Anda di halaman 1dari 7

1

RINGKASAN

(akhir)
2

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jamur banyak menimbulkan berbagai penyakit infeksi. Pola hidup yang
kurang sehat dan didukung iklim tropis dengan kelembaban udara tinggi di
Indonesia sangat mendukung pertumbuhan jamur. Penyakit jamur biasanya
disebabkan oleh jamur yang umum ditemukan di lingkungan kita, termasuk
tanah, tanaman, pohon, dan bahkan pada kulit kita dan bagian lain dari tubuh.
Infeksi jamur mungkin ringan, dalam bentuk ruam atau masalah pernapasan
ringan. Namun, beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur bisa berat dan
dapat menyebabkan komplikasi serius dan kematian.
Salah satu patogen manusia adalah Candida Albicans. Candida adalah
flora normal terutama terutama saluran pencernaan, terutama selaput mukosa
saluran pernafasan, vagina, uretra dan dibawah jari-jari kuku dan tangan kaki.
(Magdalena Dr. Maria. Candida Albicans. 2009). Ketika daya tubuh menurun
baik secara lokal maupun sistematik ragi dapat menjadi dominan di tempat-
tempat tersebut. Penyebaran luas Candida Albicans disebabkan juga oleh
sangat meningkatnya penggunaan antibiotik berspektrum luas yang dapat
merusak flora.
Penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan spesies
candida disebut kandidiasis. Kandidiasi merupakan penyakit infeksi jamur
tersering pada manusia. Kandidiasis ditemukan diseluruh dunia dan
menyerang segala usia, baik laki-laki maupun wanita, tapi data menunjukkan
70% menyerang pada wanita. Kandidiasis sering disebabkan oleh spesies
candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki
atau paru, kadang-kadang menyebabkan septikemia, endokarditis atau
meningitis.Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua
umur, baik laki-laki maupun perempuan.Jamur penyebabnya terdapat pada
orang sehat sebagai saprofit.
Binahong (Anredra cordifolia(Tenore) Steen)adalah salah satu tanaman
yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati banyak penyakit diantaranya,untuk
pengobatan luka bakar, penyakit tifus, radang usus, sariawan,
keputihan,pembengkakan hati, pembengkakan jantung, meningkatkan vitalitas
dan daya tahan tubuh (Manoi, 2009).Menurut Yusup Yudi Prayudi yang
dijelaskan dalam Warta Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
(2009) bahwa seluruh bagian tanaman binahong mulai dari akar, umbi,
batang, daun dan bunga sangat mujarab untuk obat dalam penyembuhan
(terapi herbal). Daun binahong mengandung saponin yang bersifat sebagai
anti bakteri memiliki potensi sebagai antibakteri, antifungal serta antivirus.
(Nikmatul, 2013).
Penelitian saponin pada daun binahong diharapkan mempunyai aktivitas
antijamur terhadap Candida Albicans, dan pada konsentrasi tertentu saponin
tersebut dapat menghambat dan atau membunuh jamur C.Albicans serta
3

terdapat aktivitas antijamur dari daun binahong yang dipapar C. Albicans


secara intrakuntan pada model tikus dalam penelitian.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dirumuskan beberapa rumusan masalah penelitian
yaitu:
1.2.1 Apakah saponin yang berasal dari daun Binahong berpotensi sebagai
penurunan antifungal Candida Albicans?
1.2.2 Apakah saponin yang ada pada daun Binahong lebih efektif dalam
penghambatan Candida albicans daripada saponin yang ada pada
bagian lain dari Binahong?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui potensi saponin yang berasal dari daun Binahong
sebagai antifungal Candida albicans
1.3.2 Untuk mengetahui keefiktafan dari saponin yang terdapat pada daunt
Binahong
1.4 Luaran yang Diharapkan
1.4.1 Pengembangan metode pemanfaatan saponin sebagai antifungal dalam
penurunan jumlah Candida Albicans.
1.4.2 Peluang publikasi dalam jurnal-jurnal ilmiah dan mendapatkan paten
tentang potensi saponin sebagai antifungal Canida albicans.
1.5 Kegunaan
Kegunaan dari penelitian yang akan dilakukan yaitu:
1.5.1 Manfaat Keilmuan:
Dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengembangan penelitian
selanjutnya dalam bidang kesehatan, khususnya tentang pengobatan
antifungal Candida Albicans menggunakan saponin yang berasal dari
daun tumbuhan Bianahong
1.5.2 Manfaat Aplikatif:
Dapat dijadikan sebagai pertimbangan perusahaan industry obat untuk
menciptakan suatu alternatif baru dalam mengurangi penurunan
penyebaran jamur yang disebabkan oleh Candida Albicans.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Candida Albicans
Candida albicans dapat tumbuh pada suhu 37oC dalam kondisi aerob atau
anaerob. Pada kondisi anaerob, C. albicans mempunyai waktu generasi yang
lebih panjang yaitu 248 menit diandingkan dengan kondisi pertumbuhan aerob
yang hanya 98 menit. Walaupun C. albicans tumbuh baik pada media padat
tetapi kecepatan pertumbuhan lebih tinggi pada media cair dengan digoyang
4

pada suhu 37oC. Pertumbuhan juga lebih cepat pada kondisi asam
dibandingkan dengan pH normal atau alkali (BISWAS dan CHAFFIN, 2005).

Kandidiasis adalah penyakit jamur teratas diantara jamur lainnya yang


bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh
Candida albicans dan Jamur ini dapat menginfeksi semua organ tubuh
manusia baik pria maupun wanita, Jamur inidikenal sebagai organism
komensal disaluran pencernaan damn mukotan dan sering dikenal sebagai
jamur oportunistik yang dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki,
atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau
meningitis. (Mansjoer,2000). Genus kandida mempunyai 200 spesies, 15
spesies dilaporkan dapat menyebabkan proses pathogen pada manusia. C.
albicans adalah kandida yang paling tinggi patogenitasnya.

Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida


albicans serta memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan tubuh manusia
karena adanya perubahan dalam sistem pertahanan tubuh. Blastospora
berkembang menjadi hifa semu dan tekanan dari hifa semu tersebut merusak
jaringan, sehingga invasi ke dalam jaringan dapat terjadi. Virulensi ditentukan
oleh kemampuan jamur tersebut merusak jaringan serta invasi ke dalam
jaringan. Enzim-enzim yang berperan sebagai faktor virulensi adalah enzim-
enzim hidrolitik seperti proteinase, lipase dan fosfolipase. Candida albicans
dapat membentuk blastospora dan hifa, baik dalam biakan maupun dalam
tubuh. Bentuk jamur di dalam tubuh dianggap dapat dihubungkan dengan sifat
jamur, yaitu sebagai saproba tanpa menyebabkan kelainan atau sebagai parasit
patogen yang menyebabkan kelainan dalam jaringan. (Riana,2006).

Hal ini dapat dipergunakan untuk menilai hasil pemeriksaan bahan klinik,
misalnya dahak, urin untuk menunjukkan stadium penyakit. Kelainan jaringan
yang disebabkan oleh Candida albicans dapat berupa peradangan, abses kecil
atau granuloma. Pada kandidosis sistemik, alat dalam yang terbanyak terkena
adalah ginjal, yang dapat hanya mengenai korteks atau korteks dan medula
dengan terbentuknya abses kecil-kecil berwarna keputihan. Alat dalam lainnya
yang juga dapat terkena adalah hati, paru-paru, limpa dan kelenjar gondok.
Mata dan otak sangat jarang terinfeksi. Kandidosis jantung berupa proliferasi
pada katup-katup atau granuloma pada dinding pembuluh darah koroner atau
miokardium. Pada saluran pencernaan tampak nekrosis atau ulkus yang
kadang-kadang sangat kecil sehingga sering tidak terlihat pada pemeriksaan
.Manifestasi klinik infeksi Candida albicans bervariasi tergantung dari organ
yang diinfeksinya.

2.2 Saponin
5

Saponin adalah glikosida berat bermolekul tinggi, yang terdiri dari unit
gula terkait dengan triterpenatauaglycone steroid. Meskipun belum terlalu
dikenal, saponin sering kali digunakan dalam karakterisasi senyawa dan
digunakan dalam penyelidikan farmakologis. Saponin mempunyai gugus
hidrofilik dan hidrofob, saat digojok gugus hidrofil akan berikatan dengan air
sedangkan gugus hidrofob akan berikatan dengan udara sehingga membentuk
buih. Penambahan asam berguna untuk menambah kepolaran sehingga gugus
hidrofil akan berikatan lebih stabil dan buih yang terbentuk menjadi stabil.
Saponin dibagi menjadi tiga kelas utama sesuai dengan struktur
genin : Glikosida Triterpen, Glikosida Steroid, dan Glikosida Alkaloid
Steroid.
Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul
karbohidrat. Dihidrolisis menghasilkan suatua glikon yang disebut sapogenin.
Masing-masing senyawa ini banyak dihasilkan di dalam tumbuhan (Hartono,
2009).
Saponin steroid tersusun atas
inti steroid (C27) dengan molekul
karbohidrat. Steroid saponin
dihidrolisis menghasilkan satuan
glikon yang dikenal sebagai
sapogenin. Tipe saponin ini memiliki
efek antijamur. Pada binatang
menunjukkan penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid
diekskresikan setelah koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan
sebagai bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis
ini memiliki aglikon berupa steroid yang diperoleh dari metabolisme sekunder
tumbuhan.
Saponin tritetpenoid tersusun atas
inti triterpenoid dengan molekul
karbohidrat. Dihidrolisis menghasilkan
suatu aglikon yang disebut sapogenin ini
merupakan suatu senyawa yang mudah
6

dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipe saponin ini adalah
turunan -amyrine (Amirt Pal,2002).
Saponin adalah kelompok senyawa fitokimia disajikan dalam tanaman
Binahong. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada
bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap
pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui mungkin
sebagai penyimpan karbohidrat atau merupakan weste product dan
metabolism tumbuh-tumbuhan kemungkinan lain adalah sebagai pelindung
terhadap serangan serangga.
Sifat-sifat Saponin :
a. Mempunyai rasa pahit
b. Dalam larutan air membentuk busa stabil
c. Menghemolisa eritrosit
d. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
e. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksiteroid lainya
f. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
g. Berat molekul relative tinggi dan analisi hanya menghasilkan formula
empiris yang mendekati.
Saponin memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan salah satunya
saponin memiliki aktivitas sebagai antifungi. Mekanisme aksi dari saponin
terhadap jamur melibatkan pembentukan kompleks dengan sterol pada
membrane plasma sehingga menghancurkan semi-permeabilitas sel lalu
mengarah kepada kematian sel (Hostettmann dan Marston,1995). (Hermila,
2011)saponin yang terdapat dalam daun Binahong hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa aktivitas antifungi ekstrak etanol batang Binahong
terhadap C. albicans kurang poten dibandingkan uji aktivitas antifungi
terhadap C. albicans menggunakan bagian daunnya dengan KBM lebih kecil
yaitu sebesar 42%b/v. Hal ini diduga karena kadar senyawa bioaktif yang
terkandung di dalam bagian batang Binahong lebih sedikit dibandingkan
kandungan senyawa bioaktif di dalam bagian daunnya.
Kematian pada ikan, mungkin disebabkan oleh gangguan pernapasan.
Ikan yang mati karena racun saponin , tidak toksik untuk manusia bila
dimakan. Tidak toksiknya untuk manusia dapat diketahui dari minuman
seperti bir yang busanya disebabkan oleh saponin. (Kim Nio,1989).
7

EFEK SAPONIN BINAHONG SEBAGAI ANTIFUNGAL


PADA MODEL TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR CANDIDA
ALBICANS SECARA INTRAKUTAN

Kk analisis dari judul ya


analisi ini akan mengarah pada bab 3

1. Saponin nya didapat dengan cara apa?


2. binahong. Mau pakai bagian apanya ? kalau kk lihat dari
ringkasan/ dapus , kalian mau pakai daun ya ??
3. Mau pakai dosis saponin berapa persen ?
4. berapa jumlah daun binahong yang diperlukan untuk
memenuhi jumlah saponin yang kalian butuhkan ?
5. binahingnya ambil dmn ?
6. Kenapa pakai wistar?
7. Yang pakai wistar jantan atau betina ? jumlah nya berpa ?
8. Variable dependen dan independennya apa ? dependen nya efek
fungan, independennya dosis kah ?
9. Berapa perlakuan ? klo awal gini biasanya 5, kontrol +, -,
perlakuan 1 2 3, dengan dosis yang berbeda setiap perlakuannya,
10. Cara pemaparan candida albicnnya seperti apa? Candidanya
didapat dari mana ? berapa lama untuk membuat tikus wistar
sehingga menjadi tikus dengan candidiasis? Kriteria tikus
candidiasis seperti apa?
11. Untuk pemberian saponinnya dimulai pada hari keberapa
setelah pemamaran tikus dengan candida, berapa lama, dengan
cara pemberian yang seperti apa ?
12. Kalau sudah diberi kan terapi dengan saponin, tikusnya mau
diperiksa apanya , sehingga menunjukan adanya efek antifungal ?
13. Cara pemeriksaannya gmn ? berapa lama? Dmn?
14.setelah mendapatkan hasil pemeriksaan analisis hasilnya pakai
apa ?

Anda mungkin juga menyukai