Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PANGAN HALAL


“Proses Pengolahan Air Mineral,Minyak Goreng Bagaimana
Potensi Ketidakhalalannya”

Dosen Pengampuh:
Prof.Dr.Ir.Rina Yenrina,M.S

Disusun oleh:
1.Vlio Lina Monalisa 1811121015
2.Deva Febrina 1811121019
3.Femi Anantia Lestari 1811121023
4.Intan Masyuri 1811121027

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji


bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi
muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Proses Pengolahan
Air Mineral,Minyak Goreng Bagaimana Potensi Ketidakhalalannya”, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Padang,13 Februari 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
I. Pengolahan Air.................................................................................
II. Pengolahan Minyak goreng..............................................................

BAB lll. PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa prosespengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum1. Pada era globalisasi saat ini ditengah
kemajuan ekonomi dan teknologi yang sangat pesat, untuk memenuhi kebutuhan air minum
masyarakat tidak hanya menggunakan air yang dimasak sendiri dari sumber air tanah.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai perusahaan air minum belum dapat
sepenuhnya menyediakan air bersih bagi masyarakat karena masih banyak mengalami kendala-
kendala. Air yang berasal dari PDAM tidak setiap hari mengalir dan terkadang tidak bisa dipakai
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan memasak bahkan untuk
minum. Ditambah lagi dengan banyaknya keluhan masyarakat mengenai air yang berasal dari
PDAM mulai dari soal kualitas dan kuantitas seperti halnya air yang mengandung timbale atau
kasinogenik, air berwarna kecoklat coklatan atau keruh, air berbau larutan zat kimia atau berasa
aneh hingga debit air yang kerap kali tidak mengalir sama sekali atau sangat kecil keluarnya.
Ketentuan mengenai air minum isi ulang yang layak untuk dikonsumsi telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan air minum aman
bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif. Hal
tersebut bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel debu dan bakteri E. Coli dan bakteri
koliform yang terdapat pada air minum sehingga air minum yang dihasilkan terbebas dari bakteri
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Untuk ketentuan tentang air minum isi ulang
tidak jauh berbeda hanya saja air minum isi ulang harus melalui proses penjernihan atau
penyulingan (filterisasi), disenfeksi (sinar ultra violet dan ozonisasi guna sterilisasi) untuk
pemanasan.
Dengan demikian maka air yang dihasilkan dapat memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum seperti Air minum tidak boleh berbau, tidak berasa, TDS (total zat padat yang
terlarut) 500 mg/l, berwarna maksimal 15 TCU dan Suhu Udara 3oC.
Minyak goreng merupakan minyak yang berasal dari bahan nabati yang telah dimurnikan
dan berbentuk cair pada suhu kamar. Minyak goreng biasanya dihasilkan dari tanaman seperti
kelapa sawit, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, dan kedelai. Setiap minyak nabati memiliki
sifat dan ciri yang sangat ditentukan oleh struktur asam lemak pada rantai trigliseridanya

B.Rumusan Masalah

1.Bagaimana Proses Pengolahan Air Mineral dan Potensi Ketidakhalalannya?


2. Bagaimana Proses Pengolahan Minyak Goreng dan Potensi Ketidakhalalannya?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengolahan Air Minum

1. Pengertian Air Minum


Air minum adalah air yang syaratnya memenuhi syarat-syarat kesehatan yang dapat diminum.
Berdasarkan Permenkes, No.416/Menkes/Per/IX/1990, yang membedakan antara kualitas air bersih dan
air minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis, dan radiologis maksimum yang
diperbolehkan. (Standar Kualitas Air Minum, Akses 22 Juni 2010). Menurut WHO, standar air minum
yang harus dipenuhi agar suatu persediaan air dapat layak sebagai air minum adalah memenuhi
persyaratan fisik, biologis, zat-zat kimia dan radioaktif.
2. Sumber Air Minum
Berdasarkan letak sumbernya air dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu air hujan, air permukaan
dan air tanah.
a. Air Hujan
Merupakan sumber utama di bumi berupa uap air yang sudah terkondensasi dan jatuh ke bumi.
Walau pada saat prespitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut mangalami pencemaran
ketika berada di atmosfer.
Terdapat beberapa sifat kualitas dari air hujan yaitu :
1) Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral
2) Air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih
3) Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang ada di udara misalnya NH3 CO maupun SO 2
b. Air Permukaan
Meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur
permukaan sebagian berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.
c. Air Tanah (ground water)
Berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau
penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang dialami
air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air tanah menjadi lebih baik dan
lebih murni dibadingkan air permukaan. (Daud,2008:11)
3. Standar-Standar Kelayakan Air Minum
Standar-standar untuk kelayakan air minum yang berlaku di Indonesia menurut Permenkes
RI/No.01/Birhubmas/I/1975 yaitu :
1. Standar fisik : suhu, bau, rasa, kekeruhan.
2. Standar biologis : kuman parasit, pathogen, bakteri golongan koli (sebagai patokan adanya
pencemaran tinja).
3. Standar kimia : pH, jumlah zat padat, dan bahan kimia lain.
4. Standar radioaktif : radioaktif yang mungkin ada dalam air.
4. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Air minum dalam kemasan ini pada awalnya dicetuskan oleh Tirto Utomo sejak tahun 1973 yang
diberi merek AQUA. Meskipun AMDK sudah populer dalam masyarakat, namun masih sering terjadi
salah kaprah tentang istilah air mineral dan air kemasan karena keduanya sama-sama dikemas dalam
botol. Banyak orang yang menyebut dan menyangka bahwa air minum dalam kemasan (AMDK) adalah
air mineral. Menurut Andarwulan (2007), keduanya tidak sama atau memiliki perbedaan.
Menurut SNI (Standar Nasional Indonesia), definisi air minum dalam kemasan (AMDK) adalah air
yang telah diolah dengan perlakuan khusus dan dikemas dalam botol atau kemasan lain dan memenuhi
persyaratan air minum. Sedangkan, Air mineral adalah air yang diperoleh langsung dari sumbernya,
dikemas di dekat lokasi sumber air, memiliki syarat kandungan mineral tertentu, dan juga dikemas
dalam botol ataupun kemasan lainnya. Sumber air AMDK dan air mineral sama-sama berasal dari mata
air pegunungan. Untuk air mineral, sumber airnya diambil dari pegunungan yang memang memiliki
kandungan mineral lebih tinggi. Secara fisik, keduanya agak sulit dibedakan. Pada kemasan air mineral
akan tertulis apa dan berapa kadar mineral yang terkandung di dalamnya (Andarwulan, 2007).
Terkait dengan penyediaan air yang berkualitas, pemerintah telah menetapkan standar air yang baik
untuk dikonsumsi masyarakat seperti dijelaskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Pada Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa “Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.”
Adapun yang termasuk sebagai jenis air minum dijelaskan dalam Pasal 2 Kepmen Kesehatan RI Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002 yang meliputi:
a) Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga;
b) Air yang didistribusikan melalui tangki air;
c) Air kemasan;
d) Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat;
harus memenuhi syarat kesehatan air minum.
Hal yang menjadi persyaratan kesehatan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik. Selain AMDK, juga terdapat air isi ulang
yang dilakukan di depo-depo isi ulang.
Pada Pasal 2 ayat (1) tersebut dijelaskan bahwa AMDK merupakan salah satu air minum yang diakui
pemerintah. Pengakuan dari pemerintah terhadap AMDK, mendorong masyarakat mengkonsumsi air
dalam kemasan tersebut karena telah mendapat perlindungan dari pemerintah.
Dilihat dari sisi komersial, air minum dalam kemasan bermerek dagang pastilah layak minum
karena pastilah sebelum proses pemasarannya telah melalui tahap perijinan dari badan berwenang
pemerintah yang akan selalu memastikan dan menjamin bahwa air ini akan selalu aman untuk diminum.
Selain secara berkala, air yang dihasilkan selalu diperiksa oleh badan yang bersangkutan. Setiap bentuk
pelanggaran akan selalu menghasilkan akibat yang sangat mahal baik sangsi terhadap penyelenggara
perusahaan secara hukum, maupun sangsi sosial untuk mengembalikan kepercayaan konsumen.
5. Persyaratan Kualitas dan Standar Air Minum Dalam Kemasan
Dewasa ini, berbagai jenis air minum dalam kemasan (AMDK) banyak dijumpai di lingkungan
sekitar kita. Hal ini karena masyarakat mulaimenyadari bahwa kualitas air minum merupakan hal paling
penting dalam kehidupan manusia, sehingga dengan semakin memburuknya kualitas air PDAM maka
masyarakat menjadi enggan untuk menggunakannya sebagai air untuk konsumsi tubuh. Selain itu,
dengan semakin berubahnya gaya hidup masyarakat. Berkaitan dengan kemasan botol plastik maka
kebanyakan konsumen mengkonsumsinya ketika sedang berada di luar rumah, dengan alasan
kepraktisan. Untuk kepentingan masyarakat sehari-hari, persediaan air harus memenuhi standar air
minum dan tidak membahayakan kesehatan manusia.
Standar air minum yang harus dipenuhi agar suatu persediaan dapat dinyatakan layak sebagai air minum
yaitu :
a. Memenuhi persyaratan fisik, yang mana terdiri dari :
1). Suhu
Tidak semua standar persyaratan kualitas air minum mencantumkan suhu sebagai salah satu standar.
Meskipun demikian, uraian tersebut dapat memberikan gambaran mengapa suhu dimasukkan sebagai
salah satu unsur standar persyaratan, yaitu dapat disimpulkan
bahwa :
a) Menjaga penerimaan masyarakat terhadap air minum yang dibutuhkannya.
b) Menjaga derajat toksisitas dan kelarutan bahan-bahan polutan yang mungkin terdapat dalam air.
c) Menjaga adanya temperatur air yang sedapat mungkin tidak menguntungkan bagi pertumbuhan
mikroorganisme dan virus dalam air.
2). Warna
Hal ini mengingat bahwa:
a) Air yang berwarna dalam tingkatan tertentu akan mengurangi segi estetika, dan tidak diterima oleh
masyarakat.
b) Tidak diterimanya air minum yang berasal dari penyediaan air untuk minum, akan menimbulkan
kekhawatiran bahwa masyarakat akan mencari sumber air lainnya yang mungkin kurang safe.
c) Dengan ditetapkannya standar warna sebagai salah satu persyaratan kualitas, diharapkan bahwa
semua air minum yang akan diberikan kepada masyarakat akan diterima oleh masyarakat.
(Sutrisno,2004:28)
3). Rasa
Rasa dalam air terutama disebabkan oleh chlor, chlorida, penol (l0,002 mg/l) dan zat-zat organik lainnya,
serta chloropenol.
4). Bau
Bau biasanya berasal dari sumber-sumber biologis seperti alga, bakteri, pembusukan zat-zat organik.
5). Kekeruhan
Air dikatakan keruh, mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan
warna yang berlumpur atau kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi : tanah liat,
lumpur, bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel yang tersuspensi lainnya.
6). Memenuhi persyaratan biologis
Pencemaran lingkungan oleh kontaminan-kontaminan biologi harus dicegah karena menimbulkan
bahaya bagi kesehatan masyarakat. Dalam pengolahan air, disinfeksi seperti khlorinasi dan ozonisasi
bertujuan mencegah kehadiran organisme-organisme tersebut dalam air (tidak mengandung bakteri
pathogen penyebab penyakit.
7). Kandungan zat-zat kimia
1. Harus bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya seperti benzena (C 6 H 6 ), karbon tetraklorida (CC
14 ), dan dikloro difenil trikhloroetana (DDT), tembaga, arsen dan merkuri.
2. pH
8). Radioaktif
Radioaktif yang terdapat dalam air dapat berasal dari kebocoran industri nuklir, pusat-pusat pembangkit
tenaga nuklir dan dari sampah radioaktif yang dapat bersatu dengan pasir atau lumpur dalam kehidupan
biologis atau terlarut dalam air.(Daud 2008,44)
6. Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan
Proses pengolahan terhadap air baku (raw water) pada prinsipnya meliputi perlakuan secara
fisika dan secara kimia sehingga pada akhirnya diperoleh AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dan aman untuk dikonsumsi langsung.
Adapun proses pengolahan AMDK melalui beberapa tahapan, tahapan-tahapan tersebut adalah
penampungan air, pengolahan air (water treatment), sterilisasi air hingga akhirnya pengisian pada
kemasan.
a. Proses penampungan air
Proses penampungan air adalah proses pemindahan air dari sumber, dalam hal ini mata air, ke tanki
penampung yaitu tangki air baku. Sumber air yang berada di Ciburial dialirkan melalui pipa-pipa yang
dipompa ke tanki penampungan air baku yang terbuat dari stainless steel dengan debit 500 lt/detik.
Kapasitas air di tanki air baku sebesar 3 m3. Untuk selanjutnya dipompa ke unit pengolahan air (water
treatment).
b. Proses pengolahan air
Proses pengolahan air baku di unit water treatment merupakan proses pengolahan untuk memperoleh
treated water, yaitu air bersih yang secara kualitas fisika maupun kimia sudah sesuai standar air minum
dan kualitasnya secara mikrobiologis juga sudah lebih baik dari air baku, sehingga tidak mengganggu
kesehatan dan dapat menstabilkan komposisi mineral di dalamnya. Dari unit pengolahan ini dihasilkan
air yang sudah jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Serta tidak mengandung logam
berbahaya seperti Fe dan Mn dalam jumlah yang membahayakan kesehatan jika dikonsumsi oleh tubuh.
Dalam proses pengolahan air, air baku akan mengalami proses filtrasi. Proses filtrasi pada dasarnya ialah
melewatkan air melalui lapisan bahan yang berpori misalnya pasir, arang aktif atau lainnya. Dengan
demikian benda atau partikel-partikel yang lebih besar dari pori filter akan tertahan di atas pori filter
tersebut. Proses filtrasi atau penyaringan pada unit water treatment dilakukan melalui 3 tahap
penyaringan atau filter, yaitu :
1) Sand filter, dalam sand filter terjadi proses penyaringan partike- partikel kotoran. Pada proses filtrasi,
bahan koloid akan tertahan yaitu dalam bentuk lapisan gelatin, sedangkan ion-ion yang larut dalam air
akan dinetralkan oleh ion-ion pasir (sebagian partikel pasir juga
mengalami ionisasi di dalam filter).
2) Carbon filter, dari sand filter, air masuk ke dalam tanki carbon filter. Dalam filter ini partikel-partikel
kecil yang terlewat dari sand filter cepat diserap oleh karbon aktif dengan kapasitas penyerapan tinggi.
Tujuan penyaringan menggunakan carbon filter ini agar terjadi proses penyerapan untuk menghilangkan
residu, netralisasi bau, warna, rasa, serta penyaringan partikel-partikel air yang lolos dari sand filter.
3) Micron filter, sedangkan pada micron filter terjadi proses penyaringan partikel-partikel air yang masih
lolos dari carbon filter.
c. Proses pensucihamaan (sterilisasi)
Proses pensucihamaan yaitu proses yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen yang
dapat membahayakan manusia yang terdapat di dalam air dengan menggunakan catridge dan ozon.
Tujuan adanya cartidge untuk menahan mikroorganisme dan menyaring kotoran-kotoran halus yang
mungkin masuk ke dalam air. Dalam proses sterilisasi, air diinjeksi oleh ozon. Gas ozon adalah gas yang
tidak stabil dan mudah terurai menjadi gas O2 dan On. Dalam proses ozonisasi, gas terebut akan
dicampur dengan air secara seksama. Gelembung-gelembung ozone menyebar ke seluruh bagian airdan
secara aktif mengoksidasi air termasuk bakteri dan mikroorganisme lainnya. Konsentrasi ozon yang
diinjeksi ke dalam kemasan tidak akan meninggalkan residu pada produk akhir karena ozon tersebut
akan berubah menjadi oksigen.

7. Potensi Ketidakhalalan Air Minum Dalam Kemasan


1. Menggunakan Kemasan Plastik Yang Berbahaya dan Merusak Lingkungan.
Jika difikirkan, plastik memang memiliki banyak kelebihan dibandingkan botol air, seperti fleksibel (dapat
mengikuti bentuk produk), transparan (tembus pandang), tidak mudah pecah, bentuk laminasi (dapat
dikombinasikan dengan bahan kemasan lain), aneka warna, tidak korosif (berkarat) dan harganya relatif
murah. Namun, plastik juga memiliki kelemahan, yaitu tidak tahan panas, dapat mencemari produk
akibat migrasi komponen monomer yang akan berakibat buruk terhadap kesehatan konsumen. Selain
itu, plastik juga bermasalah untuk lingkungan karena merupakan bahan yang tidak dapat dihancurkan
dengan cepat dan alami (non- biodegradable).
2. Air Mineral mengandung Flourida
Efek yang ditimbulkan oleh air dengan Fluorida pada anak-anak adalah dapat mempengaruhi
perkembangan otak anak-anak untuk tingkat yang lebih besar yang mempengaruhi orang dewasa.
Selain itu dalam sebuah laporan disebut bahwa fluorida dapat menyebabkan : Kerusakan hippocampus,
mengurangi kadar lipid, plakat pembentukan beta-amiloid (kelainan yang terjadi pada penyakit
Alzheimer), eksaserbasi cedera, kerusakan pada sistem pertahanan dan antioksidan, peningkatan dalam
aluminium, akumulasi fluoride dalam kelenjar pineal yang kesemuanya ada didalam Otak Manusia.
Dan sebuah studi telah menemukan bahwa fluorida berlebih didalam tubuh dapat menyebabkan gejala-
gejala sebagai berikut :
Hiperaktif atau kelesuan, Gangguan otot, Radang sendi, Demensia, Tidak aktifnya 62 enzim dan
menghambat lebih dari 100 Enzim, Menghambat pembentukan antibodi, Kematian sel, Patah tulang,
Beberapa jenis kanker dalam tulang.

B. Pengolahan Minyak Goreng


Dalam proses pembuatan minyak goreng kelapa sawit, membutuhkan 5 langkah. Mulai dari
tahap pengambilan buah hingga penyimpanan minyak murni yang telah di saring. Langkah
tersebt antara lain:

A.Proses Pembuatan Minyak Goreng

1. Pengumpulan Buah Kelapa Sawit


Pada tahap ini, kelapa sawit yang telah matang, di ambil. Proses pengambilan ini di
sebut pengumpulan tandan buah segar atau TBS. Pemilihan buah sangat di perlukan untuk
menciptakan minyak goreng dengan kualitas yang baik. Pengangkutan buah ini memakai truk,
dan segera di bawa k pabrik. Pengolahan kelapa sawit sebaiknya di pabrik dengan memakai
mesin yang memiliki kekuatan pres yang baik. Hal ini agar minyak yang di hasilkan juga
berkualitas baik. Saat TBS telah masuk ke dalam pabrik, TBS kemudian di timbang untuk dapat
dilihat kapasitas minyak yang akan di hasilkan.

2. Perebusan Buah Kelapa Sawit


Sesudah di timbang, lalu buah di rebus memakai uap air panas dengan tekanan 2,2
hingga 3 kg per cm. proses perebusan ini membutuhkan waktu selama 90 menit. Perebusan ini
berguna untuk membunuh enzim yang akan merusak hasil jadi dari minyak tersebut. Selain itu,
untuk memudahkan saat peremasan buah untuk di ambil minyaknya. Perebusan buah juga
memudahkan perontokan inti buah dari cangkangnya. Buah yang telah direbus akan
menghasilkan minyak dengan kadar 0,5 persen. Buah yang telah direbus, kemudian akan di
bawa ke tahap berikutnya.

3. Perontokan Buah

Buah kelapa sawit yang di bawa ke dalam pabrik masih tertancap pada tangkai. Oleh
karena itu, buah harus di rontokkan dari tangkainya terlebih dahulu. Buah telah di rebus,
menjadi lebih mudah untuk di rontokkan dari tangkainya. Cara merontokkan buah dari
tangkainya memakai metode bantingan. Setelah buah di rontokkan dari tangkainya, buah di
masukkan ke dalam mesin therser. Mesin ini berfungsi untuk memisahkan buah dari
brondongnya. Proses memakai mesih therser ini membutuhkan waktu dua kali pengolahan. Hal
ini agar buah benar- benar bersih drai tangkai dan brondongnya. Hasil dari pengolahan ini
adalah daging buah yang terkelupas dan dapat di peras pada tahap selanjutnya.

4. Pemerasan Daging Buah


Sebelum buah di peras, terlebih dahulu harus melepaskam biji buah dari daging buah.
Hal ini memakai tekanan uap bersuhu antara 80 hingga 90 derajat. Setelah buah telah terlepas
dari bijinya, maka buah dimasukkan ke dalam mesin pengompres. Pada tahap ini membutuhkan
tambahan panas sekitar 10 hingga 15 persen dari kapasitas mesin pengompres. Hasil akhir dari
pengomprean ini adalah minyak kasar yang masih bercampur dengan dagng buah atau ampas
buah.

5. Penyaringan Minyak Kasar


Minyak yang di hasilkan oleh mesih pengompres adalah minyak yang kasar. Oleh karena
itu, untuk menghasilkan minyak murni, minyak kasar ini harus di saring terlebih dahulu. Pada
proses ini, minyak kasar di masukkan kedalam crude oil tank. Di dalam wadah ini, terdapat
saringan pasir yang bertugas memisahkan ampas dan minyak. Ampas yang terkumpul pada
saringan akan diolah lagi, karena masih mengandung minyak pada pengolahan ini memakai
mesin depericarper. Pada proses ini, membutuhkan bantuan air panas untuk memudahkan
pengolahan ampas menjadi minyak. Pada proses ini, karena memakai bantuan air, maka hasil
yang keluar adalah air yang bercampur dengan minyak.

6. Pemisahan Minyak dengan Air

Pada proses ini, minyak yang telah tercampur dengan air haris dipisahkan. Proses
pemisahan ini harus urut dan sesuai dengan kadar minyak yang ada. Selain itu harus sesuai
dengan fase- fase minyak tersebut. Pada fase ringan, kandungannya adalah minyak, air, dan
massa jenis minyak di tampung pada continuous setting tank. Lalu kandungan minyaknya akan
di bawa ke oil tank. Sedangkan fase berat berisi minyak, air, dan massa berat di tampung pada
sludge tank lalu di bawa ke sludge separator untuk di pisah minyak dan airnya. Hasil akhir pada
kedua proses ini adalah minyak, yang kemudian akan di murnikan.

7. Pemurnian Minyak

Minyak yang telah terpisah dengan air tidak 100% benar- benar terpisah dengan air. Hal
ini membutuhkan proses pemurnian untuk benar- benar menghilangkan air di dalam minyak.
Untuk dapat memurnikan minyak, minyak di bawa ke dalam vacuum drier. Fungsi dari mesin ini
adalah untuk membuang air yang terkandung di dalam minyak hingga nilai minimal atau di
bawah ambang batas. Setelah melewati proses vacuum drier, minyak yang telah menjadi
minyak murni, di masukkan ke dalam oil storage tank untuk di bawa ke bagian pengemasan.
B.Potensi Ketidakhalalan Air Minum Dalam Kemasan
Salah satu bahan yang sering ditambahkan dalam pembuatan minyak goreng adalah
beta-karoten. Beta-karoten adalah pigmen kuning yang berasal dari wortel yang terdapat dalam
berbagai bentuk, seperti alfa, beta, atau gama yang dapat diubah menjadi vitamin A dalam
tubuh. Beta-karoten juga bisa berasal dari zat kimia sintesis.Walaupun berasal dari tumbuhan
atau zat kimia sintesis, beta-karoten tersebut bisa jadi tidak halal. Sifatnya yang tidak stabil
membuat produsen sering menambahkan bahan penstabil. Bahan penstabil minyak bisa berasal
dari gelatin babi atau hewan ternak yang disembelih tidak sesuai dengan syariat.
Selain beta-karoten, produsen minyak goreng sering menyaring minyak dengan bantuan
karbon aktif yang perlu dikaji kehalalannya. Karbon aktif merupakan bahan pendukung atau
penolong proses (seperti dalam proses penyaringan minyak, air, gula pasir, dan sebagainya).
Sumber bahan baku untuk pembuatan karbon aktif adalah tempurung kelapa, kayu-kayuan,
serbuk gergaji, batu bara, atau tulang hewan.Dalam proses produksi, karbon aktif bersentuhan
langsung dengan bahan atau campuran bahan makanan dan minuman. Oleh karena itu,
kehalalan karbon aktif memengaruhi kehalalan makanan.
Karbon aktif yang berasal dari tulang hewan perlu dikaji kembali, apakah berasal dari
tulang hewan haram atau hewan halal yang disembelih tidak sesuai aturan syariah. Sedangkan,
karbon aktif yang berasal dari tumbuhan bersifat halal.
Di beberapa negara, produsen minyak goreng boleh mencantumkan produknya sebagai
vegetable oils walaupun terdapat sedikit penambahan lemak hewan. Penambahan ini
umumnya berkisar antara 10-15 persen.Minyak goreng yang bersumber dari hewan umumnya
terbuat dari lemak babi (lard) dan lemak sapi (oleo sterin dan oleo oil). Lard sudah jelas
keharamannya, sementara oleo sterin dan oleo oil harus diperhatikan kembali, apakah
penyembelihan sapi dilakukan sesuai syariah atau tidak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses pengolahan air mineral dan minyak goreng sangat penting bagi kesehatan
manusia saat ini, serta dalam pengolahannya juga dapat mempengaruhi potensial
ketidakhalalan dari air mineral dan minyak goreng tersebut. Oleh sebab itu kita harus
benar-benar memperhatikan bagaimana proses pengolahan air mineral dan minyak
goreng yang sesuai dengan SNI.
1.Air Mineral
Air mineral adalah air yang syaratnya memenuhi syarat-syarat kesehatan yang
dapat diminum. Adapun proses pengolahan air mineral yaitu:
a. Proses penampungan air
b. Proses pengolahan air
c. Proses sterilisasi
Potensian ketidakhalalan air mineral dalam kemasan yaitu menggunakan kemasan yang
berbahaya dan merusak lingkungan serta air mineral yang mengandung flourida.
2. Minyak goreng
Minyak goreng merupakan minyak yang berasal dari bahan nabati yang telah
dimurnikan dan berbentuk cair pada suhu kamar. Proses pengolahan minyak goreng
yaitu:
a. Pengumpulan buah kelapa sawit
b. Perebusan buah kelapa sawit
c. Erontokan buah
d. Pemerasan daging buah
e. Penyaringan minyak kasar
f. Pemisahan minyak dengan air
g. Pemurnian minyak
Potensi ketidakhalalan pada minyak goreng terdapat pada beta karoten yang ditambahkan
pada proses pembuatan minyak, beta karoten bersifat tidak stabil sehingga perlu
ditambahkan bahan penstabilnya, Bahan penstabil minyak bisa berasal dari gelatin babi
atau hewan ternak yang disembelih tidak sesuai dengan syariat.

Anda mungkin juga menyukai