PENDAHULAN
Demam tifoid (DT) adalah suatu infeksi sistemik akut yang disebabkan
oleh kuman Salmonella typhi dengan gejala utama demam (lebih dari 1 minggu),
1
gangguan saluran pencernaan, serta gangguan susunan saraf pusat / kesadaran.
antara 350-850 per 100.000 penduduk per tahun atau lebih kurang sekitar
600.000- 1,5 juta kasus pertahun. Penyakit ini menyerang semua umur namun
daerah perkotaan 760/100.000 penduduk/tahun atau sekitar 600.000 dan 1.5 juta
kasus per tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian demam tifoid antara
lain jenis kelamin, usia, status gizi, kebiasaan jajan, kebiasaan cuci tangan,
pendidikan orang tua, tingkat penghasilan orang tua, pekerjaan orang tua, dan
sumber air. 2
di rumah sakit sangat bervariasi, tidak ada keseragaman. Lama perawatan ini
untuk menghindari penyulit saluran cerna yaitu perdarahan dan perforasi usus,
akibat ulkus yang menembus tunika muskularis dan serosa. Patogenesis terjadinya
1
ulkus adalah akibat masuknya kembali kuman Salmonella typhi ke usus yang
biak. Jadi ulkus yang terjadi tergantung pada kedua hal di atas. 1
Perubahan patologi ini pada anak lebih ringan dibanding pada pasien
dewasa.1-3 Perforasi usus menurut Gupta V dkk terjadi pada minggu ke II yaitu
2/3 kasus dari 65 pasien DT anak yang dirawat di India selama 3 tahun.4 Audy H
dan Farid Nur M1, di Ujung Pandang menemukan 8 dari 11 anak terjadi perforasi
pada minggu ke II dan sisanya dalam minggu ke III. Angka kejadian perdarahan
dan perforasi usus lebih sering terjadi pada dewasa dibandingkan pada anak. 1
tifoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap
tahunnya. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi
pada anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan terkena demam
tifoid, walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir
semua daerah endemik, insidensi demam tifoid banyak terjadi pada anak usia 5-19
tahun. 3
oleh infeksi sistemik salmonella typhi. Prevalens 91% kasus demam tifoid terjadi
pada umur 3-19 tahun, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun. Pada minggu
pertama sakit, demam tifoid sangat sukar dibedakan dengan penyakit demam
2
lainnya, sehingga unutk memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan biakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typhoid fever.
Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai
gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.1
B. EPIDEMIOLOGI
3
Besarnya angka pasti kasus demam tifoid di dunia sangat sulit ditentukan
karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum klinis yang sangat
terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi
600.000 kasus kematian tiap tahun.4 Di negara berkembang, kasus demam tifoid
dilaporkan sebagai penyakit endemis dimana 95% merupakan kasus rawat jalan
sehingga insidensi yang sebenarnya adalah 15-25 kali lebih besar dari laporan
rawat inap di rumah sakit. Di Indonesia kasus ini tersebar secara merata di seluruh
daerah perkotaan 760/100.000 penduduk/ tahun atau sekitar 600.000 dan 1.5 juta
kasus per tahun. Umur penderita yang terkena di Indonesia dilaporkan antara 3-19
mengekskresikannya melalui sekret saluran nafas, urin, dan tinja dalam jangka
waktu yang sangat bervariasi. Salmonella typhi yang berada diluar tubuh manusia
dapat hidup untuk beberapa minggu apabila berada didalam air, es, debu, atau
kotoran yang kering maupun pada pakaian. Akan tetapi S. Typhi hanya dapat
hidup kurang dari 1 minggu pada raw sewage, dan mudah dimatikan dengan
Dapat juga terjadi transmisi transplasental dari seorang ibu hamil yang
berada dalam bakteremia kepada bayinya. Pernah dilaporkan pula transmisi oro-
4
fekal dari seorang ibu pembawa kuman pada saat proses kelahirannya kepada
C. ETIOLOGI
Salmonella typhi. Etiologi demam tifoid dan demam paratifoid adalah S. typhi, S.
Hirschfeldii).
Salmonella typhi sama dengan Salmonella yang lain adalah bakteri Gram-
anaerob. Mempunyai antigen somatik (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar
antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri
membentuk lapis luar dari dinding sel da dinamakan endotoksin. Salmonella typhi
5
Gambar: Mikroskopik Salmonella Typhi
D. MANIFESTASI KLINIK
bervariasi bila dibandingkan dengan penderita dewasa. Bila hanya berpegang pada
gejala atau tanda klinis, akan lebih sulit untuk menegakkan diagnosis demam
tifoid pada anak, terutama pada penderita yang lebih muda, seperti pada tifoid
Pertimbangan demam tifoid jika anak demam dan mempunyai salah satu
disisihkan
E. PATOFISIOLOGI
6
7
Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses kompleks yang mengikuti
ingesti organism, yaitu: 1) penempelan dan invasi sel- sel pada Peyer Patch, 2)
bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam makrofag Peyer Patch, nodus
lumen intestinal
kuman dimusnahkan dalam lambung karena suasana asam di lambung (pH < 2)
banyak yang mati namun sebagian lolos masuk ke dalam usus dan berkembang
biak dalam peyer patch dalam usus. Untuk diketahui, jumlah kuman yang masuk
dan dapat menyebabkan infeksi minimal berjumlah 10 5 dan jumlah bisa saja
meningkat bila keadaan lokal pada lambung yang menurun seperti aklorhidria,
Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus tepatnya di jejnum dan
ileum. Bila respon imunitas humoral mukosa usus (IgA) kurang baik maka kuman
akan menembus sel- sel epitel (sel-M merupakan selnepitel khusus yang yang
melapisi Peyer Patch, merupakan port de entry dari kuman ini) dan selanjutnya ke
8
lamina propria. Di lamina propria kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-
sel fagosit terutama makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam
makrofag dan selanjutnya dibawa ke peyer patch di ileum distal dan kemudian
tubuh terutama hati dan Limpa. Di organ- organ RES ini kuman meninggalkan
sel- sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan
lumen usus. Sebagian kuman dikeluarkan bersama feses dan sebagian masuk lagi
ke dalam sirkulasi setelah menembus usus. Proses yang sama terulang kembali,
berhubung makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif maka pada saat fagositosis
malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, diare diselingi konstipasi, sampai
gangguan mental dalam hal ini adalah delirium. Pada anak- anak gangguan mental
9
ini biasanya terjadi sewaktu tidur berupa mengigau yang terjadi dalam 3 hari
berturut- turut.5
jaringan (S. typhi intra makrofag menginduksi reaksi hipersensitivitas tipe lambat,
hyperplasia jaringan dan nekrosis organ). Perdarahan saluran cerna dapat terjadi
akibat erosi pembuluh darah sekitar peyer patch yang sedang mengalami nekrosis
otot, serosa usus, dan dapat mengakibatkan perforasi. Endotoxin dapat menempel
menstimulasi makrofag di dalam hepar, lien, folikel usus halus dan kelenjar limfe
mesenterika untuk memproduksi sitokin dan zat- zat lain. Produk dari makrofag
inilah yang dapat menimbulkan kelainan anatomis seperti nekrosis sel, sistem
vaskuler, yang tidak stabil, demam, depresi sumsum tulang, kelainan pada darah
10
F. DIAGNOSIS
ANAMNESIS
-
Demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir
ikterus. 4
-
Demam lebih dari tujuh hari 8
-
Telihat jelas sakit dan kondisi serius tanpa sebab yang jelas. 8
-
Hepatosplenomegali. 8
-
Dapat timbul dengan tanda yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
Pemeriksaan fisik
Gejala klinis bervariasi dari yang ringan sampai berat dengan komplikasi.
Kesadaran menurun, delirium, sebagian besar anak mempunyai lidah tifoid yaitu
Pemeriksaan Penunjang
11
Darah tepi perifer: 4
-
Anemia, pada umumnya terjadi karena suspresi sumsum tulang,
Pemeriksaan serologi: 4
-
Serologi widal: kenaikan titer S. Typhi titor O 1 : 200 atau kenaikan 4
o
Airflud level
o
Bayangan radiolusen didaerah hepar
o
Udara bebas pada abdomen
12
Tes TUBEX
sederhana dan cepat (kurang lebih 2 menit) dengan menggunakan partikel yang
Salmonella serogrup D. Tes ini sangat akurat dalam diagnosis infeksi akut karena
hanya mendeteksi adanya antibodi IgM dan tidak mendeteksi antibodi IgG dalam
sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada uji Widal. Penelitian oleh
Lim dkk (2002) mendapatkan hasil sensitivitas 100% dan spesifisitas 100%.
89%. Tes ini dapat menjadi pemeriksaan yang ideal, dapat digunakan untuk
pemeriksaan secara rutin karena cepat, mudah dan sederhana, terutama di negara
berkembang.9
13
Skala > 6 adalah positif. Indikasi kuat infeksi demam tifoid
G. DIAGNOSIS BANDING
bruselosis, tularemia, shigelosis dan malaria juga perlu dipikirkan. Pada demam
tifoid yang berat, sepsis, leukimia, limfoma dan penyakit hodgkin dapat sebagai
dignosis banding.5
H. PENATALAKSANAAN
Antibiotik
-
Kloramfenicol ( drug of choice) 50-100 mg/kgBB/hari. Oral atau IV,
membaik. 4
14
Bedah
Suportif
-
Demam tifoid ringan dapat dirawat dirumah
-
Tirah baring
-
Isolasi memadai
-
Kebutuhan kalori dan cairan cukup. 4
Indikasi rawat
15
-
Diet
o
Makanan tidak berserat dan mudah dicerna
o
Setelah demam reda, dapat segara diberikan makanan yang lebih
I. KOMPLIKASI
a) Perdarahan usus
b) Perforasi usus
yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara hati dan
tegak.
16
c) Peritonitis
usus. Ditemukan gejala akut, yaitu nyeri perut yang hebat, dinding
sekunder dan dapat timbul pada awal sakit atau fase akut lanjut.
Komplikasi lain yang terjadi adalah abses paru, efusi, dan empiema.
b) Kolesistitis
Pada anak jarang terjadi, bila terjadi umumnya pada akhi minggu
kedua dengan gejala dan tanda klinis yang tidak khas, bila terjadi
c) Typhoid ensefalopati
d) Meningitis
17
Menigitis oleh karena Salmonella typhi yang lain lebih sering
oranemburg.
e) Miokarditis
keatas serta sering terjadi pada minggu kedua dan ketiga. Gambaran
supraventrikular takikardi.
typhi melalui urin pada saat sakit maupun setelah sembuh. Sistitis
g) Karier kronik
18
Tifoid karier adalah seorang yang tidak menunjukkan gejala
selama tiga bulan. Hal ini tampak pada 10% pasien konvalesen.
I. PROGNOSIS
menjadi karier pada anak – anak rendah dan meningkat sesuai usia. Karier
DAFTAR PUSTAKA
19
1. Suryantini, Dasril Daud. Perawatan Singkat Demam Tifoid Pada
https://www.researchgate.net/Perawatan_Singkat_Demam_Tifoid_
pada_Anak.
Semarang. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/kedokteran/.
http://medicastore.com/artikel.
Tahun 2011.
2008.
20
8. WHO. Buku saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.
21