Puji dan syukur kelompok ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya kelompok dapat menyelesaikan tugas Makalah ini tepat
pada waktunya.
Adapun judul dari Makalah ini ialah: “Asuhan Keperawatan Pada Trauma
Psikis/Kejiwaan Pada Korban Bencana”. Tidak lupa kelompok mengucapkan
terima kasih pada dosen pembimbing atas bimbingan dan arahannya kolompok
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Kelompok menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu kelompok berharap agar dosen pembimbing
memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
dikemudian hari.
Atas perhatian dan kerjasamanya kolompok mengucapkan terima kasih.
Kelompok 10
BAB 1
PENDAHULUAN
Jika berbicara tentang tindak kekerasan atau trauma, ada suatu istilah yang
dikenal sebagai Post Traumatic Stress Disorderatau PTSD (gangguan stres pasca
trauma) yaitu gangguan stres yang timbul berkaitan dengan peristiwa traumatis
luar biasa. Misalnya, melihat orang dibunuh, disiksa secara sadis, korban
kecelakaan, bencana alam, dan lain-lain. PTSD merupakan gangguan kejiwaan
yang sangat berat, karena biasanya penderita mengalami gangguan jiwa yang
mengganggu kehidupannya (Koentara, 2016).
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada trauma psikis/kejiwaan pada korban
bencana
1.1.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui masalah psikososial dan spiritual pada pengungsi.
2. Mengetahui intervensi pada fase kedaruratan akut (intervensi sosial,
psikososial, spiritual).
3. Mengetahui intervensi pada fase konsolidasi (intervensi sosial,
psikologis, spiritual).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam mengatasi trauma psikologis pada anak dan perempuan telah dan
akan dilanjutkan pelayanan trauma konseling melalui women trauma center dan
children center, sekaligus untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan dan
perdagangan anak, dengan dibentuknya Gugus Tugas Anti-trafficking dan
Pencegahan Tindak Kekerasan. Di samping itu, juga perlu terus dilakukan upaya
untuk mempertemukan kembali anak-anak dengan keluarganya dilakukan melalui
kegiatan ”reunifikasi keluarga”, sejalan dengan terus mengupayakan pemulihan
spiritual (spiritual healing), pemulihan emosional (emotional healing) terhadap
kejadian traumatik yang dihadapi dengan memberikan semangat hidup dan
bangkit kembali menjadi sangat penting, penyembuhan fisik (physical healing);
dan penyembuhan terhadap kemampuan otak manusia (intelligential healing).
1) Faktor pra bencana : dampak psikologi pada faktor pra bencana ini dapat
ditinjau dari beberapa hal dibawah ini ;
a) Jenis kelamin : perempuan mempunyai resiko lebih tinggi terkena
dampak psikologis dibanding laki-laki dengan perbandingan 2:1.
b) Usia dan pengalaman hidup : kecenderungan kelompok usia rentan stres
masing-masing negara berbeda karena perbedaan kondisi sosial politik
ekonomi dan latar belakang sejarah negara yang bersangkutan.
c) Faktor budaya, ras, karakter khas etnis : Dampak yang ditimbulkan
bencana ini lebih besar di negara berkembang dibandingkan dengan
negara maju. Pada kelompok usia muda tidak ada gejala khas untuk
etnis tertentu baik pada etnis mayoritas maupun etnis minoritas,
sedangkan pada kelompok usia dewasa, etnis minoritas cenderung
mengalami dampak psikologis dibanding mayoritas.
d) Sosial Ekonomi : Dampak bencana pada individu berbeda menurut latar
belakang pendidikan, proses pembentukan kepribadian, penghasilan
dan profesi. Individu dengan kedudukan sosio ekonomi yang rendah
akan mengalami stress pasca trauma lebih berat.
e) Keluarga : Pengalaman bencana akan mempengaruhi stabilitas keluarga
seperti tingkat stress dalam perkawinan, posisi sebagai orang tua
terutama orang tua perempuan.
f) Tingkat kekuatan Mental dan kepribadian : Hampir semua hasil
penelitian menyimpulkan bahwa kondisi kesehatan mental pra bencana
dapat dijadikan dasar untuk memprediksi dampak patologis pasca
bencana. Individu dengan maslah kesehatan jiwa akan mengalami stress
yang lebih berat dibandingkan dengan individu dengan kondisi
psikologis yang stabil.
2) Faktor bencana : pada faktor ini, dampak psikologis dapat ditinjau dari
beberapa hal dibawah ini ;
a) Tingkat keterpaparan : Keterpaparan seseorang akan masalah yang
dihadapi merupakan variabel penting untuk memprediksi dampak
psikologis korban bencana.
b) Ditinggal mati oleh sanak keluarga atau sahabat.
c) Diri sendiri atau keluarga terluka.
d) Merasakan ancaman keselamatan jiwa atau mengalami kekuatan yang
luar biasa.
e) Mengalami situasi panik pada saat bencana
f) Pengalaman berpisah dengan keluarga terutama pada korban usia muda
g) Kehilangan harta benda dalam jumlah besar
h) Pindah tempat tinggal akibat bencana
i) Bencana yang menimpa seluruh komunitas. Hal ini mengakibatkan rasa
kehilangan pada individu dan memperkuat perasaan negatif dan
memperlemah perasaan positif.
Semakin banyak fakltor yang diatas, maka akan semakin berat
gangguan jiwa yang dialami korban bencana. Apalagi pada saat-saat seperti
ini mereka cenderung menolak intervensi tenaga spesialis, sehingga
menghambat perbaikan kualitas hidup pasca bencana.
Biologis Psikososial
pengalaman yang
dialami Sindrom Pascatrauma
Trauma Bencana
alam
Perpisahan
dg ortu pada
usia dini
Kurangnya
support sosial
Keputusasaan Komunikasi
terganggu Ansietas
Pengkajian untuk klien dengan PTSD meliputi empat aspek yang akan
bereaksi terhadap stress akibat pengalaman traumatis, yaitu :
a. Pengkajian Perilaku (Behavioral Assessment)
Yang dikaji adalah:
1. Dalam keadaan yang bagaimana klien mengalami perilaku agresif yang
berlebihan.
2. Dalam keadan yang seperti apa klien mengalami kembali trauma yang
dirasakan.
3. Bagaimana cara klien untuk menghindari situasi atau aktifitas yang akan
mengingatkan klien terhadap trauma.
4. Seberapa sering klien terlibat aktivitas sosial.
5. Apakah klien mengalami kesulitan dalam masalah pekerjaan semenjak
kejadian traumatis.
b. Pengkajian Afektif (Affective Assessment)
1. Berapa lama waktu dalam satu hari klien merasakan ketegangan dan perasaan
ingin cepat marah.
2. Apakah klien pernah mengalami perasaan panik.
3. Apakah klien pernah mengalami perasaan bersalah yang berkaitan dengan
trauma.
4. Tipe aktivitas yang disukai untuk dilakukan.
5. Apa saja sumber - sumber kesenangan dalam hidup klien.
6. Bagaima hubungan yang secara emosional terasa akrab dengan orang lain
c. Pengkajian Intelektual (Intellectual Assessment)
1. Kesulitan dalam hal konsentrasi.
2. Kesulitan dalam hal memori.
3. Berapa frekuensi dalam satu hari tentang pikiran yang berulang yang
berkaitan dengan trauma.
4. Apakah klien bisa mengontrol pikiran-pikiran berulang tersebut
5. Mimpi buruk yang dialami klien.
6. Apa yang disukai klien terhadap dirinya dan apa yang tidak disukai klien
terhadap dirinya.
d. Pengkajian Sosiokultural (Sociocultural Assessment)
1. Bagaimana cara keluarga dan teman klien menyampaikan tentang perilaku
klien yang menjauh dari mereka.
2. Pola komunikasi antara klien dengan keluarga dan teman.
3. Apa yang terjadi jika klien kehilangan kontrol terhadap rasa marahnya.
4. Bagaimana klien mengontrol kekerasan terhadap sistem keluarganya.
Insomnia Libatkan
Mengekspresikan mendampingi
Agitasi menggunakan
tehnik relaksasi
Mengintai
Dengarkan
Tampak waspada
dengan penuh
Afektif
perhatian
Gelisah
Identifikasi
Kesedihan yang
tingkat
mendalam
kecemasan
Distress Dorong pasien
Ketakutan untuk
Perasaan yang tidak mengungkapkan
adekuat perasaan,
Gugup persepsi
BAB IV
TINJAUAN KASUS
1. Kasus
Enam bulan yang lalu telah terjadi bencana banjir bandang di kecamatan L
dengan skala bencana provinsi. Ny. P kehilangan anaknya dalam bencana
tersebut. Selama 2 minggu terakhir Ny. P merasa sangat sedih dan sering
menangis bila teringat anaknya, susah tidur hampir tiap hari, menolak
untuk beraktivitas sehari-hari, mempunyai pikiran untuk mati, tidak nafsu
makan dan mengalami penurunan BB secara drastis selama 1 bulan
terakhir. Ny. P pernah mengalami masalah yang mirip dengan yang
dihadapinya sekarang sekitar 2 minggu setelah bencana akan tetapi tidak
separah ini dan dapat hilang dengan sendirinya.
4. Pengkajian DREAMS
a. Detachment
Menolak untuk beraktivitas sehari-hari.
b. Re ex-periencing
Klien menjadi sedih dan sering menangis bila mengingat anaknya
yang meninggal dalam bencana banjir. Klien mengalami flashback
terhadap kejadian traumatic yang menimpanya. Pada beberapa klien
PTSD ada yang sampai mengalami nightmare (mimpi buruk) tentang
kejadian - kejadian yang membuatnya sedih.
c. Event
Bencana banjir yang merenggut anaknya.
d. Avoidance
Menolak untuk beraktivitas
e. Months
6 bulan yang lalu
f. Sympathetic
Klien menjadi memiliki emosi yang dangkal dan mudah menangis.
alaminya.
Do: pasien merasa sedih atas
kehilangan anaknya.
2 Ds : klien mengatakan tidak nafsu Penurunan status Sindrom Stress
makan dan mengalami penurunan kesehatan
BB secara drastis selama 1 bulan
terakhir.
Do: klien tampak kurus
3 Ds: klien mengatakan susah tidur stress Ansietas
hamper tiap hari
Do: Klien tampak sedih atas
kehilangan anaknya
Diagnosa keperawatan
1. Sindrom pasca trauma berhubungan dengan persepsi peristiwa
2. Sindrom Stress berhubungan dengan penurunan status kesehatan
3. Ansietas berhubungan dengan stress
Intervensi keperawatan
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bencana merupakan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non- alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana menimbulkan
trauma psikologis bagi semua orang yang mengalaminya.
Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat
berguna untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar
keperawatan dan kode etik dalam menangani pasien dengan Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD) pasca bencana alam.
Dan diharapkan kepada pembaca dan penulis bisa lebih memahami materi
mengenai penyakit dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pasca bencana
alam dilihat dari perbandingan data di lahan dan konsep teori yang sesungguhnya.
3.2 Saran
Dengan mempelajari Asuhan keperawatan dengan Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD) diharapkan mahasiswa/I mampu melakukan asuhan keperawatan
meliputi pengkajian, diagnose, intervensi, dan implementasi sesuai dengan
kebutuhan pasien dalam keadaan bencana alam.
DAFTAR PUSTAKA
Koentara.(2006).MenanganiKasusBencana(online)
(http://www.dispsiad.mil.id/index.php/en/publikasi/artikel/221-post-
traumatic-stress-disorder-ptsddiakses 09 Mar 2016)
Mccloskey, Joanne. 2004. Nursing intervention classification. St. Louis, Missouri
Moorhead, Sue. 2004. Nursing outcomes classification. St. Louis, Missouri