Anda di halaman 1dari 2

TOPIK

Pewarnaan Spora Bakteri

TEMPAT DAN TANGGAL

Tempat : Gedung Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang O5.305

Tanggal : Rabu, 12 Februari 2020

Pembahasan

Bakteri membentuk spora apabila kondisi lingkungan tidak lagi mendukung


pertumbuhan dan perkembangannya. Namun, tidak semua bakteri dapat membentuk spora.
Ada dua genus bakteri yang dapat membentuk endospora yaitu, genus Bacillus dan genus
Clostridium. Pengamatan yang kami lakukan ini bertujuan untuk meihat ada tidaknya spora
pada koloni bakteri A dan koloni bakteri B serta melihat bentuk dan letak spora tersebut.

Pewarnaan spora bakteri tidak dapat dilakukan dengan metode pewarnaan biasa.
Pada praktikum ini digunakan metode Shaeffron untu mewarnai sel bakteri. Pewarnaan spora
bakteri dilakukan dengan menggunakan larutan hijau malakit 5% dan larutan safranin 0,5%.
Larutan hijau malakit 5% digunakan untuk memperjelas pengamatan. Sedangkan larutan
safranin digunakan untuk memberi warna pada sel vegetative. Warna yang akan dihasilkan
oleh sel vegetative yang diwarnai dengan larutan safranin adalah merah. Teknik tersebut akan
menghasilkan warna hijau pada endospora dan merah pada sel vegetative (James 2002).
Dalam praktikum pewarnaan bakteri juga melibatkan treatment pemanasan, yaitu;spora
dipanaskan bersamaan dengan zat warna sehingga memudahkan zat warna tersebut untuk
meresap ke dalam dinding pelindung spora bakteri (Volk & Wheeler, 1988).

Pada pengamatan ini, kami melakukan pewarnaan spora pada 2 koloni berbeda yaitu,
koloni A dan koloni B. Pada koloni A ditemukan spora berbentuk oval, letak spora bebas.
Sedangkan pada koloni bakteri B ditemukan spora dengan bentuk bulat, letak spora bebas.
Pada kedua koloni tersebut, sel vegetative berwarna merah, sedangkan spora menunjukkan
warna hijau.
Dafpus

James, J. 2002. Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Retno Indah, penerjemah; Jakarta:
Erlangga.
Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai