Anda di halaman 1dari 8

RESUME UU KEPERAWATAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Etika Keperawatan
yang dibina oleh Ibu Sumirah Budi Pertami, S.Kep. Ns. M.Kep

Disusun Oleh:

Aprilia Dyah W.A P17220191014

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D III KEPERAWATAN LAWANG
Maret 2020
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1 : Didalam Pasal 1 terdapat 22 ayat diamana didalamnya Memaparkan
tentang beberapa pengertian tentang : Pengertian Keperawatan, Pengertian Perawat,
Pengertian Pelayanan Keperawatan, Pengertian Praktik Keperawatan. Pengertian
Asuhan Keperawatan, Pengertian Uji Kompetensi, Pengertian Sertifikat Kompetensi,
Pengertian Sertifikat Profesi, Pengertian dari Registrasi, Pengeertian dari Surat Tanda
Registrasi/STR, .Pengertian dari Surat Izin Praktik Perawa/SIPP, Pengertian Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, Pengertian dari Perawat Warga Negara Asing, Pengertian dari
Klien, Pengertian Organisasi Profesi Perawat, Pengertian Kolegium Keperawatan,
Pengertian Konsil Keperawatan, Pengertian Institusi Pendidikan, Pengertian Wahana
Pendidikan Keperawatan, Pengertian Pemerintah Pusat, Pengertian Pemerintah
Daerah, Pengertian Menteri
PASAL 2 : Perawat dalam melakukan praktik keprawatan berdasarakan :
perikemanusiaan; nilai ilmiah; etika dan profesionalitas; manfaat; keadilan;
pelindungan; dan kesehatan dan keselamatan Klien.
PASAL 3 : Di dalam pasal 3 ini memaparkan tentang tujuan dari pengaturan
keperawatan yaitu untuk meningkatkan mutu Perawat; meningkatkan mutu
Pelayanan Keperawatan; memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada
Perawat dan Klien; dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB II
JENIS PERAWAT
PASAL 4 : Didalaam pasal 4 ini terdapat 3 Ayat yang didalamnya membahas tentang
jenis perawat : profesi dan vokasi, perawat profesi yang terdiri dari ners dan ners
spesialis, dan tercantum dalam peraturan menteri.
BAB III
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
PASAL 5 : Di pasal 5 ini menyebutkan bahwa Pendidikan tinggi Keperawatan terdiri
atas pendidikan vokasi; pendidikan akademik; dan pendidikan profesi.
PASAL 6 : Pada pasal 6 ini memiliki 2 ayat yang didalamnya mebahas tentang
pendidikan vokasi yang merupakan program diploma keperawatan, dan pendidikan
diploma yang paling rendah ialah diploma 3.
PASAL 7 : Di dalam pasal 7 ini menyebutkan tentang Pendidikan akademik itu apa
saja : program sarjana Keperawatan; program magister Keperawatan; dan program
doktor Keperawatan.
PASAL 8 : Pada Pasal 8 menyebutkan tentang Pendidikan profesi terdiri atas:
program profesi Keperawatan; dan program spesialis Keperawatan.
PASAL 9 : Pada pasal 9 ini mempunyai 6 ayat yang membahas tentang
penyelengaraan pendidikan keperawatan
PASAL 10 : Sama seperti pasal 9 pasal 10 juga menjelaskan tentang penyelengaraan
pendidikan nasional berdasarkan peraturan UU.
PASAL 11 : Pada pasal 11 ini lebi=h menkaankan bahwa pendidikan nasional harus
memenuhi standar nasiomal pendidikan keperawatan.
PASAL 12 : Pada pasal 12 ini menekankan kuota nasional untuk memperoleh
pendidikan keperawatan
PASAL 13 : Pada pasal 13 menekankan bahwa Institusi Pendidikan wajib memiliki
dosen dan tenaga pendidikan yang tentunya berasal dari perguruan tinggi dan
mempunyai hak dan kewajiban.
PASAL 14 : Pada pasal 14 ini memiliki 2 ayat yang didakamnya membahas tentang
kewajiban dan hak dosen.
PASAL 15 : Pada pasal 15 ini memiliki 2 ayat yang menjelaskan tentang asal tenaga
pendikan bisa dari pegawai negeri atau bukan.
PASAL 16 : Pada pasal 16 ini memmpunyai 17 ayat yang lebih menekankan kepada
mahasiswa pendidikan vokasi maupun profesi harus mengikuti uji kompetensi
nasional dan akan diberikan sertifikat.

BAB IV
REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN REGISTRASI ULANG
Bagian Kesatu : Umum
PASAL 17 : Pada pasal 17 ini menjelaskan bahwa Untuk melindungi masyarakat
penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh Perawat, Menteri dan Konsil Keperawatan bertugas melakukan
pembinaan dan pengawasan mutu Perawat sesuai dengan kewenangan masing-
masing.
Bagian Kedua : Resgistrasi
PASAL 18 : Pada pasal 18 ini memilii 7 ayat yang menjelaskan terkait dokumen yang
wajib dipunyai oleh perawat yaitu STR.
Bagian Ketiga : Izin Praktik
PASAL 19 : Pada pasal 19 ini memiliki 5 ayat sama halnya dengan pasal
sebelumnya perawat harus mempunyai izin seperti SIPP guna untuk melakukan
praktik kerja.
PASAL 20 : Didalam pasal 20 ini ada 2 ayat yang dipaparkan dan menekankan pada
berlakunya SIPP di satu tempat praktik.
PASAL 21 : Didalam pasal 21 ini menjelaskan bahwa Perawat yang menjalankan
praktik mandiri harus memasang papan nama Praktik Keperawatan.
PASAL 22 : Didalam Pasal 22 ini memaparkan bahwa SIPP tidak berlaku apabila:
dicabut berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; habis masa
berlakunya; atas permintaan Perawat; atau Perawat meninggal dunia.
PASAL 23 : Dalam Pasal 23 Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan diatur dalam
Peraturan Menteri
PASAL 24 : Di dalam pasal 24 ini mempunyai 5 ayat yang menekankan persoalan
Perawat WNA yang akan melakukan Praktik Kerja/ pelayanan kesehatan di
Indonesia.
PASAL 25 : didalamnya memiliki 5 ayat yang didalmnya menekankan bahwa
Perawat WNA harus mempunyai izin STR dan SIPP.
PASAL 26 : Di pasal 26 ini berbunyi mengenai ketentuan mengenai pendayagunaan
dan praktik Perawat WNA diatur dengan Peraturan Pemerintah.
PASAL 27 : Pada pasal 27 berisi 8 ayat yang menjelaskan tentang perawat lulusan
luar negeri yang akan melakukan praktik di indonesia harus mengikuti proses evaluai.
BAB V
PRAKTIK KEPERAWATAN
Bagian Kesatu :Umum
PASAL 28 : Memiliki 5 ayat yang menjelaskan tentang sasaran praktik keperawatan,
jenis praktik keprawataan.
Bagian Kedua :Tugas dan Wewenang
PASAL 29 : didalmnya berisi 3 ayat yang memaparkan tentang tugas perawat yang
harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
PASAL 30 : Didalam pasal 30 ini terdiri dari 2 ayat yang menjelaskan tentang apa
saja wewenang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien.
PASAL 31 : Didakam nya berisi 3 ayat yang memaparkan tentang wewenang
perawat dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor untuk klien, sebagai
pengelola kesehatan, dan sebagai peneliti keperawatan.
PASAL 32 :Terdapat 7 ayat di dalamnya dan menjelaskan tentang pelimpahan
wewenang yang disampaikan pada pasal sebelumnya.
PASAL 33 : Terdapat 4 ayat yang didalamnya menjelaskan tentang Pelaksanaan
tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu merupakan penugaan pemerintah
PASAL 34 : Disebut dalam pasal 34 ini untuk ketentuan lebih lanjut mengenai tugas
dan wewenang perawat diatu dengan peraturan menteri.
PASAL 35 : Didakamnya terdapat 5 ayat yang menjelaskan tentang keadaan darurat ,
penolongan pertama yang mengancam nyawa.
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu : Hak dan Kewajiban Perawat
PASAL 36 : Dalam pasal 36 ini memebrikan papaaran berupa poin2 tentang hak2
perawat.
PASAL 37 : Dalam pasal 37 menjelaskan tentang kewajiban yang harus
dilakukan perawat.
Bagian Kedua : Hak dan Kewajiban Klien
PASAL 38 : yang didalmnya menjelaskan tentang apa saja hak2 pasien.
PASAL 39 : Yang terdpat 2 ayat tentang perawat yang harus menjaga rahasia klien
tentang kesehatan klien dan diatur di peraturan menteri.
PASAL 40 :Didalam pasal 40 ini memaparkan tentang kewajiban seorang klien untuk
memberikan informasi yang jelas , mematuhi nasihat perawat, memberikan imbalan
jasa.

BAB VII
ORGANISASI PROFESI PERAWAT

PASAL 41 : Berisi 2 ayat yang didalmnya memaparkan tentang organisasi / wadah


menghimpun perawat di kalangan nasional dengan menjelaskan beberapa tujuan
dibentuknya organisasi.
PASAL 42 : Menjelaskan fungsi dibentuknya organisasi sebagai pemersatu,
pembina, pengembang, dan pengawas Keperawatan di Indonesia.
PASAL 43 : Memaparkan tentang lokasi dibentuknya Organisasi Profesi Perawat.
BAB VIII
KOLEGIUM KEPERAWATAN
PASAL 44 : Didalamnya terdapat 2 ayat ayat yang pertama menjelaskan penmgertian
dari kolegium dan ayat ke 2 menjelaskan tanggung jawab kolegium kepada organisasi
keperawatan.
PASAL 45 : Menjelaskan tentang fungsi dari dibentuknya kolegium.
PASAL 46 : Untuk Ketentuan lebih lanjut mengenai Kolegium Keperawatan diatur
oleh Organisasi Profesi Perawat.
BAB IX
KONSIL KEPERAWATAN
PASAL 47 : Didalam pasal 47 ini terdaoat 2 ayat didalamnya memaparkan tujuan
dibentuknya konsil keperawatan.
PASAL 48 :keduduakan konsil keperawaatan.
PASAL 49 :Terdiri dari 3 ayat menjelaskan tentang fungsi pengaturan konsil.
PASAL 50 : Memaparkan wewenang ari konsil keperawatan seperti meyetujui atau
menolak registrasi ,dsb.
PASAL 51 : Menjelaskan tentang Dana yang didapatkan untuk pelaksanaan kegiatan
konsil dari APBN sesuai ketentuang UU.
PASAL 52 : Dalam pasal 52 ini terdapat 3 ayat yang memeaparkan tentang susunan
oragnisasi anggota dari organisasi konsil, jumlah anggota konsil.

BAB X
PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN
PASAL 53 : Terdiri dari 6 ayat yang berisikan tentang pengembangan praktik
keperawatan melalui pendidikan formal/nonformal, tujuan pengembangan yaitu
meningkatkan keprofesionalan perawat.
PASAL 54 : Menjelaskan tentang penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan dibina
oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan dan berkoordinasi dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
PASAL 55 : Disini Pemerintah, Pemerintah Daerah, Konsil Keperawatan, dan
Organisasi Profesi membina dan mengawasi Praktik Keperawatan sesuai dengan
fungsi dan tugas masing - masing.
PASAL 56 : Berkaitan dengan pasal sebelumnya Pembinaan dan pengawasan
Praktik Keperawatan bertujuan untuk meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan;
melindungi masyarakat atas tindakan Perawat yang tidak sesuai dengan standar; dan
memberikan kepastian hukum bagi Perawat dan masyarakat.
PASAL 57 : Berisi ketentuan lebih lanjut Ketentuan mengenai pembinaan dan
pengawasan Praktik Keperawatan yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Konsil Keperawatan, dan Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud pada
Pasal 55 diatur dalam Peraturan Menteri.
BAB XI
SANKSI ADMINISTRATIF
PASAL 58 : Berisi 3 ayat yang berisi jika Setiap orang yang melanggar ketentuan
Pasal 18 ayat (1), Pasal 21, Pasal 24 ayat (1), dan Pasal 27 ayat (1) dikenai sanksi
administratif dan Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dapat berupa: teguran
lisan; peringatan tertulis; denda administratif; dan/atau pencabutan izin.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
PASAL 59 : STR dan SIPP yang telah dimiliki oleh Perawat sebelum Undang-
Undang ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu STR dan
SIPP berakhir.
PASAL 60 : Selama Konsil Keperawatan belum terbentuk, permohonan untuk
memperoleh STR yang masih dalam proses diselesaikan dengan prosedur yang
berlaku sebelum Undang-Undang ini diundangkan.
PASAL 61 :Menjelaskan tentang Perawat lulusan sekolah perawat kesehatan yang
telah melakukan Praktik Keperawatan sebelum UndangUndang ini diundangkan
masih diberikan kewenangan melakukan Praktik Keperawatan untuk jangka waktu 6
(enam) tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 62 : Didalam pasal ini sudah dijelaskan bahwa Institusi Pendidikan
Keperawatan yang telah ada sebelum Undang-Undang ini diundangkan harus
menyesuaikan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 paling lama 3 (tiga)
tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.
PASAL 63 : Dijelakan bahwa pembentukan Konsil Keperawatan paling lama 2 (dua)
tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
PASAL 64 : Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua Peraturan
Perundang-undangan yang mengatur mengenai Keperawatan dinyatakan masih tetap
berlaku Sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti berdasarkan Undang-
Undang ini.
PASAL 65 : Menjelaskan bahwa penetapan Peraturan pelaksanaan dari Undang-
Undang paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
PASAL 66 : Menjelaskan bahwa Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Anda mungkin juga menyukai