UNIT 2
PENGENDALI PID DAN MODELING PENGATURAN
MOTOR DC
LABORATORIUM KENDALI
Disusun Oleh :
Muhammad Emir Sadzali
3332170040
5
6
Jawab :
2. Apa saja alasan luas serta banyaknya penggunaan controller PID pada
dunia perindustrian ?
Jawab :
Pengontrol PID adalah pengontrol konvensional yang banyak
dipakai dalam dunia industry. Pengontrolan PID akan memberikan aksi
kepada control valve berdasarkan besar error yang diperoleh. Control
valve akan menjadi actuator yang mengatur aliran fluida dalam proses
industri yang terjadi, level air yang diinginkan disebut dengan set point.
Error adalah perbedaan dari summing point dengan level air actual.
3. Sebuah motor DC mempunyai kerapatan medan magnet 0,8 T. Di bawah
pengaruh medan magnet terdapat 400 kawat penghantar dengan arus 10A.
Jika panjang penghantar seluruhnya 150 mm, tentukan gaya yang ada pada
armature!
Jawab :
8
Pengendali PID dapat dijumpai pada setiap industri yang bergerak dalam
bidang proses. Menurut sebuah survei bahwa 97% industri menggunakan PID
dalam pengontrolannya. Hal ini dikarenakan kesederhanaan struktur kendali yang
dimiliki oleh PID. Selain itu pengendali PID memiliki unjuk kerja relatif
memuaskan, baik digunakan sebagai sistem regulator maupun sebagai sistem
servo. Berikut ini merupakan blok diagram dari sistem pengendali dalam keadaan
close loop[ CITATION Rom191 \l 1033 ].
9
10
Gambar 3-2 merupakan grafik yang dihasilkan dari suatu system spring
damper dengan fungsi alih seperti pada prosedur percobaan, dari gambar tersebut
dapat diketahui bahwa grafik dari fungsi alih diatas memiliki nilai rise time
sebesar 0.884, settling time sebesar 1.59, dan final value sebesar 0.05.
pembilang dan den sebagai penyebut sehingga dapat dihasilkan grafik sebagai
berikut.
Gambar 3-3 merupakan grafik yang dihasilkan dari suatu system spring
damper yang ditambahkan dengan pengendali P (Proporsional) dengan nilai kp
yang telah ditentukan seperti pada prosedur percobaan sehingga grafik dari fungsi
alih tersebut memiliki nilai rise time sebesar 0.0728s, settling time sebesar 0.772s,
overshoot sebesar 40% dan peak amplitude sebesar 0.00438 dalam 0.18s dan final
value sebesar 0.00313. jika dibandingkan dengan gambar 3-2 maka dapat
diketahui bahwa system spring damper yang ditambah dengan pengendali P
memiliki nilai rise time dan settling time yang lebih cepat namun memiliki
overshoot sebesar 40% sehingga dapat dikatakan bahwa pengendali P berfungsi
untuk mempercepat respon rise time dan settling time.
program Matlab dimana num sebagai pembilang dan den sebagai penyebut
sehingga dapat dihasilkan grafik sebagai berikut.
Gambar 3-4 merupakan grafik yang dihasilkan dari suatu system spring
damper yang ditambahkan dengan pengendali P (Proporsional) dan pengendali D
(Deriative) dengan nilai kp dan kd yang telah ditentukan seperti pada prosedur
percobaan sehingga grafik dari fungsi alih tersebut memiliki nilai rise time sebesar
0.0779s, settling time sebesar 0.29s, overshoot sebesar 15.3% dan peak amplitude
sebesar 1.08 dalam 0.17s dan final value sebesar 0.938. jika dibandingkan dengan
gambar 3-3 maka dapat diketahui bahwa system spring damper yang ditambah
dengan pengendali PD memiliki nilai rise time sedikit lebih besar, settling time
yang lebih cepat dan memiliki overshoot yang lebih kecil sehingga dapat
dikatakan bahwa pengendali PD berfungsi untuk mempercepat sekaligus
memperbaiki respon transien.
program Matlab dimana num sebagai pembilang dan den sebagai penyebut
sehingga dapat dihasilkan grafik sebagai berikut.
Gambar 3-5 merupakan grafik yang dihasilkan dari suatu system spring
damper yang ditambahkan dengan pengendali P (Proporsional) dan pengendali I
(Integral) dengan nilai kp dan ki yang telah ditentukan seperti pada prosedur
percobaan sehingga grafik dari fungsi alih tersebut memiliki nilai rise time sebesar
0.408s, settling time sebesar 0.618s, overshoot sebesar 1.26% dan peak amplitude
sebesar 1.01 dalam 0.81s dan final value sebesar 1. jika dibandingkan dengan
gambar 3-4 maka dapat diketahui bahwa system spring damper yang ditambah
dengan pengendali PI memiliki nilai rise time lebih besar, settling time yang lebih
besar dan memiliki overshoot yang sangan kecil sehingga dapat dikatakan bahwa
pengendali PI berfungsi untuk menghilangkan atau meminimalisir nilai error
steady.
fungsi alih yang sudah ditentukan yang dimasukkan kedalam listing program
Matlab dimana num sebagai pembilang dan den sebagai penyebut sehingga dapat
dihasilkan grafik sebagai berikut.
Gambar 3-5 merupakan grafik yang dihasilkan dari suatu system spring
damper yang ditambahkan dengan pengendali P (Proporsional), pengendali I
(Integral) dan Pengendali D (Deriative) dengan nilai kp, ki dam kd yang telah
ditentukan seperti pada prosedur percobaan sehingga grafik dari fungsi alih
tersebut memiliki nilai rise time sebesar 0.00601s, settling time sebesar 0.00982s,
overshoot sebesar 0% dan peak amplitude sebesar 0.998 dalam 0.01s dan final
value sebesar 1. jika dibandingkan dengan hasil dari percoban lainnya maka nilai-
nilai yang dihasilkan pada system dengan pengendali PID lebih cepat, tidak
memiliki overshoot dan final value 1 karena sebenarnya pengendali PID
merupakan pengendali yang menggabung fungsi-fungsi yang dimiliki oleh
pengendali P, pengendali I dan pengendali D. artinya pengendali PID berfungsi
untuk memperbaiki sekaligus mempercepat respon transien dan menghilangkan
error steady.
15
kmkp
X (s) tms+1
=
F (s) kmkp
1+
tms+1
X (s) kmkp
=
F (s) tms +1+(kmkp)
kmkp+ki+kd
X (s) tms+ 1
=
F (s) kmkp+ ki+ kd
1+
tms+1
X (s) kmkp+ki
=
F (s) tms +1+(kmkp+ ki+kd )
fungsi_alih =
225
-------------
0.135 s + 226
c =
18
Kp + Ki * --- + Kd * s
system =
+ 2250
+ 2250
4.1 Kesimpulan
Praktikum dasar system kendali unit 2 mengenai pengendalian PID dan
modeling motor DC yang dilakukan di laboratorium kendali dapat diambil
kesimpulan bahwa:
5. DAFTAR PUSTAKA
19
20