Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT

BINAAN DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH RW 04 KELURAHAN BURING


KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Departemen Komunitas
Pendidikan Profesi Ners
Dibimbing oleh Ns. Niko Dima Kristianingrum, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. Kom.

Disusun oleh:
Kelompok 2B

Nafis Nurfaizi Alamsyah 190070300111010


Merita Sari 190070300111014
Ni Putu Nita Kartika Dewi 190070300111
Halidah Manistamarah 190070300111
Putri Michelle Teresa H. 190070300111062
Ni Wayan Manik Ardita Sari 190070300111048
Ni Made Ari Widayani 190070300111035
Alissa Puspita Surahman 190070300111023
Shabhira Mayang Sukmadewi 190070300111017
Nur Hasanah 190070300111022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR DEPARTEMEN KOMUNITAS
PUSKESMAS KEDUNGKANDANG
“Asuhan Keperawatan Pada Komunitas Resiko dengan Hipertensi di RW 04 Kelurahan Buring
Kecamatan Kedungkandang Kabupaten Malang”

Oleh :
Kelompok 2B

Nafis Nurfaizi Alamsyah 190070300111010


Merita Sari 190070300111014
Ni Putu Nita Kartika Dewi 190070300111038
Halidah Manistamarah 190070300111016
Putri Michelle Teresa H. 190070300111062
Ni Wayan Manik Ardita Sari 190070300111048
Ni Made Ari Widayani 190070300111035
Alissa Puspita Surahman 190070300111023
Shabhira Mayang Sukmadewi 190070300111017
Nur Hasanah 190070300111022

Telah disahkan pada hari/tanggal:……………………..

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

Ns. Niko Dima K., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom Wahyu Indrawati, SST
NIP. 2013018712202001 NIP. 197812282005012010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir departemen komunitas pada

departemen komunitas profesi tahun ajaran 2019-2020.

Pembuatan laporan akhir departemen komunitas dibuat dari hasil praktik asuhan

keperawatan komunitas, mulai pengkajian sampai evaluasi dari masalah yang muncul

pada warga RW 4 Kelurahan Buring Kecamatan Kedungkandang.


Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir departemen komunitas

ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bimbingan, doa, serta dorongan dari semua

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kehidupan di dunia serta memberikan

kenikmatan dan kesehatan yang tiada habisnya, memberi kemudahan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan laporan akhir departemen komunitas ini.

2. Bapak Choiril S.Sos, selaku kepala Kelurahan Buring yang telah memberikan

kesempatan serta mengizinkan penulis untuk mengimplementasikan asuhan

keperawatan komunitas di wilayah RW 4 Kelurahan Buring Kecamatan Kedungkandang.

3. Ibu Dr. Dini. selaku kepala Puskesmas Kedungkandang yang telah mendukung dan

memberi kesempatan kepada penulis untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan

komunitas di wilayah RW 4 Kelurahan Buring Kecamatan Kedungkandang.

4. Bapak Akhsan, selaku bapak RW 4 yang telah mendukung dan memberi kesempatan

kepada penulis untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan komunitas di wilayah

RW 4 Kelurahan Buring Kecamatan Kedungkandang.

5. Ibu Wahyu Hidayati, SST selaku pembimbing lahan yang dengan sabar membantu dalam

memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam pembuatan laporan akhir

departemen komunitas.

6. Ibu Ns. Niko Dima K, S.Kep., M.Kep. SpKom selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan kepada penulis dalam proses laporan

akhir departemen komunitas.

7. Warga RW 4 Kelurahan Buring yang telah mengizinkan penulis untuk dapat

mengimplementasikan asuhan keperawatan komunitas sebagai bentuk pembelajaran

penulis dalam departemen komunitas.

Penulis menyadari laporan akhir departemen komunitas ini masih belum sempurna, oleh

karena itu penulis mengharap kritik dan saran bersifat membangun dari semua pihak untuk
menyempurnakan laporan akhir departemen komunitas ini. Semoga tugas akhir ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Malang, 05 Agustus 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
hipertensi atau lebih dikenal masyarakat sebagai tekanan darah tinggi merupakan suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dalam keadaan
cukup pada selang waktu kurang lebih lima menit (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2014).
Hipertensi merupakan silent killer bagi penderitanya, hal ini disebabkan oleh gejala
yang ditimbulkan dapat bervariasi pada masing-masing penderita dan hampir sama dengan
gejala penyakit lainnya, oleh karena itu hipertensi masih menjadi salah satu penyakit yang
menjadi tantangan di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013,
ditemukan sebesar 25,8% masyarakat Indonesia mengalami hipertensi (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2014).. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh
Felly dkk pada tahun 2011-2012 di 15 kabupaten/kota di Indonesia, menunjukkan terdapat
17,7% kematian disebabkan oleh stroke dan 10% kematian disebabkan oleh Ischaemic
Heart Disease dimana yang bermula dari penderita hipertensi (Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Prevalensi hipertensi yang terjadi di
Jawa Timur, ditemukan rata-rata sebesar 8,01% masyarakat mengalami hipertensi dan
mayoritas masyarakat penderita hipertensi yang ditemukan tidak mengonsumsi obat anti
hipertensi dengan teratur karena sudah merasa sehat dengan yang didukung dengan data
riskesdas sebesar 64,14% (Riset Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Timur, 2018).
Menurut data Puskesmas Kedungkandang dalam 3 bulan terakhir (April-Juni) penyakit
yang sering diderita olehwarga di RW 04 Kelurahan Buring yaitu hipertensi sebanyak 19
orang dari 43 orang yang datang ke Puskesmas Kedungkandang. Berdasarkan pengkajian
survey keluarga yang telah dilakukan kelompok diwilayah RW 4 Desa
Kedungkandangdidapatkan data sebanyak 54 orang (41,53%) dari 130 KK menderita
hipertensi.
Dari data tersebut dapat dilakukan pelayanan kesehatan secara komprehensif dengan
upaya promotif, preventif dan kuratif. Pentingnya keperawatan komunitas dalam pelayanan
kesehatan masyarakat melalui pemberian asuhan keperawatan komunitas dengan model
community as partner dari Anderson & McFarlane (2006) yang merupakan pengembangan
dari model Neuman, dengan fokus komunitas sebagai partner dan proses keperawatan
sebagai pendekatan, dimana lebih menekankan pada keterlibatan masyarakat di RW 4
Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang.
Roda pengkajian komunitas terdiri (1) inti komunitas (the community core), (2)
subsistem komunitas (the community subsystems), dan (3) persepsi (perception). Model ini
lebih berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan,
dan metodenya melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan
kesehatannya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa profesi ners dapat memberikan asuhan keperawatan komunitas pada
masyarakat dengan hipertensi di wilayah RW 04 Kelurahan Buring Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa profesi ners mampu melakukan pengkajian keperawatan komunitas di
RW 04 Desa Buring Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
2. Mahasiswa profesi ners mampu membuat analisa data hasil pengkajian
keperawatan komunitas di RW 04 Desa Buring Kecematan Kedungkandang.
3. Mahasiswa profesi ners mampu menentukan Web Of Causation dari hasil
pengkajian keperawatan komunitas di RW 04 Desa Buring Kecematan
Kedungkandang.
4. Mahasiswa profesi ners mampu mengarahkan warga RW 04 Buring untuk
menentukan prioritas diagnosa keperawatan dari hasil pengkajian keperawatan
komunitas di RW 04 Desa Buring Kecematan Kedungkandang.
5. Mahasiswa profesi ners mampu menyusun rencana intervensi keperawatan
komunitas terkait masalah kesehatan warga di RW 04 Desa Buring Kecamatan
KedungkandangKota Malang.
6. Mahasiswa profesi ners mampu melaksanakan implementasi keperawatan
komunitas terkait masalah kesehatan warga di RW 04 Desa Buring Kecamatan
KedungkandangKota Malang.
7. Mahasiswa profesi ners mampu melakukan evaluasi keperawatan komunitas terkait
program yang telah dilaksanakan di RW 04 Desa Buring Kecamatan
KedungkandangKota Malang.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat di kepada msyarakat
tentang perilaku masyarakat untuk mengontrol hipertensi serta mencegah
komplikasi hipertensi .
2. Mahasiswa terlatih menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis dalam menganalisis
masalah dan bijaksana dalam menghadapi dinamika masalah yang terjadi di
masyarakat.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa pada aspek ketrampilan komunikasi,
kemandirian dan hubungan interpersonal.

1.3.2 Bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


1. Memberikan informasi terbaru terkait masalah kesehatan yang terjadi di wilayah
RW 04 Desa Buring Kecamatan KedungkandangKota Malang.
2. Diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan program puskesmas bagi
wilayah RW 04 Desa Buring Kecamatan KedungkandangKota Malang.

1.3.3 Bagi Masyarakat


Masyarakat mampu mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
1.1 Strategi Keperawatan Komunitas
Berikut adalah strategi keperawatan komunitas menurut Stanhope dan Lancaster
(2004), yaitu:

a. Proses kelompok (group process)


Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media
masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.
Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat
mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan.
Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu
mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok
atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO (World Health
Organization) yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara sosial
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas.
Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan
asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam
lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat
d. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk membangun daya, mendorong,
memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta
berupaya untuk mengembangkannya. Perawat menggunakan strategi
pemberdayaan untuk membantu masyarakat mengembangkan keterampilan dalam
menyelesaikan masalah, menciptakan jejaring, negosiasi, lobbying, dan
mendapatkan informasi untuk meningkatkan kesehatan.
e. Intervensi Profesional Keperawatan
Intervensi Profesional Keperawatan adalah bentuk tindakan keperawatan
profesiosal, dapat berupa terapi modalitas dan komplementer, seperti terapi relaksasi
progresif.

Daftar pustaka
Stanhope, Marcia & Lancaster, Jeannette. (2004). Community and Public Health
Nursing. Sixth Edition. Mosby

Anda mungkin juga menyukai