Pada refleks Achilles, subyek diberi perlakuan berupa duduk berlutut di kursi
dengan kedua kaki belakang diangkat ke atas. Saat bagian tendon achilles dipukul,
subyek memberi respon berupa kedua kaki bergerak ke arah atas.
Pada refleks kornea, diberi perlakuan berupa mendekatkan ujung kapas yang
sudah dikerucutkan secara perlahan. Pada pengamatan ini ditunjukkan refleks berupa
kedipan secara cepat.
Pada pengamatan refleks akomodasi pupil, diameter pupil pada saat melihat
benda pada jarak 6 meter adalah sebesar 6 mm. Kemudian saat benda didekatkan
diameter pupil berubah menjadi 5 mm.
Pada refleks konvergensi mata difokuskan untuk melihat obyek pada jarak jauh.
Pada perlakuan tersebut, bola mata terlihat berada ditengah. Kemudian saat obyek
didekatkan perlahan bola mata bergerak mendekat ke arah hidung.
Refleks patella merupakan refleks pada sistem saraf berupa kontraksi otot di
bawah patella. Pada pengamatan refleks patella diberi 3 perlakuan berbeda. Perlakuan
pertama subyek duduk dengan kaki menggantung bebas, perlakuan kedua duduk
dengan kaki menggantung bebas dan melakukan perhitungan angka 3 digit, yang ketiga
duduk dengan kaki menggantung bebas dan melakukan gerakan otot lain seperti
menyatukan tangan. Dari ketiga perlakuan tersebut, menunjukkan adanya respon
berupa tendangan kaki. Ketika tendon dipukul menggunakan palu karet, otot paha
depan akan berkontraksi dan menimbulkan refleks menendang. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Soewolo (2005) bahwa pada ketiga perlakuan menghasilkan refleks yang
sama, yaitu melakukan gerakan seperti menendang. Refleks patella tidak membutuhkan
keterlibatan otak. Menurut Sherwood (2001), refleks pada lutut (patella) merupakan
refleks sumsum tulang belakang bila saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang
belakang.