Oleh
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
(Studi Survei tentang Pola Pikir Selektif Siswa) Siswa SMK Caraka Nusantara”
telah disetujui oleh pembimbing, yaitu Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
ii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
dan karunia-Nya karena pada kesempatan ini penulis bisa menyelesaikan karya
ilmiah dengan baik dan benar dengan judul “Dampak Kemalasan Terhadap
Prestasi Siswa (Studi Survei tentang Pola Pikir Selektif Siswa)”. Karya ilmiah ini
penyusunan Karya ilmiah ini penulis juga sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Hendra Nanto W., Apt., selaku kepala SMK Caraka Nusantara.
2. Ibu Citra Tri Trisnawati, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Untuk itu penulis berharap meminta kritik dan saran yang membangun, semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat dalam mengetahui dampak kemalasan belajar
siswa.
Penulis,
Rizky Januar
iii
DAMPAK KEMASALAN TERHADAP PRESTASI SISWA
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to determine the factors causing lazy students to learn at Caraka
Nusantara Vocational School Students Competency Chemistry Analysis This
research is a survey research technique of collecting data using a questionnaire.
Data analysis was performed through the presentation of data, and drawing
conclusions. The results showed that the intrinsic factors causing students to be
lazy to learn include lack of motivation in students, poor eating patterns, poor
student moods, interest in certain subjects, and talent possessed the student.
Extrinsic factors include attitudes of parents who do not provide support, teacher
attitudes in teaching, learning atmosphere that is not conducive, and inadequate
learning tools at home.
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas jelas
tidak pernah datang pada orang yang malas. Rasa malas juga
lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas,
dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak ada
saja, penyakit malas ini akan semakin parah merugikan, Sebab pada era
ini berlaku nilai siapa yang mampu dan produktif, dialah yang akan
berhasil. Tapi tentu saja, perilaku ini bukanlah sikap yang tidak bisa
1
2
nilai yang ada dalam dirinya membuat dia berperilaku malas untuk
terjadi apabila ada suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
KERANGKA TEORETIS
(Mariyah, 1999). Anak Malas belajar sudah menjadi salah satu keluhan
umum para orang tua. Kasus yang biasa terjadi adalah anak lebih suka
bermain dari pada belajar. Anak usia sekolah tentunya perlu untuk belajar,
luar pelajaran sekolah, Jika anak-anak tidak suka belajar dan lebih suka
bermain, itu berarti belajar dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarik buat
mereka, dan mungkin tanpa mereka sadari juga dianggap sebagai kegiatan
yang tidak ada gunanya untungnya karena bagi anak-anak tidak secara
dapat mereka rasakan secara langsung perasaan senang yang dialami ketika
bermain adalah suatu keuntungan Adanya sifat malas dalam diri seorang, itu
sudah lumrah. Semua orang berpotensi untuk memiliki sifat malas. Sifat malas
tidak hanya ada pada orang berusia anak-anak dan remaja. Orang dewasa pun
dihindari atau dicegah pada diri seseorang. Sebab, malas berlebihan akan
5
6
malas belajar beresiko tinggal kelas, tidak lulus ujian, atau prestasi belajar
sangat rendah. Sifat malas belajar pada siswa ditandai oleh banyak indikasi,
menguap ketika belajar, permisi meninggalkan kelas tiap sebentar. Tentu saja
masih banyak indikasi lain yang menunjukkan siswa telah diserang rasa malas
sendiri. Hal ini sebenarnya diketahui dan disadari oleh siswa. Namun siswa
tidak berdaya melawan sifat malas yang melekat pada dirinya. Akibatnya sifat
lupa kalau sifat malas itu merugikan dirinya sendiri. Banyak penyebab
mengapa sikap malas menghinggapi sebagian kecil siswa. Dari sekian banyak
a.Bawaan pribadi
Kalau sudah terbiasa malas dari kecil, sampai usia sekolah akan tetapi
Pandangan seperti ini akan berdampak terhadap kemalasan anak pada masa-
masa selanjutnya. Boleh jadi malas bawaan pribadi juga disebabkan oleh
(Halim, 2001).
tertentu dari orangtua ketika anak berada di rumah.( Karim dkk, 1997).
menariknya cara belajar yang mereka harus hadapi setiap hari di sekolah
a. Sikap orang tua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar ataupun
malas belajar. Tidak hanya itu, banyak orang tua yang menuntut anaknya
8
belajar hanya demi angka (nilai) dan bukan atas dasar kesadaran dan
tanggung jawab anak selaku pelajar. Akibat dari tuntutan tersebut, anak
Parahnya lagi, jika anak mendapat nilai yang kurang memuaskan maka
pada nilai (hasil belajar) tetapi bagaimana membiasakan diri anak belajar,
b. Sikap guru selaku figur atau tokoh teladan yang dibanggakan oleh murid,
jarang sikap guru di sekolah juga menjadi objek "keluhan" siswanya. Ada
c. Sikap teman
Tidak semua teman di sekolah memiliki sikap dan perilaku yang baik
tas sekolah atau alat tulis, secara tidak langsung dapat membuat iri
permohonannya.
faktor mutlak anak malas belajar. Rumah yang tidak dapat menciptakan
suasana belajar yang baik adalah rumah yang selalu penuh dengan
rumah juga dapat mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape
yang menggunakan kaset, CD, VCD, atau komputer yang diprogram untuk
sebuah permainan (games), seperti Game Boy, Game Watch maupun Play
e.Sarana belajar
meja belajar, buku penunjang (pustaka mini), dan penerangan yang bagus.
Selain itu, tidak tersediannya buku pelajaran, buku tulis, dan alat tulis
10
Sudirjowo,1989).
malas belajar untuk membantu orang tua dalam membimbing anak yang
1. Mencari informasi
hendak tidur, baik dalam hal rutinitas jam belajar, lama waktu belajar, jam
belajar jika ada Pekerjaan Rumah atau tidak, jam belajar di waktu libur
sekolah, bagaimana bila hasil belajar baik atau buruk, hadiah atau sanksi
apa yang harus diterima dan sebagainya. Kalaupun ada sanksi yang harus
3. Menciptakan Disiplin
kepada anak jika tidak dimulai dari orangtua. Orangtua yang sudah
11
dalam suatu pelajaran tertentu, terlepas dari ada atau tidaknya tugas
sekolah.
4. Ketegasan Sikap
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
sumber data, dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan
ahli/pakar. Dan yang terakhir adalah kita jelaskan contoh metode dari
melakukan pengamatan terhadap efek atau pengaruh dari suatu hal tertentu.
suatu kondisi apa adanya. Metode penelitian historis, yaitu metode yang
digunakan untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal yang
13
14
dalam bentuk angka. Metode penelitian survei, yaitu metode dengan teknik
Metode kualitatif, yaitu metode yang mengacu pada fakta dan teori
1993).
survei, yaitu dengan membuat beberapa pertanyaan yang akan diberikan atau
beberapa pertanyaan yang sudah disiapkan, Teknik pngambilan data ini yaitu
memilih perwakilan siswa atau siswi dari setiap kelas Kimia Analisis kelas
pertanyaan.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
sama sama
sekali sekali
1. 5 1 0 0
83% 17% 0% 0%
2. 5 0 0 1
67% 0% 0% 17%
3. 5 0 1 0
83% 0% 17% 0%
4. 6 0 0 0
100% 0% 0% 0%
5. 4 0 0 2
67% 0% 0% 33%
6. 4 1 1 0
67% 17% 17% 0%
7. 0 0 5 1
0% 0% 83% 17%
8. 4 0 0 2
67% 0% 0% 33%
9. 6 0 0 0
100% 0% 0% 0%
10. 6 0 0 0
83% 17% 0% 0%
15
16
4.2 Pembahasan
malas belajar, diperoleh hasil 83% koresponden malas belajar, 17% yang
jarang malas belajar, tidak sama sekali malas 0%, tidak malas belajar 0%. Dari
data yang diperoleh dapat diketahui tingkat malas belajar koresponden cukup
tinggi.
menanyakan materi yang sulit kepada guru, diperoleh hasil 67% koresponden
yang bertanya materi sulit, jarang bertanya kepada guru 0%, tidak bertanya
0% dan tidak bertanya sama sekali kepada guru 0%, Dari data yang diperoleh
dapat diketahui koresponden yang menanyakan materi yang sulit kepada guru
cukup tinggi.
jenuh ketika belajar, diperoleh 83% koresponden yang merasa jenuh, 0%siswa
yang jarang bertanya kepada guru, 17% tidak merasa jenuh, 0% tidak sama
sekali merasa jenuh, Dari data yang diperoleh dapat diketahui koresponden
jarang tidak belajar , 0% tidak belajar, 0% tidak sama sekali belajar, Dari data
ulangan tinggi.
17
Pada pertanyaan nomor 5 dampak yang akan terjadi jika tidak belajar,
sekali , Dari data yang diperoleh koresponden tahu dampak yang akan terjadi
mengikuti remedial, 17% tidak sama sekali mengikuti remedial, Dari data
belajar efektif 83% koresponden tidak belajar efektif di rumah, 17% tidak
sama sekali belajar efektif, Dari data yang diperoleh banyak koresponden
menurun, diperoleh hasil 67% merasa malu ketika nilai menurun, 0% jarang
merasa malu, 0% tidak malu ketika nilai menurun, 0% tidak sama sekali malu
ketika nilai ulangan menurun, Dari data yang diperoleh tingkat malu
tidak lulus remedial, 0% tidak pernah lulus remedial, Dari data yang diperoleh
83% yang malas mengerjakan laporan, 17% yang jarang mengerjakan laporan,
5.1 Simpulan
beberapa siswa yang malas belajar. Dan perlu diedukasi lebih dalam lagi oleh
orang tua dan guru disekolah mengenai belajar efektif dirumah karena banyak
koresponden yang tidak belajar efektif di rumah, dan dari rumusan masalah
5.2 Saran
tua juga harus bisa mendukung koresponden untuk belajar, pembatasan dalam
memakai gawai pun harus dibatasi oleh orang tua agar anak tidak bergantung
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.idtesisss.com/2002/12/simpulan-latar-
belakang.html/10/13/2004Siregar, Eveline dan Nara, Hartini.(2007). Teori Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negri Jakarta
20