Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA IBU

HAMIL DI KLINIK SUMIARIANI MEDAN JOHOR TAHUN 2018

JURNAL

INTAN HAZLINE
1701032343

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
2018
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK
SUMIARIANI MEDAN JOHOR TAHUN 2018

The Related Factors With Anemia On Maternal In Sumiariani Clinic Medan Johor 2018

Intan Hazline1*, Ida Lestari Tampubolon2, Novalita Oriza3


1
Mahasiswa D4 Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia,Medan, Indonesia
2
Dosen D4 Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia, Medan,Indonesia
3
Dosen D4 Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia
*
Penulis Korespondensi

Abstrak
Latar Belakang : Indonesia salah satu negara berkembang dengan tingkat kesehatan rendah
hal ini di tandai dengan masih tingginya angka kematian pada ibu hamil anemia, dari 175 kematian
disebabkan faktor perdarahan, seperti 47 ibu anemia,10 infeksi, 3 partus macet, 3 abortus, dan lain-lain
70, kemudian ada factor eklamsi berjumlah 38. Salah satu upaya untuk menurunkan prevalansi anemia
dengan cara pemberian tablet zat besi (Fe) sebanyak 90 tablet zat selama masa kehamilan.Tujuan :
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil. Metode : Jenis penelitian
yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 46 orang dan sampel sebanyak 46 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan total sampling. Hasil : hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari 46 responden ibu
hamil anemia sebanyak 25 ibu (54,3%) dan yang tidak anemia sebanyak 21 ibu (45,7%). Hasil bivariat
menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsumsi tablet zat besi (Fe) (p=0,024), paritas (p=0,004),
pekerjaan (p=0,009). Hasil ini menyimpulkan Ho dan Ha diterima.Kesimpulan : ada hubungan antara
konsumsi tablet zat besi, paritas, dan pekerjaan dengan anemia pada ibu hamil. Diharapkan kepada
klinik bersalin agar dapat memberikan konseling tentang kehamilan kepada ibu hamil mengenai resiko
anemia pada kehamilannya dan melakukan deteksi dini untuk pencegahan anemia.
Kata Kunci :Anemia, Ibu Hamil

Abstract
Background : Indonesia is one of the largest developing countries with a low level of health,
which is now indicated by the high concentration of maternal anemia, out of 175 deaths caused by
bleeding, such as 47 maternal anemia, 10 infections, 3 breastmilk, 3 abortions, etc. 70, then 38 factors
of inflammation.Objective : The purpose of study was to determinan the factors that influence the
occurrence of anemia in pregnant women. Method :The type of research was analytical survey with
cross-sectional approach. The population of the study was 46 people and samples of 46 respondents.
Taking samples were taken with total sampling.Result : From the results of the analysis, the ovariate
showed that 46 respondents of anemia were 25 mothers (54.3%) and those who were not anemic were
21 mothers (45.7%). The bivariate results showed that the association of consumption of iron tablet
(Fe) (p = 0.024), parity (p = 0.004), occupation (p = 0.009). The results conclude that Ho is rejected
and Ha is accepted. Conclusion : The conclusions of this study are the relationship between
consumption of tablet iron, parity and work with anemia in maternal pregnancy. It is expected that the
clinic will be born so that it can provide counseling for pregnancy and pregnancy to the risk of
anemia in pregnancy and do so in the prevention of anemia prevention.
Keywords: Anemia, Maternal

Alamat Korespondensi:
Intan Hazline :Jl.Wortel 1, Desa Payarobah, Kecamatan Binjai Barat, Binjai, Indonesia, HP :
082283117060, email : intanhazline1606@gmail.com

1
PENDAHULUAN kematian ibu yaitu 359/100.000 kelahiran
Kehamilan merupakan sebuah proses hidup.Berdasarkan Riskesdas 2013, terdapat
alamiah pada manusia dan merupakan proses 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil
patologis, kecuali keadaan-keadaan tertentu. dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl,
Masa kehamilan dimulai dari masa konsepsi dengan proporsi yang hampir sama antara di
sampai lahirnya janin.Rentang waktu kehamilan kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan
pada umumnya adalah 280 hari atau 40 minggu (37,8%). Pada tahun 2016 PSG mendapatkan
atau 9 bulan 10 hari.Ibu dapat mengalami hanya 40,2% ibu hamil yang mendapatkan
beberapa keluhan fisik dan mental, sebagian TTD minimal 90 tablet lebih rendah dari
kecil mengalami kesukaran selama kehamilan target nasional tahun 2016 sebesar 85%.(5)
dan persalinan, tetapi kebanyakan ibu tersebut Berdasarkan Data dan Informasi
pulih sehat kembali sepenuhnya dengan Kesehatan Indonesia tahun 2017, persentase
mempunyai bayi yang normal dan sehat.(1) yang mendapatkan Tablet Tambah Darah pada
Anemia adalah suatu kondisi dimana ibu hamil kurang dari 90 tablet di 34 propinsi
jumlah dan ukuran sel darah merah atau adalahGorontalo 76,28%, Jambi 71,31%,
konsentrasi hemoglobin turun di bawah nilai Sulawesi Selatan 69,27%, Sulawesi Tengah
batas yang ditetapkan, akibatnya merusak 66,40%, Bengkulu 63,60%, Sumatera Utara
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen di 52,11%, Kalimantan Barat 50,38%, Papua
sekitar tubuh, atau kapasitas pembawa oksigen 34,8%.
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Ini yang menyebabkan terjadinya
fisiologis.(2) anemia pada ibu, kurangnya konsumsi tablet
Berdasarkan data dari World Health tambah darah atau zat besi yang bisa
Organizationtahun menyebabkan ibu melahirkan bayi prematur,
2017,diperkirakanbahwaanemia mempengaruhi pertumbuhan janin terganggu, bayi lahir
33% wanita reproduktif usia global (sekitar 613 anemia, berat badan lahir rendah, abortus,dan
juta wanita diantara 15 dan 49 tahun). Di Asia resiko lainnya.Sedangkanpada ibu dapat
dan Afrika prevalensi tertinggi lebih dari 35% menyebabkan terjadinya persalinan lama,
anemia berat, yang berhubungan dengan jauh distosia dan memerlukan tindakan operatif serta
lebih buruk mortalitas dan hasil kognitif dan perdarahan postpartum dan kematian.(6)
fungsional, mempengaruhi 0,8%-1,5% dari Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
populasi yang sama.WHO di wilayah Asia Sumatera Utara 2016, Angka kematian ibu di
Tenggara termasuk 190 juta wanita yang tidak sumatera utara masih relatif tinggi.Penyebab
hamil 11,5 juta wanita hamil dan 96,7 juta anak kematian itu dipengaruhikurangnya pemahaman
berusia di bawah 5 tahun.(3) bagi ibu hamil dalam memeriksa
Data Kementrian Kesehatan pada 2016 kesehatannya.Menurut Kabid Pelayanan
tercatat 305 ibu meninggal per 100.000 orang. Kesehatan Dinas Kesehatan Sumatera Utara,
Menurut Jenderal Kesehatan Keluarga Dr. Retno Sari Dewi mengatakan, jumlah 175
Kemenkes Eni Gustina, tingginya angka angka kematian ibu merupakan jumlah
kematian pada ibu dipengaruhi status kesehatan kematian dalam wilayah tertentu, seperti di
dan gizi rendah. Sekitar 37,1% ibu hamil Sumatera Utara dalam kurun waktu tertentu per
menderita anemia, dan 32,9% ibu hamil 100 ribu kelahiran hidup sementara itu, Kepala
mengalami obesitas. AKI berkolerasi dengan Seksi Gizi Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas
Angka Kematian Bayi (AKB).Sebagai upaya Kesehatan, Rosidah menambahkan dari 175
meminimalkan faktor resiko keduanya, para ibu kematian ibu tersebut disebabkan faktor
hamil diimbau rutin memeriksakan perdarahan, seperti 47 ibu anemia, 10 infeksi, 3
kesehatannya, paling tidak setiap empat bulan partus macet, 3 abortus,dan lain-lain 70,
sekali.(4) kemudian adafaktor eklamsi berjumlah 38.(7)
Indonesia termasuk salah satu negara Salah satu upaya yang dilakukan untuk
berkembang dengan tingkat kesehatan yang menurunkan prevalansi anemia adalah dengan
rendah hal ini di tandai dengan masih tingginya cara pemberian tablet besi (Fe) sebanyak 90
angka kematian pada ibu hamil.Dari hasil tablet selama masa kehamilan. Persentase
Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet besi
(SDKI) 2012 menunjukkan bahwa angka di sumatera utara tahun 2017 adalah sebesar
84,2%. Dengan persentase cakupan tersebut,

2
maka cakupan pemberian tablet besi dalam frekuensi antenatal care dengan kejadian
masa kehamilan belum mampu mencapai target anemia.(10)
nasional yang ditetapkan sebesar 80%. (8) Penelitian yang dilakukan oleh Tesa
Anemia juga menyebabkan rendahnya Ayu Juliana (2017) dengan judul penelitian
kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia
cukup mendapat pasokan oksigen.Pada wanita Pada Ibu Hamil Di Klinik Bunda Riani Medan
hamil, anemia meningkatkan frekuensi Tahun 2017. Berdasarkan hasil penelitian ini
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. menunjukkan bahwa ada hubungan antara
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari pengetahuan dengan anemia, ada hubungan
keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya antara pendidikan dengan anemia, tidak ada
gangguan kelangsungan kehamilan abortus, hubungan antara umur dengan anemia, ada
gangguan proses persalinan (atonia, partus hubungan antara paritas dengan anemia, ada
lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa hubungan antara kunjungan ANC dengan
nifas (subinvolusi rahim) dan gangguan pada anemia, ada hubungan antara keteraturan
janin (BBLR, mikrosomi,dll).(9) mengkonsumsi tablet Fe dengan anemia. (11)
Faktor yang berhubungan dengan Hasil penelitian yang dilakukan Rizki
anemia pada ibu hamil yaitu konsumsi zat besi, Amartami, Eka Frelestanty, Yunida Haryanti,
paritas, diet dan pekerjaan. Ibu hamil dan Lea Masan (2017) mengenai Faktor-Faktor
dianjurkan untuk mengonsumsi paling sedikit Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
90 tablet zat besi selama kehamilannya.Jika ibu Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
kurang mengkonsumsi zat besi maka dapat Nanga Lebang Kecamatan Kelam Kabupaten
mengakibatkan penurunan hb dan terjadi Sintang. Metode yang digunakan adalah survei
anemia. Paritas persalinan kurang dari 3 kali analisis dengan pendekatan cross sectional
merupakan faktor resiko rendah sedangkan teknik total sampling. Hasil penelitian sebanyak
paritas lebih dari 3 kali akan memiliki resiko 70,0% responden yang mengalami anemia, 50%
kehilangan darah dan berdampak pada kelompok umur beresiko, 50% dengan jumlah
penurunan kadar Hb, kemudian diet yang anak >2, 56,7% responden yang
dianjurkan pada ibu hamil yang anemia adalah berpengetahuan kurang baik, 60,0% responden
diet yang memenuhi 4 sehat 5 sempurna dan yang bersikap kurang baik, 53,3% responden
yang kaya akan zat besi, ibu yang tidak dengan pola makan kurang baik, 53,3%
mengerti tentang diet yang baik, maka tidak responden yang kurang baik memanfaatkan
akan terpenuhi nutrisi selama kehamilannya dan pelayanan kesehatan. (12)
bisa menyebabkan anemia, sedangkan dari Penelitian yang dilakukan oleh Etik
faktor pekerjaaan kemungkinan terjadinya (2015) dengan judul Hubungan Status Gizi
anemia karena adanya peningkatan beban kerja Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
yang menyebabkan ibu kelelahan, stress, dan Trimester III Di Puskesmas Pleret Bantul
mengalami penurunan Hb.(9) Tahun 2015. Penelitian dengan survei analitik,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dengan menggunakan pendekatan cross
Rizqi Ariyani (2016), tentang Faktor-Faktor sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Pleret Bantul dengan sampel berjumlah 19
Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja orang dengan teknik accidentalsampling. Dari
Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo hasil analisa menunjukkan bahwa ibu hamil
sebanyak 60 responden menderita anemia. trimester III memiliki status gizi kurang
Sebanyak 60% responden tidak patuh sebanyak 17 ibu hamil (89,9%) dan yang
mengkonsumsi tablet Fe. Sebanyak 95,6% ibu mengalami anemia ringan sebanyak 18
hamil memiliki jumlah paritas aman, seluruh responden (94,7%). Hasil pengujian hipotesis di
responden rutin frekuensi Antenatal Care dapatkan bahwa nilai p (value) yaitu di dapat
(ANC). Hasil bivariat menunjukkan bahwa ada 0,725 adalah yang mana lebih besar dari α =
hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe 0,05. (13)
dengankejadian anemia, tidak terdapat Berdasarkan survei awal yang peneliti
hubungan antara umur ibu dengan kejadian lakukan pada bulan Juli 2018 kepada 10
anemia, tidak terdapat hubungan antara paritas responden dalam memeriksakan kehamilannya
dengan kejadian anemia, tidak terdapat diKlinik Sumiariani Medan Johor, di dapatkan
data bahwa sebanyak 7responden

3
dicurigaiterkenaanemia karena tidak rutin hamil yang datang memeriksakan dirinya pada
mengkonsumsi tablet Fe, paritas lebih dari 3 bulan Juli – Agustus yaitu sebanyak 64 orang.
kali kelahiran, dan ibu merasa capek dan stress Analisa yang digunakan univariat dan
karena kurang istirahat,sedangkan 3 responden bivariat, univariat dilakukan terhadap masing-
lagi dicurigai tidak terkena anemia, karena rutin masing variabel bebas dengan variabel terikat
mengkonsumsi tablet Fe, paritas 1-2 kali yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
kelahiran, dan ibu merasa senang karena dengan menyusun tabulasi data memakai kelas
istirahatcukup. yang berhubungan agar data yang diperoleh
Pentingnya mengkonsumsi tablet Fe lebih praktis dan mudah dimengerti, dan analisa
dan faktor lainnya membuat ibu jauh dari bivariatdigunakan untuk mengukur asosiasi atau
resikoterkenaanemia.Maka peneliti hubungan antara dua atau lebih variabel
berkeinginan untuk mengambil judul tentang kuantitatif. Analisis Bivariat dilakukan untuk
“Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia mendapatkan hubungan antara variabel yaitu,
Pada Ibu Hamil Di Klinik Sumiariani, Medan variabel independen dan variabel dependen. dan
Johor Tahun 2018”. dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square
Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui pada taraf kemaknaan α = 0,05 (derajat
faktor (konsumsi tablet zat besi Fe, paritas,dan kepercayaan 95%). Bila ρ = 0,05, maka hasil
pekerjaan) yang berhubungandengan anemia statistik dikatakan ada analisis secara bermakna.
pada ibu hamil di Klinik Sumiariani.
HASIL
METODE Analisa Univariat. Berdasarkan tabel 1
Penelitian ini akan dilakukan di Klinik dapat dilihat bahwa distribusi responden
Sumiariani, karena banyak terdapat ibu hamil di berdasarkan umur ibu hamil masing-masing
Klinik Sumiarianiyang mengalami anemia sebanyak 27 orang (58,7%). Distribusi
kehamilan. Waktu penelitian ini dilaksanakan responden berdasarkan pendidikan ibu hamil
pada bulan Juli – September Tahun 2018. mayoritas pendidikan rendah yaitu sebanyak 29
Desain penelitian ini adalah untuk orang (63%) dan minoritas pendidikan tinggi
menguji hipotesis Faktor yang Berhubungan yaitu sebanyak 19 orang (41,3%). Berdasarkan
dengan Anemia pada Ibu Hamil di Klinik konsumsi tablet Fe responden mayoritas ibu
Sumiariani Medan Johortahun 2018, dengan hamil tidak teratur mengkonsumsi tablet Fe
jenis penelitian yang digunakan adalah cross sebanyak 33 orang (71,7%) dan minoritas
sectional merupakan penelitian dimana dengan teratur mengkonsumsi tablet sebanyak
pengukuran atau pengamatan dilakukan pada 13 orang (28,3%). distribusi responden
saat bersamaan pada data variabel independen berdasarkan Paritas adalah kurang dari 3 kali
dan dependen (sekali ukur). kelahiran dan lebih dari 3 kali kelahiran
Populasi dalam penelitian ini adalah masing-masing sebanyak 19 orang (41,3%) dan
seluruh ibu hamilyang memeriksakan 27 orang (58,7%). Distribusi responden
kehamilannya di Klinik Sumiariani pada bulan berdasarkan pekerjaan mayoritas responden
Juli - Agustus yaitu sebanyak 46 bekerja sebanyak 28 orang (60,9%), dan
orang.Pengambilan sampel penelitian ini adalah distribusi frekuensi berdasarkann anemia
dengan teknik Total Sampling mengambil mayoritas respondensebanyak 25 orang (54,3%)
populasi secara keseluruhan maka sampel ibu dan minoritas responden tidak anemia sebanyak
21 orang (45,7%).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kategori Umur, Pendidikan, Konsumsi Tablet Fe, Paritas, Pekerjaan, dan
Anemia di Klinik Sumiariani
Jumlah
Variabel
F %
Umur
Tidak Beresiko 19 41,3
Beresiko 27 58,7
Pendidikan
Pendidikan Tinggi 17 37,0
Pendidikan Rendah 29 63,0

4
Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe)
Teratur 13 28,3
Tidak Teratur 33 71,7
Paritas
Kurang dari 3 kali kelahiran 19 41,3
Lebih dari 3 kali kelahiran 27 58,7
Pekerjaan
Bekerja 28 60,9
Tidak Bekerja 18 39,1
Anemia
Anemia 25 54,3
Tidak Anemia 21 45,7

Analisa Bivariat.Berdasarkan tabel 2 dan yang anemia sebanyak 20 responden


dapat disimpulkan bahwa anemia yang tidak (43,5%).
teratur mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak Hasil uji statistik yang di dapat dengan
33 responden (71,7%), yang tidak anemia menggunakan chi square, diperoleh hasil
sebanyak 19 responden (41,3%) dan yang perhitungan p-value = 0,004 < 0,05, artinya
anemia sebanyak 14 responden (30,4%) dan terdapat hubungan yang signifikan antara
yang teratur mengkonsumsi tablet zat besi paritas dengan anemia pada ibu
sebanyak 13 responden (28,3%), yang tidak hamil.Pekerjaan pada anemia yang tidak
anemia sebanyak 2 responden (4,3%) dan yang bekerja sebanyak 18 responden (39,1%), yang
anemia sebanyak 11 responden (23,9%). tidak anemia sebanyak 13 responden (28,3%)
Hasil uji statistik yang di dapat dengan dan yang anemia sebanyak 5 responden
menggunakan chi square, diperoleh hasil (10,9%) dan yang bekerja sebanyak 28
perhitungan p-value = 0,024 < 0,05, artinya responden (60,9%), yang tidak anemia
terdapat hubungan yang signifikan antara sebanyak 8 responden (17,4%) dan yang
konsumsi tablet zat besi dengan anemia pada anemia sebanyak 20 responden (43,5%).
ibu hamil. Paritas pada anemia yang kurang dari Hasil uji statistik yang di dapat dengan
3 kali kelahiran sebanyak 19 responden (41,3%) menggunakan chi square, diperoleh hasil
yang tidak anemia sebanyak 14 responden perhitungan p value = 0,009 < 0,05, maka Ho
(30,4%) dan yang anemia sebanyak 5 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
responden (10,9%) dan yang lebih dari 3 kali Hubungan yang signifikan antara Pekerjaan
kelahiran sebanyak 27 responden (58,7%) yang dengan Anemia pada Ibu Hamil di Klinik
tidak anemia sebanyak 7 responden (15,2%) Sumiariani Medan Johor Tahun 2018.

Tabel 2. Tabulasi Silang AntaraKonsumsi Tablet Fe, Paritas, dan Pekerjaan denganAnemia pada Ibu
Hamildi Klinik Sumiariani.
Variabel Anemia Total P
Anemia Tidak Anemia
f % f % F %
Konsumsi Tablet Zat Besi
(Fe)
Teratur 2 4,3 11 23,9 13 28,3
0,024
Tidak Teratur 19 41,3 14 30,4 33 71,7
Paritas
Kurang dari 3 kali 14 30,4 5 10,9 19 41,3
kelahiran 0,004
Lebih dari 3 kali kelahiran 7 15,2 20 43,5 27 58,7
Pekerjaan
Bekerja 8 17,4 20 43,5 28 60,9
0,009
Tidak Bekerja 13 28,3 5 10,9 18 39,1

5
PEMBAHASAN mengalami anemia sedangkan ibu yang tidak
Hubungan Konsumsi Tablet Zat patuh mengkonsumsi tablet Fe mengalami
Besi (Fe) dengan Anemia pada Ibu anemia. Hasil ini di dukung oleh uji statistik
Hamil.Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat yang menunjukkan ada hubungan signifikan
bahwayang tidak teratur mengkonsumsi tablet antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan
zat besi sebanyak 33 responden (71,7%), yang kejadian anemia yaitu dengan diperoleh nilai p
tidak anemia sebanyak 19 responden (41,3%) = 0,000 (p < 0,05).(10)
dan yang anemia sebanyak 14 responden Penelitian ini sejalan dengan yang
(30,4%) dan yang teratur mengkonsumsi tablet dilakukan oleh Tesa Ayu Juliana .Penelitian
zat besi sebanyak 13 responden (28,3%) yang ini menggunakan jenis pendekatan cross
tidak anemia sebanyak 2 responden (4,3%) dan sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah
yang anemia sebanyak 11 responden (23,9%) ibu hamil sebanyak 30 responden dan
hasil chi square diperoleh p-value 0,024 < pengambilan sampel dalam penelitian ini
0,05, kesimpulannya ada Hubungan Konsumsi menggunakan total populasi. Analisa data di
Tablet Zat Besi (Fe) dengan Anemia Pada Ibu lakukan dengan menggunakan uji chi-square.
Hamil di Klinik Sumiariani Medan Johor. Berdasarkan hasil bivariat penelitian ini
Konsumsi tablet zat besi (Fe) adalah menunjukkan bahwa ada hubungan antara
konsumsi suplemen panambah darah yang pengetahuan dengan anemia(p=0,030), ada
sangat dibutuhkan oleh ibu hamil guna hubungan antara pendidikan dengan anemia
mencegah terjadinya anemia selama (p=0,004), tidak ada hubungan antara umur
kehamilan, ibu hamil dianjurkan untuk dengan anemia (p=0,805), ada hubungan
mengonsumsi paling sedikit 90 tablet zat besi paritas dengan anemia (p=0,016), ada
selama kehamilannya. Zat besi yang berasal hubungan antara kunjungan ANC dengan
dari makanan belum bisa mencukupi anemia (p=0,004), ada hubungan antara
kebutuhan selama hamil, karena zat besi tidak keteraturan mengkonsumsi tablet Fe dengan
hanya dibutuhkan oleh ibu saja tetapi juga anemia (p-0,010).(11)
untuk janin yang ada di dalam kandungannya. Penelitian ini sejalan dengan yang
Apabila ibu hamil selama masa kehamilan dilakukan Suriana Riska Putri dengan jenis
patuh mengonsumsi tablet Fe maka resiko penelitian menggunakan desain penelitian
terkena anemia semakin kecil. Keteraturan ibu analitik dengan pendekatan cross sectional.
sangat berperan dalam meningkatkan kadar Populasi penelitian ini adalah ibu hamil
Hb.(9) trimester III yang memeriksakan Hb di
Sel darah merah pada ibu hamil Puskesmas Gunung Meriah dengan sampel
berkurang hingga 30 %. oleh sebab itu, ibu sebanyak 34 orang dengan teknik total
hamil membutuhkan zat besi yang lebih sampling. Analisa data yang dilakukan dengan
banyak di bandingkan sebelum ia hamil, dan menggunakan uji statistik pearsonchi-square.
jangan sampai kebutuhan zat besi ini tidak Pada penelitian ini ada pengaruh antara
tercukupi, sebab kekurangan zat besi kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)
mengakibatkan anemia, bayi lahir premature, dengan terjadinya anemia ibu hamil dengan uji
bayi lahir dengan IQ rendah, dan mengganggu chi-square.(15)
proses persalinan.(14) Menurut asumsi peneliti ibu hamil
Penelitian ini sejalan dengan yang perlu mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)
dilakukan oleh Rizqi Ariyani yang selama kehamilan karena kebutuhan zat besi
menunjukkan hasil analisis ibu hamil yang ibu meningkat selama kehamilan. Setiap ibu
tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) dianjurkan mengkonsumsi secara teratur tablet
yaitu sebanyak 27 responden (100%). Hal ini zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
menunjukkan ada kecenderungan bahwa ibu karena pada wanita hamil cenderung
yang patuh mengkonsumsi tablet Fe tidak mengalami penurunan zat besi. Karena ibu

6
hamil pasti kekurangan zat besi karna di bagi (multiparitas) adalah paritas resiko tinggi yang
dengan janinnya, maka dari itu di anjurkan mempunyai angka kematian yang tinggi dan
untuk mengkonsumsi tablet zat besi saat sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah
kehamilan. Ibu harus mengkonsumsi makanan tidak direncanakan. Resiko pada paritas dapat
yang mengandung zat besi secara rutin dan di kurangi atau di cegah dengan keluarga
istirahat yang cukup sesuai trimester pada berencana. semakin sering ibu melahirkan
kehamilannya. Zat besi (Fe) hanya menjadi maka besar resiko kehilangan darah dan
salah satu upaya petugas kesehatan untuk berdampak pada penurunan kadar Hb. (9)
pencegahan anemia pada kehamilan.(10) Status kehamilan juga dapat
Responden yang teratur memengaruhi derajat anemia, semakin sering
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) tetapi seorang ibu melahirkan maka semakin besar
mengalami anemia ada 11 ibu (23,9%) ini resiko kehilangan darah dan berdampak pada
dikarenakan tidak hanya kekurangan zat besi penurunan kadar Hb. Seorang ibu yang sering
ketika hamil karena memang sudah memiliki melahirkan mempunyai resiko mengalami
resiko anemia ketika sebelum hamil. Dan ibu anemia pada kehamilan berikutnya,karena
yang anemia tidak teratur mengkonsumsi kehamilanmenguras cadangan zat besi dalam
tablet Fe sebanyak 14 ibu (42,4%) mungkin tubuh. Apabila tidak memperhatikan
dikarenakan efek samping yang ditimbulkan kebutuhan nutrisi, karena selama hamil zat-zat
dari tablet zat besi (Fe) ibu hamil merasa mual gizi akan terbagi untuk ibu dan janin yang di
akibat rasa dan bau dari tablet Fe. Selain itu kandungnya.(16)
tablet Fe yang dikonsumsi setiap hari Penelitian ini sejalan dengan yang
menimbulkan rasa bosan sehingga seringkali dilakukan Willy Astriana menunjukkan
ibu hamil lupa dan merasa malas untuk populasi penelitian ini adalah seluruh ibu
mengkonsumsinya. hamil. Data diperoleh dengan melakukan
Ibu yang tidak teratur mengkonsumsi penelitian secara studi dokumentasi dan
tablet zat besi (Fe) dan tidak anemia ada menggunakan Checklist Analisa data
sebanyak 19 responden (41,3%) dikarenakan menggunakan analisa data univariat dan
asupan makanan yang diperoleh oleh ibu bivariat. Analisa dilakukan dengan tabulasi
sudah memenuhi 4 sehat 5 sempurna dan silang dan uji statistik dengan menggunakan
mengandung zat besi, maka ibu tidak perlu rumus Chi Square dengan derajat
mengkonsumsi tablet zat besi dan ibu tidak kepercayaan 95% bila p value< 0,05
akan mengalami anemia. menunjukkan hubungan bermakna dan tidak
Hubungan Paritas dengan Anemia bermakna jika p value> 0,05. Berdasarkan
Pada Ibu Hamil.Berdasarkan tabel 2yang hasil penelitian tentang karekteristik ibu
kurang dari 3 kali kelahiran sebanyak 19 hamil ditinjau dengan kejadian anemia di
responden (41,3%), yang tidak anemia Wilayah Kerja UPTD Pusesmas Tanjung
sebanyak 14 responden (30,4%) dan yang Agung pada Tahun 2017 disimpulkan adanya
anemia sebanyak 5 responden (10,9%) dan hubungan paritas ibu dengan kejadian anemia
yang lebih dari 3 kali kelahiran sebanyak 27 pada ibu hamil dengan nilai p value 0,023.(17)
responden (58,7%), yang tidak anemia Penelitian ini sejalan dengan yang
sebanyak 7 responden (15,2%) dan yang dilakukan Wiwin Triwahyu (2016) Penelitian
anemia sebanyak 20 responden (43,5%), hasil ini menggunakan metode survey analitik
chi square dengan p-value 0,004 < 0,05, dengan pendekatan case control.Pengambilan
kesimpulannya ada Hubungan Paritas dengan sampel dengan tehnik purposive sampling
Anemia Pada Ibu Hamil di Klinik Sumiariani yang berjumlah 45 kelompok kasus dan 45
Medan Johor. kelompok kontrol. Tehnik analisis yang
Paritas adalah jumlah anak yang telah digunakan yaitu uji chi square. Hasil uji
dilahirkan oleh wanita, baik lahir hidup statistik menggunakan Chi Square didapatkan
maupun mati. Paritas dapat dibedakan menjadi nilai p 0,035<0,05 yang berarti ada
primiparitas dan multiparitas. Lebih dari 3 kali hubungan paritas dengan kejadian anemia

7
pada ibu hamil di Puskesmas Godean II terlampau berat. Salah satu kemungkinan
Sleman Yogyakarta Terdapat hubungan paritas terjadinya anemia adalah pekerjaan, dengan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di adanya peningkatan beban kerja (kelelahan,
Puskesmas Godean II Sleman Yogyakarta.(18) stress, dan kecapean) akan mempengaruhi
Penelitian ini sejalan dengan yang anemia kehamilan.(20)
dilakukan oleh Yuliza Anggraini yang Pada ibu hamil yang bekerja
menunjukkan hasil analisis di dapatkan bahwa mempunyai beban kerja ganda yaitu sebagai
persentase tertinggi primiparitas ibu hamil ibu rumah tangga dan sebagai ibu bekerja.
kurang dari 3 kali kelahiran sebanyak 32 Pada ibu yang bekerja swasta (buruh pabrik)
responden (60,4%) dan kelahiran lebih dari 3 akan lebih mudah terjadi anemia karena
sebanyak 21 responden (39,6%). Hal ini kondisi ibu yang mudah lelah kurang
menunjukkan ada hubungan yang signifikan istirahat dan tidak memperhatikan pola
antara paritas dengan anemia pada ibu hamil, makannya sehingga nutrisinya tidak
adapun seorang ibu yang kehamilannya lebih tercukupi dibandingkan dengan ibu yang
dari 3 kali memiliki resiko tinggi untuk tidak bekerja.
mengalami anemia.(19) Pekerjaan ibu rumah tangga bisa
Menurut asumsi peneliti paritas dikatakan cukup berat karena meliputi
merupakan kelahiran yang dialami seorang mencuci, mengepel, memasak, membersihkan
ibu, dimana ibu yang sering melahirkan dapat lingkungan rumah dan lain-lain serta ditambah
menguras cadangan zat gizi tubuh ibu. dengan pekerjaan diluar rumah yang
Semakin sering seorang wanita mengalami menuntut ibu untuk bekerja dalam waktu
kehamilan akan semakin banyak kehilangan lama, hal ini dapat menyebabkan ibu
zat besi dan semakin sering seorang ibu kelelahan dan mengalami stres yang cukup
melahirkan maka semakin besar resiko tinggi serta dapat mengganggu proses
kehilangan darah dan berdampak pada kehamilan salah satunya dapat
penurunan kadar Hb, dan ibu yang masih menyebabkan anemia.(20)
primiparitas biasa terjadi anemia mungkin Penelitian ini sejalan dengan yang
disebabkan karena pengetahuan kurang dilakukan oleh Ernawatik, Hasil uji statistik
mengenai anemia. dengan uji chi square diperoleh nilai pearson
Hubungan Pekerjaan dengan chi square adalah 0,031, karena 0,031 < 0,05
Anemia pada Ibu Hamil.Berdasarkan yang maka terdapat hubungan yang signifikan
Tidak Bekerja sebanyak 18 responden antara pekerjaan dengan kejadian anemia
(39,1%), yang tidak anemia sebanyak 13 pada ibu hamil di Puskesmas Karanganyar
responden (28,3%) dan yang anemia sebanyak tahun 2016.(21)
5 responden (10,9%) dan yang bekerja Penelitian ini dilakukan oleh Florencia
sebanyak 28 responden (60,9%), yang tidak tahun 2016 hasil analisis mendapatkan
anemia sebanyak 8 responden (17,4%) dan hubungan antara usia, usia kehamilan,
yang anemia sebanyak 20 responden (43,5%), paritas, pendidikan dan pekerjaan dengan
hasil uji chi square dengan p-value 0,009 < anemia dan penurunan kadar SI pada ibu
0,05, kesimpulannya ada Hubungan signifikan hamil. Berdasarkan pekerjaan, terbanyak pada
antara Pekerjaan dengan Anemia Pada Ibu ibu hamil anemia yang bekerja sebanyak 8
Hamil di Klinik Sumiariani Medan Johor. orang (61,5%) dan yang tidak bekerja
Pekerjaan adalah kegiatan yang harus sebanyak 5 orang (38,5).(22)
dilakukan orang untuk memenuhi Penelitian yang dilakukan oleh Sri Irka
kebutuhannya Setiap hari manusia mempunyai tahun 2016 dengan metode survey analitik dan
kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Pada pendekatan cross sectional. Pengambilan
ibu hamil pekerjaan merupakan salah satu sampel menggunakan tehnik consecutive
faktor kemungkinan terjadinya anemia sampling dengan jumlah 84 responden. Hasil
karena adanya peningkatan beban kerja. yang didapatkan 27 dari 42 responden
Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan (64,3%) ibu hamil pekerja pabrik rokok

8
bagian pelinting yang mengalami anemia. DAFTAR PUSTAKA
Hasil uji contingency Coefficient dengan p
value 0,049 (p<0,05) dan (C=0,232 dan RR= 1. Aha blogweb. Kehamilan Pengertian,
1,588 [95% CI 1,033-2,443] Kesimpulan, ada Proses, Tanda, Perkembangan - Ilmu
hubungan antara jenis pekerjaan dengan Dasar. 2016. P. 1.
anemia pada ibu hamil pekerja pabrik rokok. 2. WHO. WHO Anaemia [Internet]. WHO;
Ibu hamil pekerja pabrik rokok yang 2018. P. 1. Available from:
http://www.who.int/topics/anaemia/en/
bekerja di bagian pelinting cenderung lebih
3. World Health Organization. Nutritional
anemia dibandingkan bagian packing.(23) Anaemias : Tools for Effective
Menurut asumsi peneliti pekerjaan Prevention. World Health Organization.
adalah tanggung jawab yang harus dilakukan 2017. 10-11 p.
oleh seseorang, salah satu faktor yang dapat 4. Astuti I. Angka Kematian Ibu Masih
menyebabkan terjadinya anemia, ibu yang Tinggi [Internet]. 21 December. 2016.
bekerja terlalu lama, dan kurang istirahat Available from:
seperti ibu yang bekerja di pabrik, akan http://mediaindonesia.com/news/read/83
mengalami kecapekan dan akan pusing yang 701/angka-kematian-ibu-masih-tinggi-
1/2016-12-21
berakibat pada anemia atau kurang darah. Ini
5. Kemenkes RI. Profil Kesehatan
yang harus di perhatikan, walaupun ibu Indonesia. Indonesia; 2016. 149 p.
bekerja harusnya istirahat cukup agar saat 6. Kemenkes RI. Data Dan Informasi
melakukan aktifitas dapat berjalan baik. Profil Kesehatan Indonesia. Indonesia;
2017. P. 127.
KESIMPULAN 7. Medan K. Inilah penyebab tingginya
Kesimpulan penelitian ini ada kematian ibu di sumut.
Hubungan Konsumsi Zat Besi dengan Anemia Kabarmedan.com. 2016;
Di Klinik Sumiariani Medan Johor, Ada 8. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Hubungan Paritas dengan Anemia Di Klinik utara. Profil Kesehatan Kota Medan
2016. 2016;46–7. Available from:
Sumiariani Medan Johor, Ada Hubungan
http://www.pemkomedan.go.id/
Pekerjaan dengan Anemia Di Klinik 9. Proverawati, atikah. Wati erna kusuma.
Sumiariani Medan Johor Tahun 2018. Gizi Untuk Kebidanan. Ke Dua.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2016. 78 p.
SARAN 10. Ariyani R, Dwi Sarbini SST. Faktor-
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
menjadi masukan dalam meningkatkan mutu Anemia Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di
pelayanankesehatan dan dapat memberikan Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban,
konseling yang baik pada ibu hamil khususnya Kabupaten Sukoharjo. Surakarta:
ibu hamil yang beresiko anemia, dan faktor Universitas Muhammadiyah Surakarta;
2016.
yang berhubungan dengan anemia pada ibu
11. Juliana tesa ayu. Faktor Yang
hamil di Klinik Sumiariani Medan Johor Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu
Tahun 2018. Hamil Di Klinik Bunda Riani Medan
Tahun 2017. Inst Kesehat Helvatia.
UCAPAN TERIMA KASIH 2017;
Terima kasih Peneliti ucapkan kepada 12. Amartami R, Frelestanty E, Haryanti Y,
Bidan Sumiariani dan seluruh pegawai di Masan L. Faktor-Faktor Yang
Klinik Sumiariani yang telah memberikan izin Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
peneliti dalam melakukan penelitian dan telah Pada Ibu Hamil. J KEBIDANAN.
menerima dan membantu peneliti dengan baik 2018;7(2).
13. Widhiastuti E, Nawangsih UHE.
selama melakukan penelitian.
Hubungan Status Gizi dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di
Puskesmas Pleret Bantul. D4 stikes
aisyiyah yogyakarta. 2015;

9
14. Michael. Gizi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2013.
276-285 p.
15. Putri suriana riska. Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Terjadinya Anemia Pada
Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah
Kerja Puskesmas Gunung Meriah Aceh
Singkil Tahun 2017. Inst Kesehat
Helvatia. 2017;
16. Yuni NE. Kelainan Darah. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2017. 72-73, 78-79, 87 p.
17. Astriana W. Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usia. J
Aisyah J Ilmu Kesehat [Internet].
2017;2(2):123. Available from:
https://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.
php/jika/article/view/WA
18. Studi P, Pendidik B, Diploma J,
Kesehatan FI. Hubungan Paritas dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Godean Ii. 2016;
19. Anggraini yuliza. Faktor yang
menyebabkan anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja puskesmas guguak
panjang kota bukit tinggi tahun 2017.
Univ Muhamadiyah Sumatera Barat.
2017;
20. Tarwoto. Anemia Pada Ibu Hamil. Ke
Dua. Dinata W, editor. Jakarta: Trans
Info Media; 2016. 42-56 p.
21. Ernawatik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian anemia di
puskesmas karanganyar. Univ aisyiyiah
yogyakarta. 2017;
22. Suparman FTPE, Kandidat HMMT.
Profil Zat Besi (Fe) pada ibu Hamil
dengan Anemia di Puskesmas Bahu
Manado. J e-Clinic. 2016;4(1):369–74.
23. R SRII. ABSTRAK Puskesmas Rejosari
merupakan puskesmas yang menduduki
tiga besar kejadian anemia dan
kekurangan energi kronis (KEK) dengan
(lingkar lengan atas) LILA < 23,5. 2016;

10

Anda mungkin juga menyukai