Kata kunci: Sumber daya; TI, TIK, ITSM, SIM, perencanaan, manajemen, stakeholder,
pengguna internal
I. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia (SDM) memiliki posisi yang sangat strategis dalam suatu
organisasi. SDM memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk mencapai
tujuan. Guna mencapai kondisi yang diharapkan, diperlukan adanya manajemen terhadap SDM
secara memadai sehingga tercipta SDM berkualitas, loyal, dan berprestasi.
Peran teknologi informasi dalam membantu peningkatan kinerja organisasi sudah
menjadi keharusan pada saat ini untuk mempercepat proses operasional perusahaan.
Pemberdayaan teknologi informasi (TI) juga sudah menjadi kebutuhan yang harus dimiliki dan
dipenuhi semua organisasi. SDM TI pun dibutuhkan bagi organisasi, termasuk instansi
pemerintah dalam menjalankan visi dan misinya.
SDM TI di instansi pemerintah harus mempunyai kemampuan untuk mengelola aplikasi,
sistem, jaringan, dan internet. Untuk itu pengelolaan teknologi menjadi suatu keharusan bagi
setiap perusahaan untuk dapat meraih keunggulan yang kompetitif. Dengan demikian,
ketersediaan SDM TI yang cukup dalam organisasi harus menjadi titik perhatian utama.
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas
Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan pertanian berada di Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian,
satu unit Eselon I di bawah Kementerian Pertanian. Dalam struktur organisasi, Badan Litbang
Pertanian memiliki 14 Eselon II, 19 Balai Penelitian, dan 32 Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) di setiap provinsi, serta 1 (satu) Satuan Kerja Pengkajian Teknologi
Pertanian. Lokasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang Pertanian yang tersebar di
seluruh provinsi di Indonesia adalah potensi dan kekuatan Badan Litbang dalam mengakselerasi
inovasi teknologi yang dihasilkan untuk dimanfaatkan oleh pengguna dengan memadukan
kebutuhan spesifik lokasi.
Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Litbang menyelenggarakan fungsi: a) Penyiapan
perumusan kebijakan penelitian dan pengembangan pertanian, b) Perumusan program
penelitian dan pengembangan pertanian, c) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan
pertanian, d) Evaluasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian, dan e) Pelaksanaan
administratif.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi, pengelolaan operasional dan administrasi Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian dilakukan oleh Sekretariat Badan Litbang Pertanian.
Tugas pokok dari Sekretariat Badan Litbang Pertanian adalah memberikan pelayanan teknis
dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Sekretariat Badan Litbang Pertanian terdiri dari empat (4) bagian, yaitu: i) Bagian
Perencanaan, ii) Bagian Kepegawaian, iii) Bagian Umum, dan iv) Bagian Kerja Sama dan
Hubungan Masyarakat. Manajemen sumber daya TI dikelola oleh Sekretariat Badan dan berada
pada Sub-Bagian Data dan Informasi (Subag. Datim) di bawah koordinasi Bagian Perencanaan.
a. Perencanaan SDM
Perencanaan SDM dilakukan dengan menetapkan formasi dan jumlah SDM, dalam hal
ini yang diperlukan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Penetapan formasi PNS dilakukan oleh
Badan Kepegawaian Negara (BKN), sedangkan penetapan tenaga honorer yang diperlukan
direncanakan oleh internal instansi pemerintah masing-masing, disesuaikan dengan kebutuhan
SDM yang diperlukan.
Ketentuan mengenai formasi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun
2000 tentang Formasi PNS. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000, Formasi
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut dengan formasi adalah jumlah dan susunan
pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk
mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.
b. Rekrutmen Pegawai
Setelah proses penetapan formasi ditentukan, selanjutnya adalah tahap rekrutmen atau
pengadaan calon PNS berdasarkan formasi yang ada. Rekrutmen calon PNS diajukan oleh
instansi pemerintah kepada BKN berdasarkan jumlah yang disediakan dan spesifikasi pangkat
Pegawai Negeri Sipil sesuai jenjang pendidikan. Sejalan dengan kebijakan pemerintah,
pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari pelamar umum dilakukan berdasarkan
kebutuhan organisasi untuk mengisi formasi yang lowong tersebut.
Sedangkan rekrutmen tenaga honorer dilakukan langsung oleh masing-masing instansi
pemerintah. Hal ini diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara 9 Tahun 2012
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil pada Lampiran 1, yaitu:
pengangkatan tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan keuangan negara mulai formasi Tahun Anggaran 2005 sampai
dengan formasi Tahun Anggaran 2012.
c. Seleksi dan Penempatan
Tahap seleksi dilakukan dengan mengadakan Tes Kompetensi Dasar (TKD) bagi semua
pelamar dan Tes Kompetensi Bidang (TKB) sesuai kebutuhan jabatan masing-masing
instansi. Setelah melakukan seleksi melalui tes TKD dan TKB, kemudian ditetapkan dan
diumumkan hasil seleksi, yang kemudian dilakukan pemanggilan.
d. Pengembangan Karier
Pengembangan karier dalam PNS dilakukan berdasarkan jabatan struktural dan fungsional
yang hanya dapat diduduki Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat yang ditentukan.
Bentuk dari pengembangan karier tersebut berupa pendidikan kilat (diklat), pelatihan atau
pembinaan, beasiswa sekolah.
e. Penilaian Kinerja
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja PNS. Peraturan ini sekaligus merupakan penyempurnaan dari PP
Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS yang dianggap tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan hukum.
Sebelum keluarnya peraturan yang baru ini, bagi PNS, penilaian kinerja diatur dalam PP
10 Tahun 1979 melalui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), komponen penilaian
dalam DP3 antara lain adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,
kerja sama, prakarsa, dan kepemimpinan bagi PNS yang menduduki jabatan. Namun seiring
dengan adanya reformasi birokrasi, sistem penilaian kinerja PNS melalui DP3 dinilai tidak lagi
komprehensif untuk dijadikan sebagai alat pengukur kinerja.
Berbeda dengan DP3, pada PP Nomor 46 Tahun 2011, penilaian prestasi kerja terdiri dari
dua unsur yaitu Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja dengan bobot nilai unsur SKP
sebesar 60 persen dan perilaku kerja sebesar 40 persen. Penilaian SKP meliputi aspek-aspek
seperti kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya. Sementara penilaian perilaku kerja meliputi
orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerja sama, dan kepemimpinan.
Kepala Badan
Sekretaris Badan
Koordinator
Badan Litbang Pertanian belum membuat struktur jenjang karier untuk SDM TI. Namun
dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Subbag Datim, dapat terlihat kebutuhan
keterampilan personel untuk melaksakan kegiatan yang menjadi tupoksinya. Berikut ini
penjabaran dari standar pengelolaan TI oleh Subbag Datim:
A. Pengembangan Sarana Jaringan dan Back Office
1) Review sistem portal dan infrastruktur jaringan yang ada, serta kebutuhan
pengembangan web database;
2) Penyempurnaan manajemen jaringan dan sistem portal
Penyempurnaan sistem portal dan manajemen jaringan meliputi pemeliharaan dan
pengembangan sarana portal seperti manajemen bandwidth, penataan domain,
pengembangan web berbahasa Inggris, dan lain-lain;
3) Pengembangan web database berdasar analisis kebutuhan
- Perancangan Basis data. Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan
antara satu dengan lainnya. Basis data (database) merupakan komponen yang
penting dalam sistem informasi. Pada tahap ini akan dilakukan suatu
penyempurnaan rancangan basis data.
- Perancangan atau Desain Interface dibuat dengan tujuan supaya pemakai mudah
mengerti (user friendly). Perancangan interface ini meliputi perancangan tampilan
utama (front-end) yang diinginkan serta tampilan admin (back-end) untuk
pengelola (admin system).
- Perancangan program mengacu pada skema modul yang telah dibuat pada langkah
perancangan basis data;
4) Penyempurnaan sistem webmail
Layanan webmail Badan Litbang Pertanian yang dikenal dengan IAARD WebMail,
digunakan untuk para pimpinan, peneliti atau fungsional lain serta tenaga atau staf
Badan Litbang Pertanian dalam bentuk layanan surat elektronik.
Tabel 3. Evaluasi dan Identifikasi Potensi Risiko Manajemen SDM TI Badan Litbang Pertanian
Menurut PPAUME ITB dan APJII yang mengacu pada Australian National Training
Authority ANTA, kompetensi khusus yang harus dimiliki oleh masing-masing SDM TI pada
suatu organisasi TI adalah Web Developer/Programmer (pengembang web/pembuat
program), Web Designer (desainer web), Database Administrator (pengelola basis
data), System Administrator (pengelola sistem), Network Administrator (pengelola
jaringan), Help Desk (operator), dan Technical Support (dukungan teknis). Berdasarkan hasil
evaluasi dan deskripsi tentang SDM TI di atas, perbaikan yang harus dilakukan Badan Litbang
Pertanian terkait dengan Manajemen SDM TI termaktub pada Tabel 4.
Tabel 4. Usulan Perbaikan Berdasarkan Hasil Evaluasi Manajemen SDM TI Badan Litbang
Pertanian
Pada tabel 4, unsur yang paling penting untuk dilakukan perbaikan pada manajemen
SDM TI di Badan Litbang Pertanian adalah pembenahan struktur organisasi TI di Subbag
Datim. Struktur organisasi, telah menggambarkan proses bisnis, tugas dan fungsi, peran, serta
kompetensi dan jenjang karier yang jelas bagi personel TI di Badan Litbang Pertanian. Berikut
ini rekomendasi struktur organisasi TI di Subbag Datim Badan Litbang Pertanian.
d) Staf-staf di bawah Seksi Pengembangan Produk dan Seksi Layanan Produk TI:
Staf Pengambangan Aplikasi, di antaranya adalah: i) Bertindak sebagai pengembang
aplikasi (mengembangkan aplikasi sesuai dengan arsitektur sistem informasi dan
teknologi yang telah dibuat), ii) memberikan pelatihan pada tahap deployment dan
memelihara aplikasi-aplikasi TIK., iii) melakukan upgrade aplikasi sesuai dengan
instruksi Seksi Pengembangan Produk TI, dan iv) memberi laporan pengembangan
aplikasi kepada Seksi Pengembangan Produk TI.
Staf infrastruktur TI, di antaranya adalah: i) menyediakan infrastruktur TIK yang
sesuai dengan arsitektur sistem informasi dan teknologi, ii) menyediakan pola
pengembangan aplikasi jaringan teknologi TIK, iii) melakukan pemeliharaan dan
perbaikan yang diperlukan atas infrastruktur TI, dan iv) memberi laporan
pengembangan aplikasi kepada Seksi Pengembangan Produk TI.
Staf Data Processing/Back Office, di antaranya adalah: i) mengkompilasi, mengolah
data back office sesuai tanggung jawabnya, ii) Menguji validitas data dan memberikan
masukan terhadap produk layanan TI yang akan dikembangkan, iii) memberi laporan
kepada Seksi Layanan Produk TI.
Staf Layanan TI/Front Office, di antaranya adalah: i) Menyediakan informasi terhadap
pengguna internal lingkup Badan Litbang Pertanian dan stakeholder, ii) melakukan
input dan update data pada produk layanan TI yang menjadi tanggung jawabnya, iii)
menguji tampilan antarmuka dan informasi pada produk layanan TI, iv) memberikan
masukan terhadap produk layanan TI yang telah dihasilkan, dan v) memberi laporan
kepada Seksi Layanan Produk TI.
Staf Keamanan Informasi, di antaranya adalah: i) melakukan pengamanan data dan
informasi, ii) melaksanakan proses recovery dan backup data serta informasi, iii)
menguji vulnerabilitas produk layanan TI, iv) memberikan masukan terkait dengan
keamanan informasi terhadap produk layanan TI yang telah dihasilkan, dan v)
memberi laporan kepada Seksi Layanan Produk TI.
Referensi