pada orang dewasa dibandingkan pada anak-
anak. Pada osteomyelitis subakut yang terjadi pada tulang panjang pada orang
dewasa, diafisis sering terkena sama seperti metafisis, sedangkan lutut jarang
terkena.6
3. Osteomielitis kronik
6
Staphylococcus aureus (75%), Escherichia coli, Streptococcus pyogenes, Proteus,
Destruksi tulang tidak hanya pada fokus infeksi tetapi meluas. Kavitas
berisi potongan tulang mati (sekuestra) yang dikelilingi jaringan vaskular, dan di
luar jaringan vaskular tersebut ada daerah sklerosis, hasil dari reaksi kronis
V. GAMBARAN KLINIK
Pada awal penyakit, gejala sistemik seperti febris, anoreksia, dan malaise
tampak. Pada masa ini dapat terjadi salah diagnosis sebagai demam tifoid. Nyeri
spontan lokal yang mungkin disertai nyeri tekan dan sedikit pembengkakan serta
hematogen akut. Pada anak – anak, seringkali orang tua baru menyadari setelah
anak tampak tidak mau menggunakan salah satu anggota geraknya atau tidak mau
7
disentuh. Mungkin saja sebelumnya didapatkan riwayat infeksi seperti kaki yang
Pada bayi baru lahir, bayi tampak gelisah, dan irritable. Biasanya lebih
sering terjadi pada bayi dengan ’risiko tinggi’ seperti prematur, berat badan
kurang, bayi riwayat persalinan yang sulit atau pemasangan kateter arteri tali
pusat. 6
traktus urinarius. Nyeri lokal bukanlah gejala yang menonjol, dan pemeriksaan x
ray baru akan berarti beberapa minggu kemudian. Tulang pada daerah lain
dan remaja. Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot, nyeri lokal,
sedikit pembengkakan, dan dapat pula penderita menjadi pincang. Terasa rasa
nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau berbulan-bulan.
infeksi tulang ini merupakan infeksi sekunder dari luka terbuka, dan paling sering
pada trauma terbuka pada tulang dan jaringan sekitarnya. Biasanya terdapat
8
dan drainase disekitar area yang terkena seringkali timbul. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan,
menonjol keluar.10
VI. DIAGNOSIS
klinik, melalui data dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
peningkatan laju endap darah, dan C-reaktif protein harus diperhatikan. Kultur
darah akan positif pada setengah dari anak-anak dengan osteomielitis akut.
Radiografi
tulang adalah alat pemeriksaan utama. Bukti radiograf dari osteomielitis tidak
akan muncul sampai kira-kira dua minggu setelah onset dari infeksi.11
9
Kuman biasanya bersarang dlam spongiosa metafisis dan membentuk pus
sehingga timbul abses. Pus menjalar ke arah diafisis dan korteks, mengangkat
periost dan kadang-kadang menembusnya. Pus meluas di daerah periost dan pada
dapat luas dan terbentuk sekuester. Periost yang terangkat oleh pus kemudian
akan membentuk tulang di bawahnya, yang dikenal sebagai reaksi periosteal. Juga
di dalam tulang itu sendiri dibentuk tulang baru, baik pada trabekula dan korteks,
sehingga tulang terlihat lebih opak dan dikenal sebagai sklerosis. Tulang yang
dibentuk di bawah periost ini membentuk bungkus bagi tulang yang lama dan
disebut involukrum. Involukrum ini pada berbagai tempat terdapat lubang tempat
Pada osteomielitis kronik tulang akan menjadi tebal dan sklerotik dengan
gambaran hilangnya batas antara korteks dan medula. Dalam tulang yang
terinfeksi akan terdapat sekuestra dan area destruksi. Kadang-kadang suatu abses,
10
Brodie’s abses dapat ditemukan pada osteomielitis subakut atau kronik.
Scintigrafi tulang
agen pilihan utama. Sensitivitas pemeriksaan ini terbatas pada minggu pertama
perluasan infeksi. 8
11
Ultrasonografi dan CT (computed tomographic) scan
perubahan sedini mungkin 1-2 hari setelah timbulnya gejala. USG dapat
cairan (seperti abses) dan elevasi periosteal. 2 USG juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi lesi pada tulang vetebra. CT scan juga lebih unggul dalam area
12
Ultrasound image of the left hip shows a large joint effusion and ct scan
dalam mendiagnosa osteomielitis. Kultur dari sediaan sinus tidak dapat dipercaya
*--Two of the listed findings must be present for establishment of the diagnosis.
1984;12(2):75-9.
VII. PENATALAKSANAAN
a. Osteomielitis akut
13
Begitu diagnosis secara klinis ditegakkan, ekstremitas yang terkena
diistirahatkan (bila perlu menggunakan bidai atau traksi) dan segera berikan
antibiotik. Antibiotik spektrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun
gram negatif diberikan langsung sambil menunggu hasil biakan kuman. Antibiotik
diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan laju endap darah
penderita. Bila dengan terapi intensif selama 24 jam tidak didapati perbaikan,
Bila ada cairan yang keluar perlu dibor di beberapa tempat untuk
hari dengan menggunakan cairan NaCl 0,9% dan dengan antibiotik. Bila terdapat
Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila involukrum
Osteomielitos subakut
1/3 kasus tidak dapat dibedakan dari keganasan primer dari tumor tulang. Biopsi
dan kuretase diperlukan untuk penegakan diagnosis pada kasus-kasus ini. Pada
gram, kultur, dan sensitivitas harus sudah dimulai secara intravena selama 2-7
14
Kegagalan gejala untuk timbulnya perbaikan setelah 6 minggu pengobatan
penatalaksanaan operasi dan antibiotik yang sesuai. Indikasi lain untuk operasi
adalah perubahan bentuk sinus yang selanjutnya dan drainase ke dalam sendi
bahwa infeksi subakut telah berubah menjadi komponen akut, dan ini harus
Osteomielitis kronik
1. Pemberian antibiotik
lainnya
Mengontrol eksaserbasi
2. Tindakan operatif
Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah
15
penyebab
- Timbulnya resistensi
- Antibiotik antagonis
- Kesalahan diagnostik
VIII. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada osteomielitis hematogen akut adalah : 1,4
Septikemia
dapat bersifat multifokal dan biasanya terjadi pada penderita dengan status
Artritis Supuratif
Artritis Supuratif dapat terjadai pada bayi muda karena lempeng epifisis
16
metafisis yang bersifat intra-kapsuler (misalnya pada sendi panggul) atau
Gangguan Pertumbuhan
tulang yang terkena akan menjadi lebih pendek. Pada anak yang lebih
stimulasi bagi tulang untuk bertumbuh. Pada keadaan ini tulang bertumbuh
Osteomielitis Kronik
Fraktur Patologis
Ankilosis
IX. PROGNOSIS
%, tetapi morbiditas tetap tinggi. Bila terapi efektif dimulai dalam waktu 48 jam
setelah timbulnya gejala, kesembuhan yang cepat dapat diharapkan pada kira-kira
2/3 kasus. Kronisitas dan kambuhnya infeksi mungkin terjadi bila terapinya
terlambat. 10
17
Empat faktor penting yang menentukan keefektifan terapi antimikroba
prognosis adalah : 4
Terapi yang dimulai dalam 3 hari pertama adalah yang paling ideal karena
pada tahap ini area lokal dari osteomielitis masih belum menjadi iskemi.
obat yang dipilih dan dapat mengontrol infeksi sehingga osteolisis, nekrosis
tulang dan pembentukan tulang baru akan dihambat. Dengan keadaan seperti
pengobatan dalam tiga sampai tujuh hari akan mengurangi infeksi baik
tulang. Pengobatan yang dimulai setelah satu minggu infeksi hanya dapat
Hal ini bergantung pada jenis kuman penyebab yang bersangkutan apakah
lunak.
18
Penghentian terapi yang terlalu awal terutama bila kurang dari empat
osteomielitis.
HIPOALBUMINEMIA
manusia, yaitu sekitar 55-60% dari protein serum yang terukur. Albumin terdiri
dari rantai polipeptida tunggal dengan berat molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585
asam amino.
sehingga bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkatkan viskositas plasma
dan terlarut sempurna. Kadar albumin serum ditentukan oleh fungsi laju sintesis,
Cadangan total albumin sehat 70 kg) dimana 42% berada di kompartemen plasma
Nilai serum berkisar 3,5-4,5 g / dL, dengan kandungan tubuh total 300-500
albumin. Akan tetapi laju produksi ini bervariasi tergantung keadaan penyakit dan
laju nutrisi karena albumin hanya dibentuk pada lingkungan osmotik, hormonal
19
dan nutrisional yang cocok. Tekanan osmotic koloid cairan interstisial yang
. Hipoalbuminemia hasil dari gabungan dalam satu atau lebih dari proses-
proses.13
1. Sintesis
Sintesis Albumin dimulai pada inti sel, di mana gen ditranskripsi menjadi
2. Distribusi
tubuh ditemukan dalam kompartemen vaskular dari otot, kulit, hati, usus, dan
20
albumin memasuki ruang ini dengan memasuki sistem limfatik hati dan pindah ke
saluran toraks. Kedua, albumin lewat langsung dari hepatosit ke sinusoid setelah
harian albumin dari ruang intravaskuler adalah sekitar 10%. Kondisi patologis
dalam volume kecil yang diyakini sebagai regulator osmotik untuk sintesis
albumin. Ini adalah pengatur utama dari sintesis albumin selama periode normal
tanpa stres. 13
3. Degredasi
albumin masuk ke dalam ruang jaringan dan kembali ke plasma melalui saluran
endotelium dari kapiler, sumsum tulang, dan sinus hati. Molekul Albumin
tampaknya turun secara acak, dengan tidak ada perbedaan antara molekul lama
dan baru. 13
Fungsi Albumin
21
2. Membantu metabolisme dan tranportasi berbagai obat-obatan dan senyawa
3. Anti-inflamasi
listrik
leukosit polimorfonuklear
bakterialis spontan
antitrombin III (heparin like effect). Hal ini terlihat pada korelasi negatif antara
DAFTAR PUSTAKA
http://emedicine.medscape.com/article/1348767.
22
4. King RW, Kulkarni R. Osteomyelitis in Emergency Medicine. Di akses
18-8-2019. http://emedicine.medscape.com/article/785020-overview.
https://www.clinicalkey.com/topics/orthopedic-surgery/osteomyelitis-in-
adults.html
23