2020
Modul STILeS ILMU DASAR FARMASI
0
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
1
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
DAFTAR ISI
2
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
JADWAL MIKRO
SEMESTER II
BLOK ILMU DASAR FARMASI
MINGGU WAKTU Senin, 2 Maret Selasa, 3 Maret Kamis, 5 Maret Jum'at, 6 Maret
Rabu, 4 Maret 2020
2020 2020 2020 2020
08.00 - 09.40 Kuliah I Kuliah II Kuliah III UTS Tutor 3
09.40 - 10.00 SHALAT DHUHA
10.00-11.40 Tutor 1 PSL 1 Tutor 1' PSL 2 Tutor 4
MINGGU
11.40-12.00 PSL 1 PSL 2
I
12.00-13.00 ISHOMA
13.00-14.40 Tutor 2 PSL 1 Tutor 2' PSL 2
14.40-15.30 PSL 1 PSL 2
Senin, 9 Maret Selasa, 10 Maret Rabu, 11 Maret Kamis, 12 Maret Jum'at, 13
WAKTU 2020 2020 2020 2020 Maret 2020
08.00 - 09.40 Kuliah IV Kuliah V Kuliah VI Tutor 5 Tutor 5'
09.40 - 10.00 SHALAT DHUHA
MINGGU 10.00-11.40 Tutor 3' PSL 4 PSL 6
PSL 3 PSL 5
II
11.40-12.00 PSL 3 PSL 4 PSL 5 PSL 6
12.00-13.00 ISHOMA
13.00-14.40 PSL 3 Tutor 4' PSL 4 PSL 5 PSL 6
14.40-15.30 PSL 3 PSL 4 PSL 5 PSL 6
Senin, 16 Maret Selasa, 17 Maret Rabu, 18 Maret Kamis, 19 Maret Jum'at, 20
MINGGU WAKTU 2020 2020 2020 2020 Maret 2020
III 08.00 - 09.40 Tutor 6 Tutor 6' UAS Remedial Tutor
09.40 - 10.00 SHALAT DHUHA
0
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
12.00-13.00 ISHOMA
13.00-14.40 Remedial OSCE
14.40-15.30 Remedial OSCE
1
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
RPS
2
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. CPL
P.P.1 Menguasai teori, metode, aplikasi ilmu dan teknologi farmasi (farmasetika, kimia
farmasi, farmakognosi, farmakologi), konsep dan aplikasi ilmu biomedik (biologi,
anatomi manusia, mikrobiologi, fisiologi, patofisiologi, etik biomedik, biostatistik,
biokimia), konsep farmakoterapi, pharmaceutical care, pharmacy practice, serta prinsip
pharmaceutical calculation, farmakoepidemiologi, pengobatan berbasis bukti, dan
farmakoekonomi.
B. CPMK
1. Mampu menjelaskan dan menerapkan reaksi kimia yang terjadi pada fase Gas dan
aplikasinya pada pembuatan sediaan farmasi secara mandiri
2. Mampu menjelaskan dan menerapkan reaksi kimia yang terjadi pada cairan dan
Padatan dan aplikasinya pada pembuatan sediaan farmasi secara mandiri
3. Mampu menjelaskan sifat sifat larutan, reaksi kimia, kinetika kimia dan
kesetimbangan kimia yang terjadi pada larutan dan aplikasinya pada pembuatan
sediaan farmasi secara mandiri
4. Mampu menjelaskan Struktur dan menerapkan Reaksi Kimia yang Terjadi dalam
Analisis Senyawa Organik
5. Mampu menjelaskan dan menerapkan dasar dasar matematika dalam bidang farmasi
secara mandiri
C. SUB CPMK
1.1 Mampu menjelaskan jenis ikatan kimia dan Reaksi Kimia pada Gas secara mandiri
1.2 Mampu menjelaskan hukum hukum gas dan menuliskan persamaan Gas secara
mandiri
1.3 Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan persamaan gas ideal dan Gas Nyata
dalam bidang teknologi farmasi secara mandiri
1.4 Mampu mejelaskan dan mengaplikasikan teori kinetika-molekular gas Nyata
(nonideal) dalam bidang teknologi farmasi secara mandiri
2.1 Mampu menjelaskan dan menyelesaiakan persamaan daya antarmolekul cairan dan
padatan
2.2 Mampu menjelaskan sifat sifat cairan dan padatan serta Diagram Fase secara
mandiri
2.3 Mampu menjelaskan ikatan kovalen padatan dan ikatan ionic padatan secara
mandiri
2.4 Mampu menjelaskan struktur kristal dan perubahan energi pada pembentukan
kristal ionic secara mandiri
2.5 Mampu melaporkan hasil pengukuran Fase secara mandiri, sistematik dan
mencegah plagiasi baik lisan maupun tulisan
3.1. Mampu menjelaskan dan menentukan sifat sifat larutan secara mandiri
3.2. Mampu menjelaskan reaksi kimia dan menentukankinetika reaksi pada larutan dan
secara mandiri
3.3. Mampu mengaplikasikan stoikimetri reaksi dan kesetimbangan kimia dalam larutan
dalam analisis senyawa obat secara mandiri
0
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
3.4. Mampu melaporkan hasil analisis terhadap larutan secara mandiri, sistematik dan
mencegah plagiasi baik lisan maupun tulisan.
3.5. Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan termokimia dan energi spontan dalam
analisis senyawa obat secara mandiri.
1.1 Mampu menjelaskan struktur dan stereokimia senyawa organic secata sistematik
dan mandiri
1.2 Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan reaksi senyawa organic dalam analisis
senyawa obat secara mandiri
1.3 Mampu melaporkan hasil analisis senyawa organic secara mandiri, sistematik dan
mencegah plagiasi baik lisan maupun tulisan.
5.1. Mampu menjelaskan dan menerapkan persamaan linear, fraksi, logaritma, integral
dan diferensial dalam perhitungan dan pembahasan di bidang farmasi secara
mandiri.
D. Pre-assessment
Kegiatan pembelajaran dalam blok harus diikuti mahasiswa sebagai syarat untuk dapat
mengikuti ujian akhir blok. Minimal keikutsertaan pada kegiatan pembelajaran:
a. Kuliah/LCT : 80%
b. Tutorial : 80%
c. Praktikum Keterampilan Farmasi/PSL : 80%
1
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
PETUNJUK TEKNIS
1. Kuliah
Metode pembelajaran yang digunakan dalam kuliah pada Mata Kuliah Ilmu Dasar Farmasi
adalah ceramah. Ceramah adalah pelaksanaan pembelajaran yang dituturkan secara lisan oleh
dosen dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan
kepada mahasiswa. Sementara, pembicara ceramah disebut penceramah..
2. Tutorial
Dalam Modul Ilmu Dasar Farmasi terdapat 6 skenario dalam bahasa Indonesia. Setiap
skenario diseselsaikan dalam dua kali pertemuan selama satu pekan. Mahasiswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari sekitar 10 orang sampai 15 orang
mahasiswa dan dibimbing oleh seorang tutor sebagai fasilitator. Dalam diskusi tutorial perlu
ditunjuk satu orang sebagai ketua diskusi dan satu orang sebagai sekretaris, keduanya akan
bertugas sebagai pimpinan diskusi. Ketua diskusi dan sekretaris ditunjuk secara bergiliran
untuk setiap skenario agar semua mahasiswa mempunyai kesempatan berlatih sebagai
pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu perlu dipahami dan dilaksanakan peran dan tugas
masing-masing dalam tutorial sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara tutor
dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan aturan
main dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu sekretaris memimpin
diskusi dengan menggunakan 7 langkah atau seven jumps untuk mendiskusikan masalah yang
ada dalam skenario.
2
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
3
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
baik melalui internet (jurnal ilmiah terbaru), perpustakaan (text book & laporan penelitian),
kuliah dan konsultasi pakar.
4
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Penilaian
Nama Mahasiswa :
Nim :
Blok :
Mata kuliah :
KRITERIA KURANG MEMUASKAN SANGAT NILAI
MEMUASKAN 75 - 85 MEMUASKAN
<75 >85
AKTIVITAS MAHASISWA DALAM BEKERJA
1. Persiapan prior knowledge tidak prior knowledge prior knowledge
ada sama sekali ada tapi belum ada sudah betul
Hasil belajar mandiri betul, perlu dan tidak perlu
tidak ada klarifikasi klarifikasi lebih
Hasil belajar lanjut
mandiri ada, jelas Hasil belajar
tapi belum mandiri sempurna
sempurna merupakan konsep
5
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
sebab akibat
6
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
3. Praktikum
7
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
3. Mahasiswa yang mengikuti praktikum wajib berpenampilan sopan dan rapi, dan
berbusana sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Alauddin Makassar, seperti dibawah
ini:
Laki-laki:
a. Mengenakan atasan kemeja dan dikancingkan dengan rapi.
b. Mengenakan bawahan celana panjang, tidak ketat, sopan dan rapi
c. Rambut pendek tersisir rapi (tidak gondrong), tidak menutupi telinga dan mata,
tidak melebihi kerah kemeja serta tidak berambut berwarna yang tidak alami.
d. Tidak diperkenankan menggunakan peci atau penutup kepala lainnya, kalung dan
anting-anting selama kegiatan praktikum berlangsung.
e. Mengenakan sepatu tertutup.
f. Kuku jari tangan dan kaki dipotong pendek, rapi dan bersih.
Perempuan:
a. Mengenakan kerudung, tidak transparan, menutupi rambut, menutupi dada
maksimal sampai lengan.
b. Mengenakan atasan yang panjangnya mencapai pertengahan tungkai atas atau
baju terusan tidak berbahan jenas, tidak ketat maupun transparan serta menutupi
pergelangan tangan.
c. Mengenakan bawahan berupa rok panjang/celana panjang tidak berbahan jeans,
yang menutupi mata kaki, tidak ketat maupun transparan.
d. Menggunakan sepatu tertutup.
e. Kuku jari tangan dan kaki dipotong pendek, rapi dan bersih.
8
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Demikian ketentuan tata tertib ini dibuat demi kelancaran dan kesuksesan praktikum
di lingkungan Jurusan Farmasi FKIK UIN Alauddin Makassar. Jhal-hal lain yang
belum tercantum dalam ketentuan ini akan diatur kemudian sesuai dengan sirtuasi
dan kondisi yang ada.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi, Kepala Laboratorium Farmasi
9
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Nama :
NIM :
Kelompok :
Praktikum :
Judul praktikum :
Tanggal praktikum :
Dikumpulkan tanggal :
Dikoreksi tanggal :
Asisten Praktikum,
.......................................
10
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
11
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
pasif. dalam
praktiku
m
Pengamatan Pengamatan tidak Pengamatan Pengam
cermat cermat tetapi atan
tidak cermat
mendukung menduk
interpretasi ung
interpret
asi
Penggunaan alat Rangkaian alat benar, Rangkaian Rangkai
dan keselamatan tetapi tidak rapi, dan alat benar, an alat
kerja kurang rapi, dan benar,
memperhatikan kurang rapi,
keselamatan kerja memperhatik dan
an memper
keselamatan hatikan
kerja keselam
atan
kerja
dan
cepat
12
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
13
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Skenario I
Rumus molekul garam meja adalah NaCl. Molekul tersebut merupakan hasil dari ikatan ion-
ion Na+ dan Cl-. JIka logam Natrium dan gas Klor bercampur dalam kondisi yang tepat, maka
akan menghasilkan garam. Natrium kehilangan satu elektron, dan klorin memperoleh elektron
tersebut. Dalam proses reaksinya, sejumlah besar cahaya dan panas dilepaskan. Garam yang
dihasilkan sebagian besar tidak reaktif/stabil. Senyawa tersebut tidak mengalami reaksi
ledakan, tidak seperti pada saat pencampuran Natrium dan Klorin.
14
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Skenario II
Seorang Apoteker yang bekerja di BPOM ingin membuat larutan sebanyak 3 Liter. Dalam
buku panduan terdapat pembuatan larutan Hayem sebagai berikut :
Aquadest ad 300 ml
15
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Skenario III
16
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Skenario IV
Seorang R&D di sebuah industri melakukan penelitian tentang konsentrasi Oksida Nitrat yang
berada dalam tubuh. Oksida nitrat memiliki berbagai fungsi farmakologis penting sehingga
konsentrasinya seiring dengan waktu metabolisme tubuh sangat penting untuk diketahui. Rute
utama untuk mengeluarkan NO dari cairan biologis adalah melalui reaksi dengan O2 untuk
menghasilkan NO2. Peneliti tersebut ingin mengetahui orde reaksi tersebut untuk keperluan
prediksi jumlah NO2 dalam tubuh setiap waktu.
Laju reaksi
Percobaan [NO]0 (M) [O2]0 (M)
Awal (M/s)
1 0.0235 0.0125 7.98 × 10−3
2 0.0235 0.0250 15.9 × 10−3
3 0.0470 0.0125 32.0 × 10−3
4 0.0470 0.0250 63.5 × 10−3
17
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Skenario V
Aspirin atau asam asetil salisilat (asetosal) merupakan suatu obat yang digunakan sebagai
analgetik, antipiretik dan antiinflamasi. Seorang kimiawan bernama Felix Hoffman
terinspirasi oleh sakit arthritis yang diderita ayahnya kemudian mensintesis asam asetil
salisilat yang dinamakan aspirin yang ringan terhadap perut. Dengan senyawa ini, Hoffman
dapat mengobati ayahnya tanpa mengakibatkan iritasi perut yang parah seperti efek samping
obat arthritis pada masa itu. Dengan perkembangan kimia sintesis, aspirin ternyata diketahui
dapat dibuat dari reaksi asam salisilat dengan asam asetat anhidrat.
18
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Skenario VI
Seorang pasien diberikan obat viagra sebanyak 10 mg. Empat jam kemudian pasien diambil
sampel darahnya lalu dianalisis. Profil farmakokinetik viagra menunjukkan konsentrasi 13,3
mg/l dengan kecepatan eliminasi 0.15/jam. Dengan menggunakan persamaan matematika,
fungsi eksponen terhadap waktu dapat dinyatakan sebagai Cp = Cp0 e-ke. t dimana Cp
adalah kadar obat dalam darah, Cp0 adalah konsentrasi obat dalam waktu 0 (awal), ke adalah
kecepatan eliminasi, t adalah waktu saat saat pengambilan sampel dan e adalah tetapan
eliminasi (2.303)
19
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MODUL KULIAH I
IKATAN KIMIA
I. LATAR BELAKANG
Kehidupan penuh dengan ilmu kimia, misal: kehidupan merupakan gambaran
serangkaian proses biokimia. Semua makhluk hidup tersusun atas berbagai senyawa
organik. Kehidupan manusia secara fisik dibangun oleh senyawa-senyawa kimia, hidup
dengan banyak senyawa kimia, dan kualitas kehidupan manusia kehidupan modern
tergantung pada bahan-bahan kimia.
Obat yang kita gunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit merupakan bahan
kimia, baik organik maupun anorganik. Contohnya aspirin yang merupakan analgesika
paling popular. Dalam memberikan aktivitas farmakologis, aspirin di dalam tubuh harus
mampu berikatan kimia dengan reseptor analgesik. Begitu pula pula dengan
pengembangan obat analgesik, senyawa aktif yang dihasilkan harus mampu berikatan
kimia dengan reseptor analgesik tersebut untuk menghasilkan efek yang sama.
Dengan demikian, pengetahuan ikatan kimia adalah hal yang penting dan mendasar
bagi mahasiswa untuk mengembangkan kompetensinya sebagai seorang farmasis.
20
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
1 2 Lebih rendah
Konfigurasi electron suatu atom menggambarkan banyaknya electron yang dimiliki
oleh suatu atom, dan orbital menggambarkan tempat electron berada. Pengaturan
electron dalm orbital, kulit, dan sub-kulit electron disebut konfigurasi
electron.Konfigurasi electron dapat digambarkan dengan menggunakan symbol gas
mulia untuk menunjukkan beberapa electron, atau dengan menggunakan struktur
Lewis yang mana elektron-elektron valensi digambarkan dengan titik-titik.
Valensi adalah banyaknya electron yang harus dihilangkan atau yang harus diperoleh
supaya konfigurasi electron suatu atom mendekati konfigurasi electron gas mulia.
Elektron-elektron di kulit terluar yang tak terisi disebut dengan electron-elektron
valensi.
Tiap atom memiliki konfigurasi electron yang mungkin dengan jumlah tertentu. Yang
akan dibahas adalah konfigurasi electron keadaan dasar, yang mempunyai energy
terendah. Konfigurasi electron keadaan dasar suatu atom dapat ditentukan dengan tiga
prinsip berikut:
• Prinsip Aufbau yang menyatakan bahwa orbital diisi sesuai dengan
peningkatan energy, dari yang terendah sampai yang tertinggi. Karena orbital
1s lebih dekat dengan inti atom, maka energinya lebih rendah dibanding
dengan orbital 2s, yang mana 2 s ini lebih rendah energinya dibanding orbital
3s.
• Prinsip pengeluaran Pauli yang menyatakan bahwa tidak boleh lebih dari 2
elektron yang dapat menempati tiap orbital, dan jika terdapat 2 elektron, maka
arah spinnya harus dipasangkan. Sebagai contoh, dua electron atom helium
harus menempati orbitas 1 s dengan spin yang berlawanan.
• Aturan Hund yang menyatakan bahwa jika orbital tergenerasi (orbital-orbital
yang memiliki energy yang sama) dan tidak cukup electron yang tersedia untuk
mengisi kulit electron secara penuh, maka pertama kali electron tunggal akan
menempati orbital yang kosong sebelum electron tunggal ini berpasangan
dengan electron yang lain. Dengan demikian, 6 elektron pada atom karbon
diisikan dengan cara berikut: 4 elektron pertama akan mengisi orbital-orbital
1s dan 2s, dan electron kelima akan mengisi 2px, dan electron keenam akan
mengisi orbital 2py, dan orbital 2pz tetap kosong.
Periode Pertama Periode Kedua Periode Ketiga
H 1 1s1 Li 3 [He] 2 s 1 Na 11 [Ne] 3s1
2 2
He 2 1 s Be 4 [He] 2 s Mg 12 [Ne] 3s2
B 5 [He] 2 s 2 2p1 Al 13 [Ne] 3s2 3p1
2 2
C 6 [He] 2 s 2p Si 14 [Ne] 3s2 3p2
7 [He] 2 s 2 2p3 P 15 [Ne] 3s2 3p3
2 4
8 [He] 2 s 2p S 16 [Ne] 3s2 3p4
9 [He] 2 s 2 2p5 Cl 17 [Ne] 3s2 3p5
2 6
10 [He] 2 s 2p Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
21
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Salah satu tenaga pendorong terbentuknya suatu ikatan atom adalah diperolehnya
konfigurasi electron valensi yang stabil.Elektron-elektron dalam kulit yang tidak terisi
secara sempurna disebut dengan electron-elektron valensi, dan juga disebut dengan
electron-elektron kulit luar, dan level energy dimana electron-elektron ini ditemukan
dikenal dengan kulit valensi. Contohnya, karbon memiliki konfigurasi electron 1s2 2s2
2p2 mempunyai 4 elektron di kulit terluar. Pada umumnya kita menggunakan struktur
Lewis untuk menggambarkan electron terluar suatu atom.
Struktur Lewis
Pada awal abad ke-20, kimiawan Amerika G.N Lewis (1875-1946) merancang system
symbol yang disebut symbol dot elektron Lewis (Simbol dot Lewis) yang digunakan
untuk memprediksi jumlah ikatan yang terbentuk oleh atom dalam senyawa. Masing-
masing symbol dot Lewis mengandung symbol atom yang dikelilingi oleh titik-titik
yang menunjukkan electron valensinya masing-masing.
Contohnya: konfigurasi electron atom Sulfur adalah [Ne] 3s2 3p4 sehingga memiliki 6
elektron valensi.
Flourin memiliki konfigurasi electron [He] 2s2 2p5 sehingga memiliki 7 elektron
valensi, sehingga tahapan untuk merumuskan symbol dot Lewis adalah sebagai
berikut:
Jumlah dari titik adalah jumlah dari electron valensi, yang sama dengan angka grup
atom pada tabel periodic.
Lewis menggunakan titik yang tidak berpasangan untuk memprediksikan jumlah
ikatan yang akan membentuk senyawa.
22
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Aturan Oktet
Aturan octet merujuk pada kecenderungan atom untuk memiliki 8 elektron pada kulit
atom terluar. Ketika electron dari atom kurang dari 8, maka atom tersebut akan
memiliki kecenderungan untuk bereaksi dan membnetuk senyawa yang lebih stabil.
Senyawa yang memiliki oktet yang lengkap sangat stabil karena semua orbital terisi
penuh. Atom dengan kestabilan yang tinggi memiliki energy yang rendah, sehingga
reaksi yang meningkatkan stabilitas atom akan mengeluarkan energy dalam bentuk
panas atau cahaya sedangkan reaksi yang menurunkan stabilitas harus menyerap
energy dan suhunya menjadi lebih rendah.
Aturan octet hanya untuk electron orbital s dan p saja, tidak untuk orbital d dan f.
a) Dua electron secara normal akan berpasangan dan membentuk ikatan, contohnya
H2
b) Untuk kebanyakan atom, maksimum terdapat 8 elektron di kulit terluar, contohnya
CH4
23
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Gambar Tarik menarik dan tolakan antara electron dan pusat molekul
Hidrogen. Interaksi elektron-elektron dan proton-proton adalah tolakan;
interaksi electron-proton adalah tarik menarik. Pada jarak ikatan yang
teramati, tolak-menolak dan tarik menarik adalah seimbang.
24
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Pada ikatan kovalen polar, salah satu atom mempunyai tarikan yang lebih
besar terhadap suatu electron dibanding atom yang lain, misalnya HF dan
HI.
2. Ikatan Ionik
Ikatan ionic merupakan hasil dari perpindahan satu atau lebih electron antar-
atom. Semakin elektronegatif suatu atom, maka atom akan memperoleh satu
atau lebih electron valensi dan karenanya akan menjadi anion. Atom-atom
yang kurang elektronegatif akan kehilangan satu atau lebih electron valensi
dan akan menjadi kation. Senyawa-senyawa ionic akan terbentuk karena
tarikan muatan-muatan yang berlawanan. Jadi, ikatan-ikatan ionic tersusun atas
tarikan elektrostatik antara ion-ion bermuatan positif atau negatif. Contohnya:
Na (elektronegativitas 0,9) dengan cepat akan memberikan electron dan Cl
(elektronegativitas 3,0) dengan cepat akan menerima electron untuk
membentuk ikatan ionic.
3. Elektronegativitas dan Ikatan Kimia
Elektronegativitas merupakan kemampuan suatu atom yang terikat pada atom yang
lain atau atom-atom itu sendiri untuk menarik electron secara kuat kepadanya.
Persaingan kerapatan elektron ini diskalakan dengan nilai-nilai elektronegativitas.
25
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Elektron-elektron dalam ikatan kovalen polar akan membagi elektronnya pada 2 atom
yang terikat secara tidak sama, yang mana akan menghasilkan muatan positif dan
negatif. Pemisahan muatan-muatan sebagian akan menciptakan suatu dipol. Kata dipol
berarti bermakna 2 dipol, muatan negatif dan positif yang terpisah. Suatu molekul
polar merupakan hasil ketika suatu molekul mengandung ikatan-ikatan polar dalam
pengaturan yang tidak simetris. Molekul-molekul non-polar yang atom-atomnya
mempunyai momen dipol yang sangat kecil atau hampir nol (0), sebagaimana
molekul-melekul yang mempunyai ikatan polar akan tetapi geometri molekulnya
simetris yang menyebabkan dipol-dipol ikatan saling menghilangkan satu sama lain.
26
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Polaritas ikatan dan karakter ionik ikatan akan bertambah seiring bertambahnya
perbedaan elektronegativitas dari atom-atom penyusun molekul/senyawa. Ada 3 jenis
interaksi antar-molekul non-ikatan: interaksi dipol-dipol, gaya van der Walls, dan
ikatan hydrogen. Ketiga interaksi akan meningkat jika berat molekul meningkat, dan
juga akan meningkatk seiring dengan meningkatnya polaritas molekul.
Interaksi Dipol-Dipol
Interaksi antara ujung positif dipoldengan ujung negatif dipol yang lain disebut
dengan interaksi–interaksi dipol. Sebagi hasil dari interaksi-interaksi dipol ini,
molekul-molekul polar akan tertahan secara bersama-sama lebih kuat dibanding
dengan molekul-molekul non-polar.
Anak panah menunjukkan arah aliran electron ke atom yang lebih elektronegatif.
Gaya van der Waals
Gaya tarikan yang relative lemah yang muncul antar-molekul non-polar disebut gaya
van der Waals atau gaya dispersi London. Gaya dispersi antar-molekul jauh lebih
lemah dibanding ikatan kovalen dalam molekul. Gaya van der Waals merupakan gaya
antar-molekul terlemah. Alkana merupakan molekul non-polar, karena
elektronegativitas karbon dan hydrogen hamper sama. Sebagai akibatnya, tidak ada
muatan sebagian yang signifikan pada atom apa pun dalam alkane. Karenanya, ukuran
gaya van der Waals yang terdapat pada alkane tergantung pada luas persinggungan
antar-molekul. Semakin besar bagian yang bersinggungan, maka semakin kuat gaya
van der Waals, dan semakin besar banyaknya energy yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya-gaya ini.
Ikatan Hidrogen
Ikatan hydrogen merupakan gaya tarikan antara atom hydrogen yang terikat pada
suatu atom elektronegatif yang sama (dalam satu molekul) atau pada suatu molekul
yang berbeda. Ikatan hydrogen merupakan tarikan gaya yang kuat antara molekul-
molekul yang kuat antara molekul-molekul yang sangat polar dimana hydrogen
diikatkan secara kovalen kepada nitrogen, oksigen, atau fluor. Oleh karena itu, ikatan
hydrogen merupakan jenis interaksi khusus antara 2 atom. Ikatan hydrogen dibentuk
ketika ikatan kovalen polar yang melibatkan atom hydrogen, berikatan dengan atom
elektronegatif seperti O atau N.
27
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
memperhatikan bahwa tiap protein yang beraksi sebagai molekul target obat tertentu
seharusnya disebut reseptor. Meskipun demikian, istilah reseptor terutama
berhubungan dengan protein-protein yang memegang peranan penting pada
komunikasi antar-sel melalui pesan-pesan kimiawi.
Minimal tiga titik penempelan obat pada suatu reseptor di butuhkan supaya diperoleh
efek yang diharapkan. Dalam kebanyakan kasus, struktur kimia tertentu dibutuhkan
untuk menjadi sisi aktif reseptor dan bersifat komplemen dengan struktur obat.
Perubahan kecil struktur molekul obat dapat mengubah spesifisitas (dan efikasi) obat
secara eksklusif. Meskipun demikian, ada beberapa obat yang beraksi secara eksklusif
dengan cara-cara fisik di luar sel dan tidak melibatkan ikatan apa pun pada reseptor.
Sisi-sisi ini mencakup permukaan luar kulit dan saluran gastro-intestinal. Obat juga
beraksi di luar membrane sel dengan interaksi-interaksi kimia misalkan penetralan
asam lambung denan antasida.
Interaksi obat-reseptor, yakni ikatan molekul obat pada reseptornya, diatur oleh
berbagai macam ikatan kimia yang telah dibahas sebelumnya. Sejumlah gaya kimia
dapat menghasilkan ikatan obat-reseptor yang sesaat. Interaksi terjadi dengan
menggunakann gaya ikatan sebagaimana ketika molekul-molekul sederhana
berinteraksi, missal kovalen (40-140 kkal/mol), ionic (10 kkal/mol), ion-dipol (1-7
kkal/mol), dipol-dipol (1-7 kkal/mol) dan interaksi-interaksi hidrofobik (1 kkal/mol).
Meskipun demikian, kebanyakan obat yang berguna berikatan melalui penggunaan
ikatan-ikatan lemah (ionik dan yang lebih lemah).
28
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MODUL KULIAH II
LIQUID DAN SOLID
I. Latar Belakang
2.1 Mampu menjelaskan dan menyelesaiakan persamaan daya antarmolekul cairan dan
padatan
2.2 Mampu menjelaskan sifat sifat cairan dan padatan serta Diagram Fase secara mandiri
2.3 Mampu menjelaskan ikatan kovalen padatan dan ikatan ionic padatan secara mandiri
2.4 Mampu menjelaskan struktur kristal dan perubahan energi pada pembentukan kristal
ionic secara mandiri
II. Ruang Lingkup
1. Gaya antarmolekul
2. Sifat cairan
3. Sifat padatan
4. Fase transisi
5. Diagram fase
6. Struktur kristal
7. Perubahan energi pada pembentukan kristal ionic
29
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
1. Gaya London
Apabila suatu elektron bergerak di dalam molekul maupun atom, gerakan
tersebut acak sehingga menyebabkan elektron hanya berada di satu sisi molekul atau
atom tersebut. Keadaan tersebut membuat partikel menjadi dipol yang hanya
berlangsung sesaat sehingga disebut dengan dipol sesaat. Gaya London atau gaya
dipol sesaat/terimbas adalah gaya tarik-menarik dipol yang terjadi pada molekul non-
polar dan/atau berwujud gas. Contoh : gaya antar molekul O2.
(a) sebaran muatan simetris (keadaan normal) (b) Terjadi dipol sesaat
Apabila di salah satu sisi partikel terbentuk sisi negatif, maka sisi yang lainnya
akan tertolak. Dengan kata lain, dipol sesaat mampu mempengaruhi dipol di
dekatnya. Jika ada dua partikel yang memiliki dipol berbeda berdekatan maka akan
terjadi tarikan sementara sehingga kedua partikel menyatu.
Pada atom bebas dan molekul yang bersifat nonpolar, gaya tarikan ini sangat
lemah, yang disebut dengan gaya London. Gaya London terjadi di semua partikel.
Namun, untuk senyawa ion, pengaruhnya bisa dibilang sangat kecil jika
dibandingkan dengan gaya tarik menarik yang terjadi antar ion.
2. Gaya dipol-dipol
Gaya dipol-dipol adalah gaya tarik menarik dipol yang terjadi antar molekul
polar dan/atau wujud padat, cair dan larutan. Gaya dipol-dipol terjadi karena adanya
dipol pada molekul, dan memiliki daya tarik-menarik yang lebih kuat dari gaya
London. Gaya ini terjadi pada molekul-molekul yang terjadi dipol permanen
misalnya pada molekul ionik dan kovalen polar. Apabila molekul memiliki kutub
30
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
yang sama maka keduanya akan tolak menolak. Sebaliknya, jika kutub keduanya
berbeda maka akan tarik menarik. Contoh : gaya antarmolekul HCl.
31
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
2. Sifat cairan
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan (γ) didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan dalam
memperluas permukaan cairan dengan satuan luas. Satuan untuk tegangan permukaan
adalah J m-2 atau dyne cm-1 atau N m-1. Metode yang paling umum untuk mengukur
tegangan permkaan adalah kenaikan atau penurunan cairan dalam pipa kapiler, yaitu :
drgl
γ=
2
dimana d merupakan kerapatan cairan, r merupakan jari-jari kapiler, l merupakan panjang
cairan yang ditekan atau yang naik dan g merupakan konstanta gravitasi.
Viskositas
Viskositas merupakan derajat kekentalan suatu zat cair. Viskositas memberikan
gaya perlawanan terhadap sebuah objek yang berada didalam fluida sehingga
mengakibatkan interaksi antara objek dan fluida berupa gesekan. Satuan dari viskositas
sebuah cairan dinyatakan dalam Poise. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode :
Viskometer Oswald : waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah tertentu cairan
dicatat. Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran
cairan dengan laju aliran yang koefisiennya diketahui.
η1 ρ1t1
η2 ρ2t2
dimana η1 merupakan viskositas sampel, η2 merupakan viskositas pembanding, ρ1
merupakan massa jenis sampel, ρ2 merupakan massa jenis pembanding, t1 merupakan
waktu alir sampel dan t2 merupakan waktu alir pembanding.
32
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Metode bola jatuh : menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerakan aliran
pekat.
2gr2 (ρb - ρf)
η
9v
dimana η merupakan koefisien kekentalan fluida (Pa s), g merupakan percepatan gravitasi
(m/s2), r = jari-jari bola (m), ρb merupakan massa jenis bola (kg/m3), ρf merupakan massa
jenis fluida (kg/m3), v merupakan kecepatan terminal (m/s).
3. Sifat padatan
Peleburan (Melting)
Saat kristal padat dipanaskan, maka atom, ion, atau molekulnya bergetar lebih kuat.
Akhirnya suhu tercapai di mana getaran ini mengganggu struktur kristal. Atom, ion, atau
molekul dapat menyelinap melewati satu sama lain, dan padatan kehilangan bentuknya
dan diubah menjadi cairan. Proses ini disebut peleburan, atau fusi, dan suhu di mana itu
terjadi adalah titik leleh. Proses kebalikannya, konversi cairan ke padatan, disebut
pembekuan, atau pembekuan, dan suhu di mana itu terjadi adalah titik beku.
Sublimasi
Seperti halnya cairan, padatan juga dapat mengeluarkan uap, meskipun karena gaya
antarmolekul yang lebih kuat, padatan umumnya tidak mudah menguap seperti cairan
pada suhu tertentu. Perubahan dari padatan ke keadaan uap disebut sublimasi. Proses
sebaliknya, perubahan molekul dari uap ke keadaan padat, disebut pengendapan
(deposition). Ketika sublimasi dan deposisi terjadi pada laju yang sama, keseimbangan
dinamis ada antara padatan dan uapnya. Uap memberikan tekanan karakteristik yang
disebut tekanan sublimasi. Plot dari tekanan sublimasi sebagai fungsi suhu disebut kurva
sublimasi. Entalpi sublimasi (ΔHsub) adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
33
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
mengubah padatan menjadi uap. Pada titik sublimasi, sublimasi (padat →uap) setara
dengan leleh (padat →cair) diikuti oleh penguapan (cair →uap). Ini menunjukkan
hubungan berikut antara ΔHfus, ΔHvap dan ΔHsub pada titik leleh.
ΔHsub = ΔHfus + ΔHvap
4. Fase transisi
Misalkan 1 mol gas SO2 diberikan tekanan pada suhu tetap 30 °C, volume pada
awalnya berada pada nilai gas ideal. Kemudian, pada 4,52 atm, volume tiba-tiba menurun
dimana gas mengembun menjadi cairan. Pada tekanan yang jauh lebih tinggi, terjadi
transisi lebih lanjut menjadi padatan.
Suatu fase mengalami perubahan ke fase lain pada temperatur dan tekanan tertentu
disebut dengan transisi fase. Enam fase transisi terjadi di antara tiga bentuk materi.
Mencair atau melebur (melting) merupakan perubahan fase zat dari padat menjadi cair.
Membeku (freezing) merupakan perubahan fase zat dari cair menjadi padat. Menguap
(evaporation) merupakan merupakan perubahan fase zat dari cair menjadi gas.
Mengembun atau kondensasi (condensation) merupakan merupakan perubahan fase zat
dari gas menjadi cair. Menyublim (sublimation) merupakan merupakan perubahan fase
zat dari padat menjadi gas. Mengkristal (deposition) merupakan merupakan perubahan
fase zat dari gas menjadi padat (Oxtoby, 2008).
34
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Fase transisi
5. Diagram fase
Jika suhu suatu zat dijaga konstan dan tekanan yang diberikan diubah, fase transisi
antara dua fase akan diamati pada tekanan tertentu. Pengukuran yang sama pada suhu
yang berbeda dapat memberikan data yang diperlukan untuk menggambarkan diagram
fase. Diagram fase adalah grafik yang menunjukkan wujud zat sebagai fungsi dari
tekanan dan temperatur.
35
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
dimana fase cairan dan uap tidak mampu dibedakan. Substansi apapun yang memiliki
temperatur dan tekanan diatas titik kritik, dimana fasa gas dan cair sudah tidak dapat
ditentukan secara jelas disebut dengan fluida superkritikal.
6. Struktur kristal
Kristal merupakan zat padat yang atom atau ion penyusun antara atom yang satu
dengan yang lainnya tersusun secara teratur. Lebih muda menggambarkan struktur kristal
dalam bentuk unit sel. Unit sel (sel satuan) merupakan pola berulang tiga dimensi dan
membentuk kisi kristal. Unit sel digambarkan sebagai volume terkecil suatu zat padat.
1. Struktur Kristal kubik
36
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Tidak semua logam memiliki unit sel dengan simetri kubik. Struktur kristal
umum yang terakhir ini memiliki struktur kristal heksagonal. Permukaan atas dan
bawah unit sel ini terdiri atas enam atom yang membentuk hexagon dan mengelilingi
sebuah atom tunggal di bagian pusat. Bidang lain yang membentuk tiga atom
tambahan dalam unit sel diletakkan di antara bidang bagian atas dan bawah. Atom
yang terletak pada bidang tengah memiliki atom tetangga terdekat di kedua bidang
yang berdekatan. Dengan demikian, struktur kristal HCP memiliki bilangan
koordinasi yang berjumlah 6. Struktur ini biasanya ditemui pada beberapa logam
diantaranya magnesium, titanium, seng, berrelium dan kobalt.
7. Perubahan energi pada pembentukan kristal ionik
Energi kisi dapat ditentukan secara tidak langsung melalui penerapan hukum Hess
yang dikenal dengan siklus Born-Fajans-Haber.
37
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
38
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Daftar Pustaka
1. Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Asas dan Struktur, terj. Edisi ke-5 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
2. Cotton and Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar,terj. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
3. Oxtoby, D.W., Gilis, H.P., and Campion, A. 2008. Principles of Modern Chemistry,
Seventh Edition. USA : Mary Finch.
39
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisika.
Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi reversibel adalah
reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan.
Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik dan
konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk tidak berubah lagi.
b. Ruang Lingkup
Isi dari Modul III ini secara garis besar meliputi pembahasan tentang :
1. Stoikiometri reaksi
2. Dinamika kesetimbangan
3. Azas Le Catelier
4. Kesetimbangan kelarutan dan ion kompleks
c. Peraturan Pembelajaran
1. Larutan cair adalah larutan yang wujud pelarut berupa zat cair, contoh larutan gula,
larutan garam, dll
2. Larutan padat adalah larutan yang wujud pelarutnya berupa zat padat, contohnya
emas 22 karat yang merupakan campuran homogen antara emas dan perak atau
logam lainnya.
3. Larutan gas adalah larutan yang wujud pelarutnya berupa zat gas, contohnya udara
yang kita hirup sehari-hari untuk bernafas.
1. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute
dibandingkan dengan solvent/pelarut.
40
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
2. Larutan encer adalah larutan yang mengandung relatif lebih sedikit zat terlarut
dibandingkan pelarut.
Konsentrasi merupakan perbandingan jumlah zat yang terlarut dengan pelarut ataupun
larutan.
4. Fraksi mol adalah perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua
komponen.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik, sedangkan larutan
non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit
dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih dimana partikel-partikel
berukuran antara 1-1000 nm terdispersi merata dalam mediaum zat lain. Zat yang terdispersi
sebanagi partikel disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang menjadi medium
mendispersikan partikel disebut medium pendispersi. Berdasarkan fase terdispersi, jenis
koloidal ada tiga yakni : sol (fase tersispersi padat), emulsi (fase terdispersi cair), dan buih
(fase terdispersi gas). Koloid dengan fase pendispersi gas disebut aerosol.
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis atau identitas partikel zat terlarut, tidak
peduli dalam bentuk atom, ion, ataupun molekul. Sifat-sifat koligatif larutan yakni :
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, tekanan osmosis
Reaksi dalam Larutan- Hampir sebagian besar reaksi-reaksi kimia berlangsung dalam
larutan. Ada tiga ciri reaksi yang berlangsung dalam larutan, yaitu terbentuk endapan, gas,
dan penetralan muatan listrik. Ketiga reaksi tersebut umumnya tergolong reaksi metatesis
yang melibatkan ion-ion dalam larutan. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui lebih jauh
tentang ion-ion dalam larutan.
41
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Selama ini, Anda menuliskan reaksi-reaksi kimia di dalam larutan dalam bentuk
molekuler. Contoh, reaksi antara natrium karbonat dan kalsium hidroksida. Persamaan
reaksinya:
Persamaan reaksi ini disebut persamaan molekuler sebab zat-zat yang bereaksi ditulis dalam
bentuk molekul. Persamaan molekul tidak memberikan petunjuk bahwa reaksi itu melibatkan
ion-ion dalam larutan, padahal Ca(OH)2 dan Na2CO3 di dalam air berupa ion-ion. Ion-ion
yang terlibat dalam reaksi tersebut adalah ion Ca2+ dan ion OH– yang berasal dari Ca(OH)2,
serta ion Na+ dan ion CO32– yang berasal dari Na2CO3. Persamaan reaksi dalam bentuk ion
ditulis sebagai berikut.
Persamaan ini dinamakan persamaan ion, yaitu suatu persamaan reaksi yang melibatkan ion-
ion dalam larutan.
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi dari reaktan ataupun produk per satu satuan
waktu. Untuk reaksi dengan reaktan A dan B menghasilkan produk C dan D seperti pada
rumus persamaan reaksi berikut, seiring waktu jumlah molekul reaktan A dan B akan
berkurang dan jumlah molekul produk C dan D akan bertambah, dan rumus laju reaksi (v)
yaitu:
Tanda negatif pada laju perubahan konsentrasi reaktan A dan B (reaktan) ditujukan agar
nilainya positif, sebagaimana laju reaksi adalah besaran yang nilainya harus selalu positif.
Satuannya adalah M s-1 atau mol L-1 s-1.
Suatu laju reaksi kimia dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni konsentrasi
kadar zat, luas permukaan sentuh, tekanan, suhu dan pengaruh katalis. Nah berikut inilah
ulasan tentang faktor tersebut dan bagaimana faktor tersebut dapat mempengaruhi laju reaksi.
1. Konsentrasi
Hal ini mewakili banyaknya zat yang bereaksi, untuk jumlah partikel atau zat pereaksi
sangat sekali mempengaruhi besar tumbukan dalam reaksi sehingga merupakan hal yang
sangat penting dalam menentukan terjadinya laju reaksi. Sebab semakin besar konsentrasi
maka semakin pula banyak zat yang bereaksi dan semakin besar kemungkinan terjadinya
tumbukan. Apabila tumbukan antara partikel semakin besar, maka ada kemungkinan
terjadinya reaksi juga akan semakin besar, dengan demikian kenaikan konsentrasi pereaksi
42
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
memicu aktifnya tumbukan antar partikel dan akan menyebabkan laju reaksi semakin
cepat. Dan sebaliknya jika konsentrasi pereaksi semakin kecil, maka kemungkinan
terjadinya tumbukan juga semakin kecil sehingga laju reaksi juga akan menurun.
2. Luas Permukaan
Luas permukaan merupakan salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung ialah zat-zat
pereaksi harus bercampur dan saling bersentuhan. Pada campuran pereaksi yang
heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran yang disebut bidang sentuh.
Reaksi kimia akan berlangsung sangat cepat apabila luas permukaan atau bidang
sentuhnya lebih luas pula. Karena semakin luas permukaan maka semakin cepat pula laju
reaksinya, malah sebaliknya semakin kecil luas permukaan maka semakin kecil laju
reaksinya.
3. Pengaruh Tekanan
Pengaruh tekanan akan terlihat pada reaksi kimia yang melibatkan pereaksi berupa gas,
peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan pereaksi gas akan meningkatkan laju
reaksi, pengaruh ini tidak akan terlihat pada reaksi yang melibatkan zat padat dan zat cair.
Pada dasarnya, pengaruh tekanan terhadap laju reaksi sama halnya dengan pengaruh
konsentrasi kerena peningkatan tekanan biasanya dilakukan untuk meningkatkan
persentase gas yang bereaksi dalam kesetimbangan campuran, dengan demikian
peningkatan tekanan gas sama dengan peningkatan pada kosentrasinya dan mempengaruhi
laju reaksi.
4. Pengaruh Suhu
Pada saat kondisi suhu yang tinggi, energi molekul bertambah sehingga laju molekul juga
semakin bertambah, meningkatnya laju molekul memungkinkan reaksi berlangsung
dengan secara cepat, jadi bila semakin tinggi suhu semakin besar juga laju reaksinya.
Energi minimum yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu reaksi disebut energi
aktivasi dengan secara umum bila suhu ditambah 100 C, maka laju reaksi akan menjadi
dua kali lebih besar. Dengan kata lain setiap kenaikan suhu 100 C. Laju reaksinya akan
menjadi dua kali lebih cepat.
5. Katalis
Dalam ilmu kimia dikenal dengan dua Zat yang sangat mempengaruhi laju reaksi yakni
katalis dan inhibitor, katalis merupakan zat yang dapat mempercepat laju reaksi
sedangkan inhibitor ialah zat yang dapat menghambat laju reaksi. Reaksi kimia yang
lambat dapat dipercepat dengan menambahkan katalis, katalis akan ikut dalam proses
reaksi tetapi tidak mempengaruhi hasil reaksi melainkan hanya mempercepat lajunya.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat akibat perubahan yang dipicunya
terhadap pereaksi.
43
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Stoikiometri ialah cabang kimia yang berhubungan dengan suatu hubungan kuantitatif
yang terdapat antara reaktan dan juga produk dalam reaksi kimia. Reaktan ialah suatu zat
yang berpartisipasi didalam reaksi kimia, dan juga produk ialah suatu zat yang diperoleh
sebagai hasil dari reaksi kimia. Stoikiometri tersebut bergantung pada kenyataan ialah
bahwa unsur-unsur berperilaku dengan cara yang bisa atau dapat diprediksi, dan juga
materi yang tidak dapat diciptakan atau juga dihancurkan. Oleh Sebab itu, pada saat unsur
digabungkan kemudian menghasilkan reaksi kimia, sesuatu yang dikenal dan juga spesifik
yang akan terjadi serta hasil reaksi bisa untuk diprediksi dengan berdasarkan unsur-unsur
dan juga jumlah yang terlibat. Stoikiometri ialah matematika di balik ilmu kimia.
Stoikiometri tersebut bersandar pada hukum ialah seperti hukum perbandingan tetap,
hukum perbandingan ganda dan juga hukum kekekalan massa.
Dengan menggunakan hukum-hukum fisika ialah seperti hukum kekekalan massa, yang
menggemukakn bahwa massa reaktan itu sama dengan massa produk, Stoikiometri
digunakan untuk dapat mengumpulkan informasi mengenai jumlah berbagai unsur yang
digunakan didalam suatu reaksi kimia
Hukum Ini menyatakan ialah bahwa senyawa kimia tersebut (zat yang terdiri atas 2(dua)
atau juga lebih usnur) yang selalu berisi proporsi yang sama dari suatu unsur (senyawa
dengan satu jenis atom) dengan massa.
Hukum Ini ialah salah satu hukum dasar stoikiometri, disamping dari hukum
perbandingan tetap. Kadang-kadang juga disebut dengan hukum Dalton. Dikatakan ialah
bahwa, jika 2(dua) unsur tersebut membentuk lebih dari 1 senyawa antara mereka, maka
rasio massa dari suatu unsur kedua yang bergabung dengan massa tetap atas unsur
pertama keduanya tersebut akan mempunyai rasio sejumlah kecil dari keseluruhan.
Asas Le Chatelier adalah asas yang digunakan untuk memprediksi pengaruh perubahan
kondisi pada kesetimbangan kimia. Kesimpulan asas Le Chatelier tersebut adalah “Bila
terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu akan
mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut. Secara singkat dapat
dikatakan sebagai berikut.
Reaksi = – Aksi
Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan.
Dalam ilmu kimia, prinsip Le Chatelier digunakan untuk memanipulasi hasi dari reaksi bolak-
balik (reversibel) bahkan bisa juga untuk memperbanyak produk reaksi. Asas Le Chatelier
hanya berlaku untuk kesetimbangan dinamis.
44
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Maka sesuai tahap reaksi tersebut dapat ditulis konstan kesetimbangan atau biasa
disebut dengan konstan kesetabilan yaitu :
Reaksi kesetimbangan adalah suatu reaksi dimana zat-zat hasil reaksi (produk) dapat bereaksi
kembali membentuk zat-zat semula (reaktan). Sehingga reaksi ini berlangsung dalam dua arah
(reversible). Adapun ciri dalam suatu sistem kesetimbangan adalah tidak berubahnya suatu nilai
dengan terjadinya perubahan waktu (tetapan kesetimbangan). Proses kesetimbangan itu sendiri dapat
dirumuskan untuk reaksi-reaksi yang lain, salah satu contoh terpenting adalah kesetimbangan asam
basa. Kesetimbangan asam basa adalah suatu kesetimbangan yang prinsipnya terjadi pada senyawa
asam dan basa. Adapun asam dan basa yang umumnya mengalami reaksi kesetimbangan adalah asam
dan basa lemah.
Menurut penggolongan Bronsted-Lowry, Asam adalah senyawa yang dapat memberikan ion H⁺
atau proton , dan disebut dengan donor proton. Sedangkan basa adalah senyawa yang dapat menerima
ion H⁺ atau proton, dan disebut dengan akseptor proton. Sebagai contohnya : HCl adalah asam, karena
itu dapat mendonorkan sebuah proton (yaitu sebuah ion H⁺ ) kepada molekul lain. NH3 adalah basa,
karena NH3 dapat menerima sebuah proton dari molekul lain dan menjadi NH4⁺.
45
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Dari persamaan diatas dapat kita ketahui bahwa HA adalah sebuah asam, karena HA disini
mendonorkan protonnya (ion H⁺) kepada A⁻. Kemudian B disini adalah sebuah basa konjugasi, karena
B disini menerima sumbangan proton (ion H⁺) dari BH⁺. Adapun konstanta kesetimbangan untuk
persamaan di atas adalah :
𝛼(𝐵𝐻 + )𝛼(𝐴− )
K=
𝛼(𝐻𝐴)𝛼(𝐵)
46
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MODUL KULIAH IV
TERMOKIMIA DAN ENERGI SPONTAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi memiliki beragam bentuk, hanya beberapa yang dapat dilihat atau dapat
dirasakan, yang didefinisikan berdasarkan pengaruhnya terhadap materi. Contohnya
oven microwave yang menghasilkan energy untuk memasak makanan, kita tidak dapat
melihat energinya. Sebaliknya, kita dapat melihat energy yang dihasilkan oleh cahaya
lampu ketika kita menyalakannya. Bentuk-bentuk energy terdiri dari energy panas,
energy radiasi, energy listrik, energy nuclear, dan energy kimia. Dalam hukum
termodinamika I, energy tidak dapat dimusnahkan atau dihilangkan. Sehingga, energy
dapat berubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya.
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi
kimia dimana didalamnya dipelajari tentang perubahan kalor atau panas suatu zat yang
menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika. Energi kimia didefinisikan sebagai
energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa.
Reaksi kimia dapat berlangsung secara spontan dan tidak spontan. Suatu reaksi dapat
dikatakan spontan apabila memenuhi persyaratan termodinamika, yaitu energi bebas
Gibbsnya (Go) sama dengan nol. Reaksi yang berjalan tidak spontan berarti
membutuhkan energy tertentu untuk memulai prosesnya.
Untuk melakukan analisis senyawa aktif farmakologis secara mandiri, dibutuhkan
pengetahuan tentang energy panas dan energy kimia yang menyertai reaksi kimia serta
spontanitas reaksi kimia.
B. Ruang Lingkup
1. Termokimia
2. Spontanitas Reaksi
C. Sasaran Pembelajaran
Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan termokimia dan energi spontan dalam
analisis senyawa obat secara mandiri.
D. MATERI PEMBELAJARAN
A. Termokimia
1) Pengertian Termokimia
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi
kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap
unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam
energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat
disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi
reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan
entalpi reaksi diberi simbol ΔH.
47
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat
yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia.
Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan
pembentukan larutan.
Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat
dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor
reaksi. Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika
terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi
kimia.
2) Hukum Termodinamika I
Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energi, dengan kesetimbangan
dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Termokimia erat kaitannya
dengan termodinamika, karena termokimia menangani pengukuran dan
penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan
pembentukan larutan. Termodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang
secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
Penerapan hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan bahan
kajian dari termokimia.”Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta
adalah konstan”.
Perubahan kalor pada tekanan konstan:
∆H = ∆E + P∆V
W= P∆V
∆E = energi dalam
Hukum pertama termodinamika dapat dirumuskan sbg
∆U = Q – W
∆U = perubahan tenaga dalam system
Q = panas yang masuk/keluar dari sistem
W = Usaha yang dilakukan terhadap sistem
3) Kalor Reaksi
Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu
lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi.
Ada beberapa macam jenis perubahan pada suatu sistem. Salah satunya adalah
sistim terbuka, yaitu ketika massa, panas, dan kerja, dapat berubah-ubah. Ada
juga sistim tertutup, dimana tidak ada perubahan massa, tetapi hanya panas dan
kerja saja. Sementara, perubahan adiabatis merupakan suatu keadaan dimana
sistim diisolasi dari lingkungan sehingga tidak ada panas yang dapat mengalir.
Kemudian, ada pula perubahan yang terjadi pada temperature tetap, yang
dinamakan perubahan isotermik.
Pada perubahan suhu, ditandai dengan ∆t (t menunjukkan temperatur), dihitung
dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan temperatur mula-mula.
48
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
∆t = takhir – tmula-mula
Demikian juga, perubahan energi potensial;
∆(E.P) = (E.P)akhir – (E.P)mula-mula
Kalor reaksi (∆H) adalah kalor yang diserap (diperlukan) atau dilepaskan
(dihasilkan) dalam reaksi, disebut juga perubahan entalpi. Pada beberapa reaksi
kimia jumlah kalor reaksi dapat diukur melallui suatu percobaan di dalam
laboratorium. Pengukuran kalor reaksi tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang diberikan atau diambil dalam
suatu proses tertentu. Sebuah termometer sederhana terdiri dari bejana terisolasi,
alat pengaduk, dan termometer.
4) Energi dan Entalpi.
a. Sistem dan Lingkungan.
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
perpindahan energi yaitu sistem dan lingkungan.
Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan
energi disebut sistem sedangkan hal-hal diluar sistem yang membatasi
sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan.
Contoh:
Pada reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl dalam suatu tabung
reaksi dan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan suhu tabung reaksi naik
demikian pula suhu disekitarnya.
Pada contoh tersebut yang menjadi pusat perhatian adalah larutan NaOH dan
lartutan HCl, dengan demikian larutan NaOH dan HCl disebut sistem,
sedangkan tabung reaksi, suhu udara, tekanan udara merupakan lingkungan.
Berdasar interaksinya dengan lingkungan sistem dibedakan menjadi tiga
macam yaitu sistem terbuka, sistem tertutup dan sistem terisolasi.
1. Sistem Terbuka.
Sistem terbuka adalah suatu sistem dimana dapat terjadinya
pertukaran kalor dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem.
Contoh :
Reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer yang
dilakukan pada tabung reaksi yang terbuka. Pada peristiwa ini terjadi
reaksi,
Mg(s) + 2 HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Karena reaksi dilakukan pada tabung terbuka maka gas hidrogen
yang terjadi akan keluar dari sistem ke lingkungan, dan kalor yang
dihasilkan pada reaksi tersebut akan merambat keluar dari sistem ke
lingkungan pula.
2. Sistem Tertutup
49
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Sistem Terisolasi
50
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
51
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
a. Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dan gas oksigen pada
250C , 1 atm. dilepaskan kalor sebesar 285,5 kJ dan pada pembentukan 2
mol air dari gas hidrogen dan oksigen pada 250C, 1 atm. dilepaskan 571
kJ.
b. Pada pemebntukan 1 mol uap air dari gas hidrogen dan oksigen pada
250C, 1 atm. dilepaskan kalor sebesar 240 kJ, sedangkan bila yang
terbentuk air dalam wujud cair dilepaskan kalor 285,5 kJ/mol.
c. Kalor penguapan air pada 250C, 1 atm. adalah 44 kJ/mol sedangkan pada
1000C 1atm. kalor penguapannya 40 kJ/mol.
Berdasarkan contoh tersebut maka didalam membandingkan besarnya
perubahan entalpi suatu sistem sebelum dan sesudah reaksi harus dilakukan
pada kondisi yang sama.
1. Perubahan Entalpi Standar (H0)
Keadaan standar pengukuran perubahan entalpi adalah pada suhu 298
K dan tekanan 1 atm. Keadaan standar ini perlu karena pengukuran pada
suhu dan tekanan yang berbeda akan menghasilkan harga perubahan
entalpi yang berbeda.
Beberapa jenis Perubahan entalpi standar
a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (Hfo)
Perubahan entalpi pembentukan standar ( Standar Entalphi of
Formation) merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada
pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsurnya yang paling
stabil pada keadaan standar.
Satuan perubahan entalpi pembentukan standar menurut Sistem
Internasional (SI) adalah kilojoule permol (kJ.mol-1). Harga
perubahan entalpi pembentukan standar selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran.
Contoh :
Perubahan entalpi pembentukan standar dari kristal amonium klorida
adalah -314,4 kJ.mol-1. Persamaan termokimia dari pernyataan
tersebut adalah:
½ N2(g) + 2H2(g) + ½ Cl2(g) ⎯⎯→ NH4Cl (s) Hfo = - 314,4 kJ.mol-1
Catatan : Perubahan entalpi pembentukan standar (Hfo ) unsur bebas
diberi harga nol (0).
b. Perubahan Entalpi Peruraian Standar (Hd)
Perubahan entalpi peruraian standar ( Standard Entalpi of Decomposition) Hd
adalah perubahan entalpi yang terjadi pada peruraian 1 mol suatu senyawa
menjadi unsur-unsurnya yang paling stabil pada keadaan standar.
Pada dasarnya perubahan entalpi peruaraian standar merupakan kebalikan dari
perubahanentalpi pembentukan standar, karena merupakan kebalikan maka
harganyapun akan berlawanan tandanya. Contoh :
Jika
52
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
53
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
54
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
qkal = Ckalorimeter x t
= 958 J/oC x 1,56oC
= 1494 J
maka
qsistem = (6520 + 1494) J
= 8014 J
= 8,014 kJ
Jumlah metana yang dibakar adalah 0,16 gram
CH4 = (0,16/16) mol
= 0,01 mol
maka untuk setiap mol CH4 akan dilepas kalor sebanyak
8,014 kJ
q =
0,01mol
= 801,4 kJ/mol
Karena sistem melepas kalor maka perubahan entalpinya berharga negatif
sehingga,
Hc CH4 = - 801, 4 kJ/ mol
Jadi pada reaksi antara 0,1 mol NaOH dengan 0,1 mol HCl terjadi
perubahan kalor = 5,016 kJ
55
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
maka untuk setiap 1 mol NaOH bereaksi dengan 1 mol HCl akan terjadi
perubahan kalor = 5,016 kJ/0,1 mol
= 50,16 kJ/mol
Karena pada saat reaksi suhu sistem naik maka berarti reaksinya eksoterm,
dan perubahan entalpinya berharga negatif
Persamaan termokimianya :
NaOH(aq) + HCl (aq) ⎯⎯→ NaCl(aq) + H2O (l) H = - 50,16 kJ
b. Hukum Hess
Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat ditentukan
langsung dengan kalorimeter, misalnya penentuan
perubahan entalpi pembentukan standar (Hf0) CO.
Reaksi pembentukan CO adalah ,
C (s) + ½ O2(g) ⎯⎯→ CO(g)
Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO saja
tanpa disertai terbentuknya gas CO2, jadi bila dilakukan pengukuran
perubahan entalpi dari reaksi tersebut yang terukur tidak hanya reaksi
pembentukan gas CO saja, tetapi juga terukur pula perubahan entalpi dari
reaksi :
C(s) + O2 ⎯⎯→ CO2 (g)
Untuk mengatasi persoalan tersebut Henry Germain Hess (1840) melakukan
serangkaian percobaan dan didapat kesimpulan bahwa perubahan entalpi suatu
reaksi merupakan fungsi keadaan, artinya, bahwa perubahan entalpi suatu
reaksi hanya tergantung pada keadaan awal (zat-zat pereaksi) dan keadaan
akhir (zat-zat hasil reaksi) dari suatu reaksi dan tidak tergantung bagaimana
jalanya reaksi. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Hess.
Contoh :
Reaksi pembakaran karbon menjadi gas CO2 dapat berlangsung dalam dua
tahap yaitu,
Tahap 1 : C (s) + ½ O2(g) ⎯⎯→ CO(g) ........ H = a kJ
Tahap 2 : CO(g) + ½ O2(g) ⎯⎯→ CO2(g) ......H = b kJ
Dengan demikian perubahan entalpi secara keseluruhan bila reaksi dilakukan
dalam satu tahap, tanpa melewati gas CO
Tahap langsung : C(s) + O2(g) ⎯⎯→ CO2(g) ....H = (a+b) kJ
Dari kedua kemungkinan tersebut maka penentuan perubahan entalpi
pembentukan gas CO dapat dilakukan dengan cara,
1. Menetukan secara kalorimetri perubahan entalpi dari reaksi tahap langsung
dan didapat,
C(s) + O2(g) ⎯⎯→ CO2(g) ........ H = - 394 kJ
56
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Dari kedua reaksi tersebut didapat perubahan entalpi untuk reaksi tahap 1
adalah, - 394 kJ = a + (-111) kJ
a = (- 394 ) - (-111) kJ
= - 283 kJ
sehingga : C (s) + ½ O2(g) ⎯⎯→ CO(g) ........ H
= - 283 kJ
Secara analitis dapat dihitung dengan cara:
C(s) + O2(g) ⎯⎯→ CO2(g) ...........H = - 393 kJ
CO2(g) ⎯⎯→ CO(g) + ½ O2(g) ..H = +111 kJ
H = -394 kJ
C (s) + O2(g) CO2(g)
CO2(g)
CO(g) + ½ O2(g)
H = - 111 kJ H = -283 kJ
- 111
C O2(g)
57
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
dalam sistem harus tetap. Adanya kenaikan energi kinetik ditunjukkan dengan
adanya kenaikan suhu sistem, akibatnya akan terjadi aliran kalor dari sistem ke
lingkungan. Reaksi yang menyebabkan terjadinya aliran kalor dari sistem ke
lingkungan disebut dengan reaksi eksoterm.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor
dari lingkungan ke sistem.. Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke
lingkungan. Pada reaksi eksoterm umumnya suhu sistem naik, adanya kenaikan
suhu inilah yang mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor
dari lingkungan ke sistem, dalam reaksi ini kalor diserap oleh sistem dari
lingkungannya. Pada reaksi endoterm umumnya ditunjukkan oleh adanya
penurunan suhu, sebab dengan adanya penuruunan suhu sistem inilah yang
mengakibatkan terjadinya penyerapan kalor oleh sistem.
Bila perubahan entalpi sistem dirumuskan,
H = Hakhir - Hawal maka pada reaksi Eksoterm dimana sistem melepas
kalor berarti ,
Hakhir < Hawal dan H < 0 (berharga negatif)
Hal yang sama terjadi pada reaksi endoterm,
Hakhir > Hawal sehingga, H > 0 ( berharga positif)
Contoh :
1. Pada pembakaran 1 mol arang (karbon) menjadi gas CO2 pada tekanan tetap
dilepaskan kalor 393,5 kJ. Terjadinya pelepasan kalor ini diakibatkan suhu
sistem naik sehingga karena suhu sistem lebih tinggi dari lingkungan, maka
akan terjadi aliran kalor dari sistem ke lingkungan. Adanya aliran kalor dari
sistem ke lingkungan mengakibatkan entalpi sistem berkurang sebesar 393,5
kJ, maka reaksi pembakaran karbon disebut reaksi eksoterm.
2. Pada proses perubahan es H2O(s) menjadi air H2O(l) terjadi penyerapan
kalor oleh es dari lingkungan yang disebabkan suhu es lebih rendah dari
lingkungan.
6) Persamaan Termokimia
Persamaan termokimia menggambarkan suatu reaksi yang disertai informasi
tentang perubahan entalpi (kalor) yang menyertai reaksi tersebut. Pada
persamaan termokimia terpapar pula jumlah zat yang terlibat reaksi yang
ditunjukkan oleh koefisien reaksi dan keadaan ( fasa) zat yang terlibat reaksi.
Contoh :
Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dengan oksigen pada 298 K, 1
atm dilepaskan kalor sebesar 285,5 kJ.
Persamaan termokimia dari pernyataan tersebut adalah,
H2(g) + ½ O2(g) ⎯⎯→ H2O(l) H = - 285,5 kJ
B. Spontanitas Reaksi
Proses-proses yang terjadi memiliki kecenderungan alami terjadi dalam satu
arah dibawah kondisi tertentu. Misalnya air yang secara alami akan mengalir dari
bukit ke hilir, sedangkan aliran yang berasal dari bawah tanah meuju ke atas
58
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
59
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Gambar Peningkatan entropi substrat (∆S>0) dari padat, menjadi cair, dan menjadi gas.
Penurunan entropi (∆S<0) dari subtrat gas menjadi cair, dan akhirnya menjadi padat.
Dalam suatu sistem terisolasi atau tertutup, perubahan entropi adalah selalu:
• Tetap, dalam proses reversibel, karena perubahan entropi dalam proses
dikompensasi oleh perubahan entropi dalam proses balik.
• Meningkat, dalam proses irreversible, karena tak ada pembalikan proses.
Dengan demikian, perubahan entropi dapat dihitung hanya untuk proses
reversibel. Sedangkan untuk proses irreversibel, perhitungan perubahan entropi
hanya dapat dilakukan dengan mempostulasikan proses tersebut sebagai proses
reversibel secara teoritik dan asumptif.
Perubahan entropi sistem dalam proses reversibel adalah setara dengan
rasio perubahan kuantitas energi panas diserap atau digunakan untuk melakukan
kerja mekanik, dan temperatur mutlak termodinamik sistem.
B. Hukum Ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
60
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Dimana:
H = entalpi
T = temperature/suhu
S = entropi
61
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
62
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MODUL KULIAH V
SENYAWA ORGANIK
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa organik awalnya merupakan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh
makhluk hidup. Sebaliknya, senyawa anorganik merupakan senyawa-senyawa yang
bukan berasal dari makhluk hidup. Pada perkembangannya, kemudian manusia
mampu membuat (mensistesis) beberapa senyawa yang sifatnya persis sama dengan
senyawa organik aslinya. Sebagai contoh, pada tahun 1816 Chevrut menunjukkan
bahwa lemak binatang (suatu senyawa organik) dapat dibuat menjadi sabun (suatu
senyawa anorganik), dan sebaliknya sabun (suatu senyawa anorganik) dapat diubah
menjadi asam lemak (suatu senyawa organik). Hal serupa ditunjukkan pula pada tahun
1828 oleh Friedrich-Wohler yang telah berhasil membuat urea (senyawa organik dari
makhluk hidup yang berasal dari urin) dengan jalan menguapkan garam ammonium
sianat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organik.
B. Ruang Lingkup
• Struktur senyawa organik.
• Stereoisomerisme senyawa organik.
• Senyawa organik yang mengandung gugus fungsi.
• Rumus molekul dan rumus struktur.
C. Sasaran Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan stereokimia senyawa organik secara
sistematik dan mandiri.
D. MATERI PEMBELAJARAN
a. Struktur senyawa organik
Senyawa organik yang paling sederhana terbentuk dari dua unsur yaitu
karbon dan hidrogen. Senyawa organik selalu mengandung karbon (C), pada
umumnya disertai dengan kandungan hidrogen (H), dan dapat disertai dengan
beberapa unsur lainnya, seperti O, N, S, dan halogen (Cl, Br, I, dan F). Atom
karbon dan unsur-unsur lainnya dalam senyawa organik dihubungkan oleh ikatan
kovalen dan dapat membentuk rantai karbon, baik linier, bercabang, maupun
siklis. Senyawa organik yang dapat terbentuk memiliki jumlah yang sangat
banyak. Sekitar lebih dari 80% senyawa yang telah dikenal di dunia ini merupakan
senyawa organik, diantaranya berupa material biologis dari tanaman, hewan, dan
manusia, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, DNA, RNA, minyak atsiri,
karet alam, dan pewarna alami; material produk pabrikan, seperti obat, pupuk,
antiseptik, pestisida, narkotika, cat, plastik, kertas, benang, spirtus, dan pakaian;
material geologis, seperti gas alam, bensin, minyak tanah, solar, dan aspal.
Ternyata tidak semua senyawa organik yang mengandung karbon dapat dikatakan
sebagai senyawa organik. Sebagai contoh, CaCO3, CO2 atau KCN merupakan
senyawa-senyawa yang mengandung karbon, namun termasuk senyawa anorganik.
63
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
64
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
senyawa ini memiliki dua atom karbon, kedua senyawa tersebut memiliki sifat-sifat
kimia yang masing-masing mirip dengan sifat-sifat metana dan tetraklorometana.
Etana Heksakloroetana
2. Organohalogen
Senyawa organik yang hanya mengandung karbon, hidrogen, dan halogen
disebut organohalogen. Yang termasuk organohalogen yaitu alkilhalida (R-X),
arilhalida (Ar-X) atau vinilhalida, dengan X adalah halida (F,Cl,Br,I). Kelompok
senyawa ini banyak digunakan sebagai pelarut, insektisida, zat warna, dan bahan
dasar industri kimia.
65
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
3. Alkohol
Alkohol adalah kelompok senyawa organik yang memiliki rumus umum R-
OH. Kelompok ini ditandai oleh keberadaan gugus fungsional hidroksil, -OH.
Strukturnya mirip air, tetapi dengan satu hidrogen diganti gugus alkil. Dua anggota
paling sederhana pada kelompok ini adalah metanol dan etanol. Metanol banyak
digunakan sebagai bahan bakar (pembakar spirtus, lampu penerang). Etanol
digunakan sebagai bahan bakar, pelarut, cairan pensteril, dan campuran minuman.
4. Eter
Eter merupakan senyawa dengan dua gugus alkil berhubungan dengan satu
atom oksigen yang sama. Rumus umum kelompok senyawa ini adalah R-O-R’,
dengan R dan R’ dapat merupakan gugus yang sama atau berbeda, dan gugus itu
berupa alkil maupun aril. Eter biasanya diberi nama dengan menyebut nama setiap
gugus alkil atau arilnya sesuai urutan abjad, diikuti dengan kata eter. Untuk eter yang
lebih rumit, gugus –OR yang lebih sederhana dinamai sebagai substituen alkoksi.
Eter merupakan senyawa yang relatif lembam atau inert (tidak mudah
bereaksi), sehingga banyak digunakan sebagai pelarut. Eter (dietil eter) pernah
digunakan sebagai anastesi (obat bius). Dietileter juga merupakan bahan cairan
starter untuk mesin mobil.
5. Aldehid dan keton
Aldehida dan keton adalah senyawa organik yang mempunyai gugus
fungsional karbonil, –C=O. Aldehida memiliki sedikitnya satu atom H yang terikat
pada gugus karbonil, gugus sisanya dapat berupa atom hidrogen lain atau gugus alkil
maupun aril. Pada keton, atom karbon karbonil terhubung dengan dua atom karbon
lainnya. Rumus umum aldehid dan keton adalah :
O
aldehid R–C
H
O
keton
R–C–R’
Aldehida paling sederhana adalah formaldehida atau metanal, sedangkan keton
paling sederhana adalah 2-propanon atau aseton. Banyak aldehida dan keton yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Formaldehida atau formalin atau metanal
66
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
67
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
68
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
2-butanol
Oleh karena molekul 2-butanol adalah molekul kiral maka ada dua molekul 2-
butanol yang berbeda dan molekul-molekul tersebut adalah enantiomer-enantiomer.
I II
Untuk semua molekul yang mengandung satu karbon kiral, dimungkinkan terdapat
satu pasang enantiomer. Sedangkan yang dimaksud dengan karbon kiral adalah suatu
atom karbon yang mengikat empat gugus berbeda. Dalam molekul 2-butanol, karbon-2
adalah atom kiral; dan empat gugus berbeda yang terikat padanya adalah hidroksil, metil,
etil dan atom hidrogen.
Jika ada dua atau lebih gugus yang sama yang terikat pada suatu karbon tetrahedral,
maka molekul tersebut adalah akiral dan superimposible terhadap bayangan cerminnya.
Sebagai contoh adalah molekul 2-propanol.
a b c
69
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Gambar di atas merupakan struktur 2-propanol (a) dan bayangan cerminnya (b).
Jika salah satunya diputar maka terlihat (c) bahwa mereka adalah superimposible. Jadi
bukan menyatakan enantiomer-enantiomer.
Telah disebutkan bahwa cara menguji kiralitas suatu molekul adalah dengan
melihat ada tidaknya karbon kiral yang dimiliki oleh molekul tersebut, kemudian
membuat bangun molekul dan bayangan cerminnya dengan model (suatu alat bantu untuk
memperlihatkan model molekul). Jika kedua molekul adalah superimposible (dapat
dihimpit) maka molekul tersebut adalah akiral. Sebaliknya jika kedua molekul yang
diperoleh ternyata tidak superimposible (tidak dapat dihimpit) maka molekul tersebut
adalah kiral.
Cara lain untuk menentukan apakah suatu molekul kiral atau akiral adalah dengan
melihat ada atau tidaknya bidang simetri dalam molekul. Bidang simetri adalah suatu
bidang khayal yang membagi dua molekul sehingga bagian-bagian tersebut merupakan
bayangan cermin antara satu dengan yang lainnya. Jika suatu molekul mempuyai bidang
simetri maka molekul tersebut adalah akiral. Contohnya adalah 2-kloropropana.
Sebaliknya jika suatu molekul tidak mempuyai bidang simetri maka molekul tersebut
adalah kiral. Contohnya adalah 2-klorobutana.
1 2 3 4
Dari empat stereoisomer yang telah ditunjukkan, terdapat pasangan stereoisomer
yang merupakan bayangan cermin satu sama lain, yaitu pasangan senyawa 1 dan 2; juga
pasangan senyawa 3 dan 4. Terdapat pula pasangan stereoisomer yang bukan merupakan
bayangan cermin satu sama lain, yaitu pasangan 1 dan 3; 1 dan 4; 2 dan 3; serta 2 dan 4).
Pasangan stereoisomer yang merupakan bayangan cermin satu sama lain disebut
70
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
berbeda dengan
trans-1,2-dikloroetana cis-1,2-dikloroetana
titik didih 48°C titik didih 60°C
Untuk menentukan pemberian awalan cis atau trans, maka perlu diadakan
pembedaan gugus/atom yang terletak pada atom C-sp2. Ada yang dianggap besar (large,
L) karena mempunyai nomor atom lebih tinggi atau bentuk ruang yang lebih besar, dan
ada pula yang dianggap lebih kecil (small, S) karena mempunyai nomor atom lebih
rendah atau bentuk ruang yang lebih kecil. Bila kedua gugus/atom sama (L1 = L2 maupun
S1 = S2) dan terletak pada kedua atom C-sp2 yang berbeda, atau bila satu pasang
atom/gugus sama sedangkan satu pasang atom/gugus yang lain berbeda (L1 = L2
sedangkan S1 ≠ S2, atau sebaliknya) dan terletak pada sisi yang sama, maka disebut
sebagai isomer cis. Sebaliknya ila kedua gugus/atom sama (L1 = L2 maupun S1 = S2), atau
bila satu pasang atom/gugus sama sedangkan satu pasang atom/gugus yang lain berbeda
(L1 = L2 sedangkan S1 ≠ S2, atau sebaliknya) dan terletak pada sisi yang berbeda sehingga
membentuk posisi diagonal/silang, maka disebut sebagai trans.
Kedua isomer cis-trans mempunyai perbedaan dalam hal sifat fisiknya, misalnya
titik didih, titik leleh, atau kelarutan. Dalam hal kestabilan termodinamika, isomer trans
lebih stabil daripada isomer cis. Hal ini disebabkan pada isomer trans, posisi L1 dan L2
tidak pada posisi yang sama, sehingga ruangnya tidak terlalu berdesakan, Posisi L1 = L2
pada isomer cis, yang terletak pada sisi yang sama, menyebabkan efek desakan ruang
yang cukup besar. Namun demikian dapat berubah menjadi cis bila ditambahkan energi
(ΔE) berupa panas/kalor (Δ) atau cahaya/foton (h/v). Jadi,
ΔE berupa panas/foton/cahaya
L1 S2
L1 S1 L2
S2
Syarat :
1. L1 = L2 maupun S1 = S2 atau S1 L2
2. L1 = L2 maupun S1 ≠ S2 atau
71
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
3. L1 ≠ L2 maupun S1 = S2
Selain itu, isomer cis-trans dapat juga diterapkan pada senyawa siklik, seperti
terlihat pada contoh di bawah ini
cis-dekalin trans-dekalin
trans-1,4-dimetilsikloheksana cis-1,4-dimetilsikloheksana
Sifat isomer cis dan trans adalah apabila dipanaskan akan mengalami reaksi
dehidratasi (untuk bentuk isomer cis) atau reaksi isomerisasi yang diikuti dengan reaksi
dehidratasi (untuk bentuk isomer trans).
Penentuan konfigurasi isomer cis dan trans didasarkan atas perbedaan sifat fisik
kedua isomer geometri tersebut.
Sifat fisik Bentuk isomer cis Bentuk isomer trans
1. Titik leleh Rendah Tinggi
2. Titik didih Tinggi Rendah
3. Kelarutan Tinggi Rendah
4. Massa jenis Tinggi Rendah
5. Momen dipole Tinggi Rendah
6. Indeks refraksi Tinggi Rendah
7. Panas pembakaran Tinggi Rendah
8. Kestabilan Tinggi Rendah
Berdasarkan mudah tidaknya berubah dari suatu stereoisomer ke stereoisomer yang
lainnya, stereoisomer dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. yang dapat berubah dari satu stereoisomer ke stereoisomer yang lain dengan hanya
melalui pemutaran ikatan tunggal (stereoisomer-stereoisomer ini dinamakan isomer-
isomer konformasi atau konformer-konformer).
2. yang hanya dapat berubah dari satu stereoisomer ke stereoisomer yang lain melalui
pemutusan dan penyambungan kembali ikatan-ikatan kovalen (stereoisomer-
stereoisomer ini dinamakan isomer-isomer konfigurasi).
Bentuk molekul sering mempengaruhi sifatnya. Molekul sederhana seperti etana
misalnya, dapat memiliki sejumLah bentuk sebagai akibat dari rotasi satu atom
karbonnya (dan hidrogen yang melekat padanya) terhadap atom karbon lainnya. Susunan
72
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
ini dinamakan konformasi atau konformer. Pada etana dengan konformasi goyang
(staggered conformation), setiap ikatan C–H pada satu karbon memotong sudut H–C–H
pada karbon lain. Pada konformasi tindih (eclipsed conformation), ikatan C–H pada
karbon di bagian depan dan belakang terletak sejajar. Dengan merotasi (memutar) satu
karbon 60° terhadap lainnya, kita dapat saling mempertukarkan konformasi goyang
dengan dan tindih. Diantara kedua ekstrem ini terdapat konformasi antara (intermediet)
bagi etana yang tak berhingga jumlahnya.
Pada etana, dua konformasi goyang dan tindih dapat dipandang sebagai rotamer
sebab masing-masing dapat dikonversi menjadi yang lainnya melalui rotasi pada ikatan
karbon-karbon. Rotasi pada ikatan tunggal ini mudah terjadi karena banyaknya tumpang-
tindih orbital sp3 pada kedua atom karbon tidak dipengaruhi oleh rotasi pada ikatan
sigma. Memang tersedia cukup energi pada suhu kamar bagi konformer goyang dan
tindih dari etana untuk berinterkonversi dengan cepat. Akibatnya, konformer-konformer
ini tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Namun demikian, kita mengetahui
berbagai bukti fisis, bahwa kedua bentuk ini tidak sama kestabilannya. Konformasi
goyang ialah yang paling stabil (memiliki energi potensial terendah) dari semua
konformasi etana, sementara konformasi tindih ialah yang paling tidak stabil (memiliki
energi potensial tertinggi). Pada suhu kamar, konformasi goyang pada hakikatnya
merupakan satu-satunya konformasi yang ada.
73
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Keempat gugus yang melekat pada pusat stereogenik diletakkan pada urutan
prioritas (dengan sistem yang akan dijelaskan berikut), a → b → c → d. Pusat stereogenik
kemudian dilihat dari sisi yang berlawanan dengan gugus yang prioritasnya terendah,
yaitu d. Jika ketiga gugus sisanya (a→ b →c) membentuk arah jarum jam, konfigurasi ini
disebut R (dari kata latin rectus, kanan). Jika susunan gugus tersebut membentuk arah
berlawanan jarum jam, konfigurasi itu disebut S (dari kata latin sinister, kiri).
Urutan prioritas dari empat gugus diatur sebagai berikut :
Aturan 1. Atom yang melekat langsung ke pusat stereogenik diberi peringkat sesuai
dengan nomor atom: semakin tinggi nomor atom, semakin tinggi
peringkatnya.
Cl > O > C > H
prioritas tinggi prioritas rendah
Jika salah satu dari empat gugus itu adalah H. atom ini selalu mendapat prioritas
terendah, dan kita melihat pusat stereogenik ke arah ikatan C–H, yaitu dari C ke H.
Aturan 2. Jika keputusan tidak dapat ditarik dengan aturan 1 (artinya, jika dua atau
lebih atom yang langsung melekat itu sama), urutkan lagi keluar dari pusat
stereogenik sampai keputusan dapat ditarik. Contohnya gugus etil memiliki
prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan gugus metil, sebab pada titik
perbedaan pertama sewaktu bergerak menjauh dari pusat stereogenik, kita
bertemu dengan atim karbon (prioritas lebih tinggi) pada gugus etil dan
hidrogen (prioritas lebih rendah) pada gugus metil.
Untuk pusat stereogenik pada siklik, aturan yang sama untuk menetapkan prioritas dapat
diikuti. Contohnya pada 1,1,3-trimetilsikloheksana, empat gugus yang melekat pada
karbon-3 berdasarkan urutan prioritasnya ialah –CH2C(CH3)CH2 > –CH2CH2 > –CH3 >
H.
74
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
1,1,3-trimetilsikloheksana
Aturan ketiga yang agak rumit, diperlukan untuk menangani ikatan rangkap atau ikatan
rangkap tiga serta cincin aromatic (yang ditulisdengan cara Kekulé).
Aturan 3. Ikatan majemuk dianggap seolah-olah memiliki jumLah ikatan tunggal yang
sama. Contohnya, gugus vinil, -CH=CH2 dihitung sebagai
–CH=CH2
C C
Demikian pula
C C H
–C=CH dianggap sebagai –C–C–H dan –CH=O dianggap sebagai –C–O
C C OC
d. Rumus molekul dan rumus struktur
Beberapa golongan senyawa organik berdasarkan gugus fungsional :
Contoh
Nama Gugus Rumus Nama
Nama Nama
Golongan Fungsional Umum Umum Struktur
IUPAC Trivial
Alkana C–C CnH2n+2 Alkana CH3CH3 Etana Etana
Cincin
Aromatis ArH Arena Benzena Benzena
aromatis
75
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
O O
–C R–C O
Aldehida Alkanal Etanal asetaldehida
H H H3C–C–H
O O Alkanon O
Keton Propanon Aseton
–C– R–C–R’ H3C–C–CH3
Asam O O Asam O
karboksilat
–C R–C alkanoat
asam etanoat asam asetat
H3C–C–OH
OH OH
O O
–C R–C O
Ester Metiletanoat Metilasetat
O– OR’ Alkanoat H3C–C–OCH3
RNH2,
Amina –NH2 RNHR, Alkilamina H3C–NH2 Metilamina metil amin
RNR’R”
O O
–C R–C O
Amida Alkanamida Etanamida Asetamida
NH2 NH2 H3C–C–NH2
Daftar pustaka :
1. Hart, H., Craine, L.E. and Hart, D.J. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi
Kesebelas. Jakarta : Erlangga.
2. Oxtoby, D.W., Gilis, H.P., and Campion, A. 2008,. Principles of Modern Chemistry,
Seventh Edition. USA : Mary Finch.
3. Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
4. Tim Dosen Kimia. 2013. Kimia Organik. Makassar : Bagian Kimia UPT-MKU
Universitas Hasanuddin.
76
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MODUL KULIAH VI
MATEMATIKA FARMASI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mampu menjelaskan dan menerapkan persamaan linear, fraksi, logaritma, integral dan
diferensial dalam perhitungan dan pembahasan di bidang farmasi secara mandiri
B. Ruang Lingkup
1. Persamaan linear
2. Fraksi parsial
3. Logaritma
4. Geometri
5. Integral
6. diferensial
C. Sasaran Pembelajaran
Ketepatan dalam menjelaskan dan menerapkan persamaan linear, fraksi, logaritma,
integral dan diferensial dalam perhitungan dan pembahasan di bidang farmasi secara
mandiri
D. MATERI PEMEBELAJARAN
1. Persamaan linear
1) Sistem persamaan linear dengan 2 variabel
a1 x + b1 y = c1
a 2 x + b2 y = c 2
x dan y adalah variabel
a1 , a2 , b1 , b2 , c1 , c2 R
Cara menyelesaikannya dengan :
a. Metode Eliminasi
b. Metode Substitusi
c. Metode Campuran Eliminasi dan Substitusi
d. Metode Grafik
Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari SPL berikut
x− y =2
3 x − 7 y = −2
77
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
a. Eliminasi
x− y =2 x3 3x − 3 y = 6
3 x − 7 y = −2 x1 3 x − 7 y = −2
4y = 8
y =2
x− y =2 x7 7 x − 7 y = 14
3 x − 7 y = −2 x1 3 x − 7 y = −2
4x = 16
x= 4
b. Subtitusi
Dari persamaan (1) y = x – 2 disubstitusikan ke persamaan (2) diperoleh
3x – 7(x – 2) = -2
3x – 7x + 14 = -2
-4x = -16
x=4
Untuk x = 4 disubstitusikan ke persamaan (1)
4–y=2
y =4–2
y =2
c. Campuran Eliminasi dan Substitusi
x− y =2 x3 3x − 3 y = 6
3 x − 7 y = −2 x1 3 x − 7 y = −2
4y = 8
y =2
y = 2 disubstitusikan ke persamaan (1)
x–2=2
x = 4
78
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
d. Grafik
79
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
2x + y + z = 5
x + 2y + z = 7
x -y = -2 ............................(5)
(4) dan (5)
3x + 2y = 8 x1 3x + 2y = 8
x - y = -2 x3 3x - 3y = -6
5y = 14
y = 14/5
3x + 2y = 8 x 1 3x + 2y = 8
x - y = -2 x2 2x - 2y = -4
+
5x = 4
x = 4/5
x = 4/5 dan y = 14/5 disubstitusi ke persamaan (1) :
x+y–z=3
4/5 + 14/5 – z = 3
18/5 – z = 3
z = 18/5 – 3
z = 3/5
Jadi HP : {4/5,14/5,3/5}
2. Fraksi parsial
Bentuk 1 :
Bentuk 2 :
Bentuk 3 :
80
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Bentuk 4 :
Contoh :
Nyatakanlah dalam bentuk pecahan parsial.
Jawab :
1
Kalikan kedua ruas dengan
x2 + 4x + 3
Masukkan x = -3 --> 1 = 0 – 2B
1
B=
2
Masukkan x = -1 --> 1 = 2A
1
A=
2
1 1 1
Jadi, = –
x2 + 4x + 3 2(x+1) 2(x+3)
3) Logaritma
Logaritma adalah kebalikan dari perpangkatan. Jadi apabila diketahui ax =
b, maka x dapat ditentukan dengan logaritma yang berbentuk x = a log b.
a : bilangan pokok logaritma dengan a > 0, a ≠ 1
b : Numerus , b > 0
Contoh :
1. 25 = 32 2 log 32 = 5
1 1
2. 3-4 = 81 3 log 81 = - 4
Sifat-sifat logaritma
Bila a, b, c dan p bilangan real yang memiliki sifat a > 0, b > 0, p > 0 dan p 1
,maka berlaku:
81
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
1. p log b = x, maka px = b
2. p log ab = p log a + p log b
p 𝑎
3. log 𝑏 = p log a - p log b
4. p log an = n. p log a
5. p log a . a log b . b log c = p log c; a ≠ 1, b ≠ 1.
𝑝
6. a log b = 𝑝 log 𝑏
log 𝑎
1
7. p log x = 𝑥 ;x≠1
log 𝑝
a
log x
8. a =x
m 𝑛
9. a log bn = . a log b 𝑚
10. p log 1 = 0
11. p log p = 1
12. p log pn = n
4) Geometri
1. Titik, Garis, Bidang dan Ruang
Titik menyatakan tempat, tidak mempunyai panjang, lebar dan tebal.
Titik adalah ide yang tidak didefinisikan, dimodelkan oleh noktah/bintik yang
dibuat oleh media tulis.
Garis, panjangnya tidak terbatas, lurus, tidak mempunyai tebal, tidak
berujung. Garis adalah ide yang tidak didefinisikan.
Bidang, rata tak terbatas, tak mempunyai tebal. Bidang juga merupakan
ide yang tidak didefinisikan.
Ruang, tidak terbatas ke semua arah. Ruang merupakan himpunan
semua titik, merupakan himpunan semesta untuk geometri.
2. Relasi antara Titik, Garis dan Bidang
Titik digambarkan (dimodelkan) oleh suatu noktah, diberi nama dengan
huruf besar. Kita sebut titik A, titik B, dan titik C.
.A .B
.C
Bayangkan garis sebagai himpunan titik-titik. Penamaan garis biasanya
dengan huruf kecil, dapat juga dengan menggunakan dua titik yang terletak
pada garis, misalnya A dan B pada garis g; garis AB juga disebut garis g.
82
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Ditulis AB
Hanya satu bidang yang memuat tiga titik, dikatakan tiga titik tak segaris
menentukan satu bidang.
Titik A terletak pada garis g atau garis g memuat titik A, jika titik A
merupakan anggota dari garis g
Garis-garis sejajar adalah garis-garis yang terletak satu bidang yang tidak
berpotongan.
83
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Garis-garis konkuren adalah tiga garis atau lebih yang koplanar (sebidang)
yang mempunyai satu titik persekutuan.
84
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Sinar AB ditulis AB adalah himpunan bagian dan garis yang memuat titik-titik
A dan semua titik yang berada pada sisi yang sama dari A dengan B.
Sudut adalah gabungan dua sinar yang tidak segaris yang mempunyai titik
pangkal yang sama.
sudut ABC = sudut CBA = sudut B atau ditulis ABC = CBA = B
Segitiga adalah gabungan tiga segmen yang ditentukan oleh tiga titik yang
tidak kolinier.
ΔABC = AB BC AC
sisi dihadapan sudut A, yaitu sisi BC biasa dinamai sisi a, dihadapan B biasa
dinamai b, dihadapan C dengan sisi c.
Segiempat adalah gabungan empat segmen yang ditentukan oleh empat titik
yang tiap tiga titiknya tidak kolinier. Segmen berpotongan hanya pada titik-
titik ujungnya.
Lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang yang berjarak tetap dari
titik yang diketahui.
85
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
5) Integral
Integral adalah antidiferensial atau anti turunan yang merupakan operasi
invers (balikan) dari pendiferensialan. Jika f(x) adalah turunan dari F(x) terhadap
x maka ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑥) + 𝑐 dengan c konstanta sembarang dan f(x) disebut
integran.
1. Integral tak tentu
a) ∫ 𝑘 𝑑𝑥 = 𝑘𝑥 + 𝐶 , k dan c adalah konstanta
1
b) ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑥 𝑛+1 + 𝐶 , n ≠ 0 dan c adalah konstanta
𝑛+1
f) ∫ 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢. 𝑣 = ∫ 𝑣 𝑑𝑢
g) ∫ cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝐶
h) ∫ sin 𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝐶
Contoh :
1
1. ∫ 𝑥 5 𝑑𝑥 = 𝑥 5+1 + 𝐶
5+1
3
4
2. ∫ √𝑥 3 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 4 𝑑𝑥
3
1
= 3 𝑥 4+1 + 𝐶
+1
4
7
1
= 7 𝑥4 + 𝐶
+1
4
4 4
= 𝑥 . √𝑥 7 + 𝐶
7
2. Integral tentu
𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹 (𝑎)
𝑎
Contoh :
5
1. ∫−1 3 𝑑𝑥 = 3𝑥 ]5−1
= 3(5) – 3(-1)
= 18
86
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
6) Diferensial
1. f (x) = axn df (x)/dx atau f’(x) = n.axn-1
2. f (x) = ax f’(x) = a
3. f (x) = a f’(x) = 0
1
4. f (x) = ln x f’(x) =
𝑥
5. f (x) = Un f’(x) = n . Un-1 . U
6. f (x) = U.V f’(x) = U’.V + V’.U
U U′ .V−V′ .U
7. f (x) = f’(x) =
V V2
ax+ b a.d−c.b
8. f (x) = cx+ d f’(x) = (cx+d)2
1. f (x) = 2x2 + 3x
f’(x) = 2.2x2-1 + 3
= 4x + 3
2. f (x) = (2x – 5)3
f’(x) = 3 (2x – 5)3-1 . 2
= 3 (2x – 5)2 .2
= 6 (2x – 5)2
3. f (x) = (3x+1) + (5x-3)
f’(x) = 3 (5x-3) + 5 (3x+1)
= 15x – 9 + 15x + 5
= 30x – 4
4. f (x) = 2 sin 3x
f’(x) = 3. 2 cos 3 x
= 6 cos 3x
87
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MODUL PRAKTIKUM I
PENGUKURAN FASE PADAT
1. Pendahuluan
a. Maksud dan tujuan
Maksud percobaan ini yaitu :
1. Mengetahui cara menggunakan alat-alat ukur.
2. Mengetahui cara menentukan volume zat padat.
Tujuan percobaan ini yaitu :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan cara menggunakan alat-alat ukur.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara menentukan volume dan massa jenis zat
padat.
b. Prinsip percobaan
Prinsip percobaan ini yaitu penggunaan alat-alat ukur dan penentuan volume dan
massa jenis zat padat.
c. Sasaran pembalajaran
1. Setelah praktikum, mahasiswa memahami tentang persiapan sebelum praktikum,
bahan dan alat-alat laboratorium yang digunakan, tugas modul, serta kewajiban
laporan praktikum.
2. Setelah proses praktikum dosen-mahasiswa yang dipandu dengan modul masing-
masing, maka dosen menggali capaian kompetensi mahasiswa yang terkait
percobaan pengukuran fase padat.
2. Materi pembelajaran
Pengukuran merupakan teknik mengkaitkan suatu bilangan pada suatu sifat fisis
dengan membandingkannya dengan besaran standar yang telah diterima sebagai suatu
satuan. Pemilihan satuan standar untuk besaran-besaran pokok ini mengahasilkan suatu
sistem satuan. Sistem satuan yang digunakan secara universal dalam masyarakat ilmiah
adalah Sistem Internasional (SI). Dalam SI, standar satuan untuk panjang adalah meter,
satuan untuk waktu adalah sekon dan standar satuan untuk massa adalah kilogram.
Alat yang digunakan dalam pengukuran, diantaranya :
a. Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser.
Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan
skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier.
Nama vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier,
seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. Skala utama pada jangka sorong
memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong
memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius
dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil
pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan
untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang
benda sampai nilai 10 cm.
b. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal benda-benda tipis
dan mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan
diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan
poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama,
sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius.
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala
88
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai
1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian
paling tinggi dari kedua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.
c. Neraca teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda.
Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk
massa adalah kilogram (kg). Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada
beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan,
neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca
memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada
adalah neraca tiga lengan dan empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling
depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka
puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.
d. Bejana Gelas
Bejana gelas digunakan untuk mengukur volume dengan teorema Archimedes.
3. Tahapan pelaksanaan
Tahapan :
1. Setiap praktikum menempati meja yang telah ditetapkan sesuai kelompoknya dan
dibimbing oleh satu orang dosen atau asisten pembimbing.
2. Masing-masing anggota kelompok menyiapakan alat dan bahan yang dibutuhkan.
3. Tiap anggota kelompok bekerja secara mandiri dalam pelaksanaan praktikum.
4. Diskusi antar anggota kelompok.
5. Menyusun laporan praktikum sesuai dengan format yang telah diberikan.
4. Prosedur kerja
a. Pengukuran volume benda beraturan
1. Mengukur panjang, lebar dan tinggi benda padat (balok dan silinder) dengan sisi
yang berlainan menggunakan jangka sorong.
2. Mengukur ketebalan benda (silinder) dengan mikrometer sekrup.
3. Menentukan volume benda (balok dan silinder) berdasarkan data dari hasil
pengukuran yang diperoleh.
b. Pengukuran volume benda tak beraturan
1. Masukkan aquadest ke dalam gelas ukur (sebagai volume awal).
2. Masukkan benda tak beraturan (batu) ke dalam gelas ukur lalu amati dan catat
perubahan volume yang terjadi (volume akhir).
3. Menentukan volume benda tak beraturan dengan menghitung selisih volume
akhir dengan volume awal.
c. Pengukuran massa benda padat
Menentukan massa benda padat dengan cara ditimbang menggunakan neraca ohauss.
Tugas Pendahuluan
1. Sebutkan tujuan dari pengukuran
2. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
3. Sebutkan satuan dalam pengukuran yang dilakukan dalam praktikum ini
89
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MODUL PRAKTIKUM II
ASAM BASA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang
berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa
asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan,
misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam.
Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk
menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah
satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk
memisahkan emas dan perak.
B. Ruang Lingkup
Isi dari Modul praktikum II ini secara garis besar meliputi pembahasan tentang :
1. Praktikum asam basa
C. Sasaran Pembelajaran
Peraturan Pembelajaran
Selama proses pembelajaran dosen-mahasiswa yang dipandu dengan modul masing-
masing, maka dosen dapat menggali capaian kompetensi mahasiswa terkait
Praktikum asam basa yang indikatornya adalah kemampuannya dalam hal: Ketepatan
dalam melaporkan hasil analisis terhadap larutan secara mandiri, sistematik dan
mencegah plagiasi baik lisan maupun tulisan.
90
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai
berikut.
M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH–
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.
Beberapa contoh basa diberikan pada tabel 5.2.
I. Sumber Pustaka
Petrucci, Ralph H. General Chemistry: Principles and Modern Applications, Pearson
Canada Inc., Toronto, Ontario. 2011
Preosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan, untuk sampel yang digunakan
berupa larutan cuka, air deterjen, larutan gula, air jeruk nipis, dan larutan
garam.
2. Guntinglah masing-masing kertas lakmus merah dan biru kira-kira 1 cm.
3. Masukkan larutan-larutan yang akan diuji ke dalam plat tetes, kemudian
masukkan sedikit kertas lakmus merah atau biru ke dalam larutan-larutan
tersebut, amati dan catat dalam tabel pengamatan.
91
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Tugas Pendahuluan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan indikator
2. Jelaskan perbedaan indikator alami dan indikator buatan, berikan contoh masing-
masing.
3. Jelaskan perbedaan antara teori asam-basa arrhenius dan bronsted lawry.
4. Jelaskan sifat-sifat asam dan basa.
5. Jelakskan manfaat mempelajari asam-basa dalam bidang farmasi.
92
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
1. Pendahuluan
a. Maksud dan tujuan
Maksud percobaan ini yaitu :
Mengetahui konsep kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan percobaan ini yaitu :
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
b. Prinsip percobaan
Prinsip percobaan ini yaitu penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Kesetimbangan kimia.
c. Sasaran pembalajaran
1. Setelah praktikum, mahasiswa memahami tentang persiapan sebelum praktikum,
bahan dan alat-alat laboratorium yang digunakan, tugas modul, serta kewajiban
laporan praktikum.
2. Setelah proses praktikum dosen-mahasiswa yang dipandu dengan modul masing-
masing, maka dosen menggali capaian kompetensi mahasiswa yang terkait
percobaan kesetimbangan kimia.
2. Materi pembelajaran
Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi reaksi berkesudahan (satu
arah) dan reaksi dapat balik (dua arah). Pada reaksi berkesudahan zat-zat hasil tidak dapat
saling bereaksi kembali menjadi zat pereaksi. Reaksi dapat balik dapat berlangsung
dalam dua arah, artinya zat-zat hasil reaksi dapat saling bereaksi untuk membentuk zat
pereaksi kembali. Meskipun hampir semua reaksi merupakan reaksi dapat balik, tetapi
tidak semua reaksi dapat balik dapat menjadi reaksi setimbang. Agar tercipta suatu reaksi
setimbang diperlukan kondisi tertentu antara lain reaksinya bolak-balik, sistemnya
tertutup, dan bersifat dinamis.
Hukum kesetimbangan yaitu: bila suatu reaksi dalam keadaan setimbang, maka
hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil
kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang
tetap. Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk suatu reaksi dan
harganya tetap pada suhu tertentu. Artinya setiap reaksi akan mempunyai harga tetapan
kesetimbangan yang cenderung tidak sama dengan reaksi lain meskipun suhunya sama,
dan untuk suatu reaksi yang sama harga K akan berubah jika suhunya berubah.
Azaz Le Chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan aksi,
maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu sekecil
mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem kesetimbangan
antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume, perubahan tekanan, dan perubahan
suhu.
1. Perubahan konsentrasi
Bila ke dalam suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah satu komponennya
ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila salah
satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.
2. Perubahan volume
Penambahan air menyebabkan volume larutan menjadi (misalnya dua kali) lebih besar,
sehingga konsentrasi masing-masing komponen akan mengalami perubahan. Hal
93
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
94
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Tugas Pendahuluan
1. Tuliskan cara pembuatan larutan NH4OH 2 M
2. Tuliskan cara pembuatan larutan CH3COOH 2 M
95
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MODUL PRAKTIKUM IV
IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup
C. Sasaran Pembelajaran
Mahasiswa mampu melaporkan hasil analisis senyawa organik secara mandiri dan
sistematik, baik lisan maupun tulisan.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air.
Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di
atas sebab massa jenisnya lebih kecil. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah
pelarut nonpolar, seperti CCl4 atau eter.
96
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
2. Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk hidrokarbon yang berisomer
(jumLah atom C sama banyak), titik didih makin tinggi apabila rantai C makin
panjang (bercabang sedikit).
3. Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10)
berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana(C17H36) berwujud cair,
sedangkan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat.
4. Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-
atom H pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom- atom
halogen.
5. Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi pembakaran ini
selalu menghasilkan energi. Itulah sebabnya alkana digunakan sebagai bahan
bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram alkana menghasilkan energi sebesar
50.000 joule.
Gugus spesifik dari atom dalam suatu molekul organik data menentukan sifat fisika
dan sifat kimianya. Gugus ini disebut sebagai gugus fungsi.Senyawa organik yang
mengandung gugus fungsional –OH, gugus hidrokil, disebut alkohol. Alkohol
merupakan bahan yang penting secara komersial karena manfaatnya sebagai
pelarut, obat, dan desinfektan. Alkohol yang paling banyak digunakan adalah
metanol atau metil alkohol CH3OH, etanol atau etil alkohol CH3CH2OH, dan 2-
propanol atau isopropil alkohol (CH3)2CHOH.
Metil alkohol ditemukan dalam produk otomotif sebagai antifreeze dan “dry gas”. Etil
alkohol digunakan sebagai pelarut untuk bahan obat dan kimia, tetapi lebih dikenal
karena efeknya sebagai minuman beralkohol. Isopropil alkohol, juga dikenal sebagai
“rubbing alcohol”, sebagai antiseptik. Alkohol dapat diklasifikasi sebagai alkohol
primer, sekunder dan tersier.
Fenol memiliki kemiripan dekat dengan alkohol secara struktural karena keberadaan
gugus hidroksil. Namun, karena gugus -OH terikat langsung dengan karbon yang
merupakan bagian dari cincin aromatik, maka secara kimia fenol cukup berbeda dari
alkohol. Fenol lebih asam dari alkohol; larutan fenol pekat merupakan senyawa yang
cukup beracun dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Derivatif fenol yang
ditemukan dalam obat-obatan; misalnya, timol digunakan untuk membunuh jamur
dan cacing tambang.
Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang
terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif
daripada alkohol, dapat mengalami reaksi adisi, dapat mengalami reaksi oksidasi,
aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami reaksi poli-merisasi.
Karakteristik dari aldehid ini adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak
enak, berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap, senyawa polar sehinggan
titik didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur aldehid yaitu mengandung unsur C,
97
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R =adalah alkil dan –CHO adalah Gugus
fungsi aldehida.
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat
pada dua gugus alkil. Keton ini bersifat polar karena gugus karbonilnya polar dan
keton lebih mudah menguap daripada alkohol dan asam karboksilat. Karakteristik
dari keton ini adalah berupa cairan tak berwarna, umumnya larut dalam air,
mempunyai titik didih yang relatif lebih tinggi daripada senyawa non polar dan dapat
direduksi oleh gas H2 menghasilkan alkohol sekundernya. Struktur dari keton yaitu
mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CO-R’, dimana R adalah alkil dan -
CO- adalah gugus fungsi keton (karbonil).
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid mengandung
sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen
sedangkan keton yaitu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil
terikat pada dua gugus alkil. Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak
sukar teroksidasi. Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi
nukleofilik.
Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil,
–COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil;
antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan
untuk asam karboksilat.
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Reaksi ini disebut
esterifikasi (pengesteran). Ester adalah esens yang berbau buah yang didapat dari
proses kimia(reaksi alkohol dengan asam karboksilat, dengan katalis asam sulfat).
seperti etil asetat (rasa pisang), amil asetat (jeruk), etil butirat (strawberry). Dalam
kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu
(atau lebih) atom hidrogen pada gugushidroksil dengan suatu gugus organik (biasa
dilambangkan dengan R'). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya
memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.
Garam natrium atau kalium dari asam karboksilat suku tinggi dikenal sebagai sabun.
Sabun natrium disebut sabun keras, sedangkan sabun kalium disebut sabun lunak.
Sebagai contoh, yaitu natrium stearat (NaC17H35COO) dan kalium stearat
(KC17H35COO).
Asam alkanoat tergolong asam lemah, semakin panjang rantai alkilnya, semakin
lemah asamnya. Jadi, asam alkanoat yang paling kuat adalah asam format, HCOOH.
Asam format mempunyai Ka=1,8x10-4. Oleh karena itu, larutan garam natrium dan
kaliumnya mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.
Amina dapat dianggap sebagai turunan amonia dengan mengganti satu atau dua,
atau tiga hidrogen dari amonia dengan gugus organik, seperti amonia, amina bersifat
basa. Pada kenyataannya, amina adalah jenis basa organik penting di alam.Untuk
98
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
mudahnya, amina digolongkan menjadi amina primer dan sekunder, amina tersiar,
tergantung apakah satu, dua, atau tiga gugus organik yang melekat pada hidrogen.
Gugus R pada struktur ini dapat berupa alkil atau asil, dan kedua gugus tersebut
dapat berbeda satu sama lain. Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan dan
banyak amina mempunyai keaktifan foam. Misalnya dua dari stimulan alamiah tubuh
dari sistem saraf simpatetik (melawan atau melarikan diri) adalah neropinafrina
(horepinephrine) dan epinafrina (adrenalina).
Amida merupakan turunan asam karboksilat yang gugus OH nya diganti oleh, -NH2,-
NHR atau –NR2. Amida primer memiliki rumus umum RCONH2.Amida primer ini
dapat dibuat lewat reaksi ammonia dengan ester dengan asil halida, atau dengan
anhidra asam. Amida juga dapat dibuat dengan memanaskan garam ammonium dari
asam. Amida dinamai dengan mengganti akhiran -at atau -oat dari nama asamnya
(baik nama umum maupun dari nama IUPAC) dengan akhiran –amida.
Prosedur kerja
a. Senyawa hidrokarbon
a) Pembakaran
b) Uji KMnO4
99
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Diberi label tabung reaksi dengan senyawa yang akan diuji. Dimasukkan ke
dalam masing-masing tabung 5 tetes hidrokarbon yang sesuai: n-Heksana,
minyak kelapa, parafin cair, bensin, minyak tanah. Ditambahkan tetes demi
tetes larutan 1% KMNO4 aqueous disertai pengocokan setiap penetesan.
Dihitung jumLah tetesan larutan 1% KMnO4 aqueous yang dibutuhkan hingga
warna permanganat hilang, amati dan catat.
c) Uji H2SO4
Diberi label tabung reaksi dengan senyawa yang akan diuji. Masukkan kedalam
masing-masing tabung 5 tetes hidrokarbon yang sesuai: n-Heksana, minyak
kelapa, parafin cair, bensin, minyak tanah. Lakukan percobaan satu per satu
tiap tabung. Tambahkan 3 tetes H2SO4 pekat pada tabung. Pegang tabung dan
rasakan apakah terjadi perubahan suhu. Amati apakah larutan menjadi
homogen dan bercampur atau terjadi perubahan warna. Dicatat pada lembar
pengamatan.
Pelarut yang digunakan yaitu fenol (polar) dan heksana (nonpolar). Beri label
tabung reaksi untuk setiap senyawa turunan alkohol dan fenol yang tersedia di
labolatorium. Masukkan 10 tetes setiap senyawa ke dalam tabung reaksi
masing-masing. Dengan menggunakan gelas ukur 10 mL, tambahkan 4 mL
aquadest ke dalam tiap tabung. Goyangkan tabung untuk pengadukan dan
aduk dengan batang pengaduk. Catat apakah senyawa tersebut terlarut
sempurna, terlarut sebagian atau tak larut dalam air. Lakukan hal yang sama
seperti yang diatas, tetapi pelarut tambahkan 6 mL heksana, aduk dan amati
kelarutannya.
a) Uji lucas
Masukkan 5 tetes dari setiap sampel dalam tabung reaksi kering dan bersih,
berikan label. Tambahkan 1 mL reagen Lucas, campur dengan baik, diamkan 5
menit. Amati secara hati-hati kabut yang terbentuk selama beberapa saat. Bila
tidak terjadi kabut setelah 10 menit, hangatkan tabung reaksi selama 15 menit
dalam water bath 60 °C. Amati dan catat.
100
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Uji benedict
Siapkan terlebih dahulu penangas air di atas 90 0C, masukkan 10 tetes formaldehid,
aseton, dan benzaldehid, glukosa ke dalam tabung berbeda, tambahkan 2 mL
perekasi benedict ke dalam masing-masing tabung reaksi dan goyangkan ketiga
tabung reaksi tersebut, panaskan dalam penangas air selama 10 menit, dinginkan
dan amati terbebtuknya endapan merah bata.
0,1 gram asam benzoat ditambahkan dengan 2 mL air. Amati bau dan pH nya.
Tambahan 1 mL NaOH 2M , dikocok dan amati bau dan pH nya. Tambahkan
1-2 tetes 3 mL HCl 3M hingga asam dan amati bau dan pH nya.
3) Esterifikasi
0,5 mL etanol 70% dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 0,5
mL asam asetat dan 3 tetes H2SO4 pekat. Dikocok dan dipanaskan dalam
penangas air selama 5 menit. Dituang isi tabung reaksi ke dalam air dan
dicatat bau ester yang timbul. Diulangi percobaan dengan etanol absolut.
4) Saponifikasi
101
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
asetamida dan anilin lalu amati kelarutan bau dan pHnya. Tambahkan HCL 6
M 2 mL kemudian homogenkan dan amati.
Daftar Pustaka
Tim Dosen Kimia Organik. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Organik. UIN Alauddin
Makassar
102
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MODUL PRAKTIKUM V
IDENTIFIKASI SENYAWA ANORGANIK
I. PENDAHULUAN
A. Maksud, Tujuan
Maksud dari praktikum ini yaitu :
1. Mengetahui cara identifikasi kandungan aluminium pada tanah
2. Mengetahui cara identifikasi kandungan magnesium pada daun
Tujuan dari praktikum ini :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip identifikasi senyawa senyawa
aluminium pada tanah melalui pembentukan endapan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip identifikasi senyawa
magnesium pada daun melalui reaksi warna.
B. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini yaitu pengidentifikasian senyawa anorganik dengan
beberapa sampel yang direaksikan dengan Na2SO4 dan NaOH dimana
hasil akhir ditandai dengan adanya endapan putih
C. Sasaran Pembelajaran
Peraturan Pembelajaran
1. Setelah praktikum, mahasiswa memahami tentang persiapan sebelum
praktikum, bahan dan alat-alat laboratorium yang digunakan, tugas
modul, serta kewajiban laporan praktikum.
2. Setelah proses praktikum dosen-mahasiswa yang dipandu dengan
modul masing-masing, maka dosen menggali capaian kompetensi
mahasiswa yang terkait percobaan Identifikasi senyawa hidrokarbon
yang berhubungan dengsan kemampuannya dalam hal :
II. MATERI PEMBELAJARAN
Senyawa anorganik didefinisikan sebagai senyawa pada alam yang pada
umumnya menyusun material / benda tak hidup. Semua senyawa yang
berasal dari makhluk hidup digolongkan dalam senyawa organik, sedangkan
yang berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik. Pada waktu
itu diyakini bahwa senyawa organik hanya dapat terjadi oleh adanya pengaruh
dari daya yang dimiliki makhluk hidup (vital force atau vis vitalis). Secara garis
besar alasan yang melandasi pemisahan bidang kajian kimia organik dan
kimia anorganik adalah : jumlah senyawa organik jauh lebih banyak daripada
senyawa anorganik. Dan semua senyawa organik mengandung atom karbon,
yang mempunyai keunikan dalam hal kemampuannya membentuk rantai
dengan sesama atom karbon, dan mempunyai sifat-sifat khas.
Perbedaan senyawa organik dan anorganik :
103
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
104
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
105
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MODUL PRAKTIKUM VI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Molekul merupakan konsep dasar dalam kimia organik. Molekul ini memiliki
bentuk dan berada dalam ruang tiga dimensi dimana terjadi interaksi ruang dari
bagian lainnya. Hal ini sangat penting dalam menentukan sifat fisik dan kimianya.
Oleh sebab itu mahasiswa harus mampu membayangkan molekul organik sebagai
objek yang mempunyai bentuk tertentu. Hal ini memang sulit dibayangkan orang,
apalagi dengan molekul yang rumit atau kompleks.
B. Ruang Lingkup
C. Sasaran Pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN
106
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Pertimbangkan juga rumus molekul, C2H6O. Ada dua struktur yang sesuai
dengan rumus ini: dimethil eter (6) dan etanol (etil alkohol) (7).
(6) (7)
Pada pasangan di atas, masing-masing struktur kimia merupakan senyawa yang
berbeda. Setiap senyawa memiliki set unik dari sifat fisik dan kimia. Senyawa
dengan rumus molekul yang sama tetapi dengan rumus struktur yang berbeda
disebut isomer. Karakter tiga dimensi molekul dinyatakan oleh stereokimianya.
Dengan melihat stereokimia molekul, hubungan antara atom-atom pada satu
karbon dan atom pada karbon yang berdekatan dapat diperiksa. Rotasi dapat
107
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
108
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
109
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
1) Ambil atom yang mewakili klorin dan miringkan ke kanan, simpan dua
hidrogen di atas meja. Tuliskan struktur proyeksi pada Lembar Laporan
(2a).
2) Kembalikan model ke posisi semula dan kemudian miringkan seperti
sebelumnya, tetapi kali ini ke kiri. Tuliskan proyeksi ini pada Lembar
Laporan (2b).
3) Sementara proyeksi molekul berubahan, apakah struktur klorometana
berubah (2c)?
c. Sekarang ganti hidrogen kedua dengan bola klorin lainnya. Molekul baru
adalah diklorometana, CH2Cl2.
d. Periksa model saat Anda memutar dan mengubahnya di ruang angkasa.
Apakah proyeksi yang diberikan di bawah ini adalah isomer dari molekul
CH2Cl2 atau representasi dari struktur yang sama yang hanya terlihat
berbeda dalam tiga dimensi (3a) ?
Daftar Pustaka
Tim Dosen Kimia Organik. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Organik. UIN Alauddin
Makassar
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan bentuk molekul !
2. Jelaskan bentuk geometri pasangan elektron !
110
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
A. Latar Belakang
Baik molekul maupun kristal dapat berupa satu unsur atau senyawa. Molekul dapat
dikondisikan menjadi kristal namun sebaliknya, pada umumnya kristal sulit diubah
menjadi molekul. Contohnya seperti ini, H2O cair bila didinginkan di bawah 0 °C pada
tekanan ruangan dapat membentuk es yang berstruktur kristal, beda halnya dengan logam
besi, kristal NaCl, dan kuarsa (SiO2, pasir) tidak mudah dikondisikan menjadi molekul.
Dengan demikian ciri molekul akan segera dikenali secara umum bila satu zat dalam
temperatur dan tekanan ruangan berwujud cairan atau gas, sementara kristal secara alamiah
berwujud padatan dan memiliki titik didih (penguapan) sangat tinggi.
Terdapat cara praktis untuk menentukan satu zat itu molekul atau kristal. Molekul
dapat dikenali langsung dengan membandingkan rumus kimia dengan strukturnya, bila
kandungan atom-atom yang ada pada struktur jumlahnya sama dengan yang ada pada
rumus kimianya, maka zat tersebut merupakan molekul. Sementara kristal, rumus kimia
yang ditulis selalu dalam bentuk rumus empiris yang mewakili pengulangan satuan rumus
yang tak hingga, berbeda dengan polimer yang memiliki batasan jumlah satuan
pengulangan rumus. Secara konsep rumus kimianya, perbedaan-perbedaan di antara
mereka dapat ditulis sebagai berikut :
• Molekul : Ax, AxBy, AxByCz, dan seterusnya. Contohnya N2, H2O, H2SO4.
• Polimer: (AxBy)n, (AxByCz)n, dan seterusnya. Contohnya (SiO2)n (pada gelas), (CH2-
CH2)n (pada polimer organik)
• Kristal: (A)-, (AxBy)-, (AxByCz)-, dan seterusnya. Contohnya, S, NaCl, CaTiO3.
B. Ruang Lingkup
C. Sasaran Pembelajaran
Mahasiswa mampu menggambarkan dan memvisualisasikan struktur
senyawa anorganik secara mandiri dan sistematik, baik lisan maupun tulisan.
111
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
MATERI PEMBELAJARAN
Padatan kristalin tersusun dari unit berulang yang teratur. Unit pengulangan terkecil
disebut dengan sel satuan. Penggambaran struktur dapat diwakili dengan
penggambaran sel satuannya.
Informasi yang diperlukan untuk menggambarkan struktur kristal:
1. Simetri dari struktur: Grup Ruang. Informasi ini dapat menentukan bagaimana
pengulangan dalam kristal terjadi.
2. Dimensi sel satuan. (Untuk kubus a = b = c, α = β = γ = 90°)
3. Posisi-posisi atom dalam sel satuan
Informasi-informasi ini diperoleh dari studi difraksi. Beberapa cara menampilkan
struktur kristal :
1. Ball and stick : untuk menekankan bagaimana atom-atom saling berkoordinasi.
2. Polihedra : melihat dengan cepat bagaimana koordinasi lokal (atom-atom
tetangga dan bagaimana satu unit koordinasi bergabung dengan koordinasi lain.
3. Kombinasi 1 dan 2.
4. Terjejal: untuk melihat bagaimana ruang diisi
Prosedur
Gambarkan struktur kristal dengan informasi kristalografik berikut :
1. NaCl, Fm3m (225), a = 5.64006 Å, Na (0, 0, 0), Cl ( ½, ½, ½ ).
2. Cu (bcc), Fm3m (225), a = 3.6153 Å, Cu (0, 0, 0)
3. Mg (hcp), P63/mmc (194), a = 3.210 Å, c = 5.210 Å, Mg (0, 0, 0)
4. Fe (bcc), Im3m (229), a = 2.866 Å, Fe (0, 0, 0)
5. Intan, Fd3m (227), a = 3.567 Å, C (0, 0, 0)
6. Grafit, P63/mmc (194), a = 2.456 Å, c = 6.694 Å, C (0, 0, ¼ ), C ( 2/3, 1/3, ¼ )
112
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
2. Kemudian Klik File lalu klik New untuk membuat struktur kristal yang baru,
seperti gambar berikut :
113
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
4. Kemudian klik OK, Akan muncul dialog "Boundary of structure" seperti pada
gambar di bawah ini, yang medefinisikan seberapa besar struktur yang anda
akan gambarkan (berapa sel satuan).
114
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
5. Kemudian untuk sementara klik OK saja. Maka Anda akan mendapatkan atom-
atom Na dan Cl dalam satu sel satuan, seperti pada gambar berikut :
6. File dapat di simpan dengan nama dan folder yang diinginkan dengan mengklik
File lalu Save.
Menggambar Ikatan
115
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
7. Untuk membuat ikatan, pilih dua atom (dengan "klik kiri mouse" sambil menekan
tombol "Ctrl"), kemudian tekan "Enter". Atau dapat pula anda lakukan dengan
memilih dua atom dan menekan tombol di toolbar.
8. Ikatan-ikatan yang ekivalen dalam struktur dapat digambarkan dengan memilih
ikatan (klik kiri) kemudian "Shift + Enter" atau dengan menekan tombol
pada toolbar.
Menggambar polihedra
9. Pilih atom-atom yang akan menjadi titik-titik sudut polihedron (klik kiri sambil
menekan tombol "Ctrl", kemudian "Enter".
10. Polihedron yang ekivalen dapat dibuat dengan memilih polihedron yang telah
terbuat dan menekan "Shift + Enter" atau dengan tombol di toolbar.
116
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
11. Untuk menyimpan file dalam bentuk gambar dalam bentuk JPEG dapat dilakukan
dengan mengklik File lalu Output JPEG lalu pilih Output Quality High.
Kemudian klik OK.
Daftar Pustaka
Rusli, Rolan. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Universitas Haluoleo
Kendari
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan perbedaan antara senyawa organik dan anorganik !
2. Contoh senyawa anorganik !
117
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
ELEKTROKIMIA
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat reaksi kimia berlangsung, terjadi perpindahan atau perubahan
energi, contohnya energi kimia berubah menjadi energi lisrik. Misalnya reaksi
oksidasi dan reduksi pada sel galvani dan sel elektrolisis.
Kompetensi di bidang Farmasi salah satunya adalah mampu melakukan
analisis senyawa aktif farmakologis. Dengan demikian, pengetahuan tentang
rekayasa perubahan energi pada reaksi kimia sangat penting untuk menunjang
pengetahuan mahasiswa dalam menemukan metode yang tepat untuk keperluan
analisis.
b. Ruang Lingkup
c. Sasaran Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang reaksi reduksi oksidasi dan sel eletrokimia
Pada mulanya, pembahasan reaksi redoks hanya meliputi zat-zat yang mengandung
oksigen saja. Reaksi oksidasi dianggap sebagai reaksi penambahan oksigen, dan
reaksi reduksi adalah reaksi pengurangan oksigen. Tetapi, saat ini pengertian redoks
diperluas menjadi reaksi perpindahan elektron. Reaksi oksidasi adalah peristiwa
pelepasan elektron, dimana suatu zat memberikan elektron kepada lainnya.
Sedangkan reaksi reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron, dimana suatu zat
menerima elektron dari zat lain.
118
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Senyawa yang mengalami oksidasi disebut sebagai reduktor, dan senyawa yang
mengalami reduksi disebut sebagai oksidator.
Muatan dari suatu spesi dikatakan sebagai bilangan oksidasi (biloks). Biloks
digunakan untuk menentukan apakah terjadi reaksi redoks atau tidak. Bila terjadi
reaksi redoks, maka spesi yang teroksidasi akan mengalami kenaikan biloks dan
spesi yang tereduksi akan mengalami penurunan biloks.
B. Sel Elektrokimia
Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda, yang disebut katoda dan anoda,
dalam larutan elektrolit. Pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan
reaksi oksidasi terjadi pada anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi:
a. Sel Volta / Sel Galvani → merubah energi kimia menjadi energi listrik.
Contoh : batere (sel kering), accu.
- + - +
Katoda → Reduksi
Anoda →
Oksidasi
Anoda → Oksidasi
Sel Volta / Galvani Sel Elektrolisis
Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul
karena pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda
standar sering juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena
dibandingkan dengan elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda
standar dinyatakan dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E o nya adalah
0,00V.
119
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
Potensial standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama dengan
selisih potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan potensial
reduksi standar elektroda yang mengalami oksidasi.
Contoh :
120
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
a. Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Jawab :
Cu → mengalami reduksi
Zn → mengalami oksidasi
= {0,34 - (-0,76)} V
Eosel = 1,1 V
Elektrolisis
Ketika arus listrik dialirkan melalui senyawa ionik dan senyawa tersebut mengalami
reaksi kimia, maka terjadilah peristiwa elektrolisis. Zat yang mengalami elektrolisis
disebut elektrolit. Elektrolisis adalah proses yang sangat penting dalam industri.
Proses ini digunakan dalam industri – industri estraksi atau pemurnian logam.
Kespontanan Reaksi
Go = - n F Eosel
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa bila suatu sel mempunyai E osel
positif, maka Go akan negatif dan reaksinya spontan.
Sell volta
Energi yang dibebaskan dalam reaksi redoks spontan dapat diguanakn untuk
melakukan kerja listrik. Tugas ini dicapai dengan sell volta atau galvani, suatu alat
dimana perpindahan elektron terjadi melalui lintasan luar.
Sel Galvani atau sel Volta adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah
elektroda yang dapat menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks
secara spontan pada kedua elektroda tersebut. Persamaan penting pada sel Galvani
121
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
adalah persamaan Nernst. Salah satu contoh sel Galvani adalah sel Daniel yang
terdiri dari elektroda seng, Zn(s) | Zn2+(aq), dan elektroda tembaga, Cu(s) | Cu2+(aq) :
Gambar Sell volta yang menggunakan jembatan garam untuk melengkapi jaringan
listrik
Jembatan garam : terdiri dari tabung bentuk U yang mengandung lar. Elektrolit
seperti NaNO3(aq), biasanya dicampurkan dalam gel agar-agar, fungsinya tempat
migrasi ion-ion untuk mempertahan kenetralan listrik
Gambar Gambaran reaksi antara Zn(s) dan Cu2+(aq) pada tingkat atomik. Molekul air
dan anion dalam larutan tidak ditunjukkan. a). Ion Cu 2+ kontak dengan permukaan
lempeng zink dan menerima dua elektron dari atom Zn; ion Cu2+ tereduksi dan atom
Zn teroksidasi. b) ion Zn2+ memasuki larutan, dan Cu atom terdeposisi pada lempeng
122
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
CARA KERJA
Alat:
Alat gelas standar, tabung U, Erlenmeyer 250 ml, labu takar 100 ml, buret, pemanas
listrik, adaptor (sumber arus), dan potensiometer.
Bahan:
Larutan CuSO4 0,5 M; ZnSO4 0,5 M; Pb(NO3)2 0,5 M; Zn(NO3)2 0,5 M; NaNO3 0,5 M;
H2SO4 1 M; H2O2 0,1 M; KI 0,1 M; larutan kanji, FeCl3 0,1 M; KMnO4, H2C2O4, larutan
Cu2+, Zn2+, Pb2+, Sn2+, Al3+, larutan fenolftalein, kloroform, logam Zn, Cu, Mg,
padatan MnO2, elektroda Cu, Zn, Pb, Sn, Al, elektroda kalomel, dan air bebas
mineral.
B. Cara Kerja
MnO4- akan mengalami reduksi menjadi Mn2+ sedangkan C2O42– akan teroksidasi
menjadi CO2 dalam suasana asam. Tuliskan reaksi kimia yang setara.
a. Pipet 25,0 mL larutan oksalat standar, masukkan kedalam labu titrasi 250,0 ml
123
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
e. Segera lakukan titrasi dengan larutan KMnO4 hingga terjadi perubahan warna
yang pertama (Perhatikan: pada permulaan titrasi warna KMnO 4 tidak segera
hilang)
f. Lakukan duplo
3. Sel Volta
a. Isi sebuah gelas kimia 50 mL dengan larutan CuSO4 0,1 M hingga kira-kira
setengah penuh. Celupkan elektroda Cu ke dalam larutan ini.
d. Catat suhu kamar dan hitung potensial dari elektroda kalomel jenuh
(Eokalomel= 0,242 volt)
Sel elektrokimia adalah sel volta yang terdiri dari dua elektroda yang berbeda,
misalnya sel yang terdiri atas elektroda Cu │Cu2+ dan elektroda Pb│Pb2+.
124
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
b. Bandingkan hasil Anda dengan urutan keaktifan logam berikut yang disusun
dari yang paling aktif ke yang kurang aktif.
Li; K; Ba; Sr; Ca; Na; Mg; Be; Al; Mn; Cr; Zn; Fe; Cd; Co; Ni; Sn; Pb; H; Cu; Ag;
Hg; Pt; Au
Berikan notasi sel dan reaksi sel dari tiap-tiap sel di atas.
4. Sel Elektrolisis
b. Pasang dan hubungkan elektroda dengan sumber arus searah (DC) 6 volt
selama lima menit, kemudian putuskan arus.
d. Ambil 2 mL larutan dari ruang katoda dengan pipet tetes dan tambahkan
beberapa tetes phenolphthalein. Tambahkan 2 mL larutan FeCl3 0,1 M ke
dalam 2 mL larutan dari ruang katoda.
Gambar Elektrolisis KI
125
Modul Ilmu Dasar Farmasi Tahun 2020
126