Anda di halaman 1dari 19

FUNGS- FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Administrasi
dan Supervisi Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:
KELOMPOK VI
RATNISA IKAZULYANI (20100116115)
MUH. ABRAR (20100116093)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Makalah ini berjudul “Fungsi-fungsi Administrasi Pendidikan”. Makalah ini disusun

agar dapat bermanfaat sebagai media sumber informasi dan pengetahuan.

Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Administrasi dan Supervisi

Pendidikan, teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan

bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini,

sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan.Semoga makalah ini

dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Samata, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A.    LATAR BELAKANG...................................................................................1

B.     RUMUSAN MASALAH..............................................................................1

C.    TUJUAN........................................................................................................2

D.    MANFAAT....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A.   PENGERTIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN.....................................5

B. FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN.................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A.    KESIMPULAN...................................................................................21

B.     SARAN..........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Konsep pembelajaran fungsi-fungsi administrasi telah dikenal sejak lama

dengan berbagai asumsi. Administrasi bisa dikenal sebagai materi, menyuruh orang

agar bekerja, mencapai suatu tujuan melalui upaya orang lain, memanfaatkan

manusia, uang, dan sebagainya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan

komperensif, tentang administrasi, makalah ini akan mengemukakan fungsi dan

tujuan yang berlaku dalam administrasi. 

Seperti halnya dalam bidang lain, dalam perkembangan administrasi sering

terjadi asumsi, teori dan pandangan yang melengkapi mengubah bahkan mengganti

sebagian dengan perombakan itu, administrasi seolah maju dan berkembang segala

kemajuan kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan administrasi hadir dalam

kehidupan manusia sejak zaman dahulu sampai yang akan datang.

Administrasi sebagai suatu kegiatan bersama terdapat dimana-mana selama

ada manusia yang hidup dan bekerjasama dalam kelompok. Jika kita melihat sebuah

pabrik bekerja menghasilkan semacam benda sebagai produknya, maka di situ kita

melihat ada administrasi. Jika kita melihat suatu lembaga yang melatih dan

memberikan suatu pelajaran yang akhirnya mereka mendapat sertifikat dari proses

pendidikan itu,maka distu ada administrasi pendidikan. Jika kita melihat suatu

lembaga yang mempunyai suatu organisasi yang tersusun baik ataupun terencana,

maka di situ kita melihat ada sebuah manajemen, dan disetiap lingkungan mempunyai

proses pengelolaan pembelajaran.


B.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari administrasi pendidikan?

2. Apa fungsi dari administrasi pendidikan?

C.     Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Agar mengetahui pengertian dari administrasi pendidikan

2. Agar memahami fungsi-fungsi dari administrasi

D.    Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui arti dari administrasi pendidikan

2. Dapat memahami fungsi-fungsi administrasi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan

Secara sederhana administrasi itu berasal dari kata latin “ad” dan “ministro”.

Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro beraarti “melayani”. Secara bebas dapat

diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap

subjek tertentu. Administrasi dalam arti sempit adalah aktivitas ketatausahaan, berupa

penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis. Administrasi

dalam arti luas yaitu suatu kegiatan antara 2 orang atau kelompok yang saling bekerja

sama untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. administrasi secara bebas dapat

diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap

subjek tertentu.Pendidikan adalah usaha dasar untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan manusia, baik didalam maupun diluar sekolah.

B. Fungsi- Fungsi Administrasi Pendidikan

Administrasi pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pendidikan.

Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan proses yang diperlukan dalam

penyelesaian pekerjaan-pekerjaan personil sekolah untuk mendidik peserta didik. Jadi

administrasi ini ditujukkan kepada pendidikan peserta didik secara tidak langsung.

Administrasi pendidikan juga mempunyai beberapa fungsi, yakni administrasi

pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:

1.   Fungsi Perencanaan

Administrasi dan manajemen membutuhka selalu diawali dnegan fungi

perencanaan atau planning. Dalam tahap perencanaan ini administrator berkegiatan

untuk merumuskan, memilih, dan menetapkan apa saja aktifitas-aktifitas sumber daya
yang akan dilaksanakan dan mungkin yang akan digunakan dimasa datang untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Sergiovanni (1987: 300) berpendapat bahwa: “plans are guides,

approximations, goal post, and compass setting not irrevocable commitments or

decision commandments”. Jadi rencana adalah sebuah penuntun yang disusun

sedemikian rupa yang sulit untuk dirubah.

Sedangkan Enoch (1992:3) berpendapat bahwa definisin perencanaan

pendidikan adalah sebagai : “suatu proses mempersiapkan alternatif keputusan bagi

kegiatan masa depan yang di arahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang

optimal mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial

budaya secara menyeluruh dari suatu negara”.

Hal ini menunjukan bahwa perencanaan sekolah adalah tuntunan-tuntunan,

taksiran, pos-pos tujuan, dan letak-letak pedoman yang telah jadi komitmen dan

pernyataan keputusan yang tidak dapat ditarik kembali, yang diatur dan disepakati

secara bersama-sama oleh kepala sekolah dan staff personnel sekolah, berdasarkan

periode waktu jangka pendek maupun jangka panjang.

Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi

setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien

dan seefektif mungkin. Terdapat sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan.

a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

lingkungan.

b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama.

c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran.

d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.


e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.

f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian

organisasi.

g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.

h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.

i. Menghemat waktu, usaha dan dana.

Selain itu dalam perencanaan terdapat prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan, karena merencanakan sesuatu harus didasarkan atas pertimbangan

tertentu dan sebuah perencanaan haruslah memiliki banyak manfaat, berikut

adalah prinsip-prinsip dalam perencanaan:

1. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan.

2. Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif.

3. Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel dan realistis.

4. Perencanaan harus berorientasi pada tujuan.

5. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif

dan kualitatif pendidikan.

6. Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian tindakan yang jelas,

terarah, dan menurut prinsip efisiensi dan efektifitas.

7. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi fenomena

pendidikan yang sedang terjadi.

Dalam kerangka pendidikan, perencanaan bermakna bahwa lembaga

pendidikan harus memikirkan sasaran-sasaran yang akan diraih dalam proses

pembelajaran. Kegiatan itu di dasari atas metode, pemikiran logis, dan analitis
ketimbang menggunakan praduga (intuitif). Meskipun dalam kenyataannya,

perencanaan  yang efektif memerlukan kemampuan intuitif dan daya analitis. 1

2. Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan kegiatan dimana aktivitasnya berisi tentang

menyusun dan membentuk hubungan kerja antar pribadi ataupun kelompok, sehingga

terwujud suatu kesatuan usaha dalam menempuh tujuan yang sudah ditetapkan.

Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai apa itu pengorganisasian,

a. Koontz dkk. mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah penetapan

sturuktur peranan internal dalam suatu lembaga yang terorganisasian secara

formal. Pengorganisasian yang efektif dapat mmembagi habis (merata) dan

menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub komponen organisasi.

b. Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan

yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok, penentuan

hubungan-hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan

pekerjaan yang sepatutnya.

c. Menurut Sergiovanni, terdapat empat aspek penting ataupun empat syarat yang

harus dipertimbangkan dalam pengorganisasian, yaitu:

1) Legitimasi (Legitimacy), memberikan respon dan tuntunan eksternal,

yaitu sekolah mampu menampilkan performansi organisasi yang dapat

mayakinkan pihak-pihak terkait akan kemampuan sekolah mencapai

tujuan melakukan tindakan melalui sasaran.

2) Efisiensi (efficiency), pengakuan terhadap sekolah pada penggunaan

waktu, uang, dan sumber daya sekolah.

1
Sudarwan Danim, Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transfomasional Kekepalasekolahan
(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009)8-9.
3) Keefektifan (effectivitness) menggambarkan ketepatan pembagian tugas,

hak, tanggung jawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi, dan

menentukan personnel (guru dan non guru) melaksanakan tugasnya.

4) Keunggulan (excellent) menggambarkan kemampuan organisasi dan

kepala sekolah melaksankan fungsi dan tugasnya sehingga dapat

meningkatkan harga diri dan kualitas sekolah.

Menurut Gorton, teradapat langkah-langkah dasar dalam mengorganisasi

program sekolah; yang pertama ialah menentukan tugas, kemudian menentukan

parameter waktu dan kebutuhan, setelah itu menentukan jabatan dan tanggung jawab,

merinci hubungan kewenangan, merinci hubungan komunikasi, identifikasi

kebutuhan koordinasi dan penyusunan penetapan kriteria penialian kerja.

Dalam pengorganisasian terdapat asas-asas penting yang harus diperhatikan,

diantaranya:

a) Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai

dengan kebutuhan

b) Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja.

c) Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.

d) Organisasi harus mencerminkan rentangan control.

e) Organisasi harus mengandung kesatuan perintah.

f) Organisasi harus fleksibel dan seimbang.

Thomson menggambarkan bahwa organisasi mempunyai inti teknis kegiatan

yang dilaksankan berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal, dan mengatasi

ketidak pastian dan penyesuaian dalam melaksanakan tugas meliputi pasangan timbal
balik antara staff yang selevel seperti guru atau sesama staff personnel lainnya di

sekolah (Owens, 1987). Alasan fungsi pengorganisasian penting

1. Mewujudkan struktur organisasi.

2. Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian dalam organisasi menjadi

jelas.

3. Wewenang atau tanggung jawab menjadi jelas.

4. Memperlihatkan antar tugas atau pekerjaan dari setiap unit organisasi.

5. Sumber daya manusia dan material yang dibutuhkan dapat diketahui.

Selain itu, didalam fungsi pengorganisasian ini terdapat kegiatan-kegiatan

tertentu, kegiatan tersebut adalah:

a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan

menetapkan prosedur yang diperlukan.

b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan

tanggungjawab.

c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya

manusia/tenaga kerja.

d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

Fungsi pengorganisasian di kenal dengan berbagai sebutan, seperti

memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menggerakkan. Fungsi ini di maksudkan

agar anggota organisasi lembaga pendidikan dapat bekerja dengan cara-cara yang

akan membantu tercapainya sasaran yang telah di tetapkan.2

2
Sudarwan 9.
3. Fungsi Pengkoordinasian

System koordinasi pada umumnya tidak efektif karena muncul system

birokrasi, dan krisis ini akan terjadi jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit

untuk dikelola. Akan tetapi, pada pokoknya penggoordinasian menurut The Liang

Gie (1983: 216) merupakan rangkaian aktifitas yang menghubungkan, menyatu

padukan dan menyalaraskan orang-orang dan pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna

(1983: 199) merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan

dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang

telah ditetapkan.

Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara antara lain:

1. Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja.

2. Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu

3. Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan.

4. Pembentukan badan kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan.

5. Mewancarai bawahan untuk mengetahui hal penting yang berkaitan

dengan tugas dan tanggung jawabnya.

6. Memorandum atau instruksi berantai.

7. Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja.

8. Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi pemerintahan

daerah, provinsi, kabupaten/kota, dinas pendidikan daerah, dan sekolah

antara lain dapat dikemukakan:

a) Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan

pendidikannya untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam

organisasi. Koordinator tersebut memiliki kemampuan untuk membawa dan


menggunakan sumbangan dari unit dan orang tersebut guna mewujudkan

tujuan yang telah ditentukan.

b) Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu

memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-citan

bersama.

c) Ada pengertian timbal balik dari coordinator dan mereka yang terkoordinir

untuk saling menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi.

Adapun manfaat dari pengkoordinasian adalah:

1) Dengan pengkoordinasian dapat diperoleh kekuatan yang integral dan

menyatu sehingga diperoleh hasil gerak organisasi yang kompak, harmonis

dan saling menunjang.

2) Dengan pengkoordinasian diharapkan tidak terjadi arus yang simpangsiur

antara bidang-bidang yang ada, baik dalam pengambilan keputusan,

penginformasian, serta tindakan, ditinjau dari segi arah dan bentuk.

Demi suksesnya tujuan pendidikan di perlukan terjalinnya koordinasi antara

anggota dengan pimpinan, anggota dengan anggota, maupun pimpinan dengan

pimpinan.

Koordinasi sangat penting guna tercapainya tujuan perencanaan. Kemampuan

berkomunikasi merupakan salah satu yang harus di penuhi pimpinan lembaga

pendidikan. karena dengan komunikasi memudahkan pemimpin mengkordiner

bawahannya.3

3
sudarwan10.
4. Fungsi Pengarahan

Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan,

petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik

secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan

lancer.

Pengarahan (directing) merupakan pengarahan yang diberikan kepada anggota

organisasi, sehingga mereka menjadi karyawan yang berpengerahuan dan akan

bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan organisasi. Directing juga

mencakup kegiatan yang dirancang untuk memberikan orientasi kepada pegawai

antara lain informasi tentang hubungan antar bagian, antar pribadi, kebijaksanaan,

dan tujuan organisasi.

Falsafah yang dikembangkan dalam fungsi pengarahan ini adalah suatu cara

berfikir dalam menejemen yang meliputi pengamatan, pengertian terhadap konsep

dan keyakinannya untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu, kerja sama dalam satu

tim kerja di sekolah memerlukan proses pemantauan (monitoring) yang intesif, yaitu

suatu kegiatan untuk mengumpulkan data informasi berkaiatan dengan apa yang

dilakukan dalam usaha mengetahui seberapa jauh kegiatan pendidikan yang telah

dilakukan oleh guru, konselor, dan karyawan sekolah lainnya telah mencapai

tujuannya.

Hal yang penting didalam fungsi pengarahan ialah bagaimana kepemimpinan

berperan besar untuk memotivasi dan tentu saja mengarahkan dan mendorong kepada

setiap orang yang ia pimpin untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kapasitasnya.

Pengarahan-pengarahan dapat berupa:

1. Penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana tugas.


2. Urutan prioritas penyelesaian.

3. Prosedur kerja.

4. Sarana dan sumber yang dapat dirnanfaatkan.

5. Pihak-pihak yang berkait dengan urusannya, baik langsung maupun tidak

langsung.

6. Bagaimana melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas tersebut.

Melalui fungsi pengarahan, pemimpin dapat menjalankan organisasi agar tetap

berproses pada arah yang benar dan tidak membiarkan penyimpangan yang terlalu

jauh dari arah tujuan yang telah di tetapkan. Pengarahan dilakukan pemimpin untuk

memberi arahan kepada anggotanya terkait job description yang harus dilaksanakan

untuk mencapai tujuan.4

5. Fungsi Pengawasan

Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar prilaku personalia organisasi

mengarah ke tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan individual; dan agar

tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Dengan

demikian jelaslah controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah

kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Melalui pengawasan yang efektif,

roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu

dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Pengertian pengawasan yang lebih sederhana dikemukakan oleh Johnson

(1973: 74) yaitu sebagai fungsi system yang melakukan penyesuaian terhadap

rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya

dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Dengan denikian dapat ditegaskan bahwa

4
Sudarwan 12.
sasaran pengawasan adalah prilaku individu sebagai orang-orang yang memproses

lancarnya kegiatan pembelajaran dan tidak terjadi penyimpangan. Pengertian ini

mengacu pada dua hal yaitu performan personnel dalam memproses obyek dan hasil

pendidikan.

Menurut Terry (2003: 18) ada berbagai cara untuk mengadakan perbaikan,

termasuk mengubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas

atau mengubah wewenang, tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan melalui

manusiawi.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengawasan

menurut Massie (1973) ialah:

a. Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan.

b. Pengawasan menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai

tujuan.

c. Flexible dan responsive terhadap perubahan –perubahan kondisi dan

lingkungan.

d. Cocok dengan organisasi pendidikan, misanya organisasi sebagai system

terbuka.

e. Merupakan control diri sendiri.

f. Bersifat langsung yaitu pelaksanaan control ditempat pekerja.

g. Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personnel

pendidikan.

Pengawasan yang baik adalah yang dapat memanfaatkan profesi dan

karier manusia (personnel) secara optimal yaitu:

1) Mengikutsertan mereka menentukan sasaran.


2) Menciptakan iklim ynag mendorong pengembangan diri.

3) Membuat mereka responsive dengan semangat yang menantang.

Untuk itu perlu ada suatu system penilaian yang sistematis dan tepat yang

dapat memberi gambaran seberapa singkat kualitas yang diperolah. Upaya

peningkatan mutu sekolah dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan. Atas

dasar itu pengawasan dalam pendidikan dilakukan guna mengetahui perkembangan

siswa, organisasi sekolah, kualitas belajar mengajar, penilaian/evaluasi, system

pencatatan, kebutuhan kusus, memberikan bimbingan koseling, peran dan tanggung

jawab orang tua dalam masyarakat.5

5
Hasan basri, A. Rusdiana, Manajemen Pendidikan & Pelatihan (Bandung: Pustaka Setia)241.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua fungsi administrasi pendidikan yang meliputi fungsi perencanaan,

fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, fungsi pengkoordinasi, fungsi

pengarahan, dan fungsi pengawasan semuanya memiliki tupoksi masing-masing

dalam ketercapaian tujuan.

Semuanya penting, dan semuanya dibutuhkan demi suksesnya tujuan. Maka

dari itu kesemua fungsi-fungsi itu walaupun memiliki tupoksi yang berbeda tetapi

dituntut bisa saling melengkapi demi tercapainya sebuah tujuan.


DAFTAR PUSTAKA

Basri, Hasan, dan A. Rusdiana, Manajemen Pendidikan & Pelatihan, Bandung:

Pustaka Setia, 2004.

Denim, Sudarwan, dan Suparno, Manajemen dan

Kepemimpinan                                                                   Transfomasional

Kekepalasekolahan ,Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009.

Djamarah,Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT

Rineka Cipta,2013

Anda mungkin juga menyukai