Anda di halaman 1dari 12

Laporan Kerja Praktek

Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan


Apartement Tentrem

BAB V

STUDI KASUS MANAJEMEN

5.1 Tinjauan Umum

Sebelum pelaksanaan proyek berlangsung harus disusun terlebih

dahulu suatu strategi untuk mengendalikannya agar dapat tercapai hasil

seperti yang di harapkan yaitu terpenuhinya kualitas kontruksi yang

disyaratkan sesuai dengan waktu dengan biaya yang telah direncanakan.

Jadi maksud dari pengendalian proyek adalah mengatur semua

pihak yang berkepentingan dalam proyek agar dapat menjalankan

fungsi masing-masing secara optimal, penggunaan waktu sesuai dengan

jadwal (time schedule) dan dapat mengetahui sedini mungkin segala

sesuatu yang menghambat jalannya proyek serta dapat mencari

penyelasaiannya

Untuk itulah di butuhkan manajemen, sehingga dengan

manajemen ini kita dapat merencanakan, melaksanakan dan

mengendalikan pelaksanaan pekerjaan, pada akhirnya di dapatkan hasil

yang di inginkan yaitu:

1. Tepat biaya sesuai dengan biaya yang direncanakan.

Membahas mengenai bagaimana cara untuk mengendalikan

biaya proyek baik pemasukan maupun pengeluaran .

2. Tepat mutu sesuai dengan yang disyaratkan.

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

3. Tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang di berikan.

Membahas mengenai waktu pelaksanaan proyek, supaya

pelaksanaan pekerjaan tidak melampaui waktu perencaan

yang sudah di rencanakan.

5.2 Pengendalian Biaya proyek

Pengendalian biaya merupakan jenis pengendalian yang

dilakukan berfokus pada seberapa efektif biaya yang dikeluarkan

selama proyek tersebut dijalankan. Pengendalian akan biaya ini

merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi keadaan mutu

proyek yang digunakan serta waktu yang dipakai untuk menyelesaikan

pekerjaan proyek ini. Oleh karena itu, pengendalian yang dapat

dilakukan agar kegiatan proyek dapat memperoleh biaya yang cukup

dan efektif dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Pembatasan dan penjelasan lingkup kerja dengan terperinci

Lingkup kerja yang jelas serta terpatok dalam waktu dan

area yang pasti dapat membantu pengeluaran biaya pelaksanaan

sejajar dengan biaya yang telah direncanakan. Sebagai contoh

pada penempatan material dan logistik lain diusahakan melihat

ke masa depan serta dapat dicapai dengan baik oleh seluruh area

dengan tidak mengganggu satu area manapun. Apabila terjadi

kekeliruan pengambilan keputusan penempatan dapat

mengakibatkan pekerjaan dilakukan dua kali dan ini dapat

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

mempengaruhi biaya yang dikeluarkan serta penggunaan waktu

menjadi tidak efektif. Biaya yang dikeluarkan ini dapat menjadi

kesalahan pelaksana dan dapat membawa kerugian bersama.

Oleh karena itu, setiap pekerjaan yang ingin dikerjakan dalam

kegiatan proyek ini telah direncanakan secara jelas dan

terperinci untuk jangka waktu yang panjang ke depan.

b. Pengadaan analisis resiko kegiatan proyek

Setiap pekerjaan dalam kegiatan proyek pasti memiliki

resiko yang tidak diinginkan namun harus dihadapi dan

diwaspadai. Tindakan pencegahan dengan melakukan analisis

resiko sebelum kegiatan proyek berjalan dapat membantu

meminimalisir pengeluaran biaya pelaksanaan proyek. Namun

bukan berarti apabila segalanya telah disesuaikan sedemikian

rupa sehingga kegiatan pekerjaan nantinya menjadi aman.

Perlunya penambahan biaya tak terduga sebelum dilakukannya

pekerjaan dapat ikut membantu meminimalisir terjadinya

kerugian dalam proyek. Contoh resiko yang perlu diwaspadai

adalah resiko yang timbul akibat alam. Apabila pekerjaan

memasuki musim penghujan, diperlukan langkah rekayasa

lingkup pekerjaan yang harus diketahui dan disetujui oleh

pengawas.

c. Penentuan estimasi biaya

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

Dalam pengendalian biaya yang akan digunakan

diperlukan penentuan pengeluaran dengan mengestimasi biaya

pekerjaan yang akan dilakukan ke depan. Dengan mengestimasi

biaya, pelaksana dapat menggunakan biaya semaksimal dan

seefektif mungkin sehingga tujuan proyek dapat tercapai serta

kegiatan pelaksanaan dapat menerima hasil yang setimpal.

Kegiatan estimasi ini juga termasuk didalamnya hasil kegiatan

analisis resiko serta bidang-bidang terkait lainnya.

d. Melakukan fungsi kontrol dan koreksi

Fungsi kontrol dan koreksi yang dilakukan dalam setiap

pekerjaan dapat membantu pelaksana meminimalisir terjadinya

kesalahan dalam kegiatan proyek tersebut. Kegiatan kontrol dan

koreksi ini akan diikuti dengan evaluasi sehingga tidak

ditemukan lagi suatu kesalahan yang sama. Kegiatan yang salah

dan diulang terus menerus dapat membuat biaya membengkak

dan penggunaan waktu yang semakin besar.

Biaya merupakan suatu fokus dalam proyek yang bersifat

sensitif karena keinginan pelaksana yang membutuhkan biaya

yang besar demi kesejahteraan pelaksanaan berlawanan dengan

keinginan pemilik yang menerapkan prinsip ekonomi (dengan

biaya minimal mendapatkan hasil yang maksimal). Oleh karena

itu, dalam setiap proyek pembangunan, termasuk dalam

pelaksanaan pembangunan Hotel, Mall ,dan Apartement

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

Tentrem Semarangyang mengeluarkan biaya kontrak

pelaksanaan mencapai Rp 1.450.000.000.000 ini,

diperlukan pengendalian biaya yang didasarkan pada kebutuhan

dan kesepakatan bersama serta sesuai dengan standar yang

berlaku.

5.3 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu merupakan jenis kegiatan pengendalian yang

dilakukan untuk memantau mutu bahan yang digunakan dalam proyek

tersebut apakah sesuai dengan syarat dan rencana awal. Mutu yang

telah direncanakan pada suatu bangunan pasti telah didasarkan pada

perhitungan rencana dan pastinya juga harus sesuai dengan yang

dilaksanakan. Secara fisik, usaha pengendalian mutu ini dilakukan

dengan melakukan uji pada bahan-bahan produksi yang memiliki mutu

yang rawan salah. Dalam kegiatan pembangunan Hotel, Mall ,dan

Apartement Tentrem Semarang ini, pengendalian mutu dilakukan

selama kegiatan kosntruksi ini berlangsung.

a. Pengujian Slump test

Pengujian slump test merupakan jenis pengujian yang

dilakukan pada bahan beton yang dibawa dalam truk ready mix

sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan. Pengujian ini

dilakukan di lapangan dengan didasarkan pada Rencana Kerja

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

dan Syarat-syarat yang telah disepakati untuk pekerjaan proyek

tersebut. Hasil yang didapat untuk uji slump test beton pada

pekerjaan pengecoran tie beam, balok, plat, dan tangga adalah

10 ± 2 cm, sedangkan beton rencana untuk kolom adalah 12 ± 2

cm. Dalam pelaksanaannya, apabila hasil uji tidak sesuai dengan

syarat tersebut, pelaksana harus meminta pertimbangan dari

pengawas ahli. Jika beton dikatakan tidak dapat dipakai lagi,

maka pelaksana harus melakukan penggantian beton ready mix

dengan yang baru dan sesuai dengan mutu yang dibutuhkan.

Gambar 5.1 Pengujian slump test

b. Pengujian kuat tekan beton

Pengujian kuat tekan beton merupakan jenis pengujian

terhadap campuran beton yang akan digunakan dalam pekerjaan

pengecoran, apakah sesuai dengan mutu yang dibutuhkan dalam

pekerjaan pengecoran tersebut. Campuran beton tersebut akan

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

dimasukkan ke dalam cetakan silinder berdiameter 15 cm dan

tinggi 30 cm sesuai dengan SNI 03-2847-2002. Pengambilan

cetakan yang akan digunakan dalam tes kuat tekan beton ini

dibutuhkan sebanyak 1 set/30 m3. Satu set yang digunakan per

30 m3 ini berjumlah 4 buah cetakan silinder beton dengan

maksud satu benda uji dilakukan pengujian pada umur 7 hari, 14

hari, 21 hari, dan 28 hari. Seluruh benda uji yang telah diambil

ini setelah 2 hari akan dibuka dari cetakannya dan akan

direndam dalam air hingga waktu pengetesannya dilakukan.

Dalam proyek pembangunan Gedung Hotel , Mall , dan

Apartement Tentrem Semarang, seluruh benda uji akan

dilakukan pengetesan di laboratorium UNDIP Semarang.

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

Gambar 5.2 Uji tekan benda uji

5.4 Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu merupakan jenis pengendalian yang

dilakukan untuk memantau penggunaan waktu pelaksanaan kegiatan

proyek apakah sesuai dengan waktu yang telah disepakati ketika

pelelangan proyek dilakukan. Usaha pengendalian waktu dilakukan

dengan bantuan time schedule.

Time schedule adalah rencana alokasi waktu untuk

menyelesaikan masing-masing item pekerjaan proyek yang secara

keseluruhan dalam rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan

sebuah proyek.

Time schedule pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam

bentuk:

a. Kurva S.

b. Bar chart.

c. Network planning.

d. schedule harian, schedule mingguan, bulanan, tahunan atau

waktu tertentu.

e. Pembuatan time schedule dengan bantuan software seperti ms

project.

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

Tujuan atau manfaat pembuatan time schedule pada sebuah

proyek konstruksi antara lain:

a) Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang

dibutuhkan.

b) Pedoman waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan

item pekerjaan yang akan dilaksanakan.

c) Pedoman waktu untuk pengadaan alat – alat kerja.

d) Time schedule juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan

waktu pelaksanaan proyek.

e) Sebagai tolak ukur pencapaian target waktu pelaksanaan

pekerjaan.

f) Time schedule sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri

sebuah kontrak kerja proyek konstruksi.

g) Sebagai  pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu

tertentu.

h) Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda     atas

keterlambatan proyek atau bonus atas percepatan proyek.

i) Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi.

Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal pelaksanaan

proyek yang baik dibutuhkan:

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

a. Gambar kerja proyek.

b. Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek.

c. Bill of Quantity ( BQ ) atau daftar volume pekerjaan.

d. Data lokasi proyek.

e. Data sumberdaya meliputi material, peralatan, sub kontraktor

yang tersedia disekitar lokasi pekerjaan proyek berlangsung.

f. Data sumber daya material, peralatan, sub kontraktor yang harus

didatangkan ke lokasi proyek.

g. Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang

di butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

h. Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek.

i. Data jenis transportasi yang dapat digunakan disekitar lokasi

proyek.

j. Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing-

masing item pekerjaan.

k. Data kapasitas prosduksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub

kontraktor, material.

l. Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran

pekerjaan, tenggang waktu pembayaran progress dll.

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

Dalam proyek pembangunan Hotel , Mall, dan Apartement

Tentrem Semarang ini, pengendalian waktu dilakukan untuk mengejar

waktu selesai proyek yaitu pada 27 Maret 2019 Proyek yang

direncanakan selesai dalam waktu setahun ini membuat perubahan

untuk mengejar waktu, salah satunya adalah penambahan jumlah tenaga

kerja. Selain itu, dalam pekerjaan ini juga menerapkan metode kerja

lembur sehingga pekerjaan diharapkan dapat selesai sesuai dengan

waktu yang direncanakan.

5.5 Pengamatan Lapangan

Dalam pengamatan lapangan masa Praktek Kerja periode 20

Desember 2017 – 20 Maret 2018 proyek pembangunan Hotel , Mall ,

dan Apartement Tentrem Semarang, ditemukan beberapa permasalahan

dan solusi yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek yang efektif.

Permasalahan yang ada selama pelaksanaan diselesaikan dengan solusi

yang dipertimbangkan dan disetujui oleh tim pengawas. Berikut

permasalahan beserta solusi yang diambil dalam pelaksanaan pekerjaan

selama periode 20 Desember 2017 – 20 Maret 2018.

1. Peraturan K3 yang kurang terlaksana dengan baik.

Peraturan memakai alat pelindung diri (APD) sebagai ketentuan

K3 (Keamanan dan Keselamatan Kerja) tidak terlalu diindahkan

oleh para pekerja proyek pembangunan ini. Dengan kembali

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018
Laporan Kerja Praktek
Proyek Pembangunan Hotel , Mall , dan
Apartement Tentrem

menegaskan serta menyediakan alat pelindung diri kepada seluruh

pekerja agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan adalah

penyelesaian yang sebaiknya dilakukan dalam proyek

pembangunan dimanapun.

Gambar 5.3 Tidak mengindahkan K3

V - 13
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai