Teknik Sipil – POLTEKBA 2018 • Slump = pengetesan sederhana utk mengetahui work ability beton segar sebelum diterima & diaplikasikan dlm pekerjaan pengecoran Workability beton segar : • Homogenitas campuran adukan beton segar. • Kelekatan adukan pasta semen (cohesiveness). • Kemampuan alir beton segar (flowability). • Kemampuan beton segar mempertahankan kerataan & kelekatan jk dipindah dgn alat angkut (mobility) • Mengindikasikan beton segar masih dlm kondisi plast is (plasticity). • Slump = menjaga kelayakan pengerjaan beton segar, tampilan visual beton, jenis & sifat keruntuhan saat p engujian slump. • Slump beton segar dilakukan sebelum beton dituang kan & jk terlihat indikasi plastisitas beton segar menu run cukup banyak, utk melihat apakah beton segar m asih layak dipakai / tidak. • Pengukuran slump mengacu pd 2 peraturan standar : • PBI 1971 NI 2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) • SNI 1972-2008 (Cara Uji Slump Beton) • Perbedaan, pengukuran slump dilakukan sesuai perat uran / standar ditetapkan dlm RKS (Spesifikasi Teknis) / disetujui Pengawas Proyek. PBI 1971 N.I.-2 Kerucut Abrams : •Kerucut terpancung, bagian atas & bawah terbuka. - Diameter atas 10 cm. - Diameter bawah 20 cm. - Tinggi 30 cm. •Batang besi penusuk : - Diameter 16 mm. - Panjang 60 cm. - Ujung dibulatkan. •Alas : rata, tidak menyerap air. Langkah pengujian • Kerucut Abrams diletakkan di atas bidang alas yg rata & tida k menyerap air. • Kerucut diisi adukan beton, ditekan spy tdk bergeser • Adukan diisikan 3 lapis, diatur sama tebal (1/3 tinggi). • Setiap lapis ditusuk batang penusuk, 10 kali. • Bidang atas diratakan. • Dibiarkan ½ menit (sambil membersihkan sisa jatuhan beto n di samping kerucut Abrams). • Kerucut ditarik vertikal ke atas, hati2, tidak boleh diputar /a da gerakan menggeser selama menarik kerucut • Diukur penurunan puncak beton segar yg diuji slump. Penusukan & pengangkatan • Penyimpangan nilai slump dari nilai yg direko mendasikan, diijinkan apabila terbukti & dipen uhi : a. Beton tetap dapat dikerjakan dgn baik. b. Tidak terjadi pemisahan dlm adukan beton segar. c. Mutu beton yg disyaratkan tetap terpenuhi. Perbedaan PBI 1971 N.I.-2 & SNI 1972:2008 pd keruntuhan slump
SNI 1972:2008 : slump geser sbg keruntuhan tidak diijinkan (mengindikasikan kurangnya plastisitas beton / kurangnya k ohesi adukan pasta semen/mortar utk mengikat beton) SNI 1972:2008 Kerucut Abrams : •Kerucut terpancung, bagian atas & bawah terbuka. - Diameter atas 102 mm. - Diameter bawah 203 mm. - Tinggi 305 mm. •Tebal plat min 1,5 mm. •Batang besi penusuk : Diameter 16 mm ; Panjang 60 c m ; Satu /kedua ujung berbentuk bulat setengah bola, d iameter 16 mm. •Alas : datar, dlm kondisi lembab, tidak menyerap air & kaku Langkah pengujian
a. Kerucut Abrams dibasahi, ditempatkan di atas permu
kaan datar, dlm kondisi lembab, tidak menyerap air, & k aku b. Pengisian cetakan dibagi 3 kali, 1/3 volume cetakan, tiap lapis dipadatkan 25 kali tusukan merata, & mene mbus lapis sebelumnya /di bawahnya. Tidak boleh men yentuh dasar cetakan c. Lapis terakhir dilebihkan pengisiann, dipadatkan, dira takan dgn menggelindingkan batang penusuk. d. Cetakan diangkat, kecepatan 3-7 detik, lurus vertikal. Tidak boleh diputar / digeser ke samping. e. Seluruh proses dari awal s.d pengangkatan cetakan ti dak boleh lebih lama dari 2,5 menit. f. Letakkan cetakan di samping beton yg diuji slump (boleh diletakkan dibalik posisinya) & ukur nilai slump : Penurunan permukaan atas beton pd posisi titik tenga h permukaan atas. g. kegagalan slump (tidak memenuhi slump disyaratkan , keruntuhan benda uji termasuk keruntuhan geser), pe ngujian diulang- maksimal 3 kali, jk masih gagal, beto n dinyatakan tidak memenuhi syarat & ditolak. Syarat variasi pengukuran memenuhi syarat 3 pengukur an : min 2 memenuhi syarat, selisih ≤ 21 mm NILAI SLUMP = Tinggi cetakan - tinggi rata2 bend a uji KUAT TEKAN BETON Kuat Tekan Beton
• = beban per satuan luas,
• Beton mufu fc' 25 = kekuatan tekan minimum = 25 MPa, umur 28 hari. • Menggunakan silinder beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm. SNI 03-2847-2002 merujuk ACI. 1 MPa = 10 kg /cm2. • Beton mutu K-250 = kekuatan tekan karakteristik min imum = 250 kg/cm2, umur 28 hari • Menggunakan kubus beton 15x15x15 cm. PBI 71, me rujuk standar eropa lama. • Kekuatan tekan karakteristik = kekuatan tekan, dari s ejumlah besar hasil2 pemeriksaan benda uji • kemungkinan adanya kekuatan tekan yg kurang dari i tu terbatas sampai 5% saja. • Kekuatan tekan beton = kekuatan tekan diperoleh da ri pemeriksaan benda uji kubus yg bersisi 15 (+0,06) c m, umur 28 hari. • fc’ = kuat tekan beton disyaratkan (dalam Mpa), dida pat dari hasil pengujian benda uji silinder diameter 1 5 cm & tinggi 30 cm. MUTU BETON K (kg/cm²) & MUTU BETON fc’ (MPa)
• Penentuan nilai fc’ boleh juga didasarkan pada hasil
pengujian nilai fck yg didapat dari hasil uji tekan ben da uji kubus bersisi 150 mm. • fc’ didapat dari perhitungan konversi. • Fc’ = (0,76 + 0,2 log fck / 15) fck • fck = kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari ben da uji kubus bersisi 150 mm. • Perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis, bisa diambil berkisar 0,83. • Perbandingan fc' & K • Perbandingan kuat tekan benda uji : • Kubus 15 x 15 x 15 cm = 1,00 • Kubus 20 x 20 x 20 cm = 0,95 • Silinder 15 x 30 cm = 0,83 Contoh : • Mutu beton fc' 25 MPa (benda uji silinder), mutu bet on K berapa? • Benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm • Kuat tekan = 250 kg/cm2 : 0,83 = 301,20 kg/cm2 ~ K-3 00 Kubus beton • Adukan Beton & Mortar berdasarkan analisa BOW. • 1m³ adukan mortar 1 : 7 dibutuhkan bahan : • Semen= 1 * 0.760= 0.760 m³ * 1250= 950 kg = 19 zak • Pasir = 7 * 0.675 = 4.725 m³. • Mpa = Mega Pascal • 1 Mpa = 1 N/mm² = 10 kg/cm² • K-400, kekuatan tekan beton = 400 kg/cm², benda uji kubus 15 x 15 x 15 • Fc’ = 40 MPa = kekuatan tekan beton = 40 MPa, bend a uji silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm. Silinder beton Tabel konversi dari mutu beton fc ke mutu beton K
MUTU BETON K = fc’/0,083
MPa Kg/cm² fc = 5.00 K = 60.24 fc = 10.00 K = 120.48 fc = 12.00 K = 144.58 fc = 15.00 K = 180.72 fc = 16.00 K = 192.77 fc = 20.00 K = 240.96 fc = 22.50 K = 271.08 fc = 25.00 K = 301.20 fc = 30.00 K = 361.45 fc = 35.00 K = 421.69 fc = 40.00 K = 481.93 MUTU BETON Fc’ = K x 0.083 kg/cm² MPa K = 100 fc’ = 8.30 K = 125 fc’ = 10.38 K = 150 fc’ = 12.35 K = 175 fc’ = 14.53 K = 200 fc’ = 16.60 K = 225 fc’ = 18.68 K = 250 fc’ = 20.75 K = 275 fc’ = 22.83 K = 300 fc’ = 24.90 K = 325 fc’ = 26.98 K = 350 fc’ = 29.05 • Padanan mutu beton PBI & SNI : • Faktor konversi benda uji kubus ke silinder = 0.83 • Konversi satuan Mpa ke kg/cm² = 1 MPa = 1 N/mm² = 10 kg/cm² • 1 MPa = (100/9.81) kg/cm² ; gravitasi = 9.81 m/s² • Ditetapkan khusus oleh konsultan perencana • 1 MPa = 1 N/mm² = 10 kg/cm² • fc’ 15 MPa setara = (15 x 10) / 0.83 = 150 / 0.83 = 18 0.72 kg/cm² • K 200 kg/cm² setara = (200 / 10) x 0.83 = 20 x 0.83 = 16.6 MPa. • Penentuan nilai fc’ didasarkan hasil pengujian nilai fc k, hasil uji tekan benda uji kubus berisi 150 mm. • fc’ = (0.76 + 0.2 log (fck / 15) fck • perbandingan dua benda uji, berkisar 0.83 • K 350 (kg/cm²) Mpa, dikalikan 0.098. • fck = 350 x 0.098 = 34.3 MPa. • fc’ = (0.76 + 0.2 log (fck / 15) fck • K 350 = 350 kg/cm² = … MPa • 1 MPa = (100 / 9.81) kg/cm² ; gravitasi 9.81 m/s² • K 350 = 350 x 0.098 = 34.3 MPa. • K350 = (0.76 +(0.2 x log (34.3/15))) x 34.3= 28.53MPa • Beton fc’ 35 MPa ≠ beton K 350 • 1 MPa = 10 kg/cm². • K = 1 maka fc’ = 0.83 • fc’ = 0.83 K ; fc’ = 0.83 x 350 = 290.5 • 1 MPa = 10 kg/cm², mk di bagi 10 = 29.05 MPa • Beton fc’ 30 MPa =…..K ; = 30 / 0.83 x 10 = 361.44. Modulus Elastisitas Beton • Sifat elastisitas suatu bahan = modulus elastisitas = p erbandingan dari desakan yg diberikan & perubahan bentuk per satuan panjang, akibat desakan yg diberik an. • Modulus elastisitas berdasarkan rekomendasi ASTM C-469 = modulus chord. • Beton berubah bentuk mengikuti regangan elastis & sebagian mengalami regangan plastis. • Bagian kurva ini (s.d 40 % f’c ) utk tujuan praktis, dap at dianggap linier. • Mendekati 70 % tegangan hancur, material banyak ke hilangan kekakuan s.d kurva tidak linier. • Perhitungan modulus elastisitas chord (chord modul) EC : • Ec = S2 - S1 / ε2 - 0.00005 (MPa) • Ec = modulus elastisitas • ε2 = regangan longitudinal akibat tegangan S2 • S2 = tegangan = 0.4 fc • S1= tegangan bersesuaian regangan arah longitudinal • ε = (∆L/L) • ∆L = penurunan arah longitudinal(mm) x 25,4.10-3 • L = tinggi beton (jarak dua strain gauge (mm)) • 25,4.10-3 = konversi satuan dial (dari inch ke mm) • Yg mempengaruhi modulus elastisitas beton : 1. Kelembaban Beton dgn kandungan air lebih tinggi merniliki modul us elastisitas lebih tinggi. 2. Agregat Semakin tinggi modulus agregat & semakin besar pro porsi agregat, semakin tinggi modulus elastisitas. 3. Umur Beton Modulus elastisitas beton meningkat seiring pertamb ahan umur beton. 4. Mix Design Beton Jenis beton memberikan nilai E (modulus elastisitas) berbeda2 pd umur & kekuatan sama. Kurva tegangan - regangan Kuat tekan beton
• = Kemampuan beton menerima gaya tekan pe
r satuan luas & dinyatakan dgn MPa. • Kuat tekan beton (f’c) dilakukan dgn uji silinde r beton Ø 150 mm & tinggi 300 mm. • Umur 28 hari, tingkat pembebanan tertentu. • 28 hari silinder ditempatkan dlm ruangan tem peratur tetap & kelembapan 100 %. Modulus elastisitas beton
• = Perbandingan tegangan & regangan beton.
• Nilai modulus elastisitas beton bervariasi tergantung : kekuatan beton, umur beton, jenis pembebanan, & karakteristik & perbandingan semen & agregat. • Peraturan ACI : modulus elastisitas beton, memiliki b erat beton (wc) = 1500-2500. • wc : berat beton (kg/m3) • fc’ : mutu beton (MPa) • Ec : modulus elastisitas (MPa) • Beton dgn berat normal = 2320 kg/m3. • Kuat tarik beton = 8 % - 15 % dari kuat tekan. • Poisson’s ration = Ketika beton menerima beban teka n, silinder berkurang tinggi, mengalami ekspansi (pe muaian) arah lateral. • Perbandingan ekspansi lateral dgn pendekatan longit udinal = Perbandingan Poisson (Poisson’s ratio). • Nilai = 0,11 utk beton mutu tinggi ; 0,21 utk beton m utu rendah, nilai rata2 = 0,16. • Tidak ada hubungan langsung nilai perbandingan ini dgn : perbandingan air-semen, lamanya perawatan, u kuran agregat, dsb.