Seminar Kasus Maternitas Post SC Indikasi KPD
Seminar Kasus Maternitas Post SC Indikasi KPD
Disusun oleh
KELOMPOK 5-6
TA.2018-2019
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan diagnosa P1-1 Post SC indikasi KPD di
ruang Mawar (Nifas) RS Anwar Medika
Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperaatan
maternitas.
Mojokerto,
( ) ( )
Kepala Ruangan
( )
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PENGKAJIAN
Ruang : Mawar
No registrasi : 62.05.XX
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 26 Tahun
Bahasa : Indonesia
Status : Menikah
Pekerjaan : Swasta
B. STATUS KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka post sc
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke ruang bersalin RSU Anwar Medika pada tanggal
24-11-2019 pukul 05.40 WIB dengan keluhan perut kenceng-kenceng, dan
keluar cairan dari vagina sejak pukul 09.00. HPHT 22-02-2019 dan HPL
29-11-2019 dengan usia kehamilan 38/39 minggu. Ini merupakan anak
pertama setelah pernikahannya menginjak 1 tahun 1 bulan Pasien
diacarakan operasi sectio caesaria pada 25-11-2019 pukul 09.00 WIB dan
selesai pukul 13.00. Pengkajian dilakukan pada tanggal 25-11-2019 pukul
13.30, pasien mengeluh nyeri pada luka post op sc. Pengkajian nyeri : P:
Post sc nyeri bertambah ketika digunakan bergerak. Q : nyeri seperti
tertusuk-tusuk dan panas. R: luka post op sc di perut bagian bawah. S:
skala 5 ( sedang). T : hilang timbul ( timbul ± 3-5 menit)
3. Riwayat Penyakit dahulu
Sebelumnya belum pernah melakukan sc atau operasi lain
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menurun (HT,DM) atau
penyakit menular ( Hep, HIV/AIDS ) dan didalam keluarga keseluruhan
persalinan normal
5. Riwayat Obstetri
Riwayat Kehamilan Sekarang : P1−1
HPHT : 22 - 2 – 2019
HPL : 29 – 11 - 2019
Gerakan Janin : Bayi sudah lahir
Keluhan Tiap Trimester :
a. Trimester 1 : mual, muntah, badan mudah lelah, mengidam
b. Trimester 2 : keluhan pada trimester 1 sudah mulai menurun dan
badan tidak lemas
c. Trimester 3 : kaki membengak
Imunisasi TT : Ya
8. Riwayat Ginekologi
Infertilitas : tidak punya
Masa : tidak ada
Penyakit : tidak punya
Operasi : belum pernah sebelumnya
9. Riwayat KB
Kontrasepsi yang dipakai : tidak pakai
Keluhan :-
Kontrasepsi yang lalu :-
Lama pemakaian :-
Alasan berhenti :-
C. 11 POLA GORDON
1. Pola Nutrisi
Saat hamil tidak ada masalah pada pola makannya 3kali sehari porsi
habis tidak ada riwayat alergi makana atau obat
Setelah operasi pasien tidak makan masih puasa sekitar 4 jam kalau
sudah bisa kentut boleh makan tapi makanan yang halus seperti bubur
dari RS, minm boleh kalau sudah dapat mirig kanan miring kiri minum
sedikit
2. Pola Istirahat dan Tidur
Saat hamil tidak mengalamisulit tidur ataupun insomnia
Setelah operasi istirahat terganggu karena merasa nyeri, belum tidur saat
di Ruang Mawar baru pindah dari Ruang Operasi sekitar 30 menitan
3. Pola Eleminasi
Saat hamil BAK 4-5x/hari warna kuning jernih, BAB 1x/hari feses lunak
warna khas BAB
Setelah operasi terpasang kateter, urine warna kuning jernih 800cc/hari,
belum BAB
4. Pola Personal Hygine
Saat hamil pasien menjaga kebersihan, mandi dan sikat gigi teratur
Setelah operasi tidak diperbolehkan mandi, diseka menggunakan tisu
basah, mengganti underped saat darah nifas penuh
5. Pola Aktivitas
Saat hamil aktivitas dibatasi karena hamil
Setelah operasi pasien tidak mau bergerak karena merasa nyeri
bertambah, aktivitas memerlukan bantuan dan pengawasan keluarga
6. Pola Rekreasi dan Hiburan
Saat hamil pasien suka rekreasi ketempat yang sejuk bersama suami dan
keluarga tapi saat hamil menginjak usia 5 bulan jarang rekreasi jauh
Setelah operasi pasien hanya istirahat karena nyeri
7. Pola Sensori dan Kognitif
Saat hamil sebelum operasi ini pasien merasa kenceng kenceng pada
perut ketuban pecah usia kehamian 40-41 minggu, USG letak janin
sungsang dokter menganjuran dilakukan SC 25-11-2019 pukul 09.00.
Pasien sudah dijelaskan tiap kondisi kehamilan oleh dokter
Setelah operasi pasien merasa nyeri area SC
8. Pola Hubungan dan Peran
Sebelum dan sesudah operasi keluarga slalu memberi support dan
suami slalu menemani
9. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Saat hamil sebelum operasi pasien takut nantinya akan kondisi anak dan
dirinya setelah operasi
Setelah operasi pasien merasa lega karena anak sudah lahir tidak ada
cacat pada anakya
10. Pola Reproduksi
Saat hamil tidak mengalami pendarahan seperti saat ini
Setelah operasi terjadi pendarahan nifas, memakain underped darah
sekitar 25cc
11. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Saat hamil pasien sholat 5 waktu
Setelah operasi pasien tidak sholat karena masa nifas
D. PEMERIKSAAN FISIK
1) Kesadaran : Composmentis
2) Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5 0C
3) Pemeriksaan Hed Toe To
a. Kepala
Rambut : Persebaran rambut rata, tidak ada benjolan
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, pengelihatan
baik/normal, wajah tampak meringis menahan nyeri
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada benjolan atupun lesi,
pendengaran normal
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada benjjolan maupun lesi, fungsi
indra pembay normal
Mulut : Bentuk mulut simetris, mukosa bibir lembab
Leher : Tidak ada kesulitan sat menelan, tidak tampak distensi
vena jugularis
b. Thorax
Paru-Paru
Inspeksi : Pergerakan dada kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi,
RR 20 x/menit
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara vesikuler, tidak ada suara tambahan whezzing -/-
Ronchi -/-
Jantung
Inspeksi : Tidak ada jejas ataupun lesi
Palpasi : Tidak ada benjolan, Nadi 96 x/menit
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 tunggal, TD 120/80 mmHg
Mammae
Inspeksi : Bentuk simetris, puting susu lebih sensitive, ereola
melebar dengan arna gelap, puting membulat dan
membesar
Palpasi : Tidak ada benjolan, Kolostrum belum keluar
c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut buncit, terdapat luka post sc letak
melintang/horizontal, panjang ± 13 cm tertutup balutan
kassa
Auskultasi : Bising usus 6 x/menit
Palpasi : TFU setinggi pusat dua jari, lingkar perut tidak diukur,
kontraksi uterus keras
Perkusi : Tidak dilakukan karena pasien merasa nyeri saat dipegang
perutnya
d. Genetalia Luar
Bentuk : Normal
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Massa/Kista : Tidak ada
Peneluaran Pervaginam : Pendarahan sekitar 25cc
e. Ekstermitas
Inspeksi : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki, tangan kanan
terpasang infus, tidak mau saat di suruh bergerak dan
tampak kaku dalam melakukan miring kanan/kiri
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, CRT < 2 detik
- Kekuatan otot ektermitas atas kanan/kiri 4
- Kekuatan otot ekstermitas bawah kanan/kiri 3
DATA PENUNJANG
Nama : Ny. S
Tanggal : 25.1.2019
TERAPI
a. Pre SC
1. Infus RL 20 tpm
2. Injeksi anbacim gr
b. Post SC
1. Infus RL 28 tpm dengan drip oxytosin ampul
2. Injeksi Ceftriaxon 2x1 gr (IV)
3. Injeksi Ketorolac 3x1 amp (IV)
4. Oral Amoxilin 3 x 500 mg
Ferrous Sulfate 2x 300 mg
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencendera fisik (Post Op) ditandai
dengan wajah meringis
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
aktivitas fisik ditandai dengan ketakutan pasien saat bergerak
3) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi post sc
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tujuan dan
Diagnosa Kep. Intervensi
. Kriteria Hasil
1. Nyeri Akut Tujuan : OBSERVASI
(D.0077) Setelah dilakukan 1 Observasi Tanda Tanda
tindakan keperawatan Vital (TTV)
selama 3 x 24 jam R : Mengetahui kondisi pasien
tingkat nyeri menurun karena nyeri dapat
dengan mempengaruhi Tekanan
Darah dan Nadi.
Kriteria Hasil (l.08066) : 2 Lakukan observasi nyeri
a. Tingkat nyeri secara komprehensif
berkurang (skala 1) (PQRST)
b. Wajah rileks R : Mengetahui seberapa berat
c. Pasien menyatakan nyeri yang dialami
nyeri berkurang 3 Identifikasi reaksi non
d. TTV dalam batas verbal nyeri
normal R : Mengetahui kebenaran
T: 110/70 mmHg – nyeri yang dirasakan dan
120/80 mmHg diucapkan
Nadi:60-100x/menit
RR: 16-20x/menit TERAPEUTIK
Suhu: 36,40C-370C 4 Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
R : Ditraksi teknik pengalihan
nyeri dapat dengan
menontont TV dll,
Relaksasi dapat dilakukan
nafas dalam
5 Ciptakan lingkungan yang
tenang
R : Rangsangan yang
berlebihan dari
lingkungan yang ramai
akan memperberat nyeri
6 Atur posisi yang nyaman
bagi pasien
R : Posisi yang nyaman akan
membuat otot otot rileks
KOLABORASI
7 Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat analgesik
R : Mengurangi nyeri secara
farmakologis
5. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang akan dilakukan
selanjutnya (duduk ditempat
tidur, pindah dari tempat tidur
ke kursi)
R : Jika miring kanan dan kiri
sudah bisa maka anjurkan
untuk duduk agar luka cepat
sembuh danpasien dapat
melakukan aktivitas mandiri
3 Resiko Infeksi Tujuan : OBSERVASI
(D.0142) Setelah dilakukan 1. Observasi suhu
tindakan keperawatan R : Suhu yang tinngi menandai
selama 3x 24 jam tidak adanya tanda infeksi
menunjukkan tanda 2. Gunakan teknik aseptik saat
tanda infeksi dengan rawat luka
R : untuk mencegah terjadinya
Kriteria Hasil (L.14137): infeksi dan rawat luka
a. Tidak ada tanda tanda untuk penyembuhan luka
infeksi 3. Identifikasi adanya tanda-
b. Suhu tubuh batas tanda infeksi
normal R : beresiko infeksi bila terjadi
c. Tidak ada rembesan perubahan tumor, dolor,
cairan pada luka calor, rubor dan fungsio
laesa
TERAPEUTIK
4. Anjurkan pasien untuk
menjaga kebersihan pada
daerah sekitar luka
R : dapat mencegah resiko
infeksi
EDUKASI
5. Anjurkan untuk
mengkonsumsi makanan
tinggi protein
R : Seperti putih telur/ikan
mengandung protein untuk
mempercepat penutupan
luka
7. Kolaborasi pemberian obat
antibiotik
R : untuk mengurangi resiko
infeksi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
No.
tanggal jam implementasi Jam evaluasi TTD
DX
1. 25-11-2019 13.30 1) Mengobservasi tanda-tanda vital 21.30 S: pasien mengatakan nyeri di
Hasil: perut tempat operasi SC
Tensi: 120/80 mmHg P: pasien mengatakan nyeri
Nadi: 96x/menit bertambah ketika digunakan
Respirasi: 20x/menit bergerak
Suhu: 36,50C Q: pasien mengatakan nyerinya
13.35 2) Mengidentifikasi skala nyeri seperti ditusuk-tusuk
Hasil: R: pasien mengatakan nyeri
P: pasien mengatakan nyeri bertambah ketika diperut bagian bawah (luka post
digunakan bergerak SC)
Q: pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuk- S: skala 4 (sedang)
tusuk T: pasien mengatakan nyeri
R: pasien mengatakan nyeri diperut bagian bawah hilang timbul
(luka post SC)
S: skala 5 (sedang) O:
T: pasien mengatakan nyeri hilang timbul - Tanda-tanda vital:
13.40 3) Mengidentifikasi reaksi non verbal Tensi: 110/80 mmHG
Hasil: Nadi: 90x/menit
Wajah pasien tampak meringis menahan nyeri Respirasi: 20x/menit
13.45 4) Mengajarkan tekhnik non farmakologis untuk Suhu: 36,2oC
mengurangi nyeri - keadaan umum lemah
Hasil: - wajah tampak meringis menahan
Distraksi: menonton tv nyeri
Relaksasi: menafas dalam - skala nyeri 4
13.50 5) Menciptakan suasana yang tenang - pasien mengerti cara mengurangi
Hasil: nyeri dengan tindakan distraksi
Mengurangi batas pengunjung dan relaksasi
14.00 6) Menciptakan posisi yang nyaman - terdapat luka operasi Scberbalut
Hasil: kassa
Memposisikan pasien semifowler
14.40 7) Memberikan obat A: masalah nyeri akut belum teratasi
Hasil:
Infus drip RR + oxitocin 2 ml P: intervensi dilanjutkan
Inj. Ceftriaxsone 2 X 1 gram 1, 2, 3, dan 7
Inj. Ketorolac 3 X 10 mg
1. 26-11-2019 13.15 1) mengobservasi tanda-tanda vital 21.20 S: pasien mengatakan nyeri
Hasil: berkurang
Tensi: 110/80 mmHG P: pasien mengatakan nyeri
Nadi: 90x/menit bertambah ketika digunakan
Respirasi: 20x/menit bergerak
Suhu: 36oC Q: pasien mengatakan nyerinya
13.20 2) mengidentifikasi karakteristik nyeri : seperti ditusuk-tusuk
Hasil: R: pasien mengatakan nyeri
P: pasien mengatakan nyeri bertambah ketika diperut bagian bawah (luka post
digunakan bergerak SC)
Q: pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuk- S: skala 4 (sedang)
tusuk T: pasien mengatakan nyeri
R: pasien mengatakan nyeri diperut bagian bawah hilang timbul
(luka post SC)
S: skala 4 (sedang) O:
T: pasien mengatakan nyeri hilang timbul - tanda-tanda vital:
13.30 3) mengidentifikasi respon non verbal Tensi: 110/80 mmHG
Hasil: Nadi: 90x/menit
Pasien meringis menahan nyeri Respirasi: 18x/menit
13.40 4) memberikan obat Suhu: 36oC
hasil - keadaan umum: cukup
asam mefenamat 3x500mg - skala nyeri 4
- wajah tampak meringis
P: intervensi dihentikan
Pasien rawat jalan di poli 10 hari
setelah KRS
Health Education :
1. rawat jalan untuk melihat luka post
operasi
2. menganjurkan untuk makan makanan
yang tinggi protein untuk
mempercepat proses penyembuhan
luka
3. menganjurkan untuk tidak terkena air
karena air dapat menghambat proses
penyembuhan luka
4. menganjurkan untuk banyak bergerak
saat dirumah
5. menganjurkan untuk rutin meminum
obat
obat pulang :
mefinal 3x1
amoxillin 3x1
hemabion 1x1