MAKALAH Alat Ukur
MAKALAH Alat Ukur
“ALAT UKUR”
Nama :
DIDI AFFANDI
Kelas :
XII TKR 2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul ”Alat Pengukuran” ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu
pengetahuaan yang penulis miliki.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bemanfaat khususnya bagi
penulis, umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui bagian –bagian pada neraca ohaus, mikrometer, Stopwatch, jangkasorong, dan
Mistar.
Mengetahui fungsi pada neraca ohaus, mikrometer, Stopwacth, jangkasorong, dan Mistar.
Mengetahui bagaimana cara menggunakan neraca ohaus, mikrometer, Stopwacth,
jangkasorong, dan Mistar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jangka Sorong
1. Pengertian
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian skala, yaitu skala tetap (tidak dapat digeser) dan skala
nonius (dapat digeser). Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display
digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang
dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.
Pada nonius jangka sorong biasanya didapatkan 49 bagian skala utama, 50 bagian
skala nonius, atau 50 bagian skala nonius 49 mm, sehingga jarak antara 2 skala nonius
terdekat adalah 49/50 mm = 0,98 mm. nst nonius jangka sorong dapat dicari dengan rumus :
Nst nonius = selisih jarak antara dua nst skala utama dengan jarak antara dua skala
nonius.
Hasil pengukuran jangka sorong ( H ) adalah berdasarkan hasil bacaan skala utama +
hasil baca skala nonius dengan patokan angka nol ( 0 ) skala nonius (skala geser).
2. Bagian-bagian Jangka Sorong
1). Gigi luar: berfungsi untuk mengukur dimensi luar (tebal, lebar atau Ø batang kayu)
2). Gigi dalam: untuk pengukuran bagian dalam (lebar lubang pen, Ø lubang bor, alur dll)
3). Pengukur kedalaman: Paling baik untuk pengukuran dalam lubang pen danbor.
4). Ukuran utama (cm): skala utama yang digunakan untuk membaca hasil pengukuran.
5). Ukuran sekunder (inch): skala alternatif dalam satuan inch.
6). Patokan pembacaan skala utama (cm)
7). Patokan pembacaan skala sekunder (inch)
8). Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.
3. Jenis-jenis Jangka Sorong
1). Jangka sorong nonius ( Vernier Caliper )
Ada dua jenis utama dari jangka sorong nonius. Jenis pertama hanya digunakan untuk
mengukur dimensi luar dan dimensi dalam sedangkan jenis kedua selalu untuk mengukur
dimensi luar dan dimensi dalam, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian.
3
Pada jenis pertama, untuk pengukuran dimensi dalam maka harga yang dibaca pada skala
linier harus ditambah dengan tebal dari ujumg kedua rahang ukur. Biasanya rahang
ingsut/jangka sorong ini mempunyai kapasitas ukur sampai 150 mm, sedangkan untuk jenis
yang besar dapat sampai 1000mm. kecermatan pembacaac tergantung dari skala noniusnya
dalam hal ini adalah 0,10 ; 0,50 atau 0,2 mm.
B. Neraca O’haus
1. Pengertian
Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip
kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak
timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan
5
pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang
lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda
dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan
setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa
seperti prinsip kerja tuas.
Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan.
Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang
digunakannya.
Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat
pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310
gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan
besarnya ketidakpastian dalam pengukuran.
Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya di putar.
Gambar (1.10) merupakan neraca Ohaus dua lengan. Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan
depan terdapat satu anting logam yang digeser-geser dari 0, 10, 20, …, 100g. Sedangkan
lengan belakang lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200, …, 500 g. Selain dua lengan, neraca
ini memiliki skala utama dan skala nonius. Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan skala nonius
0 sampai 0,9 g.
6
Neraca Ohaus dua lengan terdiri dari beberapa komponen, di antaranya:
1. Lengan depan
2. Lengan belakang
3. System magnetic
4. Penggeser anak timbangan
5. Venier
6. Kait
7. Skala
8. Lekuk
9. Wadah
10. Alas
Adalah nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di geser.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai berikut:
Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,
….., 10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.jadi skala terkecil 0,1 gram
Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala dari
0,100, 200, ………, 500gr.
Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0, 10, 20,
…, 100 gr.
Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan
sama. Ada beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca
ohaus, antara lain:
Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan
cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi
dua garis pada neraca sejajar
7
Meletakkan benda yang akan diukur massanya
Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika
panahnya sudah berada di titik setimbang 0 dan
Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.
Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat
digunakan untuk mengukur.
Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4
lengan terdapat empat lengan.
Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan
sebagai penunjuk hasil pengukuran.
Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.
3). Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang
terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di
dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran.
ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
• Perangkat baru
• Suatu perangkat setiap waktu tertentu
• Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
• Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi
• Ketika hasil observasi dipertanyakan
8
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau
indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang
digunakan dalam akurasi tertentu.
Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol
kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan
tepat pada garis kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya
terletak tepat pada angka nol di masing-masing lengan.
- Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-masing lengan
neraca. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
- Hasil Pengukuran (xo) = Penjumlahan dari masing-masing Lengan Misalnya pada
neraca Ohauss III lengan berarti hasilnya= LenganI + Lengan II +Lengan III. Seperti halnya
pada alat ukur panjang, hasil pengukuran menggunakan neraca dapat anda laporkan sebagai :
Massa M = xo ± ketidakpastian
C. Mikrometer Skrup
1. Pengertian
Micrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur maksimal
25 mm. Untuk mengukur benda-benda yang berukuran pendek atau kecil seperti kawat,
kertas, alumunium digunakan micrometer sekrup. Mikrometer sekrup mempunyai tingkat
ketelitian yang tinggi yaitu 0,01 mm. Micrometer sekrup mempunyai dua skala, yaitu skala
utama dan skala nonius. Skala nonius ditunjukkan oleh selubung yang menyerupai mur. Skala
pada selubung dibagi menjadi 50 bagian, satu bagian skala pada selubung mempunyai nilai
1/50 X 0,5 mm = 0,001 mm. skala utama micrometer terdapat pada batangnya. Satu bagian
pada skala utama nilainya 0,1 mm.
9
Bagian utama micrometer adalah sebuah poros berulir yang terpasang pada sebuah
silinder pemutar yang disebut bidal (selubung luar). Jika selubung luar diputar 1 kali maka
rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar
memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur
rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih
teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Hasil pengukuran dengan micrometer sekrup (H) adalah (jumlah skala utama
sampai atas skala nonius x 0,5 mm) + (jumlah skala nonius sampai garis skala nonius yang
segaris dengan garis horizontal pada skalam tetap x 0,01 mm).
Mikrometer sekrup memiliki ketidakpastian pengukuran sebesar setengah dari nilai
skala terkecil (skala nonius). Skala terkecil dari micrometer sekrup adalah 0,01 mm. dengan
demikian ketidakpastian micrometer sekrup bisa didapat dengan menggunakan rumus: ∆X =
1/2 x nst ( nilai skala terkecil)
∆X = 1/2 x 0,01 mm = 0,05 mm.
2. Jenis-jenis Mikrometer
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut
1). Mikrometer Luar
Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan cara membaca jarak antara dua muka
ukur sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada satu sisi
rangka berbentuk U, dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang
dapat bergerak tegak lurus terhadap muka ukur, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble
yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle. Mikrometer luar
digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.
10
3). Mikrometer kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan
slot-slot.
11
menyelindingkan silinder putat pada telapak tangan. Jangan sekali-kali memutar rangkanya
dengan memegang silinder putar seolah-olah memegang mainan kanak-kanak.
4). Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer sekrup di telapak tangan
kanan, dan ditahan oleh kelingking, jari manis, serta jari tengah. Telunjuk dan ibu jari
dugunakan untuk memutar silinder pusat.
Pada waktu mengukur, maka penekanan poros ukur benda ukur tidak boleh terlalu keras
sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi (perubahan bentuk) dari
benda ukur maupun alat ukurnya sendiri. Kecermatan pengukuran tergantung atas
penggunaan tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat dicapai dengan
cara memutar silinder putar melalui gigi gelincir atau tabung gelincir atau sewaktu poros ukur
hampir mencapai permukaan benda ukur.
Hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dapat ditentukan dengan rumus :
H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm)
Misalkan :
Terdapat sebuah objek yang diukur, angka pada skala utama menunjukkan 8, sedangkan
sedangkan skala noniusnya berimpit pada angka 30. maka hasil pengukuranya adalah:
(8 x 0,5 mm) +( 30 x nst (0.01) mm) = 4,30 mm
4. Fungsi Mikrometer Skrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal
kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur
diameter kawat yang kecil.
Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya
sampai 0,01 mm.
D. Mistar
Mistar yang sering dikenal sebagai meteran didefiniskan sebagai alat ukur yang
digunkan untuk mengukur besaran panjang. Terdapat berbagai macam mistar yaitu mistar rol
(mistar gulung), mistar bentuk pita, mistar lipat, dan penggaris. Kita akan bahas jenis-jenis
mistar tersebut satu persatu.
Seperti yang diposting pada postingan yang berjudul “Pengukuran besaran panjang”,
bahwa mistar dengan skala terkecil 1 mm disebut mistar berskala mm. Mistar dengan skala
12
terkecil cm disebut mistar berskala cm. Mistar mempunyai tingkat ketelitian 1 mm atau 0,1
cm. Bagaimana menggunakan mistar dengan benar?
Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak
lurus dengan skala mistar yang dibaca. Jika kedudukan mata pengamat tidak tegak lurus
dengan skala mistar yang dibaca bisa menyebabkan terjadinya kesalahan paralaks. Apa itu
kesalahan paralaks? Silahkan tunggu postingan mafia online berikutnya. Perhatikan gambar
berikut untuk melihat bagaimana melakukan pengukuran yang benar menggunakan mistar.
Bagaimana cara mengukur panjang benda dengan menggunakan mistar?
Sudahkah tahu cara menggunkan mistar dengan benar? Berdasarkan studi kasus yang
dilakukan Mafia Online di salah satu sekolah negeri di bali masih banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi tentang cara pembacaan skala mistar/penggaris. Banyak siswa yang
melakukan pengukuran dengan mistar/penggaris tidak dimulai dari skala nol (nol) melainkan
dari ujung penggaris yang tidak ada skalanya dan bahkan ada yang memulai dari skala 1.
Lalu bagaimana yang benar?
1. Letakan benda yang akan diukur pada tepi skala mistar (lihat gambar).
2. Pastikan bahwa benda telah sejajar dengan mistar dan salah satu ujung benda tepat
berada di angka nol (0)
13
3. Baca skala mistar yang terletak diujung lain benda (bukan ujung yang di titik nol
mistar).
4. Lihat angka yang dekat dengan akhir ujung benda, pada gambar tersebut akhir ujung
benda berada di skala 2, maka panjang benca adalah 2 cm
5. Lihat juga setelah angka 2 ada garis-garis, lihatlah garis-garis tersebut dengan cara
menghitungnya setelah angka 2. Maka ujung benda tersebut berakhir di garis ke 5, maka
skalnya di baca 5 mm atau 0,5 cm
6. Panjang benda tesebut adalah 2 cm + 5 mm atau 2 cm + 0,5 cm. Dengan demikian
panjang benda tersebut adalah 2,5 cm atau 25 mm.
Mistar rol atau mistar gulung ini sangat praktis untuk di bawa ke mana-mana karena
ukurannya yang sangat kecil namun mampu mengukur sesuatu yang panjangnya lebih dari 5
meter. Makanya tukang bangunan sering membawa mistar rol karena digunkan untuk
mengukur panjang kayu atau tinggi tembok. Coba anda bayangkan kalau tukang bangunan
membawa penggaris untuk mengukur tinggi tembok.
Tidak mungkin tukang jahit menggunakan mistar dalam bentuk rol untuk mengukur tubuh
manusia karena mistar rol terbuat dari logam yang jika dilengkungkan terlalu melengkung
14
akan menyebabkan patah. Walaupun bentuknya beda mistar pita ini memiliki ketelitian yang
sama yaitu 1 mm atau 0,1 cm.
Mistar Lipat
Selain yang bisa digulung dan berbentuk pita, ada juga mistar yang bisa dilipat.
Mistar lipat ini ditemukan oleh Anton Ullrich pada 1851. Mistar lipat ini digunkan oleh
tukang kayu, akan tetapi sekarang mistar seperti itu jarang ditemukan karena sudah ada
mistar rol yang lebih praktis. Mistar lipat juga terbuat dari kayu yang tentu saja cepat rusak
jika dibandingkan dengan mistar rol yang terbuat dari logam (aluminium).
Penggaris
Siapa yang tidak tahu yang namanya penggaris? Hampir semua orang yang duduk di
banku sekolahan akan mengetahui yang namanya penggaris, karena hampir semua siswa
pernah membawa penggaris kesekolahnya.
sumber gambar: myonlineruler.com
Penggaris adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar
garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang
berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°).
Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya.
Bentuk-bentuk penggaris
Penggaris merupakan alat untuk mengukur garis, dan merupakan alat yang digunakan
dalam geometri, teknik menggambar, mencetak dan rekayasa/bangunan untuk mengukur
jarak dan/atau menggambar garis lurus. Penggaris bentuknya adalah sejajar digunakan untuk
menggaris baris, Tetapi biasanya penggaris juga berisi garis dikalibrasi untuk mengukur
jarak.
Dulunya penggaris terbuat dari Gading yang digunakan oleh periode Peradaban
Lembah Indus sebelum 1500 SM. Penggalian di Lothal (2400 SM) telah menghasilkan satu
penggaris seperti dikalibrasi berukuran sekitar 1 / 16 di (1,6 mm). Ian Whitelaw menyatakan
bahwa pengaris Mohenjo-Daro dibagi menjadi unit yang sesuai dengan 1,32 pada (33,5 mm)
dan ini ditandai dalam subdivisi desimal dengan akurasi yang luar biasa, untuk kedalaman
0,005 di (0,13 mm). Batu bata kuno yang ditemukan di seluruh wilayah memiliki dimensi
yang sesuai dengan unit-unit.
15
Demikian postingan mafia online tentang mistar sebagai alat ukur besaran panjang.
Selain mistar/penggaris ada juga alat ukur yang lebih teliti dari mistar/penggaris yaitu jangka
sorong. Apa itu jangka sorong? Kenapa disebut jangka sorong? Siapa penemu jangka sorong?
Dan bagaimana menggunkan jangka sorong dengan benar? Temukan jawabannya pada
psotingan berikutnya di mafia online.
E. Stopwatch
Pengertian Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan
dalam kegiatan.
Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan berhenti
sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan
menekan tombol diatas yang kedua kali kemudian memasang lagi stopwatch pada nol.
a. Kelebihan
Proses perhitungan lebih cepat
Setiap jenis gerakan waktunya diketahui
Biayanya lebih murah
Lebih praktis dalam mencatat data
Data yang di peroleh lebih akurat
b. Kekurangan
Dibutuhkan ketelitian bagi seorang pengamat yang melakukan perhitungan, karena akan
mempengaruhi hasil perhitungan.
2. Jenis – Jenis Stopwatch
16
ilmu kimia stopwatch juga dapat digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan
oleh suatu larutan agar dapat mengalami perubahan suhu.
Dalam praktikum fisika, stopwatch sering digunakan. Misalnya pada praktikum pengukuran
dasar, viskosimeter aliran fluida, pesawat atwood, dan lain sebagainya.
17
Lingkaran detik, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari angka 1 sampai 60
dalam satuan detik
Lingkaran menit, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari 5 sampai 30
dalam satuan menit.
18
Cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan ON arus dari sumber
tegangan (baterai) akan mengalir ke komponen-komponen elektronik dalam stopwatch
digital. Komponenen-komponen elektronik tersebut yang melakukan perhitungan waktu dan
menampilkannya dalam monitor dalam bentuk angka digital.
19
Tekan tombol (M) dan (S) pada saat yang sama untuk me-reset timer ke nol
Tekan tombol (M) untuk menjadikan digit menit (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan tahan
tombol (M) untuk pengaturan kecepatan.
Tekan tombol (S) untuk menjadikan digit detik (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan tahan
tombol (S) untuk pengaturan kecepatan.
6.1 Stopwatch analogHasil pengukuran stopwatch analog dengan melihat apakah hasil
pengkuran lebih dari satu menit atau tidak. Jika lebih dari satu menit maka yang pertama kita
20
lihat adalah jarum penunjuk menit dan setelah itu melihat jarum penunjuk detik kemudian
menjumlahkannya.
6.2 Stopwatch digitalkita bisa melihat langsung hasil pengukuran waktu pada layer/monitor
berupa angka digital.
Contoh:
Pada gambar stopwatch yang di presentasikan diketahui jumlah skala utama satu putaran
penuh adalah 1 dan jumlah skala nonius satu putaran penuh adalah 60. Dengan demikian
dapat diperoleh
Ketelitian alat = 1/60
7.2 Stopwatch digitalPada stopwatch digital ketelitian alat sudah ditentukan sejak
perakitan komponen-komponen dalam stopwatch yaitu sebesar 0,0001 sekon.
21
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah FISIKA ini. Semoga makalah tentang Alat Ukur ini dapat
memberikan manfaat, motifasi, dalam proses pembelajarn mata pelajaran fisika. Seorang
Pelajar adalah dia yang ingin tahu, dan ingin maju, untuk dirinya dan masa depan bangsa
ini. Salam Semangat !!!
22
DAFTAR PUSTAKA
Subekti, Agus. 2003. Alat-alat ukur listrik. Jember: universitas jember press.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-dan-
pengukuran/alat-pengukur-suhu-termometer/
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Fisika/Materi:Suhu
http://www.forumsains.com/index.php?page=9
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/
http://www.google.com/search?sourceid=navclient
http://www.gurumuda.com/termometer-dan-skala-suhu/
http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer_air_raksa
http://id.wikipedia.org/wiki/Penggaris
http://www.e-smartschool.com/pnu/008/penggaris.htm
http://tolololpedia.wikia.com/wiki/Penggaris
http://www.tentangkayu.com/2008/04/memilih-penggaris-siku.html
http://romadhonssite.blogspot.com/2009/04/jangka-sorong.html
http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/216/44/
http://miminsilimin.blogspot.com/2009/04/jangka-sorong.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong
23
http://ladongiscientist.blog.com/2009/09/13/jangka-sorong/
http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometer
http://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_massa
http://www.ittelkom.ac.id/admisi/elearning
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=224&fname=pokok.html
http://fisikarj.blogspot.com/2009/04/2-alat-ukur.htm
24