Anda di halaman 1dari 18

TUGAS FISIOLOGI HEWAN

SISTEM SARAF : SEL SARAF

Dwi Putri Lestari 2018.V.2 0002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(IKIP) PGRI BALI

2020
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas sel neuron yang
mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan
dari indra, dan mengaktifkan aksi.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor
adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan
tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang
menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri
dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat
sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson
(neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut
saraf ini berisi plasma sel.
Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan
sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk
selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut
neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson
yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran
impuls.
Sistem saraf tersusun dari berjuta-juta sel saraf.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a)  Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b)   Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor
berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c)   Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet
menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok
serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.
Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
Pada tingkat yang paling dasar, fungsi sistem saraf adalah untuk mengirim sinyal dari
satu sel kepada orang lain, atau dari satu bagian tubuh kepada orang lain. Ada dua cara dasar
bahwa sebuah sel dapat mengirimkan sinyal ke sel lain. Yang paling sederhana adalah dengan
melepaskan zat kimia yang disebut hormon ke sirkulasi internal, sehingga mereka dapat
menyebar ke tempat yang jauh. Berbeda dengan ini “siaran” mode dari sinyal, sistem saraf
menyediakan “point-to-point” sinyal-proyek neuron akson mereka ke wilayah sasaran spesifik
dan membuat hubungan sinaptik dengan sel target tertentu. Dengan demikian, sinyal saraf
mampu yang jauh lebih tinggi daripada hormon kekhususan pensinyalan. Hal ini juga lebih
cepat: sinyal saraf tercepat perjalanan dengan kecepatan yang melebihi 100 meter per detik.
Pada tingkat yang lebih integratif, fungsi utama dari sistem saraf adalah untuk
mengontrol tubuh. Hal ini dilakukan dengan penggalian informasi dari lingkungan menggunakan
reseptor sensorik, mengirimkan sinyal yang menyandikan informasi ini ke dalam sistem saraf
pusat, pengolahan informasi untuk menentukan respon yang tepat, dan mengirim sinyal keluaran
ke otot atau kelenjar untuk mengaktifkan respon. Evolusi sistem saraf yang kompleks telah
memungkinkan untuk berbagai spesies hewan mempunyai kemampuan persepsi maju seperti
visi, interaksi sosial yang kompleks, cepat koordinasi sistem organ, dan terpadu pengolahan
sinyal bersamaan. Pada manusia, kecanggihan sistem saraf memungkinkan untuk memiliki
bahasa, representasi dari konsep-konsep abstrak, transmisi budaya, dan banyak fitur lain dari
masyarakat manusia yang tidak akan ada tanpa otak manusia.
Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel neuroglia,
neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi.
a. Neuron
Neuron atau sel saraf yaitu merupakan sel yang terpanjang yang dimilki oleh tubuh
manusia dan bertugas untuk menerima dan menghantarkan impuls ke tempat yang dituju. Selain
itu juga sel neuron mempunyai kemampuan untuk menanggapi impuls yang mengenainya untuk
disampaikan pada efektor. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat
sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya,
dendrit pendek.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf
ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia
yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann
disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari
akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier , yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls.
Nodus Ranvier adalah bagian atau titik pada akson yang tidak terbungkus selubung
mielin. Nodus Ranvier memiliki diameter sekitar 1 mikrometer. Selubung mielin berfungsi
sebagai pelindung akson dan membungkusnya, namun selubung ini tidak membungkus secara
keseluruhan, dan yang tidak terbungkus merupakan Nodus Ranvier. Selubung Mielin adalah
lapisan phospholipid yang mengelilingi akson pada banyak neuron. Sel Schwann mengsuplai
mielin untuk neuron periferal, dimana oligodendrosit mengsuplai ke sistem saraf pusat. Mielin
merupakan karakteristik dari vertebrata (gnathostome), tetapi juga diangkat oleh evolusi pararel
beberapa invertebrata.
Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral) Impuls
neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron (celah sinap / cleft
sinaptik).Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut
neurotransmiter yg dpt menyalurkan impuls
Macam-macam sel neuron
a)   Berdasarkan fungsinya/jenisnya
1.  Saraf sensorik/aferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat (SSP).
2.  Saraf motorik/eferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari SSP
ke efektor.
3. Saraf asosiasi/interneuron yaitu neuron yang menghubungkan antara neuorn sensorik satu
dengan neuron motorik yang lain. Berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi neuron
ajustor yang berfungsi untuk menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik di
dalam Sistem Saraf Pusat (SSP). Selain itu ada juga neuron konektor yang secara umum
menghubungkan antara satu sel neuron dengan sel neuron yang lain.
b)  Berdasarkan strukturnya
1. Neuron unipolar (neuron berkutub satu) yaitu neuron yang memiliki satu buah axon yang
bercabang.
2. Neuron bipolar (neuron berkutub dua) yaitu neuron yang memiliki satu axon dan satu
dendrite.
3. Neuron multipolar (neuron berkutub banyak) yaitu neuron yang memiliki satu axon dan
sejumlah dendrite.
Komunikasi antar sel saraf adalah melalui penghantaran impuls. Hubungan penyampaian
impuls dari satu neuron ke neuron yg lain disebut Sinapsis. Biasanya terjadi di ujung
percabangan axon dengan ujung dendrite neuron yang lain. Celah antara satu neuron dengan
neuron yang lain disebut dengan celah sinapsis. Di dalam celah sinapsis inilah terjadi loncatan-
loncatan listrik yang bermuatan ion, baik ion positif dan ion negatif. Di dalam celah sinapsis ini
juga terjadi pergantian antara impuls yang satu dengan yang lain, sehingga diperlukan enzim
kolinetarase untuk menetralkan asetilkolin pembawa impuls yang ada. Dalam celah sinapsis juga
terdapat penyampaian impuls dengan bantuan zat kimia berupa asetilkolin yang berperan sebagai
pengirim (neurotransmitter/neurohumor). Muatan listrik yang terjadi dalam satu axon akan
memiliki muatan listrik yang berbeda antara lapisan luar dan lapisan dalam axon.
- Polarisasi yaitu keadaan istirahat pada sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik positif
dibagian luar dan muatan listrik negative di bagian dalam. Keadaan ini merupakan keadaan sel
neuron yang tidak menerima impuls/tidak adanya implus yang masuk.
- Depolarisasi yaitu keadaan bekerjanya sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik positif di
bagian dalam dan muatan listrik negative di bagian luar. Keadaan ini merupakan keadaan sel
neuron yang mendapatkan impuls atau menerima implus.
b.   Neuroglia
Neuroglia merupakan suatu matriks jaringan penunjang khusus, fungsi neuroglia
diantaranya adalah memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah
astrosit, oligodendroglia mikroglia, dan sel schwan.
a)  Mikroglia
adalah tipe dari sel glial yang merupakan sel imun pada sistem saraf pusat. Mikroglia,
sel glial terkecil dapat juga beraksi sebagai fagosit, membersihkan debris sistem saraf pusat.
Mikroglia adalah sepupu dekat sel fagosit lainnya, termasuk makrofaga dan sel dendritik.
Mikroglia memainkan beberapa peran penting dalam melindungi sistem saraf.
b) Astrosit atau Astroglia berfungsi sebagai “sel pemberi makan“ bagi neuron yang ada di
dekatnya serta berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial
biolelektrik. Astrosit dibedakan atas:
1. Astrosit dengan beberapa juluran panjang disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di
substansia putih.
2. Astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan dalam substansi
kelabu. Badan sel Astrosit berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan
berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki ‘perivaskular’ atau ‘foot processes’.
c) Oligodendrosit merupakan sel glia yang berperan membentuk selaput mielin dalam SSP. Sel
ini mempunyai lapisan dengan substansi lemak yang mengelilingi serabut-serabut akson
sehingga terbentuk selubung mielin. Dibanding astrosit, oligodendrosit mempunyai badan sel
yang relatif lebih kecil.
d) Sel Schwann sebagai neuron unipolar, sebagaimana oligodendrosit, membentuk mielin dan
neurolemma pada SST. Neurolema adalah membran sitoplasma halus yang dibentuk oleh
sel–sel Schwann yang membungkus serabut akson neuron dalam SST, baik yang bermielin
maupun tidak bermielin. Neurolema merupakan struktur penyokong dan pelindung bagi
serabut akson.
Walaupun neuroglia secara struktur menyerupai neuron, tetapi neuroglia tidak dapat
menghantarkan impuls saraf, suatu fungsi yang merupakan bagian yang paling berkembang
pada neuron. Perbedaan lain yang penting adalah neuroglia tidak pernah kehilangan
kemampuan untuk melakukan pembelahan. Kemampuan ini tidak dipunyai oleh neuron,
khususnya neuron dalam SSP. Karena alasan inilah kebanyakan tumor–tumor otak adalah
Gliomas atau tumor yang berasal dari sel–sel glia.
Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem
saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada skema berikut:

Neuron dan Synapsis


Sebagian besar neuron mengirim sinyal melalui akson mereka, meskipun beberapa jenis
mampu dendrit-ke-dendrit komunikasi. (Pada kenyataannya, jenis neuron yang disebut sel-sel
amacrine tidak mempunyai akson, dan berkomunikasi hanya melalui dendrit mereka.) Neural
menyebarkan sinyal di sepanjang akson dalam bentuk gelombang elektrokimia tindakan yang
disebut potensi, yang menghasilkan sel-sel untuk sinyal pada titik-titik di mana akson terminal
sinaptik membuat kontak dengan sel lain.
Sinaps dapat listrik atau kimia. Sinaps listrik membuat sambungan listrik langsung antara
neuron, tapi sinaps kimia jauh lebih umum, dan jauh lebih beragam fungsi. Pada sinaps kimia,
sel yang mengirim sinyal disebut presynaptic, dan sel yang menerima sinyal disebut pasca-
sinaptik. Baik presynaptic dan daerah pasca-sinaptik penuh mesin molekuler yang melaksanakan
proses sinyal. Presynaptic daerah yang berisi sejumlah besar kapal kecil berbentuk bola yang
disebut vesikula sinapsis, neurotransmiter dikemas dengan bahan kimia. Ketika terminal
presynaptic elektrik dirangsang, molekul array tertanam dalam membran diaktifkan, dan
menyebabkan isi vesikula akan dilepaskan ke ruang sempit antara presynaptic dan pasca-sinaptik
membran, yang disebut celah sinaptik. Neurotransmitter kemudian mengikat reseptor pasca-
sinaptik tertanam dalam membran, menyebabkan mereka untuk memasukkan negara diaktifkan.
Tergantung pada jenis reseptor, efek yang dihasilkan pada sel pasca-sinaptik mungkin rangsang,
penghambatan, atau modulatory dalam cara yang lebih kompleks. Misalnya, pelepasan
neurotransmitter asetilkolin di kontak sinaptik antara motor neuron dan sel otot yang cepat
menginduksi kontraksi sel otot. Seluruh proses transmisi sinaptik hanya membutuhkan waktu
sepersekian milidetik, meskipun efek pada pasca-sinaptik sel akan bertahan lebih lama lagi
(bahkan tanpa batas waktu, dalam kasus di mana sinyal sinaptik mengarah pada pembentukan
sebuah jejak memori).

Unsur utama dalam transmisi sinaptik. Gelombang elektrokimia disebut potensial aksi
bergerak sepanjang akson dari sebuah neuron. Ketika gelombang mencapai sinaps, itu memicu
pelepasan neurotransmitter kepulan molekul, yang mengikat molekul reseptor kimia yang
terletak di membran sel target.
Ada ratusan jenis sinapsis. Pada kenyataannya, ada lebih dari seratus dikenal
neurotransmiter, dan banyak dari mereka memiliki beberapa jenis reseptor. Banyak sinaps
menggunakan lebih dari satu neurotransmitter-pengaturan yang umum adalah untuk sinaps untuk
menggunakan salah satu bertindak cepat-molekul kecil seperti neurotransmiter seperti glutamat
atau GABA, bersama dengan satu atau lebih peptida neurotransmitter yang memainkan bertindak
lambat-modulatory peran. Molekul ahli saraf reseptor umumnya membagi menjadi dua
kelompok besar: kimia gated saluran ion dan sistem pembawa pesan kedua. Ketika terjaga
keamanannya saluran ion kimia diaktifkan, membentuk suatu bagian yang memungkinkan ion
jenis tertentu mengalir melintasi membran. Tergantung pada jenis ion, efek pada sel target dapat
rangsang atau penghambatan. Ketika utusan kedua sistem ini diaktifkan, itu memulai kaskade
dari interaksi molekul dalam sel target, yang pada akhirnya menghasilkan berbagai efek yang
kompleks, seperti meningkatkan atau menurunkan kepekaan sel terhadap rangsangan, atau
bahkan mengubah transkripsi gen.
Menurut aturan yang disebut prinsip Dale, yang dikenal hanya beberapa pengecualian,
sebuah neuron melepaskan neurotransmiter yang sama di seluruh sinaps. Hal ini tidak berarti,
meskipun, bahwa sebuah neuron diberikan efek yang sama pada seluruh target , karena efek
sinaps tidak tergantung pada neurotransmitter, tetapi pada reseptor yang diaktifkan. Karena
target yang berbeda dapat (dan sering lakukan) menggunakan berbagai jenis reseptor, sangat
mungkin untuk sebuah neuron memiliki efek rangsang satu set sel sasaran, efek inhibisi pada
orang lain, dan kompleks modulatory efek pada orang lain masih. Namun demikian, hal itu
terjadi bahwa kedua paling banyak digunakan neurotransmiter, glutamat, dan GABA, masing-
masing memiliki efek yang sangat konsisten. Glutamat memiliki luas yang terjadi beberapa jenis
reseptor, tetapi semua itu adalah rangsang atau modulatory. Demikian pula, GABA memiliki
beberapa jenis reseptor yang terjadi secara luas, tetapi semua itu adalah penghambatan. Karena
konsistensi ini, sel-sel glutamatergic sering disebut sebagai “rangsang neuron”, dan sel-sel
GABAergic sebagai “neuron inhibisi”. Sebenarnya ini adalah penyalahgunaan istilah-itu adalah
yang reseptor rangsang dan penghambatan, bukan neuron-tapi biasanya dilihat bahkan dalam
publikasi ilmiah.
Salah satu bagian yang sangat penting sinaps mampu membentuk jejak memori melalui
kegiatan jangka panjang bergantung pada perubahan dalam kekuatan sinapsis. Yang paling
terkenal saraf bentuk memori adalah sebuah proses yang disebut jangka panjang potentiation
(disingkat LTP), yang beroperasi pada sinaps yang menggunakan neurotransmitter glutamat yang
bekerja pada reseptor tipe khusus yang dikenal sebagai reseptor NMDA. The NMDA reseptor
memiliki “asosiatif” properti: jika kedua sel yang terlibat dalam sinaps keduanya diaktifkan pada
kira-kira sama waktu, membuka saluran yang memungkinkan kalsium mengalir ke sel target.
The kalsium masuk memulai kaskade utusan kedua yang akhirnya mengarah pada peningkatan
jumlah reseptor glutamat dalam sel target, sehingga dapat meningkatkan kekuatan efektif sinaps.
Perubahan dalam kekuatan dapat berlangsung selama beberapa minggu atau lebih lama. Sejak
penemuan LTP pada tahun 1973, banyak jenis lain jejak memori sinaptik telah ditemukan,
melibatkan peningkatan atau penurunan kekuatan sinaptik yang disebabkan oleh berbagai
kondisi, dan terakhir untuk variabel waktu yang lama. Hadiah pembelajaran, misalnya,
tergantung pada bentuk varian dari LTP yang disyaratkan atas masukan tambahan yang berasal
dari hadiah-sinyal jalur yang menggunakan dopamin sebagai neurotransmitter. Semua bentuk
sinaptik modifiability, diambil secara kolektif, menimbulkan plastisitas saraf, yaitu, untuk sebuah
kemampuan untuk sistem syaraf untuk menyesuaikan diri dengan variasi dalam lingkungan.
Sirkuit Neural dan System
Dasar fungsi saraf mengirimkan sinyal ke sel lain mencakup kemampuan untuk bertukar
sinyal neuron satu sama lain. Jaringan dibentuk oleh kelompok-kelompok yang saling
berhubungan neuron mampu berbagai fungsi, termasuk fitur deteksi, pola generasi, dan waktu.
Pada kenyataannya, sulit untuk menetapkan batas-batas untuk jenis-jenis informasi pengolahan
yang dapat dilakukan oleh jaringan saraf: Warren McCulloch dan Walter Pitts pada tahun 1943
menunjukkan bahwa bahkan terbentuk dari jaringan yang sangat disederhanakan abstraksi
matematis dari neuron mampu komputasi universal. Mengingat bahwa setiap neuron dapat
menghasilkan pola-pola temporal kompleks aktivitas semua sendiri, kisaran kemampuan bahkan
mungkin bagi kelompok-kelompok kecil neuron yang saling berhubungan saat ini berada di luar
pemahaman.
Secara historis, selama bertahun-tahun pandangan yang dominan fungsi sistem saraf
sebagai stimulus-respons associator. Dalam konsepsi ini, saraf pengolahan dimulai dengan
rangsangan indra yang mengaktifkan neuron, menghasilkan menyebarkan sinyal yang melalui
rantai koneksi di saraf tulang belakang dan otak, akhirnya menimbulkan aktivasi motor neuron
dan dengan demikian kontraksi otot, yaitu tanggapan terbuka. Descartes percaya bahwa semua
perilaku binatang, dan sebagian besar perilaku manusia, dapat dijelaskan dalam hal stimulus-
respon sirkuit, meskipun ia juga percaya bahwa fungsi kognitif yang lebih tinggi seperti bahasa
itu tidak mampu dijelaskan secara mekanis. Charles Sherrington, 1906 berpengaruh dalam buku
The Integratif Aksi dari Nervous System, mengembangkan konsep mekanisme stimulus-respon
lebih detail, dan Behaviorisme, sekolah pemikiran yang mendominasi Psikologi melalui
pertengahan abad ke-20 , berusaha untuk menjelaskan setiap aspek perilaku manusia dalam hal
stimulus-respon.
Namun, penelitian eksperimental elektrofisiologinya, dimulai pada awal abad ke-20 dan
mencapai produktivitas yang tinggi oleh 1940-an, menunjukkan bahwa sistem saraf mengandung
banyak mekanisme untuk menghasilkan pola-pola aktivitas intrinsik, tanpa memerlukan
rangsangan eksternal. Neuron yang ditemukan mampu menghasilkan tindakan rutin potensi
urutan, atau urutan dari ledakan, bahkan dalam isolasi lengkap. Ketika intrinsik aktif neuron
saling terhubung satu sama lain dalam kompleks sirkuit, kemungkinan untuk menghasilkan pola-
pola temporal rumit menjadi jauh lebih luas. konsepsi modern memandang fungsi sistem saraf
sebagian dalam hal stimulus-respon rantai, dan sebagian dalam hal intrinsik yang dihasilkan dari
pola kegiatan-kegiatan kedua jenis berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan repertoar
perilaku penuh.

Refleks dan stimulus-respon lainnya sirkuit


Jenis yang paling sederhana adalah rangkaian saraf refleks busur, yang dimulai dengan
input sensorik dan berakhir dengan sebuah motor keluaran, melewati deretan neuron di antara
keduanya. Sebagai contoh, perhatikan “refleks penarikan” menyebabkan tangan untuk
menyentak kembali setelah kompor panas disentuh. Rangkaian yang dimulai dengan reseptor
sensorik di kulit yang diaktifkan oleh panas tingkat berbahaya: suatu bentuk khusus dari struktur
molekul yang tertanam di dalam membran menyebabkan panas untuk menghasilkan medan
listrik melintasi membran. Jika perubahan potensial listrik cukup besar, hal itu membangkitkan
potensial aksi, yang ditularkan sepanjang akson dari sel reseptor, ke sumsum tulang belakang.
Ada rangsang akson sinaptik membuat kontak dengan sel lain, yang sebagian proyek untuk
daerah yang sama dari sumsum tulang belakang, yang lain memproyeksikan ke otak. Satu
sasaran adalah serangkaian proyek yang interneurons tulang belakang untuk motor neuron
mengendalikan otot lengan. Interneurons merangsang para motor neuron, dan jika eksitasi cukup
kuat, beberapa motor neuron tindakan menghasilkan potensi, yang melakukan perjalanan ke
akson mereka ke titik di mana mereka membuat kontak sinaptik rangsang dengan sel-sel otot.
Rangsang sinyal yang menginduksi kontraksi sel otot, yang menyebabkan sudut sendi di lengan
untuk mengubah, menarik tanganku.
Pada kenyataannya, skema straightfoward ini tunduk pada berbagai komplikasi.
Walaupun untuk refleks sederhana ada jalan pendek dari sensorik saraf neuron ke motor neuron,
juga terdapat di dekatnya neuron yang berpartisipasi dalam rangkaian dan memodulasi respon.
Selain itu, ada proyeksi dari otak ke sumsum tulang belakang yang mampu meningkatkan atau
menghambat refleks.
Disederhanakan skema dasar fungsi sistem saraf: sinyal yang diambil oleh reseptor indra
dan dikirim ke sumsum tulang belakang dan otak, di mana terjadi pemrosesan yang
menghasilkan sinyal yang dikirim kembali ke sumsum tulang belakang dan kemudian keluar
untuk motor neuron.
Walaupun refleks yang paling sederhana dapat ditengahi oleh sirkuit berbaring
sepenuhnya di dalam sumsum tulang belakang, lebih kompleks tanggapan mengandalkan
pemrosesan sinyal di dalam otak. Perhatikan, misalnya, apa yang terjadi ketika sebuah benda di
pinggir lapangan visual bergerak, dan seseorang tampak ke arah itu. Respons sensorik awal, di
retina mata, dan motor akhir tanggapan, dalam oculomotor inti batang otak, tidak semua yang
berbeda dari yang di refleks sederhana, namun tahap-tahap antara benar-benar berbeda. Alih-alih
satu atau dua langkah rantai pengolahan, sinyal-sinyal visual melewati tahap mungkin selusin
integrasi, yang melibatkan talamus, korteks serebral, ganglia basal, unggul colliculus, serebelum,
dan beberapa nukleus batang otak. Daerah-daerah ini melakukan fungsi pemrosesan sinyal-fitur
yang mencakup deteksi, analisis persepsi, daya ingat, pengambilan keputusan, dan motor
perencanaan.
Fitur deteksi adalah kemampuan untuk mengekstrak informasi yang relevan secara
biologis dari kombinasi sinyal sensorik. Dalam sistem visual, misalnya, reseptor sensorik di
retina mata hanya mampu mendeteksi secara individual “titik cahaya” di dunia luar . Kedua-
visual tingkat neuron menerima input dari kelompok reseptor primer, tingkat lebih tinggi neuron
menerima input dari kelompok neuron tingkat kedua, dan seterusnya, membentuk hierarki tahap
pengolahan. Pada setiap tahap, informasi penting yang diekstrak dari sinyal ansambel dan
informasi tidak penting dibuang. Pada akhir proses, sinyal-sinyal input mewakili “titik cahaya”
telah berubah menjadi representasi saraf objek di dunia sekitarnya dan harta mereka. Yang paling
canggih pengolahan sensoris terjadi di dalam otak, tapi juga ekstraksi fitur kompleks terjadi di
sumsum tulang belakang dan organ-organ sensoris perifer seperti retina.

Mekanisme Penghantaran Impuls


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan Sel
Schwann). Kedua sel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu sama lain sehingga
bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP)
dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem saraf tepi
terdiri dari neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf autonom
(viseral). Otak dibagi menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon, dan
mielensefalon. Medula spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari
medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui kolumna vertebralis
sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi menjadi 31 pasang
saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai darah pada sistem saraf pusat dijamin oleh dua
pasang arteria yaitu arteria vertebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya akan
beranastomose membentuk sirkulus arteriosus serebri Wilisi. Aliran venanya melalui sinus dura
matris dan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis interna.
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang
memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion lainnya.
Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma
menuju cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh
lebih besar daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+
jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan
potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang membran plasma karena bagian
dalam membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial
istirahat (resting potential).
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang
cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran
plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami
depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi,
besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama
sekitar 5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan
diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari
sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial istirahat. Potensial
aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls menyebar di daerah
plasma membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan
yang tidak dapat dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan
menimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam
neuron sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel.

Syaraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang
mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau
perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama perkembangan otak pada fase embrio. Otak
pada manusia dewasa terdiri dari beberapa bagian (lobus). Bagian-bagian dari otak adalah:
1.  Otak Besar
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua
belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap belahan mengendalikan
bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya
belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena
berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan,
kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya. Otak
besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian
depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan
emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis
(daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan
ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala
merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain
sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis
selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran..
2. Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah
berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan
pupil mata.
3. Otak belakang
Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan dan
permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu: jembatan
Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan (medula oblongata). Otak
kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan
rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi
sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah,
suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.

Sumsum Tulang Belakang


Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu
lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang
pinggang kedua (canalis centralis vertebrae).
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls
sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di
dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.

Syaraf Tepi
Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron
yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Berdasarkan cara
kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu : Sistem saraf sadar, Yaitu sistem saraf
yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat
atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf
kepala (kranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal). Sistem saraf tepi berfungsi
menyampaikan informasi ke dan dari pusat pengatur. Sistem saraf tepi pada dasarnya terdiri dari
lanjutan sel saraf. Sel-sel saraf ini berfungsi membawa impuls saraf atau rangsang saraf menuju
dan dari sistem saraf pusat.
Berdasarkan impuls saraf yang dibawa, sistem saraf tepi dibedakan menjadi:
a) Sistem saraf aferen, membawa impuls saraf dari reseptor ke susunan saraf pusat.
b) Sistem saraf eferen, membawa impuls saraf pusat ke efektor.
Sistem saraf tak sadar. Berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua yaitu:
saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa
diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem
saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam,
misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos
pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu
saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki
serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu
serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut
serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan
mempunyai sinaps pada sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf parasimpatik
memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik
dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga
keduanya bersifat antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf simpatik
mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi,
memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan
mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut
jantung, mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh
arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.

Anda mungkin juga menyukai