Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FISIOLOGI TUMBUHAN

MEKANISME TRANSPIRASI STOMATA

FAISAL IBRAHIM

71180713083

PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

1
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupkan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan
tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami
fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air kedalam tumbuhan,
kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya
air dari tubuh tumbuhan disebut dengan tranpirasi. Tranpirasi merupakan salah
satu proses kehilangan air yang berbentuk uap atau gas pada jaringan tumbuhan.
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan. Pada
transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di
dalam daun ke udara kering di luar daun.
Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang
mampu merubah wujud air sebagai cairan ke wujud air sebagai uap atau gas dan
faktor-faktor yang mampu menyebabkan pergerakan uap atau gas. Faktor-faktor
tersebut meliputi suhu, cahaya, kelembaban udara, dan angina. Di samping itu
luas permukaan jaringan epidermis atau luka tempat proses transpirasi
berlangsung juga ikut berperan.
Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Semakin
besar intensitas cahaya semakin tinggi laju transpirasi. Faktor-faktor lingkungan
lainnya yang berpengaruh terhadap transpirasi antara lain: konsentrasi CO2,
temperatur, kelembaban relatif, kepadatan udara, dan kecepatan angin. Sedangkan
faktor tanaman yang mempengaruhi laju transpirasi adalah jumlah daun dan
stomata. Pada makalah ini, akan di bahas mengenai pengaruh cahaya terhadap laju
transpirasi.
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya
gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di
bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh
teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air
dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui
proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Transpirasi


Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi
kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata.
Gerakan membuka dan menutupnya stomata ini diakibatkan oleh intensitas dan
kelembapan sekitarnya. semakin lebar stomata yang terbuka maka semakin
banyak air yang hilang. Luas permukaan daun juga mempengaruhi proses
transpirasi. semakin luas permukaan daunya semakin besar transpirasinya.
Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat
dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi
dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap
air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala
stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui
stomata dibandingkan dngan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan
demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air.

Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan
meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan
transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara
langsung terlibat dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari
permukaan sel palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari

2
ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari
dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas, pada
gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan
akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian dari sistem pembuluh yang meluas
ke tempat persediaan air dalam tanah.
Transpirasi memberikan manfaat sebagai penunjang pengangkutan
mineral, mempertahankan turgiditas optimum dan menghilangkan sejumlah besar
panas dari daun. Mineral yang diserap ke dalam akar bergerak ke atas tumbuhan
dengan cara tertentu dalam arus transpirasi, yaitu aliran air melalui xylem akibat
transpirasi. Transpirasi yang terjadi membantu penyerapan mineral dari tanah dan
pengangkutannya dalam tumbuhan. Sebagai contoh hasil penelitian menunjukan
Kalsium dan Boron di jaringan tampak sangat peka terhadap laju transpirasi.
Tumbuhan yang ditanam dalam rumah kaca yang mempunyai kelembaban tinggi
dan udara yang kaya CO2 (membuat stomata cendrung tertutup) dapat
menampakan kekahatan (kekurangan) kalsium pada jaringan tertentu. Sebaliknya
transpirasi yang terlalu cepat dapat menyebabkan meningkatnya beberapa unsur
tertentu, mencapai jumlah kadar yang meracuni. Selain itu peranan transpirasi
dalam tumbuhan untuk menurunkan suhu atau mendinginkan daun. Daun yang
tidak melakukan transpirasi akan lebih panas beberapa derajat. Perubahan suhu
dari daun menunjukan adanya pertukaran energi dari daun dan lingkungannya.
2.2. Mekanisme Transpirasi Stomata

Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan.


Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal
yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara
kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan
untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari
sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak
langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi
pergerakannya.
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri
atas jaringan palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara
sel epidermis bawah dengan stomata. Transpirasi dimulai dengan penguapan air

3
oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini
rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga
dapat menampung uap air dalam jumlah yang banyak. Penguapan air ke rongga
antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap
air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel tentu akan mengalami
kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi
oleh air yang berasal dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan
menerima air dari batang dan batang menerima dari akar.
Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam
rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka.
Kalaupun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya
hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata
pada epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada
penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer.

Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan
menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan
untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan
waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata
menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba
(Salisbury dan Ross, 1995). Loveless (1991) dalam literaturnya menyebutkan

4
terbukanya stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada
dalam udara tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat
terlaksana.
2.3. Skema Mekanisme Membukanya Stomata

Masing-masing stomata diapit oleh sepasang sel penjaga. Sel penjaga


mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk yang akan
menyempitkan atau melebarkan celah diantara kedua sel tersebut. Ketika sel
penjaga mengambil air melalui osmosis, sel penjaga akan membengkak. Ketika
sel kehilangan air, menjadi lembek, serta mengkerut, sel-sel tersebutakan
mengecil secara bersamaan kemudian menutup ruangan diantaranya (Campbell,
2004).
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya,
suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini
mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh
perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium
(K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun
dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju
transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Sebagian besar transpirasi
berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang
lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis

5
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian
besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh
xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom
berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar
ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas
melalui arus transportasi.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti
bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu
mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan
hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar, tenaga
kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat
tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini,
ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi
semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalui osmosis dari sel-sel yang
berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang
diperlukan dari jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke
daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun
melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut.

Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses
transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan
proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam
tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas

6
sebuah tanaman. Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air
melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus
menerus berada di bawah sinar matahari.
Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas
matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan
akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi,
tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan
fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Transpirasi
Kegiatan transpirasi terpengruh oleh banyak faktor baik faktor-faktor dalam
ataupun faktor-faktor luar :
Faktor internal :
 Besar kecilnya daun
 Tebal tipisnya daun
 Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun
 Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
 Banyak sedikitnya stomata
 Bentuk dan lokasi stomata
Faktor eksternal :
 Sinar matahari
 Temperatur
 Kelembaban udara
 Tekanan udara
 Angin
 Keadaan air dalam tanah.

7
BAB III
KESIMPULAN

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Proses proses transpirasi terjadi melalui
2 tahapan, yaitu :
1. Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun.
Proses ini akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan
uap air. Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akan kekurangan
air sehingga potensial airnya menurun. Pada tahap inilah air yang diserap
oleh akar akan dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.
2. Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula
ataupun lentisel.
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun
luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis
lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan
daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata dan faktor luar antara
lain: Kelembaban,Suhu,Cahaya,Angin,Kandungan air tanah.
Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam
rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka.
Kalaupun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya
hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata
pada epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada
penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer.

8
DAFTAR PUSTAKA

Luqman, 2012. Mekanisme Transpirasi Stomata Daun. Serial online


(http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2012/07/mekanisme-transpirasi-sto
mata-daun.html). Di akses tanggal 22 Maret 2020.
Ratnawati, 2010. Transpirasi Pada Tumbuhan. Serial online
(https://ekaratnawati2492.wordpress.com/2012/11/14/transpirasi-pada-tum
buhan-2/). Di akses tanggal 22 Maret 2020.Dwijoseputro, D. 1980.
Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT Gramedia : Jakarta
Setiono, 2010. Mekanisme Membuka Dan Menutupnya Stomat. Serial online
(http://setiono774.blogspot.com/2010/11/mekanisme-membuka-dan-menu
tup-stomata.h tml). Di akses tanggal 22 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai