Anda di halaman 1dari 35

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal di Indonesia telah memperlihatkan perkembangannya,

dibuktikan dengan semakin bertambahnya perusahaan go public yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dan saat ini pasar modal juga telah ikut mengambil bagian

dari instrumen perekonomian dan sebagai salah satu penunjang kemajuan

perekonomian. Oleh karena itu pemerintah ikut berpartisipasi mendukung pasar

modal dengan mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 8 Tahun

1995 dimana dinyatakan: Pasar modal mempunyai peran strategis dalam

pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha

dan wahana investasi bagi masyarakat.

Pasar modal merupakan pasar tempat bertemunya pihak yang berkelebihan

dana dan pihak yang berkekurangan dana untuk melakukan jual beli sekuritas.

Pihak pembeli membeli sekuritas dengan harapan untuk memperoleh imbalan dari

hasil investasinya berupa capital gain dan dividen. Pihak penjual menjual

sekuritas untuk mencari dana guna memenuhi kebutuhan usaha perusahaan

dengan harapan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar ke depannya.

Sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan strategi dan pengambilan

keputusan investasi di pasar modal informasi sangat diperlukan. Dengan adanya

informasi yang relevan investor dapat memiliki gambaran mengenai risiko dan
2

expected return dari suatu sekuritas. Informasi yang diperlukan ini berupa

informasi eksternal dan internal perusahaan.

Konsep pasar efesien menyatakan bahwa faktor informasi akan

menggerakkan harga sekuritas emiten. Pasar efisien dapat di klasifikasikan ke

dalam tiga bentuk yaitu pasar efisien bentuk lemah, bentuk setengah kuat, bentuk

kuat. Efisiensi pasar bentuk lemah dikatakan jika harga-harga dari sekuritas

tercermin secara penuh informasi masa lalu. Efisiensi pasar bentuk pasar setengah

kuat dikatakan demikian jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan

semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-

laporan keuangan perusahaan emiten. Efisiensi pasar bentuk kuat dikatakan

demikian jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi

yang tersedia termasuk informasi yang privat.

Aktivitas pasar modal yang dinamis di suatu negara akan menggambarkan

begitu baiknya kondisi iklim bisnis di negara yang bersangkutan. Kinerja pasar

modal yang baik merupakan barometer bagi sehatnya perekonomian yang akan

menimbulkan kegairahan investor untuk kembali berinvestasi (Tandelilin, 2010),

dimana indeks merupakan cerminan pergerakan harga saham di pasar modal. Oleh

karena itu, arah dan besarnya perubahan indeks di pasar modal menjadi salah satu

tolak ukur bagi investor dalam rangka menanamkan modalnya di pasar modal.

Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang paling

banyak digunakan oleh para investor karena keuntungan yang diperoleh lebih

besar dan dana yang dibutuhkan investor untuk melakukan investasi tidak begitu
3

besar jika dibandingkan dengan obligasi. Tujuan perusahaan melakukan investasi

saham adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara

memaksimalkan nilai saham perusahaan yang pada akhirnya akan mencerminkan

harga saham tersebut (Agustin, 2015).

Chandra et al. (2014) menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat

mempengaruhi pasar modal yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Salah

satu faktor non ekonomi yang mempengaruhi pasar modal adalah peristiwa

politik. Berbagai peristiwa politik seperti pemilihan umum, pergantian kepala

negara, ataupun berbagai kerusuhan politik, cenderung akan mendapat respon

dari pelaku pasar. Hal tersebut terjadi karena peristiwa politik akan menimbulkan

dampak positif maupun negatif bagi kestabilan iklim kondusif yang di inginkan

para investor untuk melakukan transaksi di pasar modal (Wardhani, 2013).

Untuk menguji reaksi pasar terhadap suatu peristiwa dapat menggunakan

metode event study. Menurut Hartono (2017), studi peristiwa (event study)

bertujuan untuk mempelajari bagaimana reaksi pasar terhadap suatu peristiwa

(event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event

study juga dapat digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat

(Luhur, 2010). Jika peristiwa tersebut mengandung informasi, maka kemungkinan

pasar akan bereaksi ketika investor mendapat informasi tersebut.

Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan harga dari suatu

sekuritas. Salah satu cara mengukur reaksi pasar yaitu dengan mengukur

abnormal return sekuritas tersebut. Abnormal return merupakan selisih antara

return yang sebenarnya dengan return yang diharapkan. Jika peristiwa tersebut
4

mengandung informasi maka investor akan mendapatkan abnormal return.

Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal

return kepada pasar (Jogiyanto, 2010:7).

Sudewa & Sari (2015) melakukan penelitian tentang Reaksi Pasar Atas

Peristiwa Pilpres 2014 dan memperoleh hasil tidak adanya reaksi pasar pada saat

pelaksanaan Pilpres 2014 dan tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return

antara sebelum serta sesudah Pilpres 2014. Berbeda dengan penelitian yang di

lakukan oleh Katti (2018) tentang Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu Presiden

Dan Pengumuman Susunan Kabinet Terhadap Saham Sektor Industri Di Bursa

Efek Indonesia) yang memperoleh hasil penelitian bahwa pasar modal Indonesia

(dalam hal ini Bursa Efek Indonesia) bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa politik

nasional yang terjadi dan pada peristiwa pemilu presiden 2014, pasar modal

memberikan respon positif selama 5 hari bursa pada periode peristiwa setelah

terjadinya peristiwa pemilu presiden tersebut.

Peristiwa politik seperti pemilihan umum menarik untuk diteliti karena

hanya terjadi lima tahun sekali. Salah satu peristiwa yang menarik untuk diuji

kandungan informasinya adalah peristiwa Pemilihan Umum tahun 2019 yang

telah dilaksanakan pada tanggal 14 April 2109. Pemilihan Presiden Indonesia

tahun 2019 menarik untuk diteliti karena pada tahun 2019, pemilihan Presiden

hanya diikuti oleh 2 capres dan cawapres yaitu Prabowo Subianto & Sandiaga

Uno serta Joko Widodo & Ma’ruf Amin. Prabowo Subianto yang berlatar

belakang militer terkesan otoriter, sedangkan Joko Widodo yang lebih merakyat.
5

Persaingan kedua calon Presiden dan Wakil Presiden sangatlah ketat apalagi

kedua calon Presiden kembali bersaing setelah pemilu lima tahun lalu.

Hasil survei Katadata (2019) mejelaskan bahwa Investasi asing di

Indonesia masih didominasi asing. Dimana porsi Penanaman Modal Asing (PMA)

mencapai 56% per akhir tahun 2018. Sisanya adalah Penanaman Modal Dalam

Negeri. Menjelang pemilu 17 April 2019, banyak investor lokal yang masih dalam

posisi “wait and see”, sedangkan investor asing malah justru tetap melakukan aksi

beli (net buy). Kondisi ini di sinyalir di karenakan investor lokal menunggu

kepastian dari segi politik sebelum berinvestasi, serta mengantisipasi risiko yang

lebih besar. Berbeda dengan investor asing yang lebih suka memperhitungkan

pertumbuhan dan stabilitas, dimana Indonesia relatif solid dibandingkan dengan

negara-negara lain (Bisnis.com, 2019).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dan tidak

konsistennya hasil penelitian terdahulu, maka penelitian ini mengambil judul

“Pengaruh Pemilu Presiden RI 2019 Tehadap Harga Saham Pada

Perusahaan Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

B. Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan diatas, permasalahan

yang ingin diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Pemilu Presiden tahun 2019 berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan konstruksi?
6

2. Apakah ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah Pemilu Presiden

tahun 2019 pada perusahaan konstruksi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh Pemilu Presiden tahun 2019 terhadap harga

saham pada perusahaan konstruksi.

2. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan

sesudah Pemilu Presiden tahun 2019 pada perusahaan konstruksi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Investor

Dijadikan sebagai referensi oleh investor sebelum berinvestasi pada

berbagai instrumen yang ditawarkan di pasar modal, terutama sebelum dan

sesudah pemilu berlangsung. Mengingat pergerakan harga saham di bursa

sangat fluktuatif, investor haruslah berhati-hati.

2. Bagi Perusahaan

Dijadikan sebagai suatu evaluasi oleh perusahaan agar lebih selektif saat

menelaah pengaruh informasi publik, terutama yang berkaitan dengan

pergerakan harga saham akibat peristiwa pemilu.

3. Bagi Akademisi
7

Diharapkan mampu menambah wawasan mengenai pasar modal dan

dijadikan sebagai referensi pada penelitian yang akan dilakukan di masa

mendatang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal (Signalling theory) digunakan untuk menjelaskan bahwa

perusahaan sebagai entitas pelapor menggunakan informasi yang dihasilkan untuk

memberikan sinyal positif maupun negatif terhadap pengguna informasi

(Ratnasari dan Hudiwinarsih, 2014). Informasi yang disampaikan manajemen ke

pasar modal umumnya akan direspon oleh pasar sebagai sinyal adanya peristiwa

tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan dalam hal

ini dapat dijelaskan melalui perubahan harga saham dan volume perdagangan

saham yang terjadi pada saat informasi tersebut disampaikan. Dalam penelitian

ini, sinyal yang dimaksud adalah informasi yang dapat diambil oleh investor dari

peristiwa Pemilu Presiden dan sinyal tersebut mengarah pada perusahaan sektor

Konstruksi.

2. Pasar Modal

Pasar modal adalah sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
8

dengan efek (Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995). Secara teoritis

pasar modal (capital market) di definisikan sebagai perdagangan instrumen

keuangan (sekuritas) jangka panjang maupun jangka pendek. Investasi dapat

berupa modal sendiri (stock) ataupun berasal dari hutang (bonds), baik yang

diterbitkan oleh pemerintah maupun yang diterbitkan oleh swasta.

Pasar modal merupakan pasar tempat bertemunya pihak yang berkelebihan

dana dan pihak yang berkekurangan dana untuk melakukan jual beli sekuritas.

Pihak pembeli membeli sekuritas dengan harapan untuk memperoleh imbalan dari

hasil investasinya. Pihak penjual menjual sekuritas untuk mencari dana guna

memenuhi kebutuhan usaha perusahaan dengan harapan dapat menghasilkan

keuntungan yang lebih besar ke depannya. Pasar modal berperanan penting bagi

perekonomian karena dapat menghubungkan pihak yang memiliki kelebihan dana

dengan pihak yang kekurangan dana, sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal, faktor-

faktor tersebut antara lain (1) Ketersediaan sekuritas (2) Permintaan akan

sekuritas (3) Masalah hukum dan peraturan (4) Keberadaan lembaga yang

mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang

memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien (5) Kondisi politik dan ekonomi

suatu negara.

Sebagai suatu instrumen ekonomi, pasar modal tidak lepas dari berbagai

pengaruh lingkungan, baik lingkungan ekonomi maupun lingkungan non


9

ekonomi. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan,

perubahan strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan atau deviden

perusahaan selalu mendapat tanggapan dari pelaku pasar di pasar modal. Selain

itu, perubahan lingkungan ekonomi makro yang terjadi seperti perubahan suku

bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi

dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, turut berpengaruh pada

fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal.

Pengaruh lingkungan non ekonomi, walaupun tidak terkait secara

langsung dengan dinamika yang terjadi di pasar modal tidak dapat dipisahkan dari

aktivitas bursa saham. Lingkungan non ekonomi tersebut seperti berbagai isu

mengenai kepedulian terhadap lingkungan hidup, hak asasi manusia, serta

peristiwa-peristiwa politik kerap kali menjadi faktor utama pemicu fluktuasi harga

saham di bursa efek seluruh dunia. Makin pentingnya peran bursa saham dalam

kegiatan ekonomi membuat bursa semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa

disekitarnya, baik yang berkaitan atau yang tidak berkaitan secara langsung

dengan isu ekonomi.

3. Efisiensi Pasar

Pasar modal yang baik ialah pasar modal yang efisien. Pasar yang efisien

adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah

mencerminkan semua informasi yang tersedia. Semakin efisien suatu pasar akan

semakin cepat informasi tersebut menyebar ke pelaku pasar. Konsep pasar efesien

menyatakan bahwa faktor informasi akan menggerakan harga sekuritas emiten.


10

Harga saham akan bergerak menggunakan informasi tersebut melalui mekanisme

penjualan dan permintaan yang dilakukan oleh investor.

Perubahan harga terjadi karena ada informasi baru yang masuk ke pasar,

dan harga bereaksi berubah karena adanya informasi baru tersebut. Informasi baru

selalu mengalir ke pasar modal karena dua hal yaitu analisis keuangan yang

banyak dan kompetisi antar para analis. Analis yang banyak dan pintar selalu

berusaha mencari informasi yang relevan di pasar modal, yang pada dasarnya

selalu berusaha mencari jalan untuk memperoleh keuntungan di pasar modal.

Kompetisi para analis menjamin kualitas analisis keuangan. Kedua hal tersebut

membuat informasi selalu mengalir ke pasar modal.

Ada dua tipe analis yaitu Analis Teknikal (Chartist) dan Analisis

Fundamental. Analis teknikal berusaha mencari pola pergerakan saham masa lalu.

Analis semacam ini sering juga disebut sebagai chartist karena mereka berusaha

membuat plot (chart) pergerakan harga saham. Apabila mereka berhasil

menemukan pola tertentu dalam pergerakan harga saham, mereka kemudian

menggunakan informasi tersebut untuk keputusan investasi. Kemudian analis

fundamental berusaha mencari informasi yang relevan untuk menentukan saham

mana yang undervalued (untuk dibeli) serta saham mana yang overvalued (untuk

dijual). Informasi yang dimaksud bisa dicari melalui analisis prospek dan risiko,

yang bisa dilihat melalui data akuntansi, data ekonomi makro, analisis industri,

dan analisis lain yang dianggap relevan.

Efisiensi pasar modal dibagi menjadi tiga bagian yaitu Efisiensi Bentuk

Lemah (Weak-Form), Efisiensi Bentuk Setengah Kuat (Semistrong-Form) dan


11

Efisiensi Bentuk Kuat (Strong-Form). Efisiensi bentuk lemah merupakan harga

saham yang mencerminkan informasi masa lampau. Efisiensi bentuk setengah

kuat merupakan harga saham mencerminkan semua informasi yang

dipublikasikan. Dan efisiensi bentuk kuat adalah harga saham mencerminkan

semua informasi yang dipublikasikan dan informasi yang private (tidak

dipublikasikan).

4. Harga Saham

Menurut Sunariyah (2011:170) harga saham di artikan sebagai harga pasar

(market value) yaitu harga saham yang ditemukan dan dibentuk oleh mekanisme

pasar modal. Harga saham pada hakikatnya merupakan penerimaan besarnya

pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam

perusahaan. Keuntungan dari menginvestasikan dana dalam bentuk saham adalah

untuk mendapatkan capital gain dan dividen. Harga saham di bursa efek akan

bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas

saham. Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus

diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham

menunjukkan prestasi emiten. Pergerakan harga saham searah dengan kinerja

emiten, apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan

yang didapat dan dihasilkan dari operasi usaha semakin besar (Tandelilin, 2010).

Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang paling

banyak digunakan oleh para investor karena keuntungan yang diperoleh lebih

besar dan dana yang di butuhkan investor untuk melakukan investasi tidak begitu

besar jika dibandingkan dengan obligasi. Tujuan perusahaan melakukan investasi


12

saham adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara

memaksimalkan nilai saham perusahaan yang pada akhirnya akan mencerminkan

harga saham tersebut (Agustin, 2015). Investasi dalam bentuk saham sebenarnya

memiliki resiko yang tinggi sesuai dengan prinsip investasi yaitu low risk low

return, high risk high return. Seorang investor hendaknya benar-benar memahami

tentang harga saham dan kerap melakukan analisis harga saham terlebih dahulu

agar tidak salah berinvestasi karena pergerakan harga suatu saham tidak dapat

diperkirakan secara pasti.

Ada dua jenis harga dalam transaksi saham, yakni harga bid atau harga

permintaan pasar dan harga offer atau harga penawaran pasar. Harga bid akan

selalu lebih rendah dibandingkan dengan harga offer. Selisih antara Harga bid dan

harga offer inilah yang disebut dengan istilah spread.

a. Harga Bid

Harga bid merupakan harga permintaan pasar, yang artinya pasar siap membeli

saham yang anda miliki pada harga tersebut.

b. Harga Offer

Harga offer merupakan harga penawaran pasar, yang artinya pasar siap menjual

saham yang anda inginkan pada harga tersebut.

c. Harga Nominal

Setiap saham yang dikeluarkan oleh perusahaan memiliki harga. Harga

nominal saham adalah harga yang tercantum pada lembar saham yang
13

diterbitkan. Harga ini akan digunakan untuk tujuan akuntansi yaitu untuk

mencatat modal disetor penuh.

d. Harga Perdana

Harga penawaran umum perdana kepada investor di pasar perdana belum tentu

sama dengan harga nominal saham tersebut. Mungkin saja harga perdana

saham lebih lebih kecil atau lebih tinggi dari harga nominal. Jika harga perdana

lebih tinggi dari harga nominal, akan ada selisih yang disebut dengan agio.

Sebaliknya jika harga perdana lebih rendah dari harga nominal, selisih tersebut

dengan disagio.

e. Harga Pembuka (Opening Price)

Harga pembukaan adalah harga saham yang berlaku saat pasar saham dibuka

pada hari itu.

f. Harga Pasar (Market Price)

Setelah diperdagangkan di lantai bursa, harga saham tersebut kemudian akan

ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Harga saham pasar adalah harga

saham di bursa efek pada saat itu. Untuk saham yang menjadi incaran investor,

pergerakan harga pasar saham tersebut biasanya sangat fluktuatif (volatile)

berubah-ubah dalam hitungan menit bahkan detik.

g. Harga Penutupan (Closing Price)


14

Setelah dibuka sejak pagi jam 09:00 WIB, pasar atau bursa saham akan ditutup

pada sore hari. Tepat jam 16:00 WIB, transaksi jual-beli saham di Bursa Efek

Indonesia dihentikan dan akan dilanjutkan pada esok hari. Saat bursa tutup,

harga pasar saham yang saat itu sedang berlaku akan menjadi harga penutupan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham

di pasar modal baik dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Salah

satu faktor eksternal yaitu News dan Rumors yang dimaksud news dan rumors

adalah semua berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut beberapa hal

baik itu masalah ekonomi, sosial, politik keamanan, hingga berita seputar

reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi

seberapa kondusif keamanan negeri ini sehingga kegiatan investasi dapat

dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Namun

yang paling utama adalah kekuatan pasar itu sendiri yaitu permintaan dan

penawaran akan saham itu sendiri. Sesuai dengan hukum ekonomi, semakin tinggi

permintaan akan saham tersebut maka harga saham akan naik.

5. Studi Peristiwa (Event Study)

Event study merupakan salah satu desain statistik yang paling populer di

bidang keuangan. Event study menggambarkan sebuah teknik riset yang

memungkinkan peneliti untuk menilai dampak dari sesuatu peristiwa tertentu

terhadap harga saham dari perusahaan. Event study juga dapat dikatakan sebagai

analisa yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada reaksi signifikan dalam

pasar finansial terhadap kejadian yang dihipotesakan dapat mempengaruhi harga

saham di pasar dari sebuah perusahaan.


15

Untuk menguji reaksi pasar terhadap suatu peristiwa dapat menggunakan

metode event study. Event study juga dapat digunakan untuk menguji efisiensi

pasar bentuk setengah kuat (Luhur, 2010). Event study ini dilakukan untuk

mengamati pergerakan harga saham di pasar modal ketika terjadi suatu peristiwa

dan mengetahui apakah terdapat imbal balik investasi yang tidak biasa yang

diterima oleh para investor akibat terjadinya peristiwa tersebut. Tingkat kepekaan

dinamika pasar modal dipengaruhi oleh faktor-faktor makro baik faktor ekonomi

maupun faktor non ekonomi. Jika peristiwa tersebut mengandung informasi, maka

kemungkinan pasar akan bereaksi ketika investor mendapat informasi tersebut

berupa abnormal return.

6. Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara tingkat keuntungan yang terjadi

(actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return).

Jogiyanto (2013:609) menjelaskan bahwa abnormal return merupakan kelebihan

dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return yang merupakan

return yang diharapkan oleh investor (expected return). Return realisasi atau

return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang

merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya dan dibagi dengan

harga sebelumnya. Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus di

estimasi. Studi peristiwa menganalisis return tidak normal dari sekuritas yang

mungkin terjadi disekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal return atau

excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi

terhadap return normal. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa abnormal return


16

terjadi karena dipicu oleh adanya kejadian atau peristiwa tertentu, misalnya hari

libur nasional, suasana politik, kejadian kejadian luar biasa, stock split, penawaran

perdana, suspend dan lain-lain. Jika tidak ada investor yang mamperoleh

abnormal return dari informasi yang diumumkan atau jika memang ada abnormal

return, maka pasar harus bereaksi dengan cepat (quickly) untuk menyerap

abnormal return untuk menuju harga keseimbangan yang baru.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 1

Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Variabel
Judul Penelitian Hasil Penelitian
. Peneliti Penelitian
1. Siti Pengaruh 1. Pemilu 1. Pasar modal

Wardani Peristiwa Presiden (X1) Indonesia (dalam hal

Bakri Katti Politik (Pemilu 2. Pengumuman ini Bursa Efek

(2018) Presiden dan Susunan Indonesia) bereaksi

Pengumuman Kabinet (X2) terhadap peristiwa-

Susunan 3. Abnormal peristiwa politik

Kabinet) Return (Y) nasional yang terjadi.

Terhadap 2. Pada peristiwa

Saham Sektor pemilu presiden

Industri Di 2014, pasar modal

Bursa Efek memberikan respon

Indonesia positif selama 5 hari


17

bursa pada periode

peristiwa setelah

terjadinya peristiwa

pemilu presiden

tersebut.

2. Dewa Gede Reaksi Pasar 1. Pemilihan 1. Tidak adanya reaksi

Oka Atas Peristiwa Presiden (X) pasar pada saat

Sudewa P, Pilpres 2014 2. Reaksi Pasar pelaksanaan pilpres

Maria M. (Y1) 2014.

Ratna Sari 2. Abnormal 2. Tidak terdapat

(2015) Return (Y2) perbedaan rata – rata

abnormal return

antara sebelum serta

sesudah pilpres 2014.


3. Gede Reaksi Pasar 1. Pelantikan 1. Hasil penelitian

Bhakti Modal Jokowi (X) tentang perbedaan

Pratama, Ni Indonesia 2. Abnormal reaksi pasar sebelum

Kadek Terhadap Return (Y) dan sesudah

Sinarwati, Peristiwa peristiwa pelantikan

Nyoman Politik (Event Joko Widodo sebagai

Ari Surya Study pada Presiden Republik

Dharmawan Peristiwa Indonesia ke7, bahwa

(2015) Pelantikan Joko tidak ada perbedaan


18

Widodo reaksi pasar yang

Sebagai signifikan.

Presiden 2. Peristiwa pelantikan

Republik Joko Widodo sebagai

Indonesia Ke-7) Presiden Republik

Indonesia ke-7 tidak

mengandung

kandungan informasi

yang berarti bagi

investor sehingga

membuat pasar tidak

bereaksi.
4. Bernardinus Pengaruh 1.Efek Jokowi 1. Reaksi pasar modal

A. Nailiu Pengumuman (X) Indonesia terhadap

(2014) Pencapresan 2.Abnormal peristiwa

Jokowi 2014 Return (Y) pengumuman

Di Bursa Efek pencapresan Jokowi

Indonesia 2014 didukung. Hal

(Event Study: ini ditunjukkan

“Jokowi Effect” dengan adanya

Pada Saham signifikansi negatif

LQ45) rata-rata abnormal

return saham pada

periode sekitar
19

terjadinya peristiwa.

2. Peneliti tidak

menemukan adanya

perbedaan return

antara periode

sebelum peristiwa

dengan sesudah

peristiwa.
5. Eva Maria Reaksi Pasar 1. Pemilu 1. Tidak terdapat

Sihotang, Modal Presiden (X) perbedaan yang

Peggy Terhadap 2. Abnormal signifikan antara

Adeline Pemilihan Return (Y1) abnormal return,

Mekel Umum Presiden 3. Trading periode Sebelum dan

(2015) Tanggal 9 Juli Volume Sesudah Pemilu

2014 Di Activity (Y2) Presiden 9 Juli 2014

Indonesia atas Saham

Perusahaan

Konstruksi,

Infrastruktur &

Utilitas.

2. Terdapat perbedaan

yang signifikan antar

trading volume

activity, periode
20

Sebelum dan

Sesudah Pemilu

Presiden 9 Juli 2014

atas Saham

Perusahaan

Konstruksi,

Infrastruktur &

Utilitas.
6. Henry Tirta Perbedaan 1. Pilkada Hasil penelitian ini

Permana Abnormal Gubernur DKI menunjukkan terdapat

(2013) Return Pada Jakarta (X) perbedaan abnormal

Sektor 2. Abnormal return positif yang

Keuangan Return (Y) signifikan pada hari

Sebelum Dan ke-5. Hal ini

Sesudah menunjukkan bahwa

Peristiwa pasar bereaksi terhadap

Pilkada peristiwa Pilkada

Gubernur DKI Gubernur DKI Jakarta.

Jakarta 20

September

2012
7. Luh Gede Perbedaan 1. Pemilu Hasil penelitian

Hari Abnormal Gubernur menunjukkan terdapat

Purnama Return Sebelum DKI Jakarta abnormal return


21

Sari, dan Sesudah (X) disekitar peristiwa

Gayatri Pemilihan 2. Abnormal Pemilihan Umum

(2018) Umum Return (Y) Gubernur DKI Jakarta

Gubernur DKI Tahun 2017. Terdapat

Jakarta Tahun perbedaan abnormal

2017 return sebelum dan

sesudah Pemilihan

Umum Gubernur DKI

Jakarta Tahun 2017.

Peristiwa tersebut

mengandung informasi

dan membuat investor

bereaksi.

C. Hipotesis

1. Pengaruh Pemilu Presiden 2019 Terhadap Harga Saham

Saham perusahaan yang go public tergolong beresiko tinggi dikarenakan

sangat peka terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik itu peristiwa di bidang

ekonomi maupun non-ekonomi. Para investor biasanya membutuhkan banyak

informasi-informasi, baik itu informasi ekonomi maupun non-ekonomi. Hal itu

dilakukan sebagai tolak ukur dalam mengambil keputusan terutama untuk

mengurangi resiko-resiko yang mereka hadapi dalam berinvestasi. Baru-baru ini

Indonesia baru saja melaksanakan Pemilu Presiden, peristiwa ini tentu saja
22

mengakibatkan fluktuasi harga-harga saham mengingat peritiwa politik ini

merupakan suatu momen yang sangat penting.

H1 : Pemilu Presiden 2019 berpengaruh terhadap harga saham.

2. Pengaruh Pemilu Presiden 2019 Terhadap Abnormal Return

Dalam konsep pasar efisien pergerakan harga sekuritas emiten sangat

bergantung pada faktor informasi, salah satunya adalah informasi non-ekonomi.

Informasi non-ekonomi ini sering digunakan oleh para investor sebagai

pertimbangan dalam menentukan keputusan investasinya. Peristiwa politik

merupakan salah satu risiko non-ekonomi yang dapat berpengaruh pada keputusan

investor dalam berinvestasi di pasar modal. Jika peristiwa tersebut mengandung

informasi, maka kemungkinan pasar akan bereaksi ketika investor mendapat

informasi tersebut yang dapat berupa abnormal return.

H2 : Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah

Pemilu Presiden 2019.


23

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian dalam penulisan ini adalah Kantor

Perwakilan IDX Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim

Indonesia. Sedangkan waktu penelitian kurang lebih satu bulan, yaitu dari bulan

November 2019 sampai dengan Desember 2019.

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah 17 perusahaan konstruksi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode peristiwa. Metode pemilihan

atau pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling

jenuh dimana teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel.

Tabel 2

Perusahaan Konstruksi Yang Menjadi Sampel Penelitian

No. Kode Nama Emiten


1. ACST Acset Indonusa Tbk.
2. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk.
3 CSIS Cahayasakti Investindo Sukses Tbk.
4. DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk.
5. IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk.
6. JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.
7. MTRA Mitra Pemuda Tbk.
8. NRCA Nusa Raya Cipta Tbk.
9. PBSA Paramita Bangunan Sarana Tbk.
10. PTPP PP (Persero) Tbk.
11. SKRN Superkrane Mitra Utama Tbk.
12. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk.
13. TOPS Totalindo Eka Persada Tbk.
14. TOTL Total Bangunan Persada Tbk.
15. WEGE Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk.
24

16. WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.


17. WKST Waskita Karya (Persero) Tbk.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

yaitu berupa data harga saham emiten yang menjadi sampel penelitian pada

periode pengamatan. Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa (event

study) dalam mengukur reaksi pasar terhadap peristiwa politik nasional. Event

Study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa

(event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman.

Periode pengamatan disebut juga periode jendela (window period).

Periode peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 15 hari

bursa yaitu 7 hari sebelum peristiwa, 1 hari saat peristiwa, dan 7 hari setelah

peristiwa Pemilu Presiden 2019. Pengambilan periode ini dilakukan untuk

menghindari confounding effect dari adanya peristiwa lain, seperti right issue,

warrant, additional shores, pengumuman dividen, saham bonus, merger dan lain-

lain.

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini

seluruhnya adalah data sekunder, yaitu data yang tidak didapat langsung dari

perusahaan tetapi diperoleh dalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah

dan dipublikasikan oleh pihak lain, dalam hal ini pihak Bursa Efek Indonesia

yaitu data harga saham harian yang bisa diakses melalui situs resmi Bursa Efek

Indonesia (www.idx.co.id) dan website yahoo finance (Finance.yahoo.com). Data


25

tersebut berupa harga penutupan (closing price) harian selama periode penelitian

yang diambil.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Dokumentasi penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan dan

mempelajari buku-buku dan literatur, jurnal-jurnal dan skripsi Ekonomi dan

Bisnis, isu-isu lain di internet, dan berita berita yang beredar serta mempelajari

teori-teori yang relevan dengan penelitian.

2. Pengumpulan data harga saham perusahaan konstruksi di Bursa Efek

Indonesia yang dilihat dari harga penutupan (closing price).

E. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik Diskriptif merupakan alat statistik yang berfungsi

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan

membuat kesimpulan yang berlaku umum dari data tersebut. Statistik deskriptif

digunakan untuk mendiskripsi suatu data yang dilihat dari mean, median, deviasi

standar, nilai minimum, dan nilai maksimum. Pengujian ini dilakukan untuk

mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

2. Uji Statistik

2.1 Uji-T Signifikansi


26

Uji-t signifikansi didalam penelitian ini diuji menggunakan uji t-test yaitu

one sample t-test selama 15 hari periode peristiwa. Dengan ketentuan sebagai

berikut :

1. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Ditarik kesimpulan berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, penulis

menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%.

2.2 Uji Beda Dua Rata-rata

Uji beda dua rata-rata didalam penelitian ini diuji menggunakan uji paired

sample t-test yaitu dengan membandingkan antara return sebelum dan sesudah

adanyaperistiwa Pemilu Presiden 2019. Teknik pengujian dilakukan dengan

menggunakan paired sample t-test karena adanya data kemungkinan terdistribusi

normal.

Dalam uji paired sample t-test, variabel dibandingkan antara return

sebelum dan sesudah Pemilu Presiden 2019. Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Ditarik kesimpulan berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, penulis

menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%.

3. Pengujian Hipotesis

Analisis one sample t test digunakan untuk menguji hipotesis pertama

dalam penelitian ini sedangkan untuk hipotesis kedua, bila data berdistribusi

normal maka teknik analisis yang digunakan adalah paired sample t-test dan bila
27

data berdistribusi tidak normal maka teknik analisis yang digunakan adalah

wilcoxon test. Tahap pertama pengujian adalah melakukan perhitungan actual

return, expected return, menghitung return saham harian, kemudian melakukan

regresi return saham harian dan return pasar harian untuk mendapatkan alpha dan

beta. Langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan abnormal return untuk

masing-masing saham emiten sebelum dan sesudah Pemilu 2019. Setelah

abnormal return diketahui maka cummulative abnormal return serta abnormal

return rata-rata harus dihitung. Standar kesalahan estimasi perlu diketahui

(Standart Error of Estimate) atas abnormal return. Pengujian statistik t test perlu

dilakukan untuk mengetahui signifikansi keberadaan abnormal return. Langkah

selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis untuk variabel penelitian

dengan menggunakan uji analisis paired sample t-test. Uji analisis paired sample

t-test sering digunakan untuk menguji model analisis data sebelum dan sesudah.

Uji beda dilakukan guna menilai perlakuan tertentu terhadap sebuah sampel yang

sama namun dalam periode yang tidak bersamaan. Pengamatan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah Pemilu Presiden 2019.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Abnormal Return.

Abnormal Return adalah selisih antara return sesungguhnya (actual return) yang

terjadi dengan return ekspektasi (expected return). Actual return adalah

keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil

kebijakan investasi yang dilakukannya. Expected return adalah keuntungan yang


28

diharapkan oleh seorang investor dikemudian hari terhadap sejumlah dana yang

telah ditempatkannya. Abnormal return dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

ARit = Rit – E(Rit)

Keterangan:

ARit = abnormal return saham I pada saat t.

Rit = return saham I pada saat t.

E(Rit) = expected return saham I pada saat t.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi perubahan

variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pemilu

Presiden Republik Indonesia tahun 2019 yang dimana adalah sebuah proses

demokrasi untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia

periode 2019-2022.

IV. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini dimaksudkan untuk kelancaran penelitian. Adapun

waktu penelitian dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 3

Tabel Jadwal Penelitian


29

BULAN

November '19

Desember ‘19

Februari ‘20
Januari ‘20

Maret ‘20

April ‘20
No URAIAN KEGIATAN

1 Pembuatan Proposal            

2 Konsultasi Perbaikan Proposal            

3 Seminar Proposal            

4 Penelitian            

5 Analisis Data            

6 Pembuatan Skripsi            

7 Konsultasi dan Perbaikan Skripsi            

8 Ujian Hasil dan Skripsi            

B. Rencana Anggaran Penelitian

Adapun perician biaya penelitian yang akan dikeluarkan selama

mengadakan penelitian dapat dilihat melalui uraian dibawah ini:

Biaya Transportasi Rp. 300.000,-

Biaya Kertas dan Tinta Rp. 350.000,-

Biaya Fotocopy dan Jilid Rp. 100.000,-

Biaya Buku Referensi Rp. 300.000,-

Biaya Seminar Proposal Rp. 715.000,-

Total Rp. 1.765.000,-

C. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN
30

Pada bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai teori yang

berkenaan dengan variabel yang diteliti, penelitian

terdahulu, dan diakhiri dengan hipotesis penlitian. Teori

yang berkenaan dengan variabel penelitian. Penelitian

terdahulu berisi tentang penelitian sebelumnya yang

memiliki kedekatan variabel penelitian dengan penelitian

ini. Sedangkan hipotesis penelitian berisi temuan-temuan

penelitian yang di kembangkan menjadi hipotesis

penelitian ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan menjelaskan tentang lokasi dan waktu

penelitian. Populasi dan sampel yang digunakan dalam

menarik hasil penelitian. Jenis dan sumber data penelitian

ini. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penlitian ini. Metode analisis data penelitian ini. Metode

pengujian penelitian ini, dimana terdiri atas uji instrument

penelitian dan uji hipotesis penelitian. Ditutup dengan

penjabaran sederhana penelitian ini dalam definisi

operasional variabel penelitian.


31

BAB IV : PELAKSANAAN PENELITIAN

Pada bab ini memuat tentang jadwal penelitian, estimasi

biaya yang dikeluarkan selama pembuatan proposal dan

sistematika penulisan.
32

DAFTAR PUSTAKA

Alkaff, M. Q. (2010). Pengaruh Pemilihan Presiden RI Tahun 2009 Terhadap


Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek
Indonesia (Event Study Pada Saham Anggota JII). Skripsi, Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Alvan, F. (2019). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik


Dalam Negeri (Event Study pada Pemilihan Umum 17 April 2019) (Doctoral
dissertation, Universitas Andalas).

Bisnis.com (2019, April 11). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa
Politik Dalam Negeri (Event Study pada Pemilihan Umum 17 April 2019)
(Doctoral dissertation, Universitas Andalas).

Chandra, C. H., Anastasia, N., Memarista, G., Ekonomi, F., Petra, U. K., &
Siwalankerto, J. (2014). Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah
Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017. E-Jurnal Akuntansi, 1413-
1440.
Hanafi M & Halim A, 2016. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kelima. UPP
STIM YKPN, Yogyakarta.
Hartono, J. (2017). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik
Dalam Negeri (Event Study pada Pemilihan Umum 17 April 2019) (Doctoral
dissertation, Universitas Andalas).
Jogiyanto, 2010. Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Pemilihan umum Tahun
2014 Pada Perusahaan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Penelitian
Universitas Jambi: Seri Humaniora, 16(2).
Katadata (2019). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik
Dalam Negeri (Event Study pada Pemilihan Umum 17 April 2019) (Doctoral
dissertation, Universitas Andalas).
Katti, S. W. B. (2018). Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu Presiden dan
Pengumuman Susunan Kabinet) Terhadap Saham Sektor Industri Di Bursa Efek
Indonesia. Capital: Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 1(2), 125-134.
Luhur, S. (2010). Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik
Dalam Negeri (Event Study pada Pemilihan Umum 17 April 2019) (Doctoral
dissertation, Universitas Andalas).
Nailiu, B. (2014). Pengaruh Pengumuman Pencapresan Jokowi 2014 di Bursa
Efek Indonesia (Event Study: Jokowi Effect pada saham LQ45) (Doctoral
dissertation, Thesis S2-UAJY. Yogyakarta).
33

Permana, H. T., Mahadwartha, P. A., & Sutejo, B. S. (2013). Perbedaan Abnormal


Return Pada Sektor Keuangan Sebelum Dan Sesudah Peristiwa Pilkada Gubernur
DKI Jakarta 20 September 2012. Calyptra, 2(1), 1-9.
Ratnasari dan Hudiwinarsih, 2014. Pengaruh Profitabilitas, Reputasi Auditor dan
Kepemilikan Asing Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdapat di BEI
Pada Periode Pemilu serta Priode Sebelum Pemilu. Skripsi, STIE YKPN.
Sari, L. G. H. P., & Gayatri, G. (2018). Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan
Sesudah Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017. E-Jurnal
Akuntansi, 1413-1440.
Sari, M. M. R. (2015). Reaksi Pasar Atas Peristiwa Pilpres 2014. E-Jurnal
Akuntansi, 465-480.
Sihotang, E. M., & Mekel, P. A. (2015). Reaksi Pasar Modal Terhadap Pemilihan
Umum Presiden Tanggal 9 Juli 2014 Di Indonesia. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 3(1)
Tandelilin (2010). Katti, S. W. B. (2018). Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu
Presiden dan Pengumuman Susunan Kabinet) Terhadap Saham Sektor Industri Di
Bursa Efek Indonesia. Capital: Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 1(2), 125-134.
Wardhani, L. S., & Djazuli, A. (2012). Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan
Sesudah Pemilihan Umum Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017. E-Jurnal
Akuntansi, 1413-1440.
Wibisono, E. L. (2019). Pengaruh Pemilu Serentak Tanggal 17 April 2019
terhadap Return Saham, Aktivittas Perdagangan Saham dan Bid Ask Spread
(Studi pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek
Indonesia) (Doctoral dissertation, STIE YKPN).
34

Daftar Isi
I. PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Masalah Pokok.......................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................6
II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................7
A. Kajian Teori..........................................................................................................7
1. Teori Sinyal (Signalling Theory)......................................................................7
2. Pasar Modal......................................................................................................7
3. Efisiensi Pasar...................................................................................................9
4. Harga Saham..................................................................................................11
5. Studi Peristiwa (Event Study).........................................................................14
6. Abnormal Return...........................................................................................15
B. Penelitian Terdahulu..........................................................................................16
C. Hipotesis..............................................................................................................22
1. Pengaruh Pemilu Presiden 2019 Terhadap Harga Saham......................22
2. Pengaruh Pemilu Presiden 2019 Terhadap Abnormal Return.....................22
III. METODE PENELITIAN.....................................................................................23
A. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................23
B. Populasi dan Sampel...........................................................................................23
C. Jenis dan Sumber Data........................................................................................25
D. Metode Pengumpulan Data................................................................................25
E. Metode Analisis Data..........................................................................................26
1. Statistik Deskriptif.........................................................................................26
2. Uji Statistik.......................................................................................................26
3. Pengujian Hipotesis.........................................................................................27
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian..........................................................28
1. Variabel Dependen..........................................................................................28
2. Variabel Independen.......................................................................................29
IV. PELAKSANAAN PENELITIAN........................................................................29
35

A. Jadwal Penelitian.................................................................................................29
B. Rencana Anggaran Penelitian..............................................................................30
C. Sistematika Penulisan..........................................................................................30

Anda mungkin juga menyukai