Disusun Oleh:
Krismayang Madani (4116010016)
Rizal Maulana Rizqy (4116010007)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata
kuliah Drainase Jalan Raya, dengan judul “Perencanaan Dimensi Drainase Jalan Raya”.
Makalah ini berisi laporan data yang sudah ada serta perhitungan dimensi dari drainase
yang akan direncanakan. Data ini berupa data curah hujan dan data dari lapangan (kontur
tanah).
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini, yaitu kepada :
1. Tuhan YME yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.
2. Orang tua kami atas dukungan moril, spiritual, dan material.
3. Bapak Mursid , ST, M.Eng , selaku dosen pengajar yang telah memberikan materi
dan arahannya.
4. Rekan kelompok yang telah bekerja sama dengan baik.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, kami menyadari bahwa makalah
yang kami buat masih sangat jauh dari kesempurnaan. Dengan rasa hormat kami mohon
petunjuk, saran, dan kritik terhadap makalah Drainase kami, sehingga ke depannya
diharapkan ada perbaikan terhadap makalah ini serta dapat menambah pengetahuan bagi
kami.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Pembahasan
Daftar Tabel
Kesimpulan……………………………………………………………………………………..19
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Drainase adalah usaha pengeringan suatu wilayah / daerah yang ada airnya dipermukaan, baik air
hujan maupun air tersebut keluar dari dalam tanah dengan cara alami atau buatan. Tujuan dari
dibuat nya saluran drainase adalah yaitu agar Mencegah genangan air hujan yang dapat
mengganggu transportasi, menjaga kadar air tanah pondasi jalan berumur panjang, mencegah
berkurangnya kekuatan bahan-bahan penutup, mengurangi berubah-ubahnya volume tanah dasar,
mencegah erosi tanah, mencegah kelonsoran lereng, dan menambah keindahan kota. Oleh karena
itu, ketika seseorang merencanakan pembangunan jalan, perlu juga direncanakan drainasenya.
Perencanaan ini meliputi dimensi yang akan dibuat.
Daerah Tanjung Perak yang terletak di Kota Srabaya, Kota Surabaya termasuk salah satu
kota yang ramai oleh penduduk, maka perlu adanya saluran drainase yang baik. Drainase adalah
bagian terpenting dari suatu bagian jalan. Mengingat pentingnya perananan Kota Surabaya bagi
kelancaran saluran, maka kelayakan saluran seperti drainase yang terdapat di kota Surabaya
harus benar-benar diperhatikan. Tetapi dalam proses pembuatan drainase diperlukan beberapa
analisis, salah satunya adalah analisis hidrologi. Disini pemakalah akan membahas hal hal yang
berkaitan tentang perencanaan saluran drainase.
2. Apa saja yang perlu dicari datanya untuk bisa menghitung debit rencana?
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Drainase adalah usaha pengeringan suatu wilayah / daerah yang ada airnya dipermukaan,
baik air hujan maupun air tersebut keluar dari dalam tanah dengan cara alami atau buatan.
Drainase jalan raya dibuat bertujuan untuk membuat system pengaliran dan pengeringan
secepatnya dari daerah jalan ke daerah yang lebih rendah dengan memmperhatikan kontur
dan kondisi lingkungan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan drainase adalah sebagai berikut:
1). Perencanaan drainase harus sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase sebagai
penampung, pembagi, dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna dan berhasil guna.
2). Pemilihan dimensi dari fasilitas drainase harus mempertimbangkan faktor ekonomi dan
faktor keamanan.
3). Perencanaan drainase harus dipertimbangkan pula segi kemudahan dan nilai ekonomis
terhadap pemeliharaan sistem drainase tersebut.
1. Saluran:
◦ b. Saluran pembuangan
2. Gorong-gorong (culvert)
Dimensi saluran drainase ditentukan berdasarkan kapasitas yang diperlukan (Qs), yaitu
harus dapat menampung besarnya debit aliran rencana (Qr) yang timbul akibat hujan pada
daerah aliran dengan melalui proses perhitungan, sehingga diperoleh Qs > Qr. Proses
perhitungan hujan rencana sampai debit rencana ini adalah analisis hidrologi.
5
Penampang saluran terbuka, pada drainase muka tanah/permukaan, umumnya berbentuk
penampang segitiga, empat persegi panjang, trapesium dan setengah lingkaran. Dalam
jenisnya, masing masing bentuk drainase mempunyai efektifitasnya sendiri.
1. Bentuk trapezium
Saluran drainase bentuk trapezium pada umumnya saluran dari tanah, tapi dimungkinkan
juga bentuk ini dari pasangan. Saluran ini membutuhkan ruang yang cukup dan berfungsi
untuk pengaliran air hujan. Saluran ini cocok untuk daerah dengan tingkat kependudukan
yang masih jarang.
Saluran drainase berbentuk persegi panjang tidak banyak membutuhkan ruang, sebagai
konsekuensinya pada bentuk ini harus dipakai pasangan ataupun beton.
Saluran drainase bentuk ini berupa saluran dari pasangan atau kombinasi pasangan dan
pipa beton. Dengan bentuk dasar saluran yang bulat memudahkan pengangkutan bahan
endapan/limbah.
4. Bentuk tersusun
Saluran bentuk tersusun dapat berupa tanah maupun dari pasangan, tampang saluran yang
bawah berfungsi mengairkan air rumah tangga pada kondisi tidak ada hujan, apabila terjadi
hujan maka kelebihan air dapat ditampung pada saluran bagian atas. Tampang saluran ini
membutuhkan ruang yang cukup dan dapat digunakan untuk saluran air hujan, saluran air
rumah rangga atapun saluran irigasi.
6
2.2 Perencanaan Dimensi Drainase Jalan Raya
Perhitungan dimensi saluran tepi jalan berdasarkan “Tata Cara Perencanaan Drainase
Permukaan Jalan, SNI 03-3424- 1994”.
7
Analisis Hidrologi
Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau
dilampaui. Sebaliknya, kala ulang (return period) adalah waktu hipotetik dimana hujan
dengan besaran tertentu akan disamai atau dilampaui. Namun tidak berarti bahwa kejadian
tersebut akan berulang terjadi secara teratur menurut periode ulangnya. Untuk analisis
frekuensi diperlukan seri data hujan dari stasiun penakar hujan. Analisis ini didasarkan pada
sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di
masa yang akan datang. Dengan asumsi bahwa sifat statistik kejadian hujan yang akan datang
masih sama dengan sifat statistik kejadian di masa lalu.
8
distribusi kemungkinan. Data-data hidrologi yang dianalisa diasumsikan tidak bergantung
(independent), terdistribusi secara acak dan bersifat stokastik.
Data seri yang ada diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil, kemudian
diambil data-data terbesar dari seri data tersebut.
Ada kemungkinan dalam satu tahun terdapat lebih dari satu data yang diambil (tahun
dengan data-data yang besar), atau dalam satu tahun tidak satupun data yang diambil
(tahun dengan data-data yang kecil). Dalam analisis frekuensi, hasil yang diperoleh
tergantung pada kualitas dan panjang data. Makin pendek data yang tersedia, makin besar
penyimpangan yang dapat terjadi.
a. Metode Normal
Rumusnya yaitu:
Xt = Xa + K T⋅Sx
Sx = Standar Deviasi
9
Tabel 2 – Perhitungan Metode Normal
c. Metode Gumbel
Rumusnya yaitu:
Yt−Yn
Xt =Xa+ ⋅Sx
Sn
10
Xt = Curah hujan yang diharapkan berulang setiap t tahun
Xa = Curah hujan rata – rata dari suatu catchment area
Yt = Reduce Variate
Yn = Reduce Mean
Sn = Reduce Standart Deviation
Sx = Standar Deviasi
11
4. Perhitungan waktu konsentrasi
Definisi: waktu yang dibutuhkan oleh butiran air untuk bergerak dari titik terjauh
pada daerah pengaliran sampai ke titik yang ditinjau.
Pada daerah terbangun, waktu konsentrasi terdiri dari waktu yang diperlukan oleh air
yang mengalir pada permukaan tanah menuju saluran terdekat (overland time of flow =
to) dan waktu air mengalir pada saluran kesuatu tempat yang ditinjau (td), sehingga
tc = to + td/ts
b. Kemiringan tanah
12
3,26 (1,1−c ) √ Lo L
to=3 td =
√ So 60 . V
Keterangan:
c: angka pengaliran
Menghitung nilai ts
Menghitung nilai to
13
Tabel 6 – Perhitungan to
Menghitung nilai tc
Tabel 7 – Perhitungan tc
Metode yang paling sering digunakan untuk mengestimasi debit di suatu daerah aliran
sungai dimana tidak ada data pengamatan debitnya adalah Metode Rasional Jepang.
Dalam hal ini besarnya debit tersebut merupakan fungsi dari luas catchment area,
intensitas hujan, keadaan pemukaan tanah yang dinyatakan dalam koefisien limpasan dan
14
kemiringan sungai (Joesron Loebis,1992). Debit banjir dirumuskan secara generik
sebagai berikut:
Q = C. I . A
3,6
Dimana:
C = koefisien limpasan
I = Intensitas hujan dengan durasi sama dengan waktu konsentrasi banjir (mm/jam)
15
Hasil perhitungan debit rencana dalam suatu periode tertentu:
Beberapa factor yang dijadikan dasar untuk merencanakan dimensi saluran, yaitu:
Q=A.V
Q
A=
V
0,923
A= = 0,615 m2
1,5
h=2b, A=b.h = b. 2b
A=3b
0,615 = 3b
b=0,205 m; h= 2(0,205)
16
= 0,410 m
= 0,289 m
Cek debit
1 2 m
V= . R3. √ S=3,573
n s
Q=A.V
=(0,205x0,410)3,573
= 2,199 m3/s
Pada perencanaan jalan raya sepanjang 1,5 km dibuat 2 gorong-gorong pada Sta 1+300
dan Sta 2+800 karena Sta tersebut merupakan elevasi terendah. Sehingga perlu dibuat
gorong-gorong untuk dialirkan ke sungai dengan melewati bawah badan jalan. Beberapa
ketentuan yang dibuat perencana yaitu:
Jenis gorong gorong yang digunakan adalah RCP (Reinforcement circle precast)
yang dipesan langsung dari pabrik
Utuk gorong-gorong di Sta 1+300 Debit yang digunakan adalah debit dari area A
dan B. Yaitu Q= 1,433 m3/s
Utuk gorong-gorong di Sta 2+800 Debit yang digunakan adalah debit dari area C
dan D. Yaitu Q= 0,592 m3/s
Saluran menggunakan pasangan beton dengan kondisi buruk, (n)= 0,013
Kemiringan saluran gorong-gorong direncanakan 1%
17
Freeboard (jagaan) untuk gorong-gorong adalah 20% dari ketinggian aliran, dibuat
besar agar aliran langsung mengalirkan aliran limpasan dan gorong-gorong
memiliki ruang yang lebih sebagai antisipasi dari limbah yang melintas. H=0,8d
H=0,8d= 0,8x2=1,6 m
S=1%(perencanaan awal)
−1 h−0,5 d
θ = cos
0.5 d
−1 1,6−0,5.2
θ = cos = 53,13o
0,5.2
π . d2 θ
¿+ ( h−0,5 d ) 2tanθ
A= 1-(
4 180
3.14 .2 2 53,13
¿+ ( 2−0,5.2 ) 2 tan 53,13=5,51m 2
A= 1-(
4 180
θ
P=π .d (1- ¿
180
53,13
P= 3,14.2 (1- ¿= 4,42 m
180
A
R=
P
3,74
= = 0,85 m
4,42
0,8 A 1,667
Qg = . s.
n √ P0,667
18
0,8 5,511,667 3
Qg = . 0.001. 0,667 = 12,42 m /s
0,013 √ 4,42
KESIMPULAN
Pada perencanaan saluran drainase jalan raya , jalan arteri yang kami tinjau di Tanjung Perak
Surabaya didapatkan dimensi saluran samping dengan lebar = 0,785 m dan tinggi = 0,626 m
serta dimensi gorong-gorong 1 dengan diameter 1,5 m dan dimensi gorong – gorong 2
dengan diameter 1 m. Hasil tersebut didapat dari beberapa langkah yang kami telah jabarkan
diatas mulai dari analisis hidrologi dan perhitungan dimensi saluran.
19