Anda di halaman 1dari 2

Praktikum kali ini dilakukan di Taman Kunang-Kunang, Malang, yang menjadi salah

satu taman kota di Malang, Jawa Timur. Pada praktikum kali ini, digunakan metode
Point Center Quadrat (PCQ) yang berfungsi untuk mengetahui keanekaragaman pohon
di Taman Kunang-Kunang, Malang. Tumbuhan yang diamati adalah tumbuhan dengan
perawakan pohon yang memiliki diameter ≥30 cm. Pada praktikum ini ditemukan 3 jenis
tumbuhan berbeda yang memiliki perawakan pohon. Tumbuhan yang ditemukan antara
lain adalah Hibiscus tiliaceus, Swietenia macrophylle, Terminalia catappa. Pada
pengamatan ini, Swietenia macrophylla merupakan tumbuhan yang paling mendominasi
di Taman Kunang-Kunang dengan indeks nilai penting yaitu 154,55% sedangkan
dominansi terendah dengan indeks nilai penting 21,11% pada Terminalia catappa.
Berdasarkan nila densitas relatif dan frekuensi relatifnya tumbuhan Hibiscus tiliaceus
memiliki nilai yang paling tinggi yakni sekitar 60% sedangkan yang paling rendah adalah
tumbuhan Terminalia catappadengan nilai densitas relatif dan frekuensi relatifnya
sekitar 9%.

Pada pengamatan yang dilakukan, Swietenia macrophylla merupakan tumbuhan


dengan dominansi penyebaran paling tinggi dengan indeks nilai penting sebesar
154,55%. Hal ini berarti Swietenia macrophylla memiliki toleransi hidup lebih tinggi.
Spesies ini merupakan spesies yang paling banyak ditemukan dalam metode Point
Center Quadrat. Toleransi hidup pada Swietenia macrophylla membantu spesies
tersebut untuk memenangkan kompetisi pada lingkungannya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Krisnawati, et.al. (2011), Swietenia macrophylla dapat mentolerir berbagai
macam kondisi tanah dan lingkungan.

Spesies Terminalia catappa merupakan spesies dengan dominansi penyebaran


paling rendah dengan indeks nilai penting sebesar 21,11%. Hal ini menunjukkan bahwa
spesies tersebut merupakan tumbuhan paling sedikit yang ditemukan dengan
menggunakan metode Point Center Quadrat. Terminalia catappa merupakan spesies
dengan toleransi hidup paling rendah. Hal ini dapat menyebabkan kalahnya Terminalia
catappa dalam berkompetisi di lingkungannya. Terminalia catappa dapat tumbuh di
ketinggian 0-800 m dengan suhu rata-rata tahunan 15-35 0 C dan pH tanah netral hingga
basa sedang (Venkatalakshmi, et.al., 2016).

Kesimpulan

Swietenia macrophylla merupakan spesies tanaman dengan toleransi tinggi. Hal ini
yang membuat tumbuhan spesies tersebut dapat tumbuh di lingkungan yang tidak
mendukung. Sedangkan Terminalia catappa merupakan spesies dengan toleransi
rendah.

Krisnawati, H., Kallio, M. and Kanninen, M. 2011 Swietenia macrophylla King: ecology,
silviculture and productivity. Bogor: CIFOR.
Venkatalakshmi, P., V. Vadivel, P. Brindha. 2016. Phytopharmacological Significance Of
Terminalia Catappa L.: An Updated Review. International Journal of Research
Ayurveda Pharm. 7(2). India: Moksha Publishing House.

Anda mungkin juga menyukai